Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENGENDALIAN PROSES

PENGENDALIAN PROSES

Nama : Nada Nabila


NIM : 1932402004
Kelas : IIA Migas
Kelompok : III (Tiga)
Dosen pembimbing : Reza Fauzan, ST. M.SC.
NIP : 19780309 201212 1003

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Pengendalian Level


Laboratorium : Pengendalian Proses
Nama : Nada Nabila
NIM : 1932402004
Kelompok : 3 (tiga)
Kelas/Semester : IIA /V (lima)
Dosen pembimbing : Reza Fauzan, ST. M.SC.
NIP : 19780309 201212 1003
Ka. Laboratorium : Reza Fauzan, ST. M.SC.
NIP : 19780309 201212 1003
Jurusan/Prodi : Teknik Kimia/Teknologi Pengolahan Minyak dan Gas

Ka. Laboratorium Dosen Pembimbing

Reza Fauzan, ST., M.Sc. Reza Fauzan, ST., M.Sc.


NIP. 19780309 201212 1003 NIP. 19780309 201212 1003
LEMBAR TUGAS
BAB I
PENDAHULUAN
I. Tujuan Praktikum
 Mampu menjelaskan konsep-konsep dasar pengendalian level
 Mampu menjelaskan unit pengendalian level
 Mampu menjelaskan komfigurasi suatu pengendalian
 Mampu menjelaskan suatu level ketinggian cairan

II. Alat dan Bahan

Gambar 4.1 PCT 50


Keterangan gambar:
1. Vessel
2. Sensor
3. Interchangeable orifice
4. Electrical interface
5. Interchangeable orifice
6. Overflow
7. Flow in
8. Non-return valve
9. Quick release connector
10. Pump
11. Ball valve
12. Alternative sizes of orifice
III. Prosedur Praktikum
1. Pastikan alat telah terpasang sesuai prosedur, sump diisi dengan air bersih
dan arus listrik dihubungkan ke sumber listrik
2. Valve keluaran dibuka penuh dan dipasang orifice 3,4 atau 5 mm
3. Kabel data dihubungkan dengan PC untuk perangkat lunak PCT 50 yang
telah di instal, kemudian perangkat dijalankan
4. Inlet dan outlet valve dibuka penuh
5. Pilih ikon diagram untuk menampilkan diagram
6. Klik power on
7. Jika level belum menunjukkan 0 pada diagram proses dengan bejana
kosong, klik control “zero” untuk pembacaan
8. Setting pompa hingga 100%
9. Saat level naik, inlet cv diatur sampai level stabil dan berada setengah
bejana
10. Pompa diset sampai 0% dan diberikan kosong melalui cv2
11. Pilih kotak PID pada diagram, set On-Off, P, PI, PID sesuai lembar tugas,
klik apply, save
12. Pilih mode otomatis dan pilih ikon “Go” untuk memulai data logging

IV. Keselamatan Kerja


Kegagalan dalam mematuhi standar keselamatan yang dijelaskan dalam manual ini
dan yang berkaitan dapat menyebabkan bahaya bagi manusia dan lingkungan dan merusak
peralatan.
Secara spesifik
 Kerusakan pada mesin
 Elektrikal, mekanikal dan/atau bahan kimia yang berbahaya untuk manusia,
lingkungan karena kebocoran material yang berbahaya.
Peralatan berisi bagian yang bergerak. Jangan memasukkan anggota tubuh atau bahan
selain dari bahan pemrosesan saat peralatan berfungsi. Jika terjadi kerusakan, bahaya atau
kurangnya sistem keselamatan yang tepat, segera matikan peralatan dan beritahu personel
yang berkualifikasi.
BAB II
DASAR TEORI

1. Pengertian Pengendalian

Pengendalian laju alir fluida sudah merupakan hal yang sangat penting dalam
industri kimia maupun perminyakan. Baik untuk kepentingan proses pengendalian laju
alir pada aliran bahan baku maupun produk, akan berkaitan langsung dengan dana yang
mesti dikeluarkan oleh perusahaan.
Dalam laju alir, terdapat dua cara untuk mengendalikan laju alir dalam pipa laju alir
dalam pipa dikendalikan secara langsung maupun tak langsung alat ukur laju alir secara
umum disebut Flow Meter. Pengukuran secara langsung disebut Positive displacement
seperti pada Flow Meter jenis pistol, multi tasking disk dan rotary vane type. Sedangkan
pengendalian tak langsung adalah dengan memanfaatkan besaran yang berubah yang
diukur, akan tetapi nilai besaran tersebut dapat menunjukkan nilai dari laju alir serta alat
yang digunakan.

2. Tipe-tipe pengendalian
a) pengendalian on-off
merupakan cara sederhana untuk mengimplementasikan kontrol otomatis
menggunakan dua posisi aquator seperti controller dengan open position atau
berdasarkan terminologi biasa on off position. Pada pengendalian ni sinyal keluaran
dari kendali akan tetap pada harga maksimum atau minimum.

b) pengendalian proporsional (P)


Merupakan cara termudah untuk mengimplementasikan menjadi mengontrol continyu
yaitu dengan memperhitungkan x (t) Menjadi proporsional perbedaan (et) sehingga:

X (t) = Kp . e(t)
Di mana :
Kp : Koefisien
Sebagai ganti dari Kp adalah proporsional band, menjelaskan dengan hubungan
Kp, biasanya dari :
100
PB =
Kp

c) Pengendalian Proporsional Integral (PI)


Pada pengendalian proporsional terjadi offset pada keluaran pengendalian. Pengaruh
penambahan integral ialah memperlambat respon dan cendurung stabil.

d) Pengendalian Pengontrolan Integral Derivatif (PID)


Kontrol PID menanggapi semua aspek pada proses kesalahan besarnya, durasi dan
tingkat. Perubahan output dari pengontrol PID adalah kombinasi linear dari P, I dan
mode control D.
Kontrol PID dapat menguntungkan pada banyak proses. Namun penerapannya harus
di pertimbangkan dengan hati – hati karena memiliki keterbatasan pada beberapa
proses. Kelebihan PID yaitu cepat dalam merespon gangguan besar.
Tindakan derivatif dan integral salung melengkapi, dimana tindakan integral
cenderung meningkatkan massa siklus dari loop, tindakan derivatif cenderung
menguranginya sehingga dapat menghasilkan kecepatan yang sama sevagaimana
tindakan P tanpa offset.

3. Prinsip-prinsip pengendalian Proses


Dalam mengendalikan proses, operator mengendalikan empat langkah :
1. Mengukur
2. Membandingkan
3. Menghitung
4. Mengoreksi
Pada saat mengamati ketinggian level yang dikerjakan sebenarnya adalah langkah
mengukur proses variabel (besaran parameter proses yang dikendalikan). Besaran proses
variabel yang dikendalikan disebut set point. Penyimpana antara set point dengan
perubahan yang dikehendakinya disebut error.

Error + set poin = proses variabel


4. PCT 50
PCT 50 terdiri dari kombinasi antara tangki Jump atau Level bejana dengan koneksi
listrik yang ditempatkan pada suatu dasar, setiap proses menggambarkan hubungan listrik
dengan sensor, arus listrik, dan kabel USB untuk operasional. Penggunaan material yang
tembus pandang memberikan penglihatan yang jelas saat proses dan data komponen-
komponen control seperti sensor dan element lainnya.
Gangguan (disturbing) dapat diterapkan pada proses untuk menguji stabilitas
system dengan setting controller yang dipantau besarnya sehingga gangguan akan
mengubah langkah yang telah diubah secara kontinyu untuk mempercepat pemakaian dan
respon pada system.
BAB III
DATA PENGAMATAN

Berikut adalah data hasil total percobaan yang kami lakukan :

1. Pengendalian ON – OFF

ON OFF.xlsx

2. Pengendalian Proportional Band (P)

p 100.xlsx P 80.xlsx p 60.xlsx P 40.xlsx

3. Pengendalian Proportional Band Integral (PI)

P 100, I 5.xlsx P 80 I 5.xlsx P 60 I 5.xlsx P 40 I 5.xlsx

4. Pengendalian Proportional Band Integral Derivatif (PID)

P 100 I 5 D 2.xlsx
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini, praktikan melakukan percobaan tentang proses


pengendalian Level. PCT 50 merupakan alat yang digunakan pada percobaan praktikum kali
ini. Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mampu mengetahui keseluruhan
pengendalian level serta memahami karakteristik dari empat parameter pengendalian yaitu
On-off, P, PI dan PID dengan set point dan interval waktu yang telah ditentukan.
Percobaan kali ini menetapkan set point sebesar 75 dengan waktu 5 detik. Ukuran
orrifice dan selenoid valve yang digunakan adalah 3 mm dan 2 mm. Percobaan pertama
dengan menggunakan parameter on-off. Selanjutnya kami menggunakan parameter
Proporsional Band (P), dengan nilai P yang ditentukan sebesar 100, 80, 60, 40 dengan nila I
dan D adalah 0 (off). Percobaan ketiga menggunakan P (proporsional) + I (integral) dengan P
yang sama pada percobaan ke dua dan I sebesar 5 detik. Percobaan selanjutnya menggunakan
P (proporsional) + I (integral) + D (derivative) dengan P dan I yang sama pada percobaan ke
tiga dan D sebesar dua detik. Dengan total percobaan yang berhasil dilakukan sebanyak 10
kali.
Setelah melakukan percobaan, praktikan kemudian membandingkan hasil dari ke
empat parameter tersebut. Sehingga dapat diketahui bahwa On-off lah yang paling mendekati
set point di ikuti dengan PI, PID dan P. Jika dibandingkan dengan teori, seharusnya PID
adalah parameter yang paling mendekati set point. Hal ini kemungkinan terjadi akibat adanya
eror atau faktor lainnya.
BAB V
KESIMPULAN

 Parameter pengendalian mempunyai karakteristik yang berbeda


 Pompa digunakan untuk menstabilkan permukaan cairan agar tidak melebihi atau
kurang dari set point.
 Cepatnya waktu pengendali mencapai set point menandai semakin baiknya kinerja
proses
 Efektivitas tiap parameter berbeda, On – Off lebih untuk pengendalian satu variabel
saja, PI dan PID lebih cocok digunakan untuk pengendalian banyak variabel,
sedangkan P adalah yang paling lambat diantara yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

o Jobsheet pengendalian level (Reza Fauzan)


o Angga Sulubara. 2011. 52803719-laporan-praktikum-pengendalian-level-angga-
sulubara.docx. di https://id.scribd.com/document/335443306/52803719-laporan-
praktikum-pengendalian-level-angga-sulubara-docx (diakses 27 Februari)
LAMPIRAN GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai