Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

PEMBUATAN DEMULSIFIER MENGGUNAKAN MINYAK


KELAPA, EKSTRAK LEMON, PATI SINGKONG DAN KALSIUM
HIDROKSIDA UNTUK PROSES DEMULSIFIKASI

Diusulkan Oleh
Ravy Charli Putra NPM : 153210678

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
Ringkasan.................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................4
1.2 TUJUAN PENELITIAN...........................................................................5
1.3 MANFAAT PENELITIAN.......................................................................5
1.4 BATASAN MASALAH...........................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................7
2.1 Penelitian Sebelumnya..............................................................................7
BAB III..................................................................................................................13
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................13
3.1 Metode Penelitian....................................................................................13
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................13
3.2.1 Peralatan...............................................................................................13
3.2.2 Bahan....................................................................................................15
3.3 Prosedur Penelitian..................................................................................15
3.4 Tempat Penelitian....................................................................................16
3.5 Alur Penelitian.........................................................................................16
3.6 Jadwal Penelitian.....................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Emulsi pada minyak mentah sangat umum terjadi di dalam industri
perminyakan khususnya pada sektor produksi. Emulsi adalah dispersi koloid
yang tidak stabil secara termodinamika yang mengandung setidaknya satu
fluida yang tak bercampur. Emulsi ini terjadi karena terdapat material kimia
yang berperan sebagai emulsifier alami yaitu asphaltene, resin dan asam
naftenat (Fernando, 2012).

Air yang tercampur dengan minyak akan menyebabkan emulsi, emulsi


ini tidak diharapkan dalam industry perminyakan karena volume air yang
terdispersi akan mengisi ruang peralatan pada gathering station sehingga
meningkatkan biaya kapital dari suatu perusahaan minyak dan gas bumi (Ed,
2009). Selain itu, emulsi dapat berdampak buruk terhadap kualitas minyak
yang dihasilkan karena air yang terdispersi dapat menyebabkan korosi pada
peralatan produksi dan prosessing. Oleh karena itu, air yang terdispersi dalam
minyak mentah perlu dipisahkan.

Pemisahan air dari emulsi minyak dapat dilakukan dengan metode


mekanik, thermal, elektrik dan proses kimiawi (Schramm, 2000). Diantara
metode-metode ini, metode kimiawi menggunakan demulsifier merupakan
metode yang paling banyak diaplikasikan di industry perminyakan karena
proses pemisahannya paling efisien dibandingkan dengan metode yang lain.

Proses demulsifikasi memerlukan formulasi yang tepat agar pemisahan


antara air dengan minyak terjadi secara optimal. Pemilihan formulasi
demulsifier harus mempertimbangkan dampak dan akibat komposisi yang
digunakan terhadap lingkungan. Standar dan keamanan penggunaan bahan
kimia di lapangan minyak semakin diperketat sehingga mendorong untuk

3
mengembangkan formulasi yang ramah lingkungan yang dapat diaplikasikan
di lapangan minyak dan dilakukan seefisien mungkin dengan menggunakan
bahan kimia yang ada

Guna meminimalisir dampak pemakaian bahan kimia yang berdampak


buruk terhadap lingkungan, peneliti mencoba melakukan eksperimen
pembuatan formulasi demulsifier menggunakan bahan-bahan lokal seperti
minyak kelapa, ekstrak kulit jeruk, sabun cair, pati singkong, kamper, dan
kalsium hidroksida. Penelitian ini diselenggarakan di Laboratorium Reservoir
Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau. Untuk menguji efektifitas dari
demulsifier alami ini dibutuhkan demulsifier konvensional yang berfungsi
sebagai pembanding.

1.2 TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui formulasi demulsifier menggunakan minyak kelapa, ekstrak


lemon, pati singkong dan kalsium hidroksida.
2. Mengetahui perbandingan antara demulsifier yang terbuat dari bahan
lokal dengan demulsifier konvensional.
3. Mengetahui konsentrasi paling optimal dari formula demulsifier untuk
sampel minyak Lapangan X.
4. Mengetahui efektifitas demulsifier yang terbuat dari bahan local terhadap
proses demulsifikasi emulsi minyak Lapangan X.

1.3 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini adalah untuk memanfaatkan bahan alami


sebagai pengganti bahan kimia agar lebih ramah terhadap lingkungan
sekaligus lebih murah.

4
1.4 BATASAN MASALAH
Agar kegiatan penelitian ini berjalan dengan baik dan sistematis serta
tidak menyimpang dari tujuan awal maka penelitian, maka dalam penelitian
ini hanya membatasi mengenai beberapa hal berikut:

1. Formulasi demulsifier berasal dari minyak kelapa, ekstrak kulit


jeruk, sabun cair, kamper, pati singkong dan kalsium hidroksida.
Selain itu, demulsifier konvensional juga diperlukan sebagai
pembanding dan emusi minyak tanpa pemberian demulsifier.
2. Temperature diatur pada skala 40°C, 50 °C dan 60°C.
3. Formula yang paling efektif terlihat dari volume air yang paling
banyak dari proses demulsifikasi.
4. Metode yang digunakan dalam proses demulsifikasi ini
menggunakan metode bottle test.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terkait Yang Telah Dilakukan


Emulsi pada minyak mentah sangat umum terjadi di dalam industri
perminyakan khususnya pada sektor produksi. Emulsi adalah dispersi tetesan
air dalam minyak (Kokal & Aramco, 2005). Emulsi merupakan sifat muatan
pada partikel yang ukurannya jauh lebih kecil daripada tetesan emulsi yang
distabilkan (Wylde, Coscio, Barbu, & Oil, 2008)

Emulsifikasi terdiri dari satu fluida yang terdispersi kedalam fluida


lain yang tak dapat tercampur, kemudian membentuk sebuah pembatas (Leal-
Calderon, Schimitt, & Bibette, 2007). Emulsi tidak diharapkan terjadi karena
volume air yang terdispersi akan mengisi ruang peralatan prosessing dan
perpipaan sehingga akan meningkatkan operasi dan biaya capital (Sulaiman
et al., 2015). Keberadaan air di dalam minyak mentah mengakibatkan
beberapa tantangan operasional dalam fasilitas produksi yang mana ini
menjadi alasan pemisahan antara air dan minyak sangat perlu untuk
dilakukan demi alasan ekonomi dan operasional (Augustina & Sylvester,
2015).

Penerapan penanggualangan emulsi air di dalam minyak mentah terdiri


dari thermal, electrical, proses kimiawi atau kombinasinya. Proses kimiawi
merupakan metode yang sering dipakai di lapangan minyak maupun
pengilangan (Sulaiman et al., 2015). Demulsifier (metode kimiawi)
merupakan pilihan terbaik industry saat ini dalam menangani masalah emulsi
selama proses produksi (Harcourt, 2012). Gambar berikut menunjukkan
sketsa umum permasalahan dan langkah demulsifikasi.

6
Gambar 2. 1 Sketsa Umum Masalah Emulsi (Saad, Kamil, Abdurahman,
Yunus, & Awad, 2019)

Demulsifier kimiawi yang meliputi polymeric surfactant, likuid ionic


dan nano-partikel telah banyak digunakan untuk mengatasi stabilitas emulsi
dan memisahkan air dari minyak (Adewunmi, Kamal, & Fahd, 2019).
Kombinasi demulsifier dan aspalthene inhibitor juga memberikan hasil
pemisahan air yang baik sehingga menghasilkan kualitas air yang baik
(Wiggett, Hughes, Ricza, & Plc, 2013).

Penelitian terkait yang telah dilakukan oleh Sonya pada tahun 2018
mengenai studi laboratorium formulasi demulsifier menggunakan bahan lokal
yaitu Jeruk Purut (Citrus Hystrix), Lemon (Citrus Limon), dan bahan

7
pendukung seperti sabun cair untuk memisahkan air dari emulsi minyak pada
Lapangan A. Jeruk purut sendiri merupakan jenis jeruk yang memiliki
kandungan asam sitrat (Naphthetic Acid) yang memiliki efisiensi
demulsifikasi yang tinggi dikarenakan memiliki gugus karboksil yang lebih
tinggi dari asam sitrat lainnya (Erfando, Rita, & Cahyani, 2018).

Metode yang digunakan dalam pengujian ini adalah metode bottle test.
Metode bottle test dapat memberikan sebuah perkiraan temperature dan
retention time yang dapat digunakan untuk desain dan operasi (Kokal &
Aramco, 2005). Uji laboratorium ini dilakukan pada beberapa kondisi
temperature yang berbeda yaitu 60˚C, 70˚C, 80˚C untuk mengetahui kinerja
demulsifier pada variasi temperature yang berbeda.

Temperature sangat berpengaruh terhadap kestabilan emulsi, semakin


tinggi temperature maka kestabilan emulsi akan semakin rendah sehingga
memperbesar nilai kandungan air yang terpisah oleh minyak (Uetani et al.,
2018). Apabila minyak mentah dipanaskan, viskositas minyak mentah
tersebut akan menurun, hal ini mendorong presipitasi dan menurunkan
stabilitas emulsi dan akhirnya emulsi dapat diatasi dengan mudah (Kandile &
El-din, 2011).

Empat formulasi demulsifier digunakan, DO 1 yang terbuat dari jeruk


purut, DO 2 terbuat dari perasan lemon, DO 3 terbuat dari campuran antara
Jeruk Purut dan sabun cair dengan perbandingan 2:1 dan DO 4 terbuat
campuran antara perasan Lemon dan sabun cair. Berbagai formulasi tersebut
ditambahkan ke dalam emulsi minyak mentah.

Pengaruh temperature terhadap kandungan air dalam emulsi dapat


ditunjukkan oleh gambar berikut.

8
Gambar 2. 2 Pengukuran Kandungan Air Akibat Pengaruh Temperature

(Uetani et al., 2018)

Dalam penelitian ini, nilai densitas, SG, dan ºAPI telah didapatkan
yang tercantum di dalam tabel 3.2. Nilai ºAPI untuk minyak Lapangan A
yang didapatkan ialah 34.4. Di mana minyak Lapangan A tergolong ke dalam
minyak light oil berdasarkan klasifikasi yang dikemukakan oleh Santos, Loh,
Bannwart, & Trevisan (2014) di dalam jurnal yang berjudul An Overview of
Heavy Oil Properties and Its Recovery and Transportation Methods yang
mana di adaptasi dari artikel yang dikemukakan oleh National Petroleum

9
Agency of Brazil pada tahun 2000.Karakteristik sampel minyak yang
digunakan seperti yang ditunjukkan oleh table berikut.

Tabel 2. 1 Karakteristik fisik minyak lapangan A

No Parameter Nilai Keterangan

1 Massa Minyak (mminyak) 21.32 Gr

2 Densitas Minyak (ρminyak) 0.8528 gr/ml

3 Specific gravity (SG) 0.8528 -

4 ºAPI 34.4 -

Tingkat keefektifan demulsifier dapat dipengaruhi oleh ºAPI dari


minyak. Oleh karena itu penentuan ºAPI yang akurat sangat dibutuhkan (Oriji
& Appah, 2012).

Dari pengujian temperatur, konsentrasi, serta efektivitas dari setiap


formula diperoleh kondisi optimal berdasarkan efisiensi demulsifikasi
tertinggi. Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa kondisi optimal
dari formula demulsifier organik adalah DO 4 (5 ml, 70˚C) yang berasal dari
campuran perasan Citrus Limon dan sabun cair dengan perolehan efisiensi
demulsifikasi sebesar 23 ml (92%). Menurut (Kandile & El-din, 2011)
konsentrasi demulsifier harus memecah film antara air dan minyak
tergantung pada tingkat kompresi film emulsi . Berdasarkan hasil yang
diperoleh, peningkatkan efektivitas dari proses pemecahan emulsi pada
formulasi bahan organik maupun lokal lebih baik dibandingkan dengan
demulsifier konvensional dan kondisi base case.

10
Penelitian tentang pemecahan emulsi minyak mentah menggunakan
formulasi demulsifier bahan lokal juga telah dilakukan oleh Emuchay pada
tahun 2013. Penelitian tersebut menguji lima sampel A sampai E yang
disiapkan dari bahan lokal seperti minyak kelapa, ekstrak kulit jeruk, sabun
cair, pati singkong, kamper, kalsium hidroksida dan paraffin wax .

Emulsi minyak mentah sebanyak 100 ml diisikan ke dalam enam buah


botol. Variasi volume demulsifier terdiri dari 0.2 ml, 0.4 ml, 0.6 ml, 0.8 ml
dan 1.0 ml. Temperature sampel diatur pada skala 40˚C dalam variasi waktu
30 menit, 60 menit dan 120 menit.

Pada dosis 0.2 ml dari variasi demulsifier, terlihat sampel A dan D


memiliki hasil yang terbaik diikuti oleh sampel D. Demulsifier konvensional
tidak memiliki hasil yang begitu baik pada dosis ini, pada waktu 30 menit
demulsifier dengan bahan lokal ini dapat memecah emulsi sehingga
meninggalkan air dan endapan lain dalam jumlah yang sangat besar .

11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode yang digunakan untuk memecahkan emulsi minyak mentah
dalam penelitian ini adalah metode bottle test dan pengujian variasi
temperature menggunakan water bath.

4.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan formulasi adalah alat
perasan jeruk, batang pengaduk, pisau, saringan. Untuk uji Bottle Test,
adalah botol berukuran 100 ml, gelas kimia 50 ml, gelas kimia 250 ml,
gelas kimia 300 ml, gelas ukur 10 ml, gelas ukur 25 ml, heater, labu
volumetrik, neraca digital, dan water bath. Gambar peralatan-peralatan
tersebut dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

12
Gambar 3. 1 Peralatan Yang Dipakai Dalam Metode Bottle Test

13
Gambar 3. 2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam metode bottle test
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain adalah :
minyak kelapa, ekstrak lemon, sabun cair, kamper, pati singkong dan kalsium
hidroksida.

4.3 Prosedur Penelitian


Prosedur formulasi demulsifier akan dibagi menjadi beberapa sample
dengan kandungan bahan yang berbeda-beda. Sampel demulsifier akan dibagi
menjadi beberapa formulasi sebagai berikut:

14
1) Formulasi A
Formulasi ini terbuat dari 20 gram pati singkong dan 20 ml air.
Campuran ini kemudian dicampurkan dengan 2 ml D-limonene
dan 8 ml minyak kelapa kemudian diaduk. 3 gram kalsium
hidroksida dan 40 ml sabun cair.

2) Formulasi B
Formulasi ini terbuat dari campuran 5 gram kamper yang
dicairkan dalam 30 ml sabun cair dan 30 ml air dan pati
singkong kemudian ditambahkan 10 ml minyak kelapa.

3) Formulasi C
Formulasi ini terbuat dari 2 gram kamper yang dicairkan dalam
10 ml minyak kelapa dan 20 ml sabun cair. 15 ml air
ditambahkan dengan 20 gram pati singkong dan 5 gram
petroleum wax dan ditambahkan kalsium hidroksida sebanyak 3
gram.

4) Formulasi D

Dalam pembuatan formulasi DO 4, bahan lokal yang


digunakan adalah Lemon dan sabun cair. Lemon akan
dicampurkan dengan sabun cair dengan perbandingan 2:1,
kemudian ke dalam gelas ukur dengan volume yang berbeda-
beda, yaitu 1 ml, 3 ml, dan 5 ml.

Berbagai formulasi di atas akan ditambahkan ke dalam emulsi


minyak mentah yang telah disediakan dan kemudian dilakukan
pengocokan selama 10 menit hingga homogen.

15
4.4 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Analisa Fluida Reservoir,
Program studi Teknik Perminyakan, Universitas Islam Riau.

4.5 Jadwal Penelitian


Jadwal Penelitian Sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian


TAHUN 2019

TAHAP NOV DES


JAN
PENELITIAN
1 2 3 4 1 2 3 4
1
Persiapan alat dan
bahan

Preparasi Emulsi

Pembuatan
Formulasi
Demulsifier

Pengujian Efisiensi
Demulsifier

Penentuan
Konsentrasi,
Temperatur, dan
Formulasi optimum

Laporan Penelitian

4.6 Alur Penelitian

Mulai

Pengumpulan Data
1. Karakteristik fluida
2. Komposisi bahan formula
3. Teori yang berasal dari beberapa
referensi
16
Tahap Pengerjaan
1. Preparasi Emulsi
2. Pembuatan Demulsifier
3. Pengujian efisiensi demulsifikasi

Pengolahan Data

Percobaan serta penelitian pada beberapa


temperature, konsentrasi, dan formulasi dari
masing-masing jenis demulsifier

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

selesai

DAFTAR PUSTAKA

Abdulbari, H. A., Abdurahman, N. H., Rosli, Y. M., & Mahmood, W. K. (2011).


Demulsification of petroleum emulsions using microwave separation
method. International Journal of the Physical Sciences, 6(23), 5376–5382.
https://doi.org/10.5897/IJPS11.649Emuchay, Onyekonwu, Ogolo, & Ubani.

17
(2013). SPE 167528 Breaking of Emulsions Using Locally Formulated
Demusifiers.

Adewunmi, A. A., Kamal, M. S., & Fahd, K. (2019). Performance Evaluation of


Fly Ash as a Potential Demulsifier for Water-in-Crude-Oil Emulsion
Stabilized by Asphaltenes, (April 2018), 23–26.

Augustina, O., & Sylvester, O. (2015). Emulsion Treatment in the Oil Industry : A
Case Study of Oredo Field.

Ed, T. F. T. (2009). Edited by Related Titles Colloids and Interface Science Series
Environmental Colloids and Particles Emulsions , Foams , and Applied
Surfactants.

Erfando, T., Rita, N., & Cahyani, S. R. (2018). Identifikasi Potensi Jeruk Purut
Sebagai Demulsifier Untuk Memisahkan Air Dari Emulsi Minyak Di
Lapangan Minyak Riau Identification Of Potential Kaffir Lime As
Demulsifier To Separate Water From Oil Emulsion In Riau ’ S Oil Field, 15,
117–121.

Fernando, Y. (2012). PROSES DEMULSIFIKASI HEAVY CRUDE OIL


JATIBARANG.

Harcourt, P. (2012). SPE 162969 Evaluation of Emulsion Treatment Using


Different De-emulsifiers.

Kandile, N., & El-din, M. R. N. (2011). Functions of Demulsifiers in the


Petroleum Industry Separation Science and Technology Functions of
Demulsifiers in the Petroleum Industry, (April).
https://doi.org/10.1080/01496395.2010.550595

Kokal, S., & Aramco, S. (2005). Crude-Oil Emulsions : A State-Of-The-Art


Review, (December 2004).

Leal-Calderon, F., Schimitt, V., & Bibette, J. (2007). Emulsion Science Basic
Principles (Second Edition).

Liu, D., Suo, Y., Zhao, J., Zhu, P., Tan, J., Wang, B., & Lu, H. (2018). Effect
of Demulsification for Crude Oil-in-Water Emulsion: Comparing CO and
Organic Acids. Energy and Fuels, 32(1).
https://doi.org/10.1021/acs.energyfuels.7b03334

Manggala, M. R., Kasmungin, S., & Fajarwati, K. (2017). Studi Pengembangan


Demulsifier Pada Skala Laboratorium Untuk Mengatasi Masalah Emulsi
Minyak Di Lapangan “ Z ”, Sumatera Selatan, 145–151.

18
Oriji, A. B., & Appah, D. (2012). SPE 162989 Suitability of Local Demulsifier as
an Emulsion Treating Agent in Oil and Gas Production.

Saad, M. A., Kamil, M., Abdurahman, N. H., Yunus, R. M., & Awad, O. I. (2019).
An Overview of Recent Advances in State-of-the-Art Techniques in the
Demulsification of Crude.

Santos, R. G., Loh, W., Bannwart, A. C., & Trevisan, O. V. (2014). An Overview
of Heavy Oil Properties and Its Recovery and Transportation Methods.
Brazilian Journal of Chemical Engineering, 31(3), 571–590.

Schramm, L. L. (2000). Surfactants : Fundamentals and Applications in the


Petroleum Industry.

Sulaiman, A. D. I., Abdulsalam, S., Technology, E., Tafawa, A., Francis, A. O., &
Polytechnic, A. (2015). Formulation of Demulsifiers from Locally Sourced
Raw Materials for.

Sulaimon, A. A., Umoh, E. B., Adeyemi, B. J., & Teknoogi, U. (2015). The
Synergy Effect of Microwave Heat and Demulsifier in Resolving Water- In-
Oil Emulsions.

Sun, N. N., Jiang, H. Y., Wang, Y. L., & Qi, A. J. (2018). A Comparative
Research of Microwave , Microwave / Chemical Demulsification of Tahe
Heavy-Oil-in-Water Emulsion, (June 2017), 371–381.

Uetani, T., Kai, J., Hitomi, T., Seino, H., Shinbori, K., & Yonebayashi, H. (2018).
SPE-192064-MS Experimental Investigation of Crude Oil Emulsion
Stability: Effect of Oil and Brine Compositions, Asphaltene, Wax, Toluene-
insolubles, Temperature, Shear-stress, and Water-cut.

Wen, Y., Cheng, H., Lu, L., Liu, J., Feng, Y., Guan, W., … Huang, X. (2010).
Bioresource Technology Analysis of biological demulsification process of
water-in-oil emulsion by Alcaligenes sp . S-XJ-1. Bioresource Technology,
101(21), 8315–8322. https://doi.org/10.1016/j.biortech.2010.05.088

Wiggett, A. J., Hughes, B., Ricza, T., & Plc, M. O. L. (2013). SPE 164335 “
Enhancement of Heavy Oil Demulsification ,” (March), 10–13.

Wylde, J. J., Coscio, S., Barbu, V., & Oil, C. (2008). SPE / PS / CHOA 117177 A
Case History of Heavy Oil Separation in Northern Alberta : A Singular
Challenge of Demulsifier Optimization and Application, 1–8.

Yang, Y., Dismuke, K. I., Penny, G. S., Chemical, C., Company, F., Paktinat,
J.,Services, U. W. (2009). Lab and Field Study of New Microemulsion-

19
Based Crude Oil Demulsifier for Well Completions. SPE International
Symposium on Oilfield Chemistry, 121762.
Zhou, H., Dismuke, K., Lett, N., & Penny, G. (2012). Development of More
Environmentally Friendly Demulsifiers. SPE International Symposium
and Exhibition on Formation Damage Control, 151852(February).
https://doi.org/10.2118/151852-M

20

Anda mungkin juga menyukai