organobentonit mengikuti tipe isoterm antarlapisan bentonit, seperti Ca2+, Na+, dan
Freundlich. Mg2+ dapat dipertukarkan dengan HDTMA+.
Petukaran kation Ca2+, Na+, dan Mg2+ dengan
Desorpsi Cr(VI) dari Organobentonit HDTMA+ mengubah bentonit yang bersifat
hidrofilik menjadi hidrofobik atau organofilik,
Organobentonit diaplikasikan ke dalam
sehingga dapat mengadsorpsi zat-zat organik
larutan K2Cr2O7 untuk menentukan kondisi
dan ion Cr(VI).
optimum dan mengetahui kemampuan
adsorpsi terhadap Cr(VI), kemudian diteliti
Kapasitas Tukar Kation (KTK)
mengenai kemampuan desorpsi Cr(VI) dari
organobentonit. Desorpsi Cr(VI) dari Kapasitas tukar kation bentonit setelah
organobentonit dilakukan dengan menimbang dimodifikasi dengan HDTMABr
masing-masing 1 gram organobentonit, (organobentonit) lebih rendah dari KTK
kemudian dimasukkan ke dalam 3 buah sebelum dimodifikasi. Nilai KTK bentonit
erlenmeyer 125 mL. Selanjutnya sebelum dimodifikasi HDTMABr adalah
organobentonit direndam dengan 100 mL 54.53 me/100 g, sedangkan KTK
larutan Cr(VI) menggunakan konsentrasi organobentonit 25%, 50%, dan 100%
optimum yang didapat, kemudian pH berturut-turut adalah 45.14, 37.37, dan 20.72
campuran diatur pada pH optimum dan diaduk me/100 g. Hal ini menunjukkan adanya
dengan alat kocok selama waktu kontak pemblokiran sebagian sisi pertukaran dalam
optimum. bentonit oleh HDTMA. Semakin banyak
Selanjutnya campuran disaring dan HDTMA menempati sisi pertukaran, maka
residunya dimasukkan ke dalam erlenmeyer semakin banyak sisi pertukaran yang diblokir
dan direndam dengan akuades sebanyak 100 sehingga menyebabkan menurunnya KTK.
mL pada erlenmeyer pertama, HCl 0.1 N Nilai KTK organobentonit 100% masih
sebanyak 100 mL pada erlenmeyer kedua, dan tinggi. Hal ini menunjukkan belum semua
CaCl2 1 M sebanyak 100 mL pada erlenmeyer kation-kation pada ruang antarlapisan bentonit
ketiga. Campuran kemudian diaduk selama 14 dipertukarkan oleh HDTMA+ akibat waktu
jam, setelah itu diukur konsentrasi Cr(VI) pengocokan yang kurang lama atau kecepatan
yang terdesorpsi. Serapan yang terbesar pengocokan yang kurang, sehingga pertukaran
menunjukkan bahwa konsentrasi Cr(VI) yang kation antara kation pada ruang antarlapisan
terdesorpsi oleh pelarut besar, sehingga bentonit dengan HDTMA+ tidak maksimal.
pelarut tersebut dapat mendesorpsi Cr(VI) dari Penurunan KTK yang diperoleh pada
organobentonit. penelitian ini lebih kecil dibandingkan dengan
penelitian yang lain. Penelitian Iskandar &
Djajakirana (2006) melaporkan bentonit yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dimodifikasi dengan HDTMA mengalami
penurunan KTK dari 83.95 menjadi 19.40
Penambahan HDTMABr pada pembuatan me/100 g, sedangkan berdasarkan Syuhada et
organobentonit merupakan modifikasi al. (2009), bentonit yang dimodifikasi
bentonit yang bertujuan meningkatkan menggunakan jenis surfaktan di-
kemampuan adsorpsi bentonit terhadap (hydrogenatedtallow)-dimetilamoniumklorida
Cr(VI). Permukaan bentonit pada awalnya (DTDA) mengalami penurunan KTK dari
memiliki muatan negatif, sehingga mampu 45.05 menjadi 16.43 me/100 g. Perbedaan
mengikat ion-ion yang bermuatan positif hasil penurunan KTK dari penelitian-
(kation), seperti Ca2+, Na+, dan Mg2+, penelitian tersebut dikarenakan perbedaan asal
sebaliknya bentonit memiliki kemampuan bentonit serta jenis dan jumlah surfaktan yang
adsorpsi yang rendah terhadap ion-ion digunakan dalam penelitian.
bermuatan negatif (anion), seperti Cr2O72- dan
CrO42-. Keasaman Organobentonit
Bentonit memiliki kation-kation yang
Perlakuan modifikasi pada bentonit
dapat dipertukarkan. HDTMABr merupakan
menurunkan nilai keasaman bentonit hasil
senyawa organik yang bermuatan positif.
modifikasi. Keasaman organobentonit 25%,
HDTMABr dapat larut di dalam air
50%, dan 100% berturut-turut adalah 3.62,
membentuk ion HDTMA+ dan Br-, sehingga
0.90, dan 0.60 me/g, sedangkan keasaman
bila larutan HDTMABr dicampurkan ke
bentonit yang belum dimodifikasi HDTMABr
dalam bentonit, akan terjadi pertukaran kation.
adalah 4.95 me/g (Lampiran 5). Keasaman
Kation-kation yang terdapat di ruang
organobentonit yang dilaporkan Ramos et al.