PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak
masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya
menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% persen buah
yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34 - 40 persen.
Crude Palm Oil adalah minyak kelapa sawit mentah yang berwarna kemerahmerahan yang diperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses pengempaan daging buah
kelapa sawit.
Palm kernel Oil (PKO) adalah minyak yang dihasilkan dari inti sawit. Proses
awalnya sama seperti pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Pada pengolahan kelapa
sawit menjadi PKO setelah proses pengepresan maka terjadi pemisahan antara minyak
sawit dengan kernel, sabut dan ampasnya.
2. Rumusan Masalah
a. Apa saja produk turunan CPO dan bagaimana cara memprosesnya?
b. Bagaimana cara memproses biji menjadi inti kernel?
c. Apa saja produk turunan dari inti kernel dan bagaimana cara memprosesnya?
3. Tujuan
a. Mengethaui produk turunan CPO dan cara memprosesnya.
b. Mengetahui cara memproses biji menjadi inti kernel.
c. Mengetahui produk turunan dari inti kernel dan cara memprosesnya.
BAB II
DASAR TEORI
1. Biodiesel
Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak
nabati, turunan tumbuh-tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia seperti
kelapa sawit, kelapa, kemiri, jarak pagar, nyamplung, kapok, kacang tanah dan
masih banyak lagi tumbuh-tumbuhan yang dapat meproduksi bahan minyak
nabati (BBN) dan dalam penelitian ini bahan bakar nabati berasal dari minyak
kacang tanah setelah mengalami beberapa proses seperti ektraksi, transesterifikasi
diperoleh metil ester (biodiesel), kemudian biodiesel dicampur dengan bahan
bakar solar. Hasil campuran itu disebut B10,B20 dengan tujuan agar bahan bakar
B10, B20 ini mempunyai sifat-sifat fisis mendekati sifat-sifat fisis solar sehingga
B10 B20 dapat dipergunakan sebagai pengganti solar.
2. Margarin
Margarin adalah produk lemak minyak seperti mentega yang di buat dengan
cara menghidrogenasi minyak atau lemak nabati. Secara sepintas lalu, margarin
dan mentega hampir sama, sehingga banyak orang awan yang tidak bisa
membedakannya. Padahal secara teksture dan organoleptik, margarin sangat
berbeda dari mentega. Baik dari segi warna, rasa ataupun titik leleh. Margarin
memiliki teksture yang lebih padat dan kaku daripada mentega. Warna yang lebih
kuning dan lebih stabil di suhu ruang sehingga tidak mudah meleleh.
Karena terbuat dari minyak/lemak nabati, maka kandungan asam lemak yang
terdapat dalam margarin lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dari
pada lemak jenuhnya. Dengan tingginya kadar asam lemak tidak jenuh, margarin
lebih menyehatkan karena mempunyai kadar kolesterol yang rendah. Minyak
lemak nabati yang biasanya di gunakan untuk membuat margarin adalah
lemak/minyak kelapa sawit. Karena terbuat dari lemak minyak nabati yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan, harga margarin biasanya lebih murah daripada mentega.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Produk Turunan CPO (Crude Palm Oil)
A. Biodiesel
b. Breaker glass
Beaker
sebuah
glass
wadah
adalah
berbentuk
dan
pada
mulutnya
c. Gelas Ukur
Mengukur volume larutan.
d. Corong Pisah
Memisahkan
pelarut
yang
bercampur
proses
dua
macam
tidak
saling
sebagaimana
ekstraksi
dalam
cair-cair.
e. Termometer
lain
berdasarkan
berat
Untuk
mengukur
suhu.
f.
Erlenmeyer
g. Statif
Menegakkan corong, buret.
h. Piknometer
i. Oven
Mengeringkan
peralatan
j. Viscometer
Alat
untuk
fluida.
yang
mengukur
digunakan
viskositas
k. Neraca digital
Untuk mengukur massa
benda.
l.
Reaktor
Reaktor
membran
membran
polypropilen
dengan
lemak
bebas
harus
dihilangkan
terlebih
dahulu.
Untuk
reaktor adalah asam lemak yang selanjutnya dipanaskan hingga suhu yang
telah ditentukan. Reaktor transesterifikasi dilengkapi dengan pemanas dan
pengaduk. Selama proses pemanasan, pengaduk dijalankan. Tepat pada
suhu reactor 63C, campuran metanol dan KOH dimasukkan ke dalam
reactor dan waktu reaksi mulai dihitung pada saat itu. Pada akhir reaksi
akan terbentuk metil ester dengan konversi sekitar 94%. Selanjutnya
produk ini diendapkan selama waktu tertentu untuk memisahkan gliserol
dan metil ester. Gliserol yang terbentuk berada di lapisan bawah karena
berat jenisnya lebih besar daripada metil ester. Gliserol kemudian
dikeluarkan dari reaktor agar tidak mengganggu proses transesterifikasi 2.
Selanjutnya dilakukan transesterifikasi 2 pada metil ester. Setelah proses
transesterifikasi 2 selesai, dilakukan pengendapan selama waktu tertentu
agar gliserol terpisah dari metil ester. Pengendapan 2 memerlukan waktu
lebih pendek daripada pengendapan 1 karena gliserol yang terbentuk
relatif sedikit dan akan larut melalui proses pencucian.
b. Pencucian
Pencucian hasil pengendapan pada transesterifikasi 2 bertujuan untuk
menghilangkan senyawa yang tidak diperlukan seperti sisa gliserol dan
metanol. Pencucian dilakukan pada suhu sekitar 55C. Pencucian
dilakukan tiga kali sampai pH campuran menjadi normal (pH 6,8-7,2).
c. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan air yang tercampur dalam
metil ester. Pengeringan dilakukan sekitar 10 menit pada suhu 130C.
Pengeringan dilakukan dengan cara memberikan panas pada produk
dengan suhu sekitar 95C secara sirkulasi. Ujung pipa sirkulasi
ditempatkan di tengah permukaan cairan pada alat pengering.
d. Filtrasi
B. Margarin
yang menyebabkan
penumbukan
pengadukan.
dan
Alat
ini
berfungsi
untuk
pasteurisasi
menggunakan
ini
metode
(HTST).
CPO
d. Mesin Churning
Maksud dilakukan
churning
adalah
dari
c. Tahap Hidrogenasi
Hidrogenasi adalah proses pengolahan minyak atau lemak dengan
jalan menambahkan hidrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak,
sehingga akan mengurangi ketidakjenuhan minyak atau lemak, dan
membuat lemak bersifat plastis. Proses hidrogenasi bertujuan untuk
menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak
atau lemak. Proses hidrogenasi dilakukan dengan menggunakan hydrogen
murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator.
Nikel merupakan katalis yang sering digunakan dalam proses
hidrogenasi daripada katalis yang lain (palladium, platina, copper
chromite). Hal ini karena nikel lebih ekonomis dan lebih efisien daripada
logam lainnya. Nikel juga mengandung sejumlah kecil Al dan Cu yang
berfungsi sebagai promoter dalam proses hidrogenasi minyak.
d. Tahap Emulsifikasi
Proses Emulsifikasi ini bertujuan untuk mengemulsikan minyak
dengan cara penambahan emulsifier fase cair dan fase minyak pada suhu
80oC dengan tekanan 1 atm. Terdapat dua tahap pada proses Emulsifikasi,
yaitu :
Proses pencampuran emulsifier fase minyak
Emulsifier fase minyak merupakan bahan tambahan yang dapat
larut dalam minyak yang berguna untuk menghindari terpisahnya air
dari emulsi air minyak terutama dalam penyimpanan. Emulsifier ini
contohnya Lechitin sedangkan penambahan b- karoten pada margarine
sebagai zat warna serta vitamin A dan D untuk menambah gizi.
Proses pencampuran emulsifier fase cair
Emulsifier fase cair merupakan bahan tambahan yang tidak larut
dalam minyak. Bahan tambahan ini dicampurkan ke dalam air yang
akan dipakai untuk membuat emulsi dengan minyak. Emulsifier fase
cair ini adalah :
(a) garam untuk memberikan rasa asin TBHQ sebagai bahan anti
oksidan
yang
mencegah
teroksidasinya
minyak
yang
proses terlebih dahulu untuk memperoleh kernel. Adapun fibre dari ampas
press digunakan sebagai bahan bakar Boiler.
a. Cake Braker Conveyor (CBC)
CBC merupakan suatu screw
conveyor
yang
pada
terlemparnya
CBC
tepinya
sebagai
fiber
berfungsi
dan
untuk
alat
memisahkan
dengan
bantuan
nut
fan.
untuk
fiber
dengan
Fiber
ke
Disini
fraksi ringan yang berupa fiber dihisap fibre cyclone dan di angkut oleh
fibre and shell conveyor sebagai bahan bakar pada boiler. Sedangkan fraksi
berat berupa nut turun ke bawah masuk ke nut polishing drum.
c. Nut Polishing Drum
yang
ujungnya
berputar
berlubang-
yang
lubang
sebagai
pemisah
untuk
memecah
nut
f. Claybath
Claybath adalah alat pemisahan
kernel dengan cangkang berdasarkan
perbedaan
berat
jenis.
Proses
pemisahan
ini
secara
basah
menggunakan
(500kg/shift),
larutan
dan
air.
CaCO3
Claybath
Wet Kernel Conveyor dan Wet Kernel Elevator menuju kernel silo dryer,
sedangkan cangkang melalui Wet Shell Transport Fan akan dibawa ke shell
bin sebagai bahan bakar boiler.
g. Kernel Silo Dryer
Kernel
silo
dryer
merupakan
Digunakan
dalam
proses
b. Corong Pisah
Memisahkan dua macam pelarut
yang tidak saling bercampur sebagaimana
dalam
proses
ekstraksi
cair-cair.
c. Hot Plate
Untuk
memanaskan
larutan.
d. Stirrer
e. Oven
Mengeringkan peralatan yang akan
digunakan.
f.
Termometer
Untuk mengukur suhu.
g. Batang Pengaduk
h. Gelas Ukur
Mengukur volume larutan.
i. Rotary Evaporator
Alat yang digunakan untuk melakukan
ekstraksi,penguapan
efisien dan lembut.
j. Pipet Tetes
pelarut
yang
k. Erlenmeyer
Menyimpan
dan
memanaskan
l. Kromatografi Gas
Kromatografi
Gas
menjadi
komponen-komponennya
dengan menggunakan gas
sebagai fase bergerak yang
melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam.
di mana
dan
mempengaruhi
titik
lebur
hasil
interesterifikasi.
pengganti mentega coklat yang syarat utamanya adalah padat pada suhu
kamar (27oC) dan melebur pada suhu tubuh (36.5 37oC).
e. Kandungan Lemak Padat (Solid Fat Content) Hasil Interesterifikasi
antara RBDPO dan PKO.
Kandungan Lemak Padat (Solid Fat Content) dari hasil interesterifikasi
antara RBDPO dan PKO dianalisa dengan Pulse Nuclear Resonance
(NMR) Analizer Bruker NMS 120 dapat dilihat pada table 1.
Tabel 1. Kandungan Lemak Padat dari Hasil Interesterifikasi antara
RBDPO dan PKO Hasil Interesterifikasi RBDPO: PKO Kandungan
Lemak Padat
pada
temperature
35oC.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
B. Sabun
a. Beaker Glass
Breaker
glass
berfungsi
untuk
b. Gelas Ukur
Mengukur volume larutan yang akan
dicampurkan
biodiesel.
c. Termometer
pada
proses
pembuatan
Termometer
digunakan
untuk
d. Batang Pengaduk
Batang pengaduk berfungsi untuk
mengaduk larutan.
g.
Kaca Arloji
Kaca arloji berfungsi untuk menutup gelas
kimia pada saat penimbangan dilakukan.
h. Cetakan
Cetakan
berfungsi
untuk
membentuk
i.
Stopwatch
Stopwatch berfungsi untuk mengukur waktu pembuatan sabun.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak
masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya
menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.
Produk turunan CPO (Crude Palm Oil) salah satunya adalah biodiesel dan
margarin. Proses pengolahan biodiesel dari CPO adalah sebagai berikut:
Transesterifikasi
Pencucian
Pengeringan
Filtrasi
Tahap Netralisasi
Tahap Hidrogenasi
Tahap Emulsifikasi
Depericarper
Ripple Mill
Claybath
Produk turunan dari PKO (Palm Kernel Oil) salah satunya adalah Cocoa Butter
Substitutes (CBS) dan Sabun.