Anda di halaman 1dari 11

BAB III

TEORI DASAR

3.1. Sumur Natural flow

Pada lapangan produksi Migas terdapat metode produksi yang digunakan,


Metode produksi adalah suatu cara untuk mengangkat hidrokarbon dari reservoir
ke permukaan, Pada prinsipnya metode produksi yaitu metode sembur alam
(Natural flow).

Pada metode produksi sembur alam, untuk memproduksikan gas maka


dilakukannya dengan memanfaatkan energi alami reservoir dan tanpa
menggunakan peralatan pembantu untuk mengangkat gas dari dalam reservoir
sampai ke permukaan. Pada saat reservoir di produksi secarasembur alam,
diusahakan agar cadangan dapat diambil secara maksimal. Dapat dilihat pada
Gambar 3.1

Gambar 3.1 Sumur Natural Flow(Ian R.Bingham and K.N Whetstone, 1997)
3.2 Barton Recorder
Barton Recorder adalah suatu alat yang bekerja secara elektromekanikal
yang merekam sekaligus menyimpan suatu data berdasarkan masukan sinyal
baik secara elektronik, mekanik ataupun pneumatik. Penggunaan beberapa
buah warna yang berbeda pada Pen pencatat memberikan kemudahan dalam
mengefisiensikan pencatatan dari beberapa sinyal input yang masuk
berdasarkan perubahan pada proses. Barton Recorder sendiri pada umumnya
bekerja hampir mirip dengan cara kerja jam elektromekanik, dimana biasanya
kertas pencatatnya dibuat menggunakan kertas berbentuk berbentuk seperti
lingkaran (circular chart). Dapat dilihat pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 Barton Chart (Agus Manggala,2013)

Dalam Bartotn Recorder ada 3 parameter yang akan digunakan dalam


perhitungan, parameter-parameter tersebut adalah :
1.Static Pressure
Static Pressure atau Tekanan Statik adalah tekanan normal gas yang
melewati meter di posisi down stream sesudah plat orifice dipasang pressure
transmitter untuk mengukur pressure gas dan digunakan satuan Psi.
untuk tekanan gas yang di alirkan melewati meter sesuai dengan kontrak
kesepakatan antara produsen dan konsumen semakin besar flow yang
dibutuhkan biasanya pressure yang dibutuhkan juga semakin besar. Pembacaan
static pressure pada chart dengan menggunakan skala 0 sampai 300 psi dan
diwakilkan pembacaannya pada kertas circular chart dengan tinta warna biru.

2.Differential Pressure
Perbedaan tekanan antara pressure up stream terhadap pressure
downstream akibat adanya plat orifice sehingga terjadi penurunan diameter luas
penampang yang di lewati oleh gas. Satuan differential pressure biasanya
dalam InH2O supaya akurasi dalam perhitungan menjadi lebih tinggi.
Differential pressure ini akan digunakan untuk menghitung flow aliran gas
dengan menggunakan metode AGA. Dan pada Three penrecorder Differential
pressure dicatat dikertas barton chart dengan tinta warna merah. Semakin
besar differential pressure yang terbaca di differential pressure transmitter
maka semakin besar flow gas yangterhitung oleh meter. Dan semakin kecil nilai
differential pressure maka semakin kecil juga flow yang terhitung oleh meter,
apabila nilai differential nol maka tidak ada flow yang terhitung oleh flow
comp dengan kata lain no flow. Pembacaan Differential Pressure pada chart
dengan menggunakan skala 0 sampai 100 “H2O.

3.Temperature
Temperature adalah salah satu parameter yang dibutuhkan dalam
perhitungan metode AGA. Biasanya temperature ini pada three penrecorder
dicatat dikertas barton chart dengan tinta warna hijau dalamsatuan °F, dimana
temperature didapatkan dari posisi down stream sesudah orifice . Pembacaan
temperature pada chart dengan menggunakan skala 0 sampai 200 °F.

3.3 Perhitungan pada barton chart


1.Barton chart untuk Static pressure (psig) dengan menggunakan Range 300
a. P= Static press (psig)x 300 ….…………………………………...……….(3.1)
b. P (%) = ( P x 1000 ) / 300…………………………………………..…(3.2)
Dimana :
P = Static press
Ringe chart = 300

2.Barton chart untuk Temperature (°F) dengan menggunakan Range 200


a.T =Termperature (°F) x 200 ….………………………………….……..(3.3)
b.T (%) = ( T x 1000 ) / 200………………………………..………….(3.4)
Dimana :
T = Termperature
Ringe chart = 200

3.Barton untuk Differential (H₂O) dengan menggunakan Rang 100


a. DP = Differential (H₂O )x 100 ….………………………………………….(3.5)
b. DP (%) = ( DP x 1000 ) / 100….………………… ………………………...(3.6)
Dimana :
DP = Differential
Ringe chart = 100

3.4 Orifice Meter


3.4.1 Definisi orifice meter
Orifice Plate dapat didefinisikan sebagai logam berbentuk lempengan tipis
dengan lubang sirkular yang konsentrik dengan internal diameter dari meter tube
ketika terpasang. Orifice meter adalah alat ukur yang menggunakan orifice plate
sebagai komponen utama dalam pengukuran gas alam dalam penggunaan orifice
meter yang difungsikan sebagai pengukuran maka sangatlah penting terlebih
dahulu mengkalibrasi secara empiris. Lempengan orifice sebagai standart
pengukuran dan kalibrasi yang ekstensif telah dilakukan sehingga telah diterima
secara luas sebagai standar pengukuran fluida. Sebuah orifice dalam pipa
ditunjukkan dengan manometer untuk mengukur penurunan dari perbedaan
tekanan dari fluida yang dihasilkan oleh orifice
3.4.2 Prinsip kerja orifice meter
Prinsip kerja dari orifice meter pada dasarnya tergantung pada perbedaan
tekanan yang dihasilkan oleh orifice plate. Pada mulanya aliran gas alam yang
melewati pipa kemudian melewati straightening vanes, yang fungsinya adalah
agar putaran dari aliran gas tersebut lebih beraturan yang kemudian aliran gas
tersebut membentur orifice sehingga terjadi perbedaan tekanan antara aliran
sebelum melewati orifice yang kita sebut dengan up stream dan setelah melewati
orifice yang kita sebut dengan down stream . Pada proses pengukuran dibuat
sebuah lubang yang disebut pressure taps dengan ukuran dan penempatan terukur
pada holding device di mana tekanan gas dari kedua sisi antara sebelum dan
sesudah melewati orifice disensor. Melalui pressure taps inilah perbedaan tekanan
antara tekanan pada up stream (high pressure) dan down stream (low pressure)
disensor oleh sebuah differential pressure transmitter . orifice meter dan aliran
gas melewati plate orifice .Dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4

Gambar 3.3 Peralatan orifice meter


Gambar 3.4 Laju aliran gas terhadap luas penampang pipa

Dari DPT tersebut terjadi perubahan parameter tekanan menjadi parameter


arus (mA), dimana DPT tersebut hanya dapat mentransmisikan sinyal hanya
dalam range (mA) tertentu sesuai dengan spesifikasi dari DPT itu sendiri. Selain
itu pada meter tube tepatnya pada sisi down stream dipasang temperature
transmitter (TT) untuk mengetahui besar suhu aliran gas yang lewat pada meter
tube tersebut. Hasil data dari ketiga transmitter tersebut kemudian masuk ke flow
computer.

3.4.3 Bentuk pola aliran gas dalam pipa


Pola aliran gas didalam pipa dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu:
1. Laminar
Tipe aliran laminar ini adalah tipe yang ideal atau yang diharapkan dalam
perhitungan volume gas, karena tekanan yang dilairakan dipipa merata dan
sama sehingga perhitungan volume atau flow menjadi akurat.
2. Transition
Tipe aliran gas transition ini gas yang dialirkan pressure didalam pipa belum
merata atau stabil tetapi masih ada terdapat turbulent sehingga pengukuran
pressure kurang akurat atau kurang baik digunakan untuk perhitungan volume
gas.
3. Turbulent
Tipe aliran gas turbulent ini adalah aliran gas yang tidak beraturan dan tekanan
didalam pipa tidak stabil karena sifat aliran gas yang tidak sama sehingga
tekanan didalam pipa tersebut selalu berubah-rubah dan tipe ini tidak bisa
dijadikan acuan untuk perhitungan gas

3.5 Parameter orifice meter


Untuk menghitung flow aliran gas dengan menggunakan orifice meter
diperlukan data-data sebagai berikut:
a. Deffrensial Pressure (InH2O).
b. Pressure (Psi )
c. Temperature (oF).
d. Diameter Pipa
e. Diameter Orifice
f. Komposisi Gas (mol)
g. Gross Heating Value.
h. Density (Specific Gravity)

a. Differential pressure
Differential pressure adalah perbedaan tekanan antara pressure up stream
terhadap pressure down stream akibat adanya plat orifice sehingga terjadi
penurunan diameter luas penampang yang di lewati oleh gas. Satauan differential
pressure biasanya dalam InH2O supaya akurasi dalam perhitungan menjadi lebih
tinggi. Differential pressure ini akan digunakan oleh Flow computer untuk
menghitung flow aliran gas dengan menggunakan metode AGA 3 dan pada
Three pen recorder Differential pressure dicatat dikertas barton chart dengan
tinta warna merah, dan untuk melakukan perhitungan dibantu dengan alat
pembaca differential pressure yaitu planimeter sehingga didapatkan nilai
differential pressure dan masukan keperhitungan AGA 3 sehingga didapatkan
flow yang dihasilkan.
Semakin besar differential pressure yang terbaca di differential pressure
transmitter maka semakin besar flow gas yang terhitung oleh meter. Dan semakin
kecil nilai differential pressure maka semakin kecil juga flow yang terhitung oleh
meter, apabila nilai differential nol maka tidak ada flow yang terhitung oleh flow
comp dengan kata lain no flow.

b.Pressure
Pressure adalah tekanan normal gas yang melewati meter di posisi down
stream, biasanya sesuda plat orifice dipasang pressure transmitter untuk
mengukur pressure gas dan biasanya digunakan satuan Psi. Biasanya untuk
tekanan gas yang di alirkan melewati meter sesuai dengan kontrak kesepakatan
antara produsen dan konsumen semakin besar flow yang dibutuhkan biasanya
pressure yang dibutuhkan juga semakin besar. Dan hasil dari pengkuran ini akan
di jadikan oleh flow comp dan dihitung oleh AGA 3 untuk mendapatkan nilai
flow gas yang di alirkan ke konsumen atau pelanggan.

c.Temperature
Temperature adalah salah satu parameter yang dibutuhkan AGA 3 dalam
flow comp untuk menghitung flow yang melewati meter tersebut. Biasanya
temperature ini dalam satuan oF dan temperature ini diukur dengan menggunakan
temperature transmitter dimana peralatan tersebut sudah bersifat elektronik digital
sehingga sinyal yang sudah dihasilkan berupa sinyal-sinyal digital dan
memudahkan operator untuk membaca nilai temperature tersebut. Biasanya
parameter temperature ini diambil di down stream sesudah orifice meter.

d. Diameter pipa
Diameter pipa yang digunakan untuk menghitung flow pada meter adalah
diameter pipa yang terletak sebelum orifice meter dan ukurannya akan sama
dengan diameter pipa sesuda plat orifice meter dalam satuan inch. Diameter pipa
tersebut akan dijadikan data oleh flow comp dan menjadi salah satu parameter
yang dibutuhkan AGA 3 untuk menghitung flow aliran gas tersebut
e. Diameter Plat Orifice
Diameter plat orifice adalah salah satu parameter yang dipakai oleh flow
comp untuk menjadi data perhitungan oleh AGA 3 . Data yang dimasukan adalah
diameter dalam orifice biasanya satuannya inch atau mili meter. Untuk ukuran
plat orifice dan bentuk orifice baik di fitting senior dan junior adalah sama.

3.6 Perhitungan Laju Aliran Gas

-         Dilapangan umumnya secara manual (period method), yaitu membaca


harga differential pressure, static dan temperature rata-rata dalam periode waktu
24 jam .Pembacaan chart lebih akurat dengan menggunakan planimeter yaitu
dengan cara memutar chart pada tempat yang tersedia, sambil memutar, jarum
penunjuk diletakkan mengikuti arah atau harga yang tercatat pada chart itu
sendiri. Harga terakhir dapat dilihat pada indikatornya. Rumus untuk menghitung
laju aliran gas telah disusun oleh AGA (American Gas Association) sebagai
berikut ;

1.FB= 454.57 ( Table basic orifice factors)……………………………...….(3.7)


Dimana :
FB (Basic orifice factor)

2.Y2 = ( Hw  x 0.006 ) / Pf+ 1 ………………………………………………(3.8)


Dimana :
Y2 =Expansion factor
Hw = Tekanan diferensial, H2O
Pf = Tekanan alir, psia

 β = ORIFICE DIAMETER / PIPE INSIDE DIAMETER


β = 1.500 / 6.065 = 0.24
D = 6.065 → b = 0.0381 …………………………………………………....(3.9)

3.FR = B/√ (hw x pf )+1 …………………………………………………(3.10)


Dimana ;
FR = Reynolds Factor
B = Volues for reynolds number factor
Hw = Tekanan differensial, H2O
Pf  = Tekanan alir, psia

4.FPB = 14.73→ 1.0023 ( Table , Pressure base factor )…………..…….…..(3.11)


Dimana :
FPB = Pressure Base Factor

5.FTF = √ 520/¿(460+Tf)……………………………..……………………....
(3.12)
Dimana ;
FTF = Flowing temperature factor
Tf = Temperature ,°F

6. FG = √ 1 / SG……………………………………………………….……(3.13)
Dimana ;
FG = Gas spasific gravity factor
SG = Specific grafity

7.FV = √ pf x tf / 10000……………………………………………….…(3.14)
Dimana ;
Fvb =Supercompressibility factor
Pf = Tekanan alir, psia
Tf = Temperature ,°F

8.FTB = (450 + Tf )………………………………………………………….(3.15)


Dimana ;
Ftb =Pressure base factor
Tf = Temperature ,°F
9. a =1 + (0.0000185 x (Tf-70)………………………………………………(3.16)
Dimana ;
FA = Orifice Thermal Expansion Factor
Tf = Temperature ,°F

10. C = fb x fr x y² x fpb x ftb x ftf x fg x fpv x fa………..……………..(3.17)


Dimana ;
C’ = konstanta aliran
Fb = faktor dasar orifice
Fr = faktor bilangan Reynolds
Y = faktor ekspansi
Fpb = faktor dasar tekanan
Ftb = faktor dasar temperatur
Ftf = faktor  temperatur alir
Fg = faktor specific gravity
Fpv = faktor supercompressibility
Fa = faktor ekspansi thermal orifice plate

11. Q= C x√ HW x PF …………………………………………………..…...(3.18)
Dimana ;
Q = laju alir gas
C’ = konstanta aliran
Hw = tekanan diferensial, H2O
Pf = tekanan alir, psia

12. Total MMBTU


TOTAL MMBTU = ( Q x H ) / 1000………………………………………(3.19)
Dimana ;
Q = laju alir gas
H = Gross Heating Value

Anda mungkin juga menyukai