Anda di halaman 1dari 18

STUDI LABORATORIUM PEMBUATAN DEMULSIFIER

DARI MINYAK KELAPA DAN LEMON UNTUK MINYAK


BUMI PADA LAPANGAN X DI PROVINSI RIAU

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Diajukan guna penyusunan tugas akhir Program Studi Teknik Perminyakan

Oleh
RETNO SAFITRI
NPM. 163210853

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Proposal : STUDI LABORATORIUM PEMBUATAN


DEMULSIFIER DARI MINYAK KELAPA DAN
LEMON UNTUK MINYAK BUMI PADA
LAPANGAN X DI PROVINSI RIAU
Kelompok Keahlian :-
Pengusul
a. Nama : Retno Safitri
b. NPM : 163210853
c. IPK : 3.58
d. Nomor HP : 082177294920
e. Alamat Surel (email) : retnosafitri@student.uir.ac.id
Lama Penelitian : 2 bulan

Pekanbaru, 7 Maret 2019

Dosen Pembimbing Pengusul,

Tomi Erfando, ST.,MT. Retno Safitri


NIDN. 161102643 NPM. 163210853

i
RINGKASAN

RETNO SAFITRI
NPM. 163210853

Permasalahan emulsi minyak mentah yang terjadi pada proses produksi


sangat berpengaruh pada kualitas minyak mentah itu sendiri. Untuk mengatasi hal
tersebut digunakanlah suatu bahan kimia yang biasa disebut dengan demulsifier.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formulasi baru dari pengembangan
demulsifier bahan lokal dan mengetahui efektifitas demulsifier yang telah dibuat
terhadap demulsifier komersil
Penelitian ini menggunakan metode experiment. Tahapan metode
penilitiannya yaitu studi literatur, kemudian mulai melakukan pengerjaan
diantaranya pembuatan demulsifier menggunakan metode saponifikasi dan
melakukan pengujian demulsifier pada emulsi yaitu pengujian demulsifikasi
dengan metode bottle test. Parameter pengujian demulsifikasi ini adalah
temperatur dan konsentrasi. Pada metode saponifikasi hal yang dilakukan adalah
memanaskan minyak kelapa kemudian ditambahkan larutan KOH dan diaduk
dengan stirrer selama 180 menit, setelah itu, hasilnya dilarutkan kembali dengan
aquades. Selain itu, pada metode bottle test hal yang dilakukan yaitu menguji
demulsifier pada sampel emulsi minyak mentah dengan memasukkan sampel
emulsi minyak mentah ke dalam bottle test, lalu ditambahkan demulsifier,
kemudian bottle test tersebut dimasukkan ke dalam waterbath dan amati
pemisahan yang terjadi serta catat hasilnya. Setelah prosedur pekerjaan dilakukan,
selanjutnya melakukan analisis dari hasil pengujian yaitu pengumpulan dan
pengolahan data serta pembahasan. Jika semua telah dilakukan tahap terakhir dari
penelitian ini yaitu menarik kesimpulan dari tujuan penelitian.
Penelitian ini juga memberikan hipotesis bahwa demulsifier bahan lokal
yang dibuat mampu memecah emulsi pada temperatur rendah. Penelitian Tugas
Akhir ini dilakukan di Laboratorium Bidang Reservoir Teknik Perminyakan
Universitas Islam Riau yaitu pada Laboratorium Analisa Fluida Reservoir.

Kata Kunci : Demulsifier, Emulsi, demulsifikasi, Metode Bottle Test, Metode


Saponifikasi

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ i


RINGKASAN ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penelitian .................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ....................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................................ 4
3.1 Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 4
3.2 Metodelogi Penelitian ............................................................................... 8
3.3 Alat dan Bahan ......................................................................................... 8
3.4 Prosedur Penelitian ................................................................................... 8
3.4.1 Uji Temperatur ................................................................................ 10
3.4.2 Uji Konsentrasi Demulsifier............................................................ 10
3.5 Lokasi Penelitian .................................................................................... 10
3.6 Jadwal Kegiatan Penelitian..................................................................... 11
Tabel 1. Jadwal Kegiatan ................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat produksi minyak bumi, minyak dan air terproduksi bersamaan
sehingga akan terbentuk emulsi. Emulsi adalah dua cairan yang pada kondisi
alamiahnya tidak saling bercampur, namun pada suatu kondisi menyatu menjadi
satu fasa (Manggala, Kasmungin, & Fajarwati, 2017). Semakin stabil emulsi yang
terjadi maka semakin sulit pula terjadinya proses demulsifikasi pada campuran
tersebut karena emulsi merupakan campuran heterogen yang memiliki satu cairan
yang terdispersi dengan baik dalam bentuk tetesan sehingga sulit untuk
memisahkan antara 2 jenis fluida yang ada dalam campuran (Emuchay,
Onyekonwu, Ogolo, & Ubani, 2013). Kestabilan emulsi air didalam minyak ini
sendiri juga dikarenakan adanya bahan yang secara alami dalam minyak mentah
tersebut seperti seperti aspal, surfaktan alami dan lempung (Oriji & Appah, 2012)
Adanya emulsi yang terbentuk dapat mempengaruhi kualitas minyak
mentah itu sendiri ataupun air yang sudah diproduksikan, sehingga emulsi ini
merupakan hal yang tidak diinginkan dan menjadi tentangan tersendiri dalam
memproduksikan minyak bumi. Untuk meminimalisir terbentuknya emulsi maka
dibutuhkan cara ataupun metode dalam memecah emulsi tersebut. Metode yang
digunakan yaitu dengan menambahkan bahan kimia yang biasa disebut dengan
demulsifier ke dalam emulsi yang ada dengan tujuan untuk memisahkan air
dengan minyak (Zhou, Dismuke, Lett, & Penny, 2012).
Dalam penggunaan demulsifier dengan bahan kimia pada emulsi yang ada,
harus memikirkan dampak yang akan terjadi di lingkungan. Dengan hal tersebut,
semakin kuatnya standar keamanan dalam dunia migas, maka dibutuhkan suatu
formulasi dari demulsifier yaitu dengan melakukan pengembangan demulsifier
dari bahan lokal yang dapat diaplikasikan di lapangan (Zhou et al., 2012)
Menurut (Emuchay et al., 2013) kelapa memiliki potensi sebagai bahan
baku demulsifier, di mana buah kelapa diolah menjadi minyak kelapa kemudian
minyak kelapa ini yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai bahan baku. Selain
itu, Minyak kelapa memiliki sifat dehidrasi dan juga dapat mengontrol interface

1
2

dengan baik sehingga ini menjadi alasan minyak kelapa digunakan sebagai bahan
baku demulsifier.
Pembuatan demulsifier ini menggunakan cara yang sama dalam pembuatan
sabun cair. Metode yang digunakan yaitu metode saponifikasi, dalam metode ini
mereaksikan suatu lemak dengan alkali. Pada prosesnya minyak yang dipanasi
ditambahkan dengan larutan KOH sedikit demi sedikit sambil diaduk (Gusviputri,
P.S, Aylianawati, & Indraswati, 2013), serta akan dilakukan pengujian
laboratorium menggunakan metode bottle test pada demulsifier yang telah dibuat
dan dengan ditambahkan perasan lemon. Dalam pengujian demulsifier memiliki
beberapa parameter, parameter yang utama adalah konsentrasi dan temperatur.
Kedua parameter ini untuk mengetahui kemampuan dari demulsifier. Pemilihan
demulsifier yang efektif dilihat berdasarkan pemisahan air dari sistem emulsi
(Hajivand & Vaziri, 2015).

1.2 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini diantaranya adalah:
1. Mengetahui nilai pemisahan emulsi menggunakan demulsifier bahan lokal
dengan variasi konsentrasi dan temperatur
2. Mengetahui efektifitas demulsifier bahan lokal yang telah dibuat terhadap
demulsifier komersil.

1.3 Manfaat Penelitian


Manfaat dilakukannya penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai inovasi
pengetahuan baru di bidang perminyakan dengan memanfaatkan minyak kelapa
sebagai bahan dasar pembuatan demulsifier yang berguna untuk memecah emulsi
minyak mentah, selain itu demulsifier ini dapat digunakan sebagai demulsifier
alternatif yang lebih aman untuk lingkungan.

1.4 Batasan Masalah


Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang jauh dari tujuan
yang dimaksud, maka dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi tentang
pembuatan demulsifier dengan bahan dasar minyak kelapa, melakukan pengujian
3

demulsifikasi berdasarkan variasi konsentrasi yaitu 1 ml, 3 ml, 5 ml dan variasi


temperatur yaitu 40oC 50oC 60oC 70oC 80oC, pengujian yang dilakukan
menggunakan metode bottle test dan pengujian demulsifier lokal ini dilakukan
terhadap demulsifier komersil.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Tugas Akhir yang akan dilakukan ini adalah membuat demulsifier
dari bahan lokal yaitu minyak kelapa dan lemon lokal. Demulsifier sendiri
merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk memecah emulsi, dengan
fungsinya tersebut maka dapat memisahkan 2 jenis fluida yang tidak saling
bercampur. Dalam penggunaannya, demulsifier ini bisa terlarut dengan air (Rusin,
2015). Pembuatan demulsifier yang akan dilakukan sama halnya dengan
pembuatan sabun, karena sabun merupakan surfaktan yang dapat menurukan
tegangan permukaan. Sabun dihasilkan dari hidrolisis asam lemak dan basa.
Muatan negatif dan ion sabun menyebabkan tetes minyak pada sabun untuk
menolak satu sama lain sehingga jika dicampurkan pada emulsi, minyak tidak
dapat mengendap. Dalam hal ini sabun bisa dijadikan sebagai demulsifier (Sari,
Kasih, Jayanti, & Sari, 2010).
Hasil dari pembuatan demulsifier bahan lokal selanjutnya akan diujikan
pada sampel emulsi minyak mentah dari Lapangan X. Menurut (Oriji & Appah,
2012) Emulsi itu sendiri juga diartikan sebagai suspensi tetesan, berdiameter lebih
dari 0,1 mikron, terdiri dari dua cairan yang sama sekali tidak bercampur, yang
salah satunya tersebar di sisi lainnya. Emulsi yang terbentuk dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Menurut (Nofrizal & Prasetya, 2011) kestabilan emulsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal dan eksternal. Faktor
internalnya yaitu karakteristik dari minyak mentah itu sendiri yang tidak mudah
diubah dan faktor eksternalnya meliputi temperatur, pH, salinitas air pembentuk
emulsi, solid particles, umur emulsi dan sebagainya.
Pengujian dilakukan di laboratorium dengan menggunakan metode bottle
test. Metode bottle test digunakan untuk membantu menentukan jenis demulsifier
yang akan secara efektif memecah emulsi. Analisis bottle test menentukan rasio
perlakuan senyawa terhadap emulsi, yaitu jumlah terkecil dari bahan kimia yang
tepat yang diperlukan untuk memecah volume emulsi. Dalam prosedurya siapkan
sampel emulsi, kemudian siapkan botol dan beri label pada botol sesuai nama
demulsifier, masukkan sampel ke dalam botol lalu tambahkan demulsifier, atur

4
5

temperatur waterbath, lalu masukkan botol ke dalam waterbath, siapkan


stopwatch untuk mencatat waktu pemisahan (Khan et al., 2011).

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Emuchay et al., (2013). Pada


Penelitian ini bahan yang digunakan untuk demulsifier adalah minyak kelapa,
lemon (D-limonene), sabun cair, starch, camphor, kalsium hidroksida dan parafin
wax. Pada penelitian ini menggunakan 5 jenis demulsifier yang dibuat dari bahan
lokal yang diformulasikan dan 1 jenis demulsifier komersil sebagai pembanding
pada pengujiannya. Temperatur pengujian yang digunakan yaitu 40 0C dan
dibiarkan selama 120 menit. Dalam penelitiannya menggunakan konsentrasi
demulsifier 0,2 ml, 0,4 ml, 0,6 ml, 0,8 ml dan 1,0 ml. Dari penelitian ini diperoleh
hasil bahwa pada konsentrasi 0,8 ml dan 1,0 ml menunjukkan efisiensi pemisahan
yang tinggi. Selain itu konsentrasi 0,2 ml, 0,6 ml dan 1,0 ml merupakan
konsentrasi yang memberikan hasil yang baik secara signifikan, khususnya pada
demulsifier lokal.
Selain itu, penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Sulaiman et al.,
(2015). Pada penelitian ini demulsifier diformulasikan dengan menggunakan
berbagai campuran bahan lokal, yaitu minyak biji jarak, starch (pati singkong),
parafin wax, camphor dan sabun cair lokal yang tersedia. Penelitian ini
menggunakan 4 jenis blend, dimana setiap blend terdiri dari bahan-bahan lokal
tersebut dan dengan penambahan air destilasi. Setiap blend dengan jumlah bahan
lokal yang sama kecuali pada jumlah minyak jarak dan camphor. Pada prosedur
formulasi demulsifier, peneliti menggunakan temperatur 400C dan proses
pengadukan dilakukan selama 60 menit. Penelitian ini melakukan pengujian
formulasi demulsifier bahan lokal dan demulsifier konvensional terhadap emulsi
minyak mentah pada beberapa temperatur diantaranya temperatur ruangan yaitu
27°C dan temperatur well head yaitu 35,6°C, 48,2°C dan 48,8°C. Pada
pengujiannya, untuk semua demulsifier menggunakan konsentrasi 1 ml yang
ditambahkan ke emulsi.
Penelitian sebelumnya yang terbaru dilakukan oleh Erfando, Rita, &
Cahyani, (2018). Pada penelitian ini melakukan percobaan pembuatan demulsifier
dari bahan lokal untuk memisahkan air dari emulsi minyak mentah. Bahan lokal
6

yang digunakan yaitu jeruk purut. Pada proses pembutannya, jeruk purut diperas
kemudian disaring dan nantinya akan di tambahkan ke emulsi minyak mentah.
temperatur yang digunakan dalam pengujian ini bervariasi yaitu 600C, 700C, dan
800C, dengan waktu pengujian untuk masing-masing temperatur selama 3 jam.
Penelitian ini menggunakan konsentrasi 1 ml, 3 ml, dan 5 ml. Pada pengujian
demulsifikasi, selain demulsifier bahan lokal dari jeruk purut, demulsifier
konvensional juga di uji sebagai pembanding untuk demulsifier bahan lokal.
BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian

CNMulai

Studi literatur

Pengerjaan :

- Pembuatan Demulsifier
- Pengujian Demulsifier

Analisa :
- Pengumpulan Data
- Pengolahan Data

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

7
8

3.2 Metodelogi Penelitian


Dalam penelitian Tugas Akhir ini, penulis melakukan penelitian dengan
metode experiment. Adapun metode yang digunakan dalam pembuatan
demulsifier yaitu metode saponifikasi dan metode pengujian demulsifikasinya
adalah bottle test method guna menguji efektifitas formulasi demulsifier berbahan
lokal terhadap demulsifier konvensional. Sedangkan, teknik pengumpulan data
yang termasuk data primer seperti data yang didapat dari hasil penelitian, buku
referensi, jurnal, makalah yang sesuai dengan topik penelitian. Setelah hasil
didapat, dilakukan evaluasi data yang membawa kepada kesimpulan yang
merupakan tujuan dari penelitian.

3.3 Alat dan Bahan


a Alat
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan demulsifier bahan lokal adalah
heater, stirrer, gelas kimia, gelas ukur, spatula/pengaduk, neraca digital, pisau,
alat peras jeruk, saringan. Sedangkan alat yang digunakan untuk pengujian
demulsifikasi dengan bottle test yaitu botol berukuran 100 ml, gelas kimia,
pengaduk, gelas ukur, tabung reaksi, corong, aluminium foil dan waterbath.

b Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu
1. Minyak kelapa
2. Lemon lokal
3. KOH
4. Aquades
5. Demulsifier komersil
6. Sampel minyak Lapangan X

3.4 Prosedur Penelitian


Prosedur awal yang dilakukan yaitu pembuatan demulsifier. Dalam hal ini
pembuatan demulsifier sama seperti pembuatan sabun yang menggunakan bahan
9

lokal yaitu minyak kelapa dan campuran alkali KOH. Berikut proses
pembuatannya (Diah, Usmania, & Pertiwi, 2012) dan (Gusviputri et al., 2013) :
1. Panaskan 100,6 gr minyak kelapa dalam gelas kimia sampai temperaturnya
o
70 C
2. Larutkan 20,8 KOH dalam 46 ml aquadest
3. Masukan larutan KOH ke dalam minyak kelapa yang telah dipanaskan
secara perlahan-lahan atau sedikit demi sedikit
4. Aduk minyak kelapa yang telah di panaskan dan larutan KOH tersebut
dengan menggunakan stirrer selama kurang lebih 90 menit, gunakan
kecepatan stirrer 800 rpm
5. Ketika larutan sudah homogen dan membentuk trace, matikan heater dan
tuangkan larutan tersebut ke dalam wadah. trace adalah kondisi campuran
yang telah mengental.
6. Panaskan trace tersebut dengan menambahkan aquadest, komposisinya
sebanyak 1:1 dengan temperatur 1000C.
7. Aduk dengan pengaduk selama 60 menit sampai membentuk larutan yang
cair dengan tekstur cairan sedikit mengental.
Setelah dilakukan pembuatan demulsifier bahan lokal tersebut, dilanjutkan
dengan pengujian demulsifier bahan lokal maupun demulsifier komersil terhadap
emulsi minyak mentah. Pengujian ini merupakan pengujian demulsifikasi yang
menggunakan metode bottle test. Bottle test pada laboratorium dapat memberikan
perkiraan perlakuan suhu dan waktu retensi yang dapat digunakan untuk desain
dan operasi. Namun, bottle test laboratorium dilakukan pada kondisi statik
sedangkan penggunaan di lapangan bersifat dinamis. Pengujian laboratorium
sangat baik untuk skrining sampel emulsi yang berbeda, untuk mengevaluasi
demulsifiers, dan mengevaluasi efek dari variabel yang berbeda pada resolusi
emulsi (Kokal, 2005). Berikut merupakan langkah-langkah pengujian
demulsifikasi menggunakan metode Bottle Test (Impian & Praputri, 2014) :
1. Siapkan sampel emulsi minyak mentah yang akan diuji
2. Siapkan bottle test sebanyak jumlah variasi sampel yang akan dianalisa
3. Tuangkan sampel ke dalam bottle test lalu tambahkan formulasi demulsifier
dengan nilai variasi konsentrasi yaitu 1ml, 3 ml, 5 ml.
10

4. Letakkan sampel ke dalam water bath, atur sesuai dengan temperatur yang
akan diuji yaitu 400C 500C 600C 700C dan 800C
5. Diamkan sampel di dalam water bath sampai mendapatkan hasil pemisahan
yang baik
6. Amati hasil pemisahan untuk dianalisa.

3.4.1 Uji Temperatur


Pada pengujian temperatur terhadap proses demulsifikasi dilakukan dengan
menggunakan beberapa variasi temperatur untuk melihat keefektifan dari
temperatur yang digunakan. Pada penelitian ini temperatur yang digunakan yaitu
400C, 500C, 600C, 700C dan 800C selama kurang lebih 3 jam. Pemilihan
temperatur terbaik berdasarkan persen (%) pemisahan air tertinggi. Uji temperatur
ini sama halnya dengan penelitian sebelumnya (Erfando et al., 2018) yang
menggunakan temperatur 600C, 700C dan 800C selama 3 jam. Akan tetapi, pada
penelitian ini mencoba menambahkan 2 jenis temperatur untuk melihat perbedaan
secara signifikan.

3.4.2 Uji Konsentrasi Demulsifier


Pada pengujian konsentrasi demulsifier terhadap proses demulsifikasi ini
dilakukan dengan menambahkan secara bervariasi banyaknya demulsifier yang
telah dibuat tersebut ke dalam emulsi minyak. Volume penambahan demulsifier
tersebut misal 1ml, 3ml, dan 5 ml. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan
volume optimal dari proses demulsifikasi. Variasi volume konsentrasi juga
berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu menggunakan volume 1ml, 3ml, dan 5
ml (Erfando et al., 2018)

3.5 Lokasi Penelitian


Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan di Laboratorium Bidang Reservoir
Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau yaitu pada Laboratorium Analisa
Fluida Reservoir.
11

3.6 Jadwal Kegiatan Penelitian

Tabel 1. Jadwal Kegiatan

Waktu Pelaksanaan (Minggu)


Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
Studi Literatur
Membuat Demulsifier
Pengujian Demulsifier
Pengumpulan Data
Membuat Laporan Hasil
12

DAFTAR PUSTAKA

Diah, I., Usmania, A. Y. U., & Pertiwi, W. R. (2012). Pembuatan Sabun


Transparan dari Minyak Kelapa Murni. Retrieved from digilib.uns.ac.id
Emuchay, D., Onyekonwu, M. O., Ogolo, N. A., & Ubani, C. (2013). Breaking of
Emulsions Using Locally Formulated Demusifiers. SPE 167528.
https://doi.org/10.2118/167528-MS
Erfando, T., Rita, N., & Cahyani, S. R. (2018). Identifikasi Potensi Jeruk Purut
Sebagai Demulsifier Untuk Memisahkan Air Dari Emulsi Minyak Di
Lapangan Minyak Riau Identification Of Potential Kaffir Lime As
Demulsifier To Separate Water From Oil Emulsion In Riau ’ S Oil Field.
Kimia Mulawarman, 15, 117–121.
Gusviputri, A., P.S, N. M., Aylianawati, & Indraswati, N. (2013). Pembuatan
sabun dengan lidah buaya (. WIDYA TEKNIK, 12(1), 11–21.
Hajivand, P., & Vaziri, A. (2015). Optimization of demulsifier formulation for
separation of water from crude oil emulsions. Braziilian Journal of Chemical
Engineering, 32(1), 107–118. https://doi.org/10.1590/0104-
6632.20150321s00002755
Impian, D., & Praputri, E. (2014). Optimasi Injeksi Demulsifier Sebagai Respon
Terhadap Proses Acidizing. Jurnal Teknik Kimia , FTI, Universitas Bung
Hatta, (19).
Khan, B. A., Akhtar, N., Khan, muhammad shoaib khalid waseem, Mahmood, T.,
Iqbal, M., & Khan, H. (2011). Basics of pharmaceutical emulsions: A
review. African Journal of Pharmacy and Pharmacology, 5(25).
https://doi.org/10.5897/AJPP11.698
Kokal, S. (2005). Crude Oil Emulsions: A State-Of-The-Art Review. SPE
Production & Facilities, 20(1), 5–13. https://doi.org/10.2118/77497-PA
Lagerlef, D. (2000). Production Operations Overview Quantification of Factors
Affecting Emulsion Stability. Water, (March), 41–42.
Liu, D., Suo, Y., Zhao, J., Zhu, P., Tan, J., Wang, B., & Lu, H. (2018). Effect of
Demulsification for Crude Oil-in-Water Emulsion: Comparing CO2and
Organic Acids. Energy and Fuels, 32(1), 757–764.
https://doi.org/10.1021/acs.energyfuels.7b03334
Manggala, M. R., Kasmungin, S., & Fajarwati, K. (2017). Studi Pengembangan
Demulsifier Pada Skala Laboratorium Untuk Mengatasi Masalah Emulsi
Minyak Di Lapangan “ Z ”, Sumatera Selatan. Seminar Nasional, (1).
Nofrizal, A., & Prasetya, Y. A. (2011). Pengaruh Suhu dan Salinity Terhadap
Kestabilan Emulsi Minyak mentah Indonesia. Jurnal Teknik Kimia, 13.
Retrieved from http://infosys.korea.ac.kr/PDF/KEHH/KH13/KH13-6-
13

0502.pdf
Oriji, A. B., & Appah, D. (2012). Suitability of Local Demulsifier as an Emulsion
Treating Agent in Oil and Gas Production. SPE Nigeria Annual International
Conference and Exhibition. https://doi.org/10.2118/162989-MS
Rita, N., & Hadi, G. (2017). Evaluasi Efisiensi Proses Crude Oil Dehydtation di
CGS 5 Lapangan X Provinsi Riau. Jurnal Mineral, Energi Dan Lingkungan,
1(1), 16–27.
Rusin. (2015). Jurnal Teknologi Minyak dan Gas Bumi, 8(2), 83–88.
Sari, T. I., Kasih, J. P., Jayanti, T., & Sari, N. (2010). Pembuatan Sabun Padat dan
Sabun Cair Dari Minyak Jarak. Jurusan Teknik Kimia, 17(1), 28–33.
Retrieved from http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/view/99
Sulaiman, A. D. I., Abdulsalam, S., Technology, E., Tafawa, A., Francis, A. O., &
Polytechnic, A. (2015). Formulation of Demulsifiers from Locally Sourced
Raw Materials for. SPE, 178377–MS.
Zhou, H., Dismuke, K., Lett, N., & Penny, G. (2012). Development of More
Environmentally Friendly Demulsifiers. SPE International Symposium and
Exhibition on Formation Damage Control, (February), 15–17.
https://doi.org/10.2118/151852-MS

Anda mungkin juga menyukai