Anda di halaman 1dari 18

24

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Proses Fraksinasi


Proses fraksinasi yang dilakukan oleh Pacific Indopalm Industrie dibagi menjadi
2 tahapan. Tahapan pertama adalah proses pengkristalan atau yang sering disebut tahap
crystallization, tujuan utamanya adalah untuk memisahkan komponen minyak padat
dengan komponen minyak cair berdasarkan perbedaan titik beku minyak. Hal ini sesuai
dengan teori fraksinasi memiliki tujuan untuk memisahkan trigliserida dalam minyak
yang memiliki titik leleh yang berbeda, sehingga minyak kelapa sawit dapat dipisahkan
dari fraksi padat (fraksi jenuh dengan titik leleh yang tinggi) dengan fraksi cair (fraksi
dengan titik leleh lebih rendah). Tahap kedua adalah tahap filtrasi, tahap filtrasi
bertujuan untuk memisahkan bagian stearin (minyak padat) dan olein (minyak cair)
menggunakan membrane filter dengan tekanan tinggi.
Pengolahan RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) menjadi RBD
stearin dan RBD olein pada pabrik fraksinasi Pacific Indopalm Industrie yang
menggunakan teknologi INTERSONIKON dimulai dari stasiun :
1. Cristalizer section.
2. Filltration section.
Fraksinasi minyak merupakan proses pemisahan secara termomekanikal suhu
peluruhan dari trigliserida yang berbeda dijadikan sebagai acuan bagi kristalisasi
parsial. Fase minyak yang padat (kristal) dan fase cair dipisahkan melalui penyaringan
dengan filler press. Terpisahnya fraksi padat dan cair terjadi melalui metode
pendinginan yang bertahap. Satu-satunya media pendingin yang digunakan adalah air.
Dengan mengatur temperatur air tingkat pendinginan minyak dapat dikendalikan.
Kunci utama dari fraksinasi kering adalah selectivity of crislalization yang
diperoleh dari kondisi normal dan pendinginan yang spesifik. Trigliserida, kandungan
utama dari minyak dan lemak adalah karakteristik dengan suatu
4.2. Proses Kristalisasi (Cristalizer Section)
Prinsip dari proses fraksinasi pada kondisi yang terkontrol oleh titik leleh dari
minyak (melted oil), digunakan sampai mencapai salah satu komponen dari trigliserida
tersebut mulai terkristalkan pada fase cairnya. Secara umum proses tersebut atas tiga
tahapan penting, yaitu:
l. Pendinginan di bawah titik leleh (superciiling of the melt).
2. Pembentukan inti kristal (formation of melt).
3. Pertumbuhan Kristal (crystal growth).
Proses fraksinasi diawali dari pemompaan RBDPO dari tanki dengan pompa
menuju ke crystallizer. Sebelum menuju ke crystallizer RBDPO dipanaskan dia heat
exchanger hingga temperatur ± 60oC-65oC yang bertujuan untuk menghancurkan kristal
minyak yang terbentuk pada fase minyak.

4.2.1. Peralatan Utama Proses Produksi Crystalizer


a. Kristalizer
Crystallizer adalah unit peralatan yang berfungsi untuk membentuk padatan
stearin menjadi butiran kristal dengan melalui proses penurun temperatur secara
perlahan dibantu dengan pengadukan oleh agigator yang didasari oleh perbedaan titik
beku. Bagian-bagian dari crystallizer yaitu:

Gambar 4.1 Kristalizer

26
b. Agigator
Alat untuk melakukan pengadukan sehingga proses perpindahan panas dapat
berjalan dengan baik sehingga pembentukan kristal dapat terkontrol. Masalah-masalah
pada agigator sebagai berikut:
1. Saft patah
2. Blade jatuh/bengkok
3. Gear box bermasalah

Gambar 4.2 Agitator dan coil pada kristalizer

b. Pompa sirkulasi air


Pompa air dingin untuk menambah tekanan sehingga air pendingin yang di
suplay dari sistem pendingin dapat dialirkan keseluruhan permukaan perpindahan panas
melalui coil-coil.

Gambar 4.3 Pompa cooling water

27
c. Control valve
Alat yang berfungsi untuk menindak lanjuti perintah yang diberikan terhadap
komputer melalui recipe yang telalh diriset. Perintah yang ditindaklanj uti adalah
perintah penyesuaian setting temperatur yang diinginkan control valve bekerja dengan
aksi bukan valve 0% sampai dengan 100% agar temperatur dapat tercapai. Masalah-
masalah pada control valve sebagai berikut :
1. Adanya kotoran pada disc valve
2. Suplay angin tidak baik
3. Disc macet
4. Resistance Temperature Detector (RTD) tidak akurat

Gambar 4.4 Control Valve

d. Chiler
Adalah peralatan penyuplai air dingin dengan temperatur 8oC. Air dingin
dipergunakan pada saat proses penurunan temperatur pada crystallizer dengan
temperatur dibawah suhu kamar atau biasa disebut dengan proses chilling. Bagian-
bagian dari chilling sebagai berikut:
a. Condensor, yaitu tabung cell dan tube yang memindahkan panas ke air cooling tower.
b. Cooler, yaitu tabung cell dan tube yang berfungsi untuk mendinginkan aliran air di
tube dengan menggunakan zat pendingin (freon). Masalah yang sering terjadi di
chiler yaitu:

28
1. Tube block: aliran tidak beljalan dengan baik
2. Tube bocor: freon biasa habis
3. Pompa sirkulasi air tidak berjalan dengan baik.

Gambar 4.5 Mesin Chiller

4.2.2. Peralatan Pendukung

a. Hot Water Tank


Fasilitas ini digunakan untuk membantu pencairan stearin hasil filter press dan
untuk memanaskan minyak dalam crystalizer jika hasil kristalisasi dalam crystalizer
tank gagal. Minyak tersebut harus di panaskan kembali agar dapat diproses ulang. Air
untuk memanaskan minyak tersebut diambil dari hot water tank.

Gambar 4.6 Hot water tank

29
c. Washing tank
Washing tank berguna untuk menampung olein panas bekas pencucian filter press.
Untuk mencuci filter press, olein pencuci dipanaskan terlebih dahulu pada tangki ini.
Jika hasil fraksinasi (kristalisasi) jelek, olein yang keruh akan dioper kedalam tangki ini.
Sebelum diproses ulang di pompakan terlebih dahulu ke preparation tank
penampungan RPO dari deodorasi ) kemudian ke crystalizer.

Gambar 4.7 Washing tank

d. Olein Intermediate tank


Hasil olein dari filter press dialirkan terlebih dahulu ke olein intermediate tank
sebelum dipompakan ke storage. Tujuannya adalah untuk menguji mutu olein produk
oleh laboratorium. Jika laboratorium menyatakan hasilnya baik, olein produk
dipompakan ke storage, jika olein mutunya jelek harus d proses ulang.

e. Melting tank stearin


Cake stearin yang keras yang di buang dari filter press tentu tidak bisa di pompa
tanpa dicairkan terlebih dahulu. Dalam melting tank stearin inilah stearin tersebut di

30
cairkan dengan coil pemanas yang dialiri steam, kemudian setelah cair dipompakan ke
storage.

Gambar 4.8 Meltting tank stearin

f. Cooling tower
Merupakan alat bantu yang berfungsi untuk mendinginkan air yang sudah di
gunakan untuk mendinginkan RPO, PFAD, agitator dan pompa. Air yang sudah
digunakan akan dialirkan kembali ke cooling tower untuk proses pendinginan ulang,
kemudian digunakan kembali untuk pendinginan.

Gambar 4.9 Cooling tower

31
4.2.3. Tahapan Proses yang Terjadi di Crystallizer
Terdapat beberapa tahapan proses fraksinasi yang terdapat di crystallizer unit
yaitu:
a. Heating
RBDPO dari storage tank dipompakan melewati sistem perpindahan panas (heat
exchanger) untuk mendapatkan temperatur 65oC. Sebagai temperatur ideal. Selain itu
RBDPO juga bisa langsung di pompakan menuju tank cryslaIIizer tanpa melewati heat
exchanger apabila suhunya sudah memenuhi temperature yang diinginkan.

b. Filling
Filling merupakan proses pengisian tank crystallizer yang berkapasitas 40 MT.
Proses filling RBDPO dalam tank crystallizer mencapai 100% dari kapasitas tangki. Di
dalam tank crystallizer terdapat agigator yang berfungsi untuk melakukan pengadukan
sehingga proses perpindahan panas dapat berjalan dengan baik. Kecepatan awal putaran
agigator sebesar 42 Hz. Proses filling berlangsung selama 20-25 menit.

c. Cooling/fast cooling
RBDPO dalam tangki kristallizer didinginkan dengan menggunakan air dari
cooling tower yang dialirkan melalui coil water yang terdapat dalam tangki kristalizer.
Temperatur air cooling tower yang digunakan adalah 45-35o C. Agigator pada tangki
kristallizer di seting pada putaran 42 Hz, agar temperatur RBDPO dalam tangki menjadi
merata dan homogen. Hingga penurunan suhu minyak dari 65-43 oC. Setting temperatur
air yang diturunkan secara bertahap bertujuan agar proses cooling dapat dikontrol.
Proses cooling berlangsung selama 90-120 menit.

d. Cilling
Setelah temperatur air cooling mencapai 35oC, maka air dari cooling tower
digantikan dengan air chiller water dengan temperatur 8-15oC, pada saat ini temperatur
RBDPO mencapai 43-35oC. Setelah proses pendinginan berlanjut dan temperatur
RBDPO mencapai 29oC dan temperatur air pada coil water 29-26oC.

32
e. slow cooling
Pada temperatur RBDPO 31,5 oC putaran agigator diubah ke low speed yaitu di
setting pada putaran 38 HZ. Bertujuan untuk persiapan pembentukan kristal dan agar
kristal tidak rusak akibat putaran cepat, hingga suhu minyak mencapai 35-29 oC proses
pembentukan kristal dimulai (crystal time), temperatur air di setting pada 25.5-20oC
dimana air pada suhu ini deregulasi untuk pembentukan dan pertumbuhan kristal.
Setting temperatur air pada tahap pembentukan knistal ditentukan sesuai dengan
kualitas produk yang diharapkan. Pada pembentukan kristal ini harus dikontrol dari
grafik yang ada dengan mempertahankan selisih temperatur RBDPO dengan temperatur
air tidak lebih dari 2oC. Jika ada over shoot atau temperatur mengalami kenaikan maka
segera lakukan tindakan untuk menurunkan temperaturnya agar kristal yang terbentuk
tidak pecah atau berukuran kecil. Jika kristal dengan ukuran kecil maka dapat lolos pada
membran dalam proses filtrasi dan menurunkan kualitas produk.

e. End cooling
Merupakan proses pendinginan terakhir sebelum di pompa menuju filter press
dimana suhu minyak sudah mencapai 25oC. Proses pendinginan ini bertujuan untuk
memperkeras kristal agar kualitas stearin bagus.

f. Holding
Pemberian waktu sejenak (tujuan utama dari holding adalah untuk
menghomogenisasikan/menyetarakan suhu minyak (olein) dengan kristal-kristal
(stearin) sebelum masuk ke tahapan draining/filtration dengan lamanya waktu tidak
ditentukan.

g. Draining /filtration
Minyak RBDOL dengan suhu 25oC siap untuk proses pemisahan antara minyak
cair (olein) dan minyak padat (stearin) melalui filter press dengan tekanan filter press
3-9 Barr.

33
4.2.4. Proses Kerja di Crystallizer
Proses kerja di crystallizer melalui beberapa tahapan proses yaitu:
1. FiIIing
Minyak (RBDPO) yang telah dipanaskan di Heat Exchanger PHE 1 akan
dialirkan menuju crystallizer hingga high level (100%) dan pompa (Feeding) akan
mati. Pada saat level minyak di crystallizer telah mencapai 100%. Sedangkan untuk
pompa cooling water pump akan hidup pada saat level minyak di crystallizer telah
mencapai high level, dan aka mati pada saat level minyak di crystallizer telah mencapai
low-low level (llw).

2. Crystallization
Setelah level minyak high level, maka pompa cooling tower pump akan hidup.
Pada saat inilah awal pendinginan secara bertahap di crystallizer dimulai. Pendinginan
minyak di crystallizer diatur secara bertahap dengan mengatur atau mengontrol
temperatur air dan volume yang masuk ke crystallizer sehingga minyak yang
didinginkan akan mengikuti GRAFIK kristalisasi yang di yakinkan akan berbentuk
kristal yang mudah untuk di filtrasi. Air pendingin yang masuk ke crystallizer dibagi
atas dua macam,yaitu:

a. Air cooling tower (cooling water).


Air cooling tower (cooling water) temperatur maksimum 30-35oC. Air cooling
tower berasal dari header water akan memasuki crystallizer melalui jalur valve V7C1,
kemudian akan di pompakan ke dalam water coil yang berada didalam crystallizer. Air
cooling tower yang masuk ke dalam crystallizer dibagi satu jalur yaitu, bagian bawah
crystallizer akan keluar di bagian atas crystallzer. Didalam crystallizer terdapat alat
agigator, alat ini berfungsi untuk Pemerataan temperatur minyak (RBDPO) dengan
menggunakan kecepatan 42 Hz Air cooling tower masuk ke dalam water coil sebagian
akan bersirkulasi dan sebagiannya lagi akan dialirkan ke cooling tower melalui jalur
valve V3C1, banyaknya air yang mengalir di dalam crystallizer diatur oleh control
valve (cv) yang berada sesudah disharge pompa, sesuai dengan temperatur recipe yang
telah di setting, Penggunaan air cooling hingga temperatur air keluar dari crystallizer

34
sekitar 32oC, kemudian pendinginan dilanjutkan dengan menggunakan air chiller. Yang
pada tahap ini valve yang terbuka adalah valve V8C1.

b. Air chiller (chiller water).


Air chiller (chiller water) yang bertemperatur antara max 8-12oC. Proses air
yang mengalir kedalam crystallizer sama seperti air cooling tower. Pada tahap ini valve
yang terbuka adalah valve V8C1. Penggunaan air chiller ini diatur secara bertahap dan
lama waktunya, dan juga termasuk kecepatan putaran agigator. Diharapkan temperatur
minyak pada akhir segment ini berada diantara 29-25oC. Apabila dalam pembentukan
kristal gagal atau temperatur minyak pada pertengahan segment ini terjadi kenaikan
temperatur 33oC, maka minyak yang berada di cryslallizer lebih baik di rijeck
(dikembalikan) ke tangki timbun RBDPO untuk diproses ulang kembali. Apabila dalam
pembentukan temperture minyak diatas 33oC akan mengakibatkan CP (cluod point)
tinggi dan IV (iodine valve) rendah,apabila hal ini terjadi maka akan mengakibatkan
rendemen (yield) rendah, hal ini terjadi diakibatkan oleh banyaknya olein yang masih
terikut stearin pada saat filtrasi di membran filter press. Dan apabila sebaliknya yang
terjadi akan mengakibatkan mutu minyak rendah, ini di akibatkan oleh banyaknya
stearin yang terikat di olein pada saat filtasi di membrane filter press.

Gambar 4.1. Crystallization 1 dan 2

35
Sumber: PT. pacific Indopalm Industries, 2021

4.3. Proses Filtrasi (Filtration Section)


4.3.1. Tahapan Proses yang Terjadi di Filter Press
Bagian-bagian dari Filter Press
1. Filter cloth.
Adalah media penyaringan yang terbuat dari kain khusus dengan ukuran
lubang pori-pori yang khusus.
2. Plat filter.
Adalah plate tempat penampungan Kristal yang selanjutnya akan dilakukan
pengepresan sehungga butiran Kristal stearin berbentuk cake.
3. Cyclone Tank.
Merupakan tangki tempat penampungan Kristal atau stearin ditampung setelah
dilakukan proses squeezing.
Kerusakan yang sering terjadi di filter press adalah :
a. terkoyaknya kain filter cloth, mengakibatkan pemisahan olein dan stearin
tidak sempurna.
b. patahnya selang hidrolik yang menyebabkan proses squeezing tidak
maxsimal.
Tahap operasi pada filter press adalah sebagai berikut:
a. Closing (penutup plate)
Tahap 1 adalah operasi penutup atau perapatan plate-plate agar pada saat
perlakuan pemompaan bahan olahan ke filter press tidak terjadi kecerobohan kebagian
sisi samping dan bawah dari pada plate. Penutupan filter press dengan cara system
hydrolik.
Pada proses filter press filing terbagi 2
a. roses pertama fillpress 1.
Tahap ini adalah tahap penyuplaian minyak dari kristalizer yang telah
terbentuk butiran Kristal, dipompakan menggunakan pompa nemo dari tekanan
0 bar sampai 0,8 bar.
b. Proses kedua filtrasion 2.

36
Tekanan pressure 0,8 bar sampai 2,5 bar menggunakan pompa nemo 50
Hz, setelah mencapai pressure 2,5 bar dianggap telah mensuplai RBDOL
kesemua area filter press cloth dan ketebalan celah plate, maka pompa nemo
akan berhenti/stop dengan sendirinya.
b. Pemerasan (squeezing)
Proses squeezing adalah proses pemerasan Kristal, agar cake stearin keras dan
kering tidak ada olein yang tersisa agar untuk mendapatkan yield yang bagus. Pada
tahap ini pemberian tekanan pada bidang plate, sehingga plate menekan ke arah masing-
masing celah plate sehingga butiran-butiran Kristal yang tertangkap tertekan. Kristal
tersebut memadat dan kering sehingga terbentu cake.
Proses squeezing terbagi 4.
1. Tahap pertama menggunakan waktu 100 detik dengan pressure mencapai 1 bar,
menggunakan putaran pompa 40 Hz.
2. Tahap kedua menggunakan waktu 150 detik dengan preesure 3 bar,
menggunakan putaran pompa squeezing 45 Hz.
3. Tahap ketiga menggunakan waktu 150 detik dengan preesure 6 bar sampai 7 bar,
dengan menggunakan putaran pompa squeezing 45 Hz.
4. Tahap keempat dengan waktu 150 detik dengan preesure 9 bar, dengan putaran
pompa 45 Hz.

c. pressure pre-release 1
yaitu proses membuang tekanan yang tadinya 6 bar menjadi 3 bar.

d. core blowing
proses core blowing yaitu pembersihan sisa-sisa minyak (Olein), menggunakan
angina len feeding yang dipakai pada saat proses filing, dari kristalizer menuju filter
press, dengan cara buka valve angin 9A/9B hingga terbuka, membersihkan len minyak
masuk yang ada di plat filter hingga menuju tangki core blow FT 10 Farm selama 100
detik.

37
e. Press Olein Discharge (Decompress)
Adalah proses penekanan membrane yang berada di dalam filter press, yang
digunakan tadi untuk memeras Kristal dimanan proses ini untuk mengempeskan
membrane agar stearin yang terbentuk di dalam filter cloth mudah jatuh ke dalam
melting tank, menggunakan waktu 120-130 detik. Stearin akan dicairkan dengan coil
pemanas menggunakan air hot water dan seterusnya dipompa untuk ditransfer ke
storage tank stearin.

Gambar 4.10 Filter press

f. Pressure Release
adalah proses membuang sisa-sisa tekanan yang berada di filter press.

g. Filter Pres (Washing)


adalah proses tahap pembersihan filter cloth dari butiran Kristal yang masih
melekat pada filter cloth dengan cara sirkulasi minyak pada temperature 65-70⁰C
dengan waktu 30 menit, pencucian dilakukan sesuai kondisi filter cloth normalnya
dilakukan setiap 30 kali penyaringan.

38
4.3.2. Proses Kerja di Filter Press
Sebelum dilakukannya proses feeding, kondisi plate-plate filter pressnya ditutup
terlebih dahulu, agar pada saat pemompaan minyak ke filter press tidak terjadi
kebocoran ke bagian sisi samping dan bawah plate. Selanjutnya proses feeding yaitu
penyuplaian minyak ke filter press melalui pompa PF3/1 dengan batas tekanan yang
telah ditentukan yaitu sebesar 0 bar sampai 0,8 bar. Pada tekanan ini umpan yang
berbentuk kristal dianggap telah tersuplay ke semua area filter cloth dan celah plate,
pada tahap ini valve yang terbuka adalah V1A. Sedangkan fraksi cair (olein) yang telah
terpisah oleh fraksi padat (stearin) akan lewat melalui pori-pori filter cloth ke selang
olein menuju tangki penampungan. Selanjutnya proses pengepresan (squeezing) proses
ini menggunakan tekanan sebesar 1-9 barr akan kadar minyak olein pada stearin
berkurang. Membran plate dan butiran kristal yang terperangkap di celah plate akan
tertekan dan mengakibatkan minyak yang masih terkandung didalamnya akan keluar
dari butiran kristal sampai benar-benar habis, sehingga butiran kristalnya berbentuk
cake stearin menggunakan tenaga udara yang bertekanan 7-9 bar,dilanjutkan dengan
proses core blow yaitu pembersihan butiran-butiran kistal pada bagian plate yang tidak
terkena tekanan udara pada tahap squeezing. Pada proses ini valve yang terbuka adalah
9A/9B, melalui valve tersebut minyak masuk dengan tekanan minyak 4-6 bar melalui
ujung line feeding yang akan dikembalikan ke pangkal Iine feeding pada filter press dan
dimasukkan ke tank syclone. Tahap ini bertujuan untuk memperkecil jumlah fraksi cair
yang terdapat didalam fraksi padat, apabila tidak dilakukan maka fraksi cair akan ikut
jatuh ke tangki penampungan fraksi padat (cake stearin). Apabila tahap core blowing
berakhir, dilanjutkan dengan tahap blowing yaitu dimana tahap ini merupakan akhir
proses pengurangan kandungan fraksi cair didalam fraksi padat. Sehingga cake stearin
benar-benar kering dari fraksi cair (olein). dilanjutkan dengan tahap
pembukaan/penarikan plate-plate (opening) untuk merenggangkan plate sehingga cake
stearin yang telah kering tersebut berjatuhan ke bak stearin. Ketebalan cake stearin
yang dijatuhkan adalah 4-5 cm, kemudian cake stearin yang telah jatuh akan dicairkan
menggunakan coil pemanas dengan suhu 65-70oC setelah itu baru dipompakan ke tangki
penyimpanan stearin.selanjutnya pelepasan tekanan hidrolik dari 120-360 bar sampai ke
titik nol. Proses terakhir adalah pencucian filter press (washing), ini dilakukan pastikan

39
suhu minyak washing didalam washing tank 65-75oC. Setelah suhu minyak washing
tercapai, maka lakukan proses pencucian filter press dengan memilih posisi “washing”
pada filter press. Proses washing ini lamanya 20-25 menit.

Gambar 4.2. Proses Fractination


Sumber: PT.Pacific Indopalm Industries, 2021

4.4. Flowchart Proses Pengolahan RBDPO Menjadi Olein dan Stearin


Berikut ini merupakan flowchart proses pengolahan RBDPO menjadi olein dan
stearin di PT. Pacific Indopalm Industries yang dapat dilihat pada gambar 4.4.

RBDPO

QC
CRYSTALLIZER SAMPEL CHECK ?

ST
COOLING RBDPO

CHILLING

CRYSTALLIZATION

FILTRATION

RBD PLAM OLIEIN 82% RBD PLAM STEARIN 18%

QC SAMPLE
PLANT OLEIN TANK MELTING TANK
CHECK ?

ST ST
OLEIN STEARIN

Gambar 4.4. Flowchart Proses Pengolahan RBDPO Menjadi Olein dan Stearin
Sumber: PT. Pacific Indopalm Industrie, 2021
Gambar 4.4 menunjukkan flowchart proses pengolahan RBDPO menjadi olein
dan stearin. Dapat dilihat proses pengolahan RBDPO menjadi produk akhir Olein dan

40
Stearin, langkah awal yaitu minyak RBDPO dari tanker dialirkan menuju Heat
Exchanger dengan mengunakan pompa. Sebelum menuju ke crystallizer, RBDPO
dipanaskan dia Heat exchanger hingga temperature ± 60oC- 65oC yang bertujuan untuk
menghancurkan kristal minyak yang terbentuk pada fase minyak. Lalu minyak dari
Heat Exchanger menuju tanki crystallizer diproses untuk membentuk butiran cristal
minyak untuk selanjutnya dilakukan proses pemisahan fraksi padat (stearin) dan fraksi
cair (olein) menggunakan filter press, lalu minyak stearin dan olein akan dipompakan
menuju tanki penampungan.

4.5. Hasil Produksi (Out Put)

Setelah melewati semua proses, mulai dari proses refinery pengubahan CPO
(Crude Palm Oil) menjadi RBDPO (Refined Bleached Dedorized Palm Oil) dan
kemudian memasuki tahap fractionation dimana RBDPO (Refined Bleached Dedorized
Palm Oil) akan diolah lagi menjadi dua produk, yaitu olein dan stearin.
Dari semua proses, produk akhir yang dihasilkan adalah olein dan stearin
RBDOL, dimana produk olein ini adalah minyak goreng yang dikonsumsi setiap hari
oleh masyarakat. Sementara stearin yang dihasilkan akan melewati proses pengolahan
lagi, untuk menjadi bermacam-macam produk turunan dari stearin seperti mentega,
campuran kosmetik, dan lain-lain.

41
42

Anda mungkin juga menyukai