Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

NEGERI LHOKSEUMAWE
Jalan B.Aceh- Medan Km 280,3 Buket Rata, Lhokseumawe, 24301 P.O
Box 90 telp (0645) 42670, fax - 42785

LAPORAN PRAKTIKUM 4 KIMIA HIDROKARBON

NAMA : CUT MARISA MUDLHAFFIRAH

NIM : 1932402014

KELAS : I/ PM
KELOMPOK: 4

SEMESTER : I (SATU)

JURUSAN : TEKNIK KIMIA


PROGRAM
S
T
U
DI
:
T
E
K
N
O
L
O
GI
P
E
N
G
E
L
O
H
A
N
M
IN
Y
A
K
D
A
N
G
A
S
B
U
M
I
(D
3)

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE


TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Judul praktikum : Flash Point’

1.2 Tujuan praktikum


1. menjelaskan prinsip kerja dari alat penentuan titik nyala ( Flash Point Close Cup
Tester ) setiap kenaikan temperature pada 1 C
0

2. Dapat menetapkan besarnya titik nyala dari produk minyak bumi/unsur


lainnyadan bandingkan hasil pengukuran dengan teoritis
3. Dapat menerapkan ilmu yang telah diperolehnya pada dunia industri

1.3 Alat dan Bahan


1.3.1 Alat yang digunakan
1. Thermometer 5. Selang Regulator
2. Gelas Ukur 6. Test Flame
3. Gelas Beker 7. Korek Api
4. Regulator 8. Automatic PMCC
Flash point analyzer apparatus

1.3.2 Bahan yang digunakan


1. Kerosin (Minyak Tanah)
2. Solar (Minyak Diesel)
3. Pelumas
4. Gas LPG
5. Unsur Lain-Lain yang Ingin di Uji

1.4 Prosedur Kerja

1.4.1 Persiapan Alat


1. Bersihkan cawan dengan menggunakan Cleaning solvents atau dengan
sample selanjutnya
2. Keringkan dengan memanaskan cawan yang telah dibersihkan dengan
menempatkan cawan pada kontainer selama ± 2 menit
3. Keluarkan cawan dari kontainer
4. Dinginkan kembali dengan suhu ruangan. Hingga suhu sample minimal
20ºC dibawah suhu flash point yang diijinkan
5. Masukan sample pada cawan hingga tanda batas dan tutup sampel uji
dengan penutup cawan
6. Letakan cawan yang telah berisi sample di dalam kontainer dan pasang
sensor diatas mangkuk

1.4.2 Prosedur Pengujian Alat

1. Hidupkan alat dengan memberikan sumber tegangan 220V, kemudian


tekan tombol Power ON pada belakang alat
2. Tunggu hingga alat siap digunakan
3. Nyalakan sumber air bila menggunakan pendingin air keran sebagai
pendingin
4. Isi sample kedalam cawan sampai batas garis
5. Masukan cawan ke dalam container
6. Tutup cawan dengan complete lid dan pasang sample probe, detection
thermocouple, detection cable dan flexsible of stirer
7. Tekan tombol 1 (Go)
8. Isi nama sample lalu tekan enter (Bila suhu flash point tidak diketahui
isi
”-” (find) )
9. Isi expected (suhu terget) temperature lalu tekan enter
10. Tekan tombol 1 ( Start )
11. Bila pengujian menggunakan LPG maka harus dinyalakan dengan
pematik (korek)
12. Tunggu hingga hasil didapat ( Heater otomatis akan akan mati sendiri
bila suhu expected terlampaui atau pengujian selesai)
13. Nyalakan printer bila hasil ingin langsung di print

1.5 Keselamatan kerja


1. Periksa regulator LPG dan selang distribusi, pastikan dalam keadaan baik dan
tidak bocor
2. Pasang dan lepaskan alat dari sumber listrik, saat memulai praktikum dan selesai
melakukan praktikum
3. Baca dengan teliti prosedur kerja dan jangan melakukan pekerjaan sebelum
memahami dengan benar prosedur kerja, atau ikuti petunjuk yang diberikan oleh
instruktur
4. Jika ada hal-hal yang diragukan, tanyakan dengan instruktur/teknisi yang
mengawasi dan jangan sekali-kali ingin untuk mencoba-coba
5. Ikuti semua ketentuan K3 di laboratorium, untuk keselamatan anda dan peralatan
6. Bersihkan ruangan, meja, peralatan yang digunakan setelah selesai praktikum
dan simpan pada tempatnya
7. Sebelum meninggalkan ruangan praktikum periksa sekali lagi untuk memastikan
semua peralatan dan alat terster titik nyala (flash point tester) sudah terlepas dari
arus listrik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Dasar Teori
Flash point adalah suhu terendah suatu minyak dan produknya akan menyala
jika terkena percikan api kemudian akan mati kembali dengan cepat. Produk
minyak bumi yang mempunyai Falshpoint sangat rendah akan berbahaya.
Karena mudah terbakar. Apabila barang tersebut memiliki Titik nyalanya tinggi
maka tidak baik jiga, karena tidak mudah terbakar.
Flash point ditentukan dengan jalan memanaskan sample dengan pemanasan
yang tetap, setelah tercapai suhu tertentu nyala penguji (test flame) diarahkan pada
permukaan sample. Test flame ini terus diarahkan pada permukaan sample dengan
berganti-ganti sehingga mencapai atau terjadi semacam ledakan karena adanya
tekanan dan api yang terdapat pada test flame akan mati. Inilah yang disebut
dengan flash point.

Fire point ( titik bakar) adalah suhu terendah uap minyak bumi dan produknya
akan menyala dan terbakar secara terus-menerus jika terkena percikan api pada
kondisi tertentu.
Flash point dapat diukur dengan wadah terbuka dengan wadah tertutup, nilai
yang diukur pada wadah terbuka biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan
metode wadah tertutup.
Semula penentuan flash point dan fire point ini dimaksud untuk keamanan
orang yang bekerja tanpa khawatir akan terjadinya kebakaran, tetapi
perkembangannya yaitu dapat mengetahui mudah tidaknya minyak atau bahan
bakar tersebut menguap
2.2 Jenis-jenis alat uji titik nyala

• Alat uji cawan tebuka Cleveland (ASTM D92-90)


• Alat uji cawan tertutup pensky-martens (ASTM D93-80)
• Alat uji cawan tertutup Abel (170/75)

2.3 Pengukuran Flash Point Tester ( Alat Pengukur Titik Nyala Api )

Otomatis flash point tester menurut Pensky-Martens ditutup cangkir metode


dengan pemadam kebakaran yang terintegrasi. Ada dua tipe dasar pengukuran titik nyala
yaitu cup terbuka dan tertutup.

Dalam perangkat open cup sampel yang terkandung dalam cangkir terbuka yang
dipanaskan, dan pada interval api dibawa di atas permukaan. Flash point yang diukur
sebenarnya akan bervariasi dengan ketinggian api di atas permukaan cairan, dan pada
ketinggian yang cukup suhu titik nyala diukur akan bertepatan dengan titik api . Contoh
paling terkenal adalah Cleveland Open Cup (COC).

Ada dua jenis penguji cangkir tertutup: non-ekuilibrium, seperti Pensky-Martens


mana uap di atas cairan tidak berada dalam temperatur kesetimbangan dengan cairan, dan
keseimbangan, seperti Skala Kecil (umumnya dikenal sebagai Setaflash) dimana uap yang
dianggap suhu kesetimbangan dengan cairan. Dalam kedua jenis cangkir disegel dengan
tutup di mana sumber pengapian dapat diperkenalkan.

Penguji Cawan tertutup biasanya memberikan nilai yang lebih rendah untuk flash
point dari secangkir terbuka (biasanya 5-10 ° C lebih rendah, atau 9-18 ° F lebih rendah)
dan merupakan pendekatan yang lebih baik untuk suhu di mana tekanan uap mencapai
batas yang mudah terbakar yang lebih rendah .

Metode untuk menentukan titik nyala cairan ditentukan dalam banyak standar.
Sebagai contoh, pengujian oleh Pensky-Martens Closed Cup Tester metode rinci dalam
ASTM D93 – 02a.

Anda mungkin juga menyukai