Disusun oleh:
DHIYAUL HELMI IHSANTI
( 05 / 2D )
( 1131410010 )
Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat
dan disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan serta untuk menambah
pengetahuan pembaca tentang Industry Minyak Nabati / Edible Oil, mata
kuliah Proses Industri Kimia 2.
Kami ucapkan terimakasih kepada bapak Windy Zamrudi, yang telah
membimbing kami dalam mempelajari mata kuliah Proses Industri Kimia 2.
Serta tak lupa teman - temanku yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Tetapi kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan ilmu yang
lebih luas serta menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Oleh karena
itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian makalah ini,
maka dari itu krikit dan saran sangat diharapkan demi perbaikan pembuatan
makalah di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
ii
PENDAHULUAN.........................................................................1
I.1 Pengertian Minyak Nabati / Edible Oil.................................1
I.2 Pengertian Ekstraksi............................................................1
I.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi ekstraksi ......................1
I.4 Macam-macam pelarut yang dapat digunakan
..2
I.5 Faktor yang mempengaruhi pemilihan pelarut ..3
I.6 Macam- macam ekstraksi minyak nabati / edible oil ..3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................6
II.1 Ekstraksi Minyak dari Jagung..............................................6
II.2 Ekstraksi Minyak dari Kedelai.............................................10
II.3 Ekstraksi Minyak dari Kelapa..............................................16
II.4 Ekstraksi Minyak dari Kelapa Sawit....................................17
BAB III PENUTUP..................................................................................20
III.1 Kesimpulan .......................................................................20
III.2 Saran................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 21
BAB I
ii
PENDAHULUAN
I.1 Pengertian Edible Oil / Minyak Nabati
Minyak nabati adalah minyak yang disari atau diekstrak dari berbagai
bagian tumbuhan. Minyak ini digunakan sebagai makanan, menggoreng,
pelumas, bahan bakar, bahan pewangi (parfum), pengobatan, dan berbagai
penggunaan industri lainnya. Beberapa jenis minyak nabati yang biasa
digunakan ialah minyak kelapa sawit , jagung, zaitun, minyak lobak, kedelai,
dan bunga matahari. Dan margarin merupakan mentega buatan yang terbuat
dari minyak nabati.
Untuk menghasilkan minyak nabati ini, dapat dilakukan dengan beberapa
metode, yakni dengan cara pengepresan langsung dari tumbuhan tersebut dan
ektraksi padat-cair dengan bantuan solvent /pelarut atau bisa juga dilakukan
dengan pengepresan dan ekstraksi tersebut.
Proses pemisahan zat atau bahan dalam tumbuhan atau bahan nabati
biasanya menggunakan proses pemisahan ekstraksi padat cair (leaching).
I.2 Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. (UTAMI, 2009).
I.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi ekstraksi minyak nabati
1. Jenis Pelarut
Pelarut yang digunakan adalah pelarut organik. Pelarut organik sangat
cepat menguap sehingga cepat terjadi sirkulasi uap dan perolehan minyak
akan semakin rendah, disamping itu titik didih lebih rendah akan
mempermudah proses pemisahan.
2. Volume pelarut
Volume pelarut yang kecil/sedikit akan menghasilkan minyak yang sedikit
karena kontak antar uap pelerut dengan sampel sedikit sekali dan
sebaliknya.
ii
3. Temperatur
Temperatur yang tinggi akan meningkatkan harga difusi massa sehingga
perpindahan solute ke pelarut juga meningkatkan harga difusi massa.
4. Ukuran partikel
Semakin halus ukuran partikel maka akan semakin mudah dalam
mendapatkan minyak
tetapi akan mempengaruhi terhadap warna minyak yang dihasilkan. Partikel
yang terlalu halus akan mempersulit keluarnya minyak, karena kontak
dengan pelarut kecil.
5. Pengadukan
Fungsi pengadukan adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi antara
pelarut dengan
solute.
6. Lama waktu
Lamanya waktu ekstraksi akan menghasilkan mjinyak yang lebih banyak,
karena sirkulasi
uap akan semakin sering kontak antara solut dengan pelarut lebih lama.
I.4 Macam-macam pelarut yang dapat digunakan
1. Ethanol
BM 46 gr/mol (C2H5OH)
Titik didih 78,5 oC
BJ 0,789 gr/mol
Merupakan cairan yang tidak berwarna, berbau spesifik, warna nyala
kuning
2. Benzena
BM 78 gr/mol
Tidak berwarna
3. Air (H2O)
BM 18 gr/mol
Pelarut universal, karena mudah menguap dalam keadaan murni, tidak
berbau, tidak beracun, tidak berwarna, netral dan pada kondisi kamar
berwujud cair.
ii
4. Heksana (C6H6)
BM 86 gr/mol
5. Eter (R O R)
Rumus : C2H5OC2H5
BM : 74 gr/mol
Titik didih : 34,5 oC
Cairan encer tidak berwarna, jernih, mudah menguap
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan
yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi.
Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik,
yang bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan
untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh
minyak atau lemak yang terkandung didalamnya. Ada dua jenis Rendering,
yaitu Dry rendering, dan Wet rendering.
a. Wet Rendering
Wet rendering merupakan proses rendering dengan penambahan
sejumlah air selama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan
dengan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan menggunakan
temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap (4060 psi). Penggunaan temperatur rendah dalam proses wet rendering
dilakukan jika diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak. Bahan yang
akan diekstraksi ditempatkan pada ketel yang dilengkapi dengan alat
pengaduk, kemudian air ditambahkan dan campuran tersebut dipanaskan
perlahan-lahan sampai suhu 500C sambil diaduk. Minyak yang terekstraksi
akan naik ke atas dan kemudian dipisahkan. Proses wet rendering dengan
menggunakan temperatur rendah kurang begitu populer, sedangkan wet
rendering dengan menggunakan temperatur suhu yang tinggi disertai
tekanan uap air, dipergunakan untuk menghasilkan minyak atau lemak
dalam jumlah yang besar.
b. Dry Rendering
Dry rendering merupakan cara rendering tanpa penambahan air selama
proses berlangsung. Dry rendering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan
dilengkapi dengan steam jacket serta alat pengaduk (agitator). Bahan yang
diperkirakan mengandung minyak atau lemak dimasukan ke dalam ketel
tanpa menambah air. Bahan tadi dipanaskan sambil diaduk. Pemanasan
dilakukan pada suhu 220F sampai 230F (105C-110C). Ampas bahan yang
telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau
lemak yang dihasilkan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan
pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel.
ii
pemasakan.
a. Pengepresan Hidrolik
Pada cara ini, bahan dipres dengan tekanan sekitar 2000 pound/inchi2
(140,6kg/cm = 136 atm). Banyaknya minyak atau lemak yang dapat
diekstraksi
tergantung
dari
lamanya
pengepresan,
tekanan
yang
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Ekstraksi Minyak dari jagung
Minyak jagung adalah minyak yang diekstrak dari benih jagung. Kegunaan
utamanya adalah dalam memasak, di mana titik asap yang tinggi membuat
minyak jagung berharga. Ini juga merupakan bahan utama dalam beberapa
margarin. Minyak
murah
daripada sebagian
besar
jenis lainnya dari minyak nabati. Salah satu gantang jagung mengandung
minyak jagung (2,8% berat). Agronomi jagung telah mengembangkan varietas
minyak tinggi, namun varietas ini cenderung menunjukkan hasil lapangan lebih
rendah,
sehingga
mereka tidak
Minyak
jagung juga
lembaga
pres
basah
masih
mengandung
2-4%
air
setelah
alkali
merupakan
cara
yang
masih
digunakan
untuk
5. Dewaxing
Dewaxing merupakan proses untuk memisahkan komponen-komponen
dengan titik didih tinggi, termasuk zat lilin dan trigliserida jenuh yang sedikit
terdapat dalam minyak jagung (< 0.5%). Minyak yang dihasilkan adalah
minyak jernih pada suhu ruangan atau bahkan didinginkan.
6. Deodorization
Suhu, waktu, laju stripping steam, laju keluaran minyak,dan kondisi
vakum harus dioptimalkan untuk menghasilkan minyak kualitas tinggi yang
tahan lama. Waktu tinggal tocopherol, kadar FFA, stabilitas rasa, dan
perubahan warna digunakan sebagai respon untuk menentukan parameter
deodorisasi optimum untuk merancang deodorizer skala batch maupun
kontinu. Deodorizer modern kontinu terbuat dari bahan stainless steel dan
beroperasi
pada
temperatur
240-260oC
pada
tekanan
3-6
mmHg
abs
ii
b. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak
dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Dalam
mengekstraksi minyak terdiri dari tiga metode utama, yaitu pengepresan
hidraulik (hydraulic pressing), pengepresan berulir (expeller pressing) dan
ekstraksi dengan pelarut (solvent extraction). Untuk minyak kedelai
menggunakan ekstraksi dengan pelarut.
Ekstraksi
pelarut
dari
biji
minyak
dapat
dilakukan
dengan
efektif
kapasitas
daripada
besar
dalam
pencelupan
daerah
karena
yang
dapat
terbatas.
digunakan
Perkolasi
dalam
biasanya
ii
dengan
menghapus
hulls
kedelai
sebelum
(Front-end
ii
fosfatida
untuk
membuat
lesitin
kedelai
dan
untuk
ii
d. Penyaringan Alkali
Penyaringan dilakukan untuk memindahkan objek kotoran yang dapat
mempengaruhi
kualitas
minyak.
Soda
kaustik
digunakan
dalam
adalah
suatu
tahap
proses
pemurnian
untuk
akan
memberikan
perbedaan
derajat
kekerasan
cair
tinggi
dari
trigliserida
bertitik
cair
rendah.
Winterisasi
merupakan bentuk dari fraksinasi atau pemindahan materi padat pada suhu
yang diatur. Hal ini termasuk pemindahan jumlah kecil dari materi
terkristalisasi dari minyak yang dapat dimakan dengan filtrasi untuk
mencegah
cairan
fraksi
mengeruh
pada
suhu
pendinginan.
Minyak
Dewaxing
ii
ii
juga
dibuat
dalam
bentuk
kopra.
Prinsip
dari
cara
ini
yaitu
ii
daging
kandungan
buah
kelapa
minyak
dalam
tua
diperkirakan
kopra
mencapai
mencapai
63-72%.
30%-35%,
Minyak
atau
kelapa
jenuh.
Selain
itu
minyak
kelapa
yang
belum
dimurnikan
juga
Cara pres dilakukan terhadap daging buah kelapa kering (kopra). Proses ini
memerlukan investasi yang cukup besar untuk pembelian alat dan mesin.
sampai
halus,
kemudian
dipanaskan
dan
dipres
untuk
mengeluarkan minyaknya.
c. Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring.
d. Minyak hasil penyaringan diberi perlakuan berikut:
Penambahan
bahan
penyerap
(absorben)
warna,
biasanya
e. Minyak yang telah bersih, jernih, dan tidak berbau dikemas di dalam
kotak kaleng, botol plastik atau botol kaca.
Cara Ekstraksi Pelarut
Cara ini menggunakan cairan pelarut (selanjutnya disebut pelarut saja)
yang dapat melarutkan minyak. Pelarut yang digunakan bertitik didih rendah,
mudah menguap, tidak berinteraksi secara kimia dengan minyak dan residunya
ii
tidak beracun. Walaupun cara ini cukup sederhana, tapi jarang digunakan
karena biayanya relatif mahal. Uraian ringkas cara ekstraksi pelarut ini adalah
sebagai berikut:
a. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk.
b. Serbuk kopra ditempatkan pada ruang ekstraksi, sedangkan pelarut
pada ruang penguapan. Kemudian pelarut dipanaskan sampai menguap.
Uap pelarut akan naik ke ruang kondensasi. Kondensat (uap pelarut yang
mencair) akan mengalir ke ruang ekstraksi dan melarutkan lemak serbuk
kopra. Jika ruang ekstraksi telah penuh dengan pelarut, pelarut yang
mengandung minyak akan mengalir (jatuh) dengan sendirinya menuju
ruang penguapan semula.
c. Di ruang penguapan, pelarut yang mengandung minyak akan menguap,
sedangkan minyak tetap berada di ruang penguapan. Proses ini
berlangsung terus menerus sampai 3 jam.
d. Pelarut yang mengandung minyak diuapkan. Uap yang terkondensasi
pada kondensat tidak dikembalikan lagi ke ruang penguapan, tapi
dialirkan ke tempat penampungan pelarut. Pelarut ini dapat digunakan
lagi untuk ekstraksi. penguapan ini dilakukan sampai diperkirakan tidak
ada lagi residu pelarut pada minyak.
e. Selanjutnya, minyak dapat diberi perlakuan netralisasi, pemutihan dan
penghilangan bau.
ii
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Minyak nabati adalah minyak yang disari atau diekstrak dari berbagai
bagian tumbuhan. Minyak ini digunakan sebagai makanan, menggoreng,
pelumas, bahan bakar, bahan pewangi (parfum), pengobatan, dan berbagai
penggunaan industri lainnya.
Untuk
menghasilkan
minyak
nabati
ini,
dapat
dilakukan
dengan
ii
III.2 SARAN
Saran yang dapat kami kemukakan terkait dengan penulisan
makalah ini adalah agar dalam penulisan makalah yang relevan
selanjutnya dapat mengemukakan pembuatan minyak makan (edible oil)
secara mendetail.
DAFTAR PUSTAKA
Austin, George T. Shreves Chemical Process Industries fifth edition.
Singapore : Mc GRAWHILL. 1885-1975
Anonime. 2011. Minyak nabati.
http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_nabati (diakses 1 April 2013)
Anonime.2012.prosespemurnianminyaknabati.http://industryoleoc
hemical.blogspot.com/2012/04/proses-pemurnian-minyak-nabati.html
(diakses 1 April 2013)
ii
Febinova.2011.Ekstraksipadatcairleaching.http://febinova.wordpre
ss.com/2011/12/04/ekstraksi-padat-cair-leaching-ekstraksi-padat-cairleaching/(diakses 23 Mei 2012)
Anonime.2009.
ekstraksi.http://majarimagazine.com/2009/03/ekstraksi/(diakses 1 April
2013)
Anonime.2012.TeoriPendekatanLeaching.http://www.scribd.com/do
c/92326744/Teori-Pendekatan-Leaching(diakses 3 April 2013)
Anonime.2012.Ekstraksikontinyuminyaknabati.http://www.scribd.c
om/doc/92358283/Ekstraksi-Kontinyu-Minyak-Nabati(diakses 1 April
2013)
Anonime.2012. Ekstraksi.
http://www.scribd.com/doc/88095643/ekttrasio(diakses 2 April 2013)
Anonime.2012.ekstraksi-minyak-atsiri-daun-cengkeh-denganpelarut-etanol-teknik. http://www.docstoc.com/docs/72011027/ekstraksiminyak-atsiri-daun-cengkeh-dengan-pelarut-etanol-teknik(diakses 3 April
2013)
Melisa.2012. Adsorbsi-Dengan-Lemak-Padat-Enfleurasi-DanEkstraksi-Dengan-Pelarut-From-Melisa.
http://www.scribd.com/doc/58664764/Adsorbsi-Dengan-Lemak-PadatEnfleurasi-Dan-Ekstraksi-Dengan-Pelarut-From-Melisa(diakses 2 April
2013)
ii