Anda di halaman 1dari 65

SELAMAT DATANG

DI
IN HOUSE TRAINING
PKS NGABANG

NGABANG, 25 OKTOBER 2022


1
PREPARED BY : ELPIDIUS (MASINIS KEPALA)
TOPIK :

* DASAR-DASAR PEREBUSAN *
2
ALIRAN PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Reception Sterilisation Threshing Pressing Screening Clarifying

Fibre Recovered
FIBRE
Oil

Fibre Cyclone Separator


Boiler
Depericarpering
Shell

Shell Shell Cyclone Ripple Mill

Kernel

Vacuum Purifying
Oil Storage 3
Drying
Silo Tank
Winnower
PEREBUSAN
STERILISASI
Adalah tahap pertama kali
minyak dan inti (kernel) dikutip,
apabila proses ini gagal maka
proses selanjutnya akan
bermasalah/gagal.

Proses perebusan (sterilising) Tandan Buah Segar


(TBS) menggunakan uap bertekanan

Sumber steam didapat dari Boiler yang disuplai


ke Back pressure vessel (BPV) yang selanjutnya
4
dikirim ke steriliser.
Kenapa buah sawit
(TBS >> Tandan Buah Segar)
perlu direbus????

5
TUJUAN PEREBUSAN

1. MENGHENTIKAN 2. MEMUDAHKAN PEMIPILAN


PERKEMBANGAN ASAM (STRIPPING/THRESHING)
LEMAK BEBAS / ALB (FFA)

SYARAT LEPASNYA
BERONDOLAN
DARI SPIKELET
ADALAH DENGAN
MENGGUNAKAN
UAP PADA
TEKANAN
ATMOSFER,
TEMPERATUR
SYARAT MATINYA ENZYM 100̊C SELAMA 20 –
LIPASE YANG MENAIKKAN ALB 40 MENIT
ADALAH TEMPERATUR 55 oC
TUJUAN PEREBUSAN

3. PENYEMPURNAAN DALAM PENGOLAHAN


PENGADUKAN  Susunan daging buah
DAN
PENGEPRESSAN
(Pericarp) menjadi berobah
satu sama lain sehingga
pengambilan Minyak dari
serat selama proses
pengempaan

 Pemisahan sel minyak


dari zat bukan lemak
(Non Oil Solid) pada
proses pemurnian akan
lebih mudah dikerjakan. KLARIFIKASI
TUJUAN PEREBUSAN

4. PENYEMPURNAAN DALAM PENGOLAHAN INTI SAWIT

 Kadar air dalam biji


sebagian dikurangi NUT
sehingga daya lekat Inti CRACKING
Sawit terhadap
cangkangnya menjadi
berkurang

Kadar Air
Noten 20%
1. Buah belum matang sempurna
2. Buah sulit membrondol pada saat proses Thresing.
3. Jumlah katekopen meningkat
4. Meningkatkan persentase kehilangan minyak
5. Menghambat proses selanjutnya (pengutipan minyak
sulit)
6. Dapat merusak mesin

Perebusan yang Terlalu Singkat

KONTROL !!!!

Perebusan Terlalu Lama

1. Penggunaan uap meningkat


2. Efisiensi waktu kurang
3. Minyak banyak yang terhisap ke janjangan
4. Meningkatkan persentase kehilangan minyak pada kondensat
5. Menurunkan rendemen 9
6. Minyak yang diperoleh gosong sehingga sukar dipucatkan
PERALATAN REBUSAN (STERILIZER)
Peralatan Sterilizer
Sterilizer

 TABUNG STERILIZER, Yang Terdiri Dari :


- Dua Buah Pintu
- Insulasi Dengan Rock Wool/Calcium Silicate
- Centilever/Jembatan
- Main Steam Valve
- Exhaust Valve
- Condensate Valve
- Safety Valve
- Pressure Gauge

Mobile
Learning
PERALATAN REBUSAN (STERILIZER)
Peralatan Sterilizer
Sterilizer
PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM
PEREBUSAN
PERALATAN FUNGSI KETERANGAN
1. Unit sterilizer Tempat merebus buah sawit dilengkapi 2 unit pintu
(vessel) (TBS)
2. Pipa dan valve memasukkan steam (uap) ke Pipa CS 6” SCH 80 dan Valve
inlet sterilizer ButterFly c/w Aktuator atau
Globe Valve 6”
3. Pipa dan valve pembuangan steam hasil Pipa CS 6” SCH 80 dan Valve
condensate condensasi ButterFly c/w Aktuator atau
Globe Valve 6”
4. Pipa dan valve pembuangan steam eks Pipa CS 8” SCH 80 dan Valve
exhaust perebusan ButterFly c/w Aktuator atau
Globe Valve 8”
5. Safety valve katup pengaman saat tekanan Safety Valve 6”
dalam sterilizer berlebih
(diatas tekanan kerja)
6. Alat-alat ukur memonitor pengoperasian  Pressure Gauge
(gauge) alat  Termometer
7. Centilever Rail jembatan untuk masuk dan
Bridge keluarnya lori buah
ALAT-ALAT PENGAMAN REBUSAN
Manometer Alat pengukur tekanan dalam Vesel untuk melihat 3 buah /
( Pressure gauge) gerak tekanan uap selama perebusan. Rebusan
Thermometer Gauge mengetahui besarnya temperature pada perebusan 1 buah /
yang berbanding lurus dengan kenaikan tekanan. Rebusan
Globe Check Valve Menjaga steam tidak kembali ke pipa, jika terjadi 1 buah /
aliran yang berlawanan arah maka katub akan Rebusan
menutup
Safety relieft Valve membuang tekanan uap yang terlalu tinggi 1 buah /
(berlebih) yang masuk ke dalam sterilizer Rebusan
memberi tanda operator apakah ada plat yang 4 buah /
mengalami pengikisan atau kebocoran Rebusan
Pipa “Tile Tale” membuang uap yang bocor sehingga menghindari
pengembungan plat yang dapat menyebabkan
kerusakan sterilizer
Hand Valve Membuang sisa steam yang ada di tabung rebusan, 2 buah /
untuk memastikan kondisi tekanan uap sebelum Rebusan
membuka pintu
Lock Ring door Pengunci agar pintu tidak berputar saat perebusan 2 buah /
13
Rebusan
ALAT-ALAT PEMBANTU DAN PENGAMAN

Pressure Gauge

Valve Uap Keluar

Safety Lock

Hand Valve
ALAT-ALAT PEMBANTU DAN PENGAMAN

Safety Lock

Hand Valve
Safety Valve Manometer

Main Steam Valve


Check Valve
Hand Valve

Pipa “Tile Tale”


ISTILAH-ISTILAH PENTING
PEREBUSAN
SISTEM PEREBUSAN : Sistem pemasukan dan pengeluaran uap dari
dalam Sterilizer.
SIKLUS PEREBUSAN : Jumlah waktu yang diperlukan dari mulai
membuka pintu rebusan sampai berakhirnya
perebusan dan pintu rebusan dibuka kembali.
MASA REBUS : Masa dari buah mulai direbus yang dihitung dari
pemasukan uap dan pengeluaran uap selesai.
TEKANAN REBUS : Tekanan uap pada Rebusan yang ditetapkan
dengan Manometer (Pressure Gauge).
DEAERASI : Proses pembuangan udara dari dalam bejana
sterilizer.
AIR KONDENSAT : Air buangan yang keluar dari bejana Sterilizer
POLA TIGA PUNCAK : Jumlah puncak yang terbentuk selama proses
perebusan ada tiga puncak akibat dari tindakan
pemasukan uap, penahanan dan pembuangan
uap selama proses perebusan satu siklus.
I. SISTEM PEREBUSAN

SISTIM SINGLE PEAK

SISTIM DOUBLE PEAK

SISTIM TRIPLE PEAK

PKS NGABANG
ASPEK YANG MEMPENGARUHI
OPERASI PEREBUSAN

KONTROL DARI VALVE

SIKLUS PEREBUSAN (Cycle Time)

INTERVAL REBUS (Sequency of Cycle)

KAPASITAS REBUSAN

DEAERASI

PEMBUANGAN KONDENSAT
ASPEK YANG MEMPENGARUHI OPERASI PEREBUSAN

I. Kontrol dari Valve


1. MANUAL : Buka dan tutup semua valve diatur dan dilakukan
sepenuhnya oleh Operator
2. AUTOMATIS: Buka dan tutup semua valve diatur dan digerakkan secara
automatis oleh Program Logic Control (PLC)

PKS NGABANG

MANUAL !
ASPEK YANG MEMPENGARUHI OPERASI PEREBUSAN

II. SIKLUS PEREBUSAN

Jumlah waktu yang diperlukan dari mulai membuka pintu


rebusan sampai berakhirnya perebusan dan pintu rebusan
dibuka kembali.

1. Waktu pemasukan TBS (charging in time)


2. Waktu pelepasan udara ( deaeration)
3. Waktu penaikan tekanan ( pressure build up)
4. Waktu penahanan tekanan (holding time)
5. Waktu penurunan tekanan (condensate)
6. Waktu pembuangan uap (exhaust)
7. Waktu pengeluaran TBS masak (discharging time)
Menentukan Siklus Perebusan :

Jumlah Rebusan Digunakan x Jumlah Lori x Kapasitas Lori x 60 Menit


Siklus =
Kapasitas Olah yang Diinginkan

SIMULASI PERHITUNGAN

Isi Lori
Kapasitas Kapasitas Siklus
Rebusan dalam
Lori Diinginkan Perebusan
Rebusan
(Unit) (Unit) (Ton) (Ton/Jam) Menit
2 10 2,5 45 66,67
3 10 2,5 45 100,00
4 10 2,5 45 133,33
PANDUAN UMUM SIKLUS
PEREBUSAN
Double
Single Peak Triple Peak
No Components Peak
(Menit) (Menit)
(Menit)
1 Waktu Pemasukan TBS 5 – 10 5 – 10 5 – 10
2 Waktu Penaikan Tekanan 10 – 15 10 – 15 10 – 15
Waktu Penurunan Tekanan
3 0 6–8 6–8
(Condensate)
4 Waktu Penaikan Tekanan 0 10 – 15 10 – 15
Waktu Penurunan Tekanan
5 0 0 6–8
(Condensate)
6 Waktu Penaikan Tekanan 0 0 10 – 15
7 Waktu Penahanan Tekanan 30 – 45 30 – 45 30 – 45
Waktu Penurunan dan
8 Pembuangan (Condensate and 5–8 6–8 6–8
Exhaust)
9 Waktu Pengeluaran TBS Masak 5 – 10 5 – 10 5 – 10
Total Siklus Perebusan 66 - 88 82 - 111 98 – 134
SIKLUS PEREBUSAN
BERBEDA DENGAN
WAKTU PEREBUSAN
POLA PEREBUSAN PKS NGABANG

TRIPLE PEAK
WAKTU REBUS

Puncak III : 45 – 55 Menit


3,0
II
2,5
I
2,3
PENGATURAN PEMBUKAAN VALVE PADA MASA REBUS
JUMLAH
JUMLAH
VALVE (KERANGAN) WAKTU WAKTU TEKANAN
STEP WAKTU KETERANGAN
KUMULATIF
INLET CONDENSATE EXHAUST (Menit) (Menit) (Menit) (kg/cm²)
1 O O S 3 3 3
2 O S S 6 9 9 2,3
3 O O S 1 10 10 PEAK 1
4 S O O 2 12 12
5 O O S 1 13 13 0,0
6 O S S 8 8 21 2,5
7 O O S 1 9 22
PEAK II
8 S O O 3 12 25
9 O O S 2 14 27 0,0
10 O S S 14 14 41 3,0
11 O O S 1 15 42 2,7
12 O S S 20 35 62 3,0
13 O O S 1 36 63 2,7 PEAK III
14 O S S 20 56 83 3,0
15 O O S 3 59 86
16 S O O 4 63 90 0,0
Catatan : ISI LORI DALAM REBUSAN = 10 UNIT
O = Open (BUKA)
S = Shute (TUTUP)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAMANYA WAKTU
REBUS :
1. UKURAN BESAR-KECIL TANDAN

TANDAN BESAR
Diameter ~300 - 400mm

TANDAN KECIL
Berat ~ 20 - 40kg
- DAERAH KONTAK KECIL DAN
- DAERAH KONTAK BESAR DAN DALAM
DANGKAL
- PENETRASI UAP LAMBAT
- PENETRASI UAP CEPAT
- WAKTU REBUS ±90 MENIT
- WAKTU REBUS ±75 MENIT
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAMANYA WAKTU
REBUS :
2. DERAJAT KEMATANGAN BUAH

BUAH MENTAH
ATAU AGAK
AGAK MATANG
MATANG

MATANG

LAMA
MENTAH
1. MEREBUS MELEBIHI WAKTU MAKSIMAL
DAN BATAS SUHU AKAN MENYEBABKAN
PENURUNAN MUTU MINYAK SAWIT
(GOSONG).
2. TERLALU LAMA MEREBUS (OVER
STERILIZATION) AKAN MENYEBABKAN
LOSSIS MINYAK PADA KONDESAT
MENINGKAT.
ASPEK YANG MEMPENGARUHI OPERASI PEREBUSAN

III. INTERVAL PEREBUSAN

Mengatur waktu start rebusan pertama dengan start rebusan berikutnya.

Rumusan :

Berat/Vol.Lori x Jlh. Lori Rebusan x 60Menit


INTERVAL REBUSAN =
Kapasitas Pabrik

PKS NGABANG : Kapasitas Lori = 2,5 ton TBS


Jumlah Lori Per Rebusan = 10 lori

Target Kapasitas Pabrik Kapasitas Lori Jumlah Lori Per Rebusan Interval Rebusan
(Ton/Jam) (Ton) (Unit) (Menit)
30 2,5 10 50
45 2,5 10 33,33
60 2,5 10 25
URUTAN PENGOPERASIAN REBUSAN
BERANGKAI DENGAN WAKTU YANG TERATUR DAN BENAR

IV No. 4

II No. 3

III No. 2

I No. 1

TUJUAN

1. Menghindari kebutuhan uap yang berlebihan pada proses perebusan


2. Menghindari penurunan tekanan yang fluktuatif (bergejolak) pada masa
perebusan.
3. Pemakaian steam yang effisien sehingga membantu operasi di boiler dan
turbine serta station lain dalam processing di PKS.
ASPEK YANG MEMPENGARUHI OPERASI PEREBUSAN

IV. KAPASITAS REBUSAN


Kapasitas rebusan adalah kemampuan perebusan menyediakan jumlah TBS
masak per jam yang siap untuk di process.

Kapasitas rebusan dapat dicari dengan rumus sbb :


S x N x C x 60 Menit
Kapasitas Rebusan =
T
Dimana :
S = Jumlah Tabung Rebusan yang ada di Pabrik
N = Jumlah Lori yang dapat ditampung dalam 1 (satu) tabung rebusan
C = Kapasitas isi masing-masing lori
T = Waktu perebusan (Steam Time + Waktu buka dan tutup Rebusan)
Jumlah Kapasitas Jumlah Lori Siklus Kapasitas
Rebusan Lori / Rebusan Rebus Rebusan
(Unit) (Ton) (Unit) Menit (Ton)
2 2,5 10 95 31,58
3 2,5 10 95 47,37
4 2,5 10 95 63,16
ASPEK YANG MEMPENGARUHI OPERASI PEREBUSAN

V. DEAERASI
(Pembuangan Udara Dalam System
Perebusan)

Mengapa udara dalam


Rebusan harus
dibuang????
Mengapa udara dalam Rebusan harus dibuang????

UDARA sebagai ISOLATOR


Rachis
STEAM
A
TR

Area
perpindahan
panas
Udara di antara
brondolan
Udara di luar
buah
Mengapa udara dalam Rebusan harus dibuang????

MEMUNGKINKAN DIPEROLEHNYA TEMPERATUR


TERTINGGI PADA SAAT TEKANAN STERILISASI

Tekanan Suhu
Parameter
( bar ) ( °C )
Minimal 2,8 131,2
Maksimal 3 133,5
Mengapa udara dalam Rebusan harus dibuang????
ADANYA UDARA DALAM TABUNG
STERILIZER MENGAKIBATKAN
TERJADINYA PENURUNAN TEKANAN.

Misalnya :

 Tekanan uap masuk sterilizer (Terbaca Manometer) = 3 bar


 Tekanan udara yang ada dalam rebusan = 1 bar
 Perbandingan uap dan udara =3:1

maka TEKANAN PARTIAL UAP adalah :

3
X 3 = 2,25 bar
( 3 + 1 )
TEKANAN YANG DI TUNJUKAN MANOMETER ITU TIDAK SEPENUHNYA DARI
TEKANAN UAP MELAINKAN CAMPURAN DARI TEKANAN UAP DAN UDARA
HUBUNGAN TEKANAN DAN SUHU UAP YANG BERCAMPUR DENGAN UDARA
DALAM BEJANA DAPAT DILIHAT PADA TABEL DI BAWAH INI.
Tekanan Absolut Tekanan Gauge Suhu
Kg/cm2 Kg/cm2 (oC)
1,0 0,0 100
2,0 1,0 119,6
2,5 1,5 126,8
3,0 2,0 132,9
3,5 2,5 138,2

39
TEKANAN UNTUK MEREBUS ADALAH TEKANAN UAP MURNI

TEKANAN MINIMAL 2,8 BAR DENGAN TEMPERATUR 131,2°C

TEKANAN MAKSIMAL 3,0 BAR DENGAN TEMPERATUR 133,5°C


UPAYA UNTUK MEMPERKECIL JUMLAH UDARA
DALAM STERILIZER
1. Mengatur isi lori dengan menyusun
buah sebaik mungkin sehingga
ruang-ruang kosong antar buah
dapat diminimalkan, sehingga udara
tidak terjebak.

2. Kapasitas lori diisi sesuai dengan


kapasitas desain, diusahakan tidak
mengisi buah melebihi kapasitas lori
karena hal ini dapat mengurangi
kapasitas olah.

3. Rebusan diisi lori sesuai dengan


rancangan Rebusan yaitu 10 Unit lori
per Rebusan.

4. Melakukan Pembuangan Udara


(Daereasi), yaitu pembuangan udara
dari dalam sterilizer dengan cara
medorong udara dengan uap
bertekan.
TEKANAN UNTUK MEREBUS ADALAH TEKANAN UAP MURNI

TEKANAN MINIMAL 2,8 BAR DENGAN TEMPERATUR 131,2°C

TEKANAN MAKSIMAL 3,0 BAR DENGAN TEMPERATUR 133,5°C


METODE PEMBUANGAN UDARA
DARI STERILIZER

1. SWEEPING
 Membuang Udara Dari
Tabung Sterilizer.

3,0
II
2,5
I
2,3

2. Difusi
 (Bercampurnya Udara
Dan Uap), Akan
Mengeluarkan Udara.
ASPEK YANG MEMPENGARUHI OPERASI PEREBUSAN

VI. PEMBUANGAN KONDENSAT


Sangat Penting Dengan Tujuan :

1. Mencegah korosi yang berlebihan pada sterilizer dan lori

2. Mencegah banjir( Flooding ) didalam Sterilizer yang akan menyebabkan :

a. Menyebabkan rusaknya bearing / bushing roda lori.


b. Mempengaruhi perpindahan panas dan sterilisasi TBS pada bagian
bawah lori .
c. Mencuci minyak pada permukaan buah sehingga meningkatkan
kehilangan minyak( Oil losses).
d. Membahayakan operator pada saat membuka pintu.
HAL YANG MEMPENGARUHI
KAPASITAS REBUSAN

1. Pengisian TBS ke Lori (C)


2. Jumlah Lori dalam Rebusan
3. Waktu perebusan
4. Steam Time
5. Buka / Tutup pintu Rebusan
UKURAN KEBERHASILAN PEREBUSAN
1. Tandan tak terlerai / Katakopen (unstripped bunches)
< 0,50% terhadap Contoh
Maksimal 0,8% Thd. Contoh.

2. Oil in Empty Bunch Stalks < 0,30% terhadap TBS


3. Berondolan Terikut Tandan Kosong < 0,05% terhadap TBS

4. Kehilangan minyak (Losis) pada Air condensate :


a. PTPN XIII – PDIK TAHUN 2016 : Maksimal 1% (Thd.
Contoh)
b. PKS Swasta : Maksimal 0.5% (Thd. Contoh) atau setara 1
kg per ton TBS

5. Kelembaban dalam biji (nut) basah – di bawah 21%.


46
TROUBLE SHOOTING

1. Tekanan steam tidak tercapai:


 Check semua kebocoran pada sterilizer, pipa-pipa dan
kondisi semua valve
 Check sequencing time perebusan
 Check tekanan steam pada boiler
2. Kapasitas tidak tercapai:
 Pastikan isi lori minimal sesuai standard.
 Check waktu perebusan.
 Pastikan waktu buka tutup rebusan sesuai
standard.
 Pastikan jumlah lori dalam rebusan berjumlah
cukup

3. Minyak dalam Air Kondensat tinggi:


 Check lamanya perebusan
 Pastikan strainer condensate selalu
bersih

47
STANDARD OPERATION PROCEDURE
( SOP )

PREPARED BY : MANAGEMENT OF PKS NGABANG 48


SOP

I. PEMERIKSAAN SEBELUM REBUSAN DIOPERASIKAN

No. BAGIAN ALAT PEMERIKSAAN TINDAKAN


1. Packing Pintu Periksa Packing Pintu terutama pada Ganti Packing
bagian bawah, rawan rusak
disebabkan adanya genangan Air
Kondensat.
2. Manometer (Alat Periksa Manometer yang terdapat Perbaiki/Ganti
Pengukur Tekanan) pada bahagian atas pintu
muka/belakang apakah masih
berfungsi atau tidak
3. Seluruh Valve periksa apakah berfungsi atau tidak Perbaiki
4. Plate Penyaring periksa apakah ada Brondolan yang Bersihkan
Kondensat sangkut, sebab jika hal ini diabaikan
dapat menghambat pengeluaran Air
Kondensat pada saat pengoperasian.
Genangan Air Kondensat ini akan
mempercepat rusaknya Packing
Pintu.
PREPARED BY : MANAGEMENT OF PKS NGABANG 49
SOP

I. PEMERIKSAAN SEBELUM REBUSAN DIOPERASIKAN

No. BAGIAN ALAT PEMERIKSAAN TINDAKAN


5. Katup Pengaman Periksa Mekanisme dari katup Lakukan test manual
(safety valve) pengaman (Safety Valve) apakah saat awal mengolah.
sudah berfungsi baik.
6. Cantilever Periksa apakah cantilever dalam
(Jembatan untuk keadaan baik dan tidak “Baling”
keluar/masuk lorry (Twisted). Hal ini harus benar-benar
rebusan) diperhatikan agar lorry yang
masuk/keluar dari Rebusan tidak
terganggu (jatuh).

KECELAKAAN REBUSAN MELEDAK

Kecelakaan terjadi rebusan meledak, bukan badan rebusannya yang


meledak, tetapi yang sering terjadi adalah pintu rebusan mendadak terbuka
dan terlempar terbang dengan suara yang dahsyat disertai semburan uap
panas, kemudian rebusan tersebut bergerak seperti roket memutuskan baut-
baut pondasi dan ini umumnya terjadi akibat kecerobohan dan kelalaian
petugas.
SOP

II. MENGOPERASIKAN REBUSAN

No. TAHAPAN TINDAKAN


A. Memasukkan 1. Sterilizer dalam keadaan kosong dan satu set rebusan lori
TBS telah siap untuk dimasukkan (10 lori).
2. Tekanan uap di dalam sterilizer nol dan pintu dalam
keadaan terbuka.
3. Krangan pemasukkan uap ( Steam Inlet Valve ) dalam
keadaan tertutup.
4. Krangan pelepasan uap ( Steam Exhaust Valve ) dalam
keadaan terbuka.
5. Krangan condensate dalam keadaan terbuka.
6. Kran pengaman pintu dalam keadaan terbuka.
7. Lori TBS dimasukkan ke dalam sterilizer.

Setiap lori yang jatuh didepan sterilizer harus


ditangani dengan hati – hati dan operator
harus melaporkan hal ini kepada Assisten /
mandor.
SOP
II. MENGOPERASIKAN REBUSAN
No. TAHAPAN TINDAKAN
B. Perebusan 1. Lori berisi TBS telah berada didalam sterilizer.
(Sterilizing) 2. Tutup pintu sterilizer dan dikunci sampai indikator jatuh.
3. Tutup kran pengaman pintu.
4. Tutup Krangan pelepasan uap ( Steam Exhaust Valve )
5. Buka secara perlahan-lahan krangan pemasukkan uap.
6. Ketika tekanan uap mencapai 1 bar (± 1 kg/cm² ) tutup krangan
kondensat.
7. Lakukan pembukaan & penutupan krangan-krangan sesuai
dengan waktu yang diprogram (Proses Daearasi, Kondensate, dan
Penahanan Tekanan Rebus).
8. Tekanan uap induk harus tetap pada 3 bar (± 3.0 kg / cm² ).
Apabila tekanan uap di rebusan tidak tercapai dan berkisar
dibawah 2.7 kg / cm²maka dilakukan penambahan masa tahan 10
menit sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
9. WAKTU perebusan biasanya sekitar 85 s/d 90 menit dan
tergantung juga dari kualitas TBS. Apabila TBS restan perebusan
berkisar antatra 70 s/d 75 menit.
10 System perebusan yang dipakai adalah Triple peak ( tiga Puncak )
SOP
II. MENGOPERASIKAN REBUSAN

APABILA KONDISI TEKANAN UAP YANG DIHASILKAN OLEH


BOILER TIDAK MENCUKUPI / KECENDERUNGAN STEAM
KURANG MAKA DIPAKAI SISTEM DOUBLE PEAK( DUA
PUNCAK ) SUPAYA KAPASITAS OLAH( THROUGPUT)
TERCAPAI SEHINGGA PROSES BERJALAN LANCAR DAN
MAKSIMAL.
SOP
II. MENGOPERASIKAN REBUSAN
No. TAHAPAN TINDAKAN
C. Pengosongan 1. TBS telah direbus selama kurang lebih 85 s.d 90 menit.
( Blow off ) 2. Tutup krangan pemasukan uap.
3. Buka krangan kondensat.
4. Buka krangan pelepasan ( Exhaust Valve ) dan kosongkan
uap.
5. Pada saat manometer menunjukkan nol, buka kran
pengaman pintu.
6. Jika uap sudah tidak keluar dari kran pengaman pintu,
buka pintu perlahan - lahan.
7. Tarik keluar lori yang berisi TBS yang telah direbus dengan
Capstand/Winch.
“DILARANG KERAS” membuka pintu Rebusan sebelum tekanan
pada Manometer menunjukkan angka NOL Kg/Cm2, karena hal
ini dapat berakibat fatal dan mencelakakan Operator itu sendiri
disamping merusak Packing dan pintu Rebusan.

Perhatian yang besar harus dilakukan pada saat pembukaan


pintu dan operator harus berdiri dalam jarak yang aman untuk
menghindari ayunan pintu. Jangan berdiri dibelakang pintu.
PENTING UNTUK OPERATOR
SAAT SELESAI MENGOLAH
1. Lanjutkan proses perebusan sampai tingkat kematangan yang diinginkan
(matang dan setengan matang) untuk restan buah yang akan ditinggalkan.

2. Pastikan unit Rebusan yang berisi buah restan harus di blow-down sesuai
prosedur normal dan pintu-pintu harus tertutup sampai pengoperasian
selanjutnya. DILARANG MENINGGALKAN REBUSAN DALAM KONDISI
BERTEKANAN.

3. Sebelum meninggalkan Stasiun, pastikan bahwa keadaan sekeliling sudah


dalam keadaan bersih dan siap dijalankan kembali.
SOP
III. MULAI PROSES PAGI HARI
1. Pada penghentian produksi, sterilisasi TBS yang akan dimalamkan harus
tetap diselesaikan, setelah itu kondensat harus dibuang sesuai dengan
prosedur normal. Pintu harus dibuka di longgarkan kuncinya dan dibiarkan
dalam keadaan tersebut. Hal ini untuk mencegah terjadinya kevakuman
didalam sterilizer.
2. Pagi hari, sterilizer harus ditutup dan buah harus diberi uap selam 20
menit sebelum dikeluarkan selama periode pemanasan, drain harus cukup
terbuka untuk mengeluarkan kondensat.
3. Setelah buah dikeluarkan, pabrik siap untuk beroperasi. Program
sterilisasi setiap hari harus dimulai dengan siklus pada sterilizer pertama.

TBS YANG TELAH DIREBUS HARUS TETAP


DIBIARKAN SEMALAM DI DALAM
STERILIZER AGAR PROSES PAGI HARI
DAPAT DIMULAI DAN PROSES PRODUKSI
DAPAT DIPERCEPAT SEKITAR 1 JAM.
SOP
IV. AKHIR SIKLUS PEREBUSAN

1. Plat saringan( Strainer ) didepan Sterilizer harus digaruk dan


dibersihkan, setiap brondolan dan tandan harus dibuang
ketempat pembuangan / dimasukkan kedalam lori kosong.
2. Ring pintu harus diperiksa dan tetap bersih.
3. Brondolan / sampah harus di buang dari pintu dan
kerangkanya.
SOP
V. PEMBERSIHAN HARIAN

1. Bersihkan kotak / parit di depan Sterilizer dari brondolan dan


tandan.
2. Periksa dan bersihkan packing pintu dan landasannya.
3. Periksa dan bersihkan setiap Strainer dan pastikan pipa
saluran kondensate tidak tersumbat.
SOP

VI. GARIS PANDUAN UNTUK PENGENDALIAN MUTU DAN


KAPASITAS OLAH

1. Tekanan uap harus tetap sepanjang waktu.


2. Pembuangan udara dan kondensat yang benar harus
dipertahankan.
3. Sterilizer harus dioperasikan sesuai dengan urutan.
4. Keterlambatan pengisian lori dan lori yang keluar dari rel
seminimal mungkin.
5. Tandan yang tak terontokkan ( USB ) tidak melebihi 2.5 %.
SOP

VII. PENCATATAN
Pencatatan sterilizer sangat penting untuk mengetahui kapasitas
olah selama masa produksi

Waktu perebusan harus di catat di log sheet tulis yang telah


disediakan dan disalin kelembar kerja pada akhir shift untuk
diserahkan kepada Assisten/ Mandor.
SOP

VII. PENCATATAN
SOP

VIII. TUGAS – TUGAS OPERATOR

1. Mengopersikan mesin secara aman dan benar.


2. Memastikan kapasitas olah ( Troughput )
maksimal.
3. Melakukan pencatat Kegiatan di Buku Jurnal.
4. Menginformasikan kepada Assisten / mandor
yang bertugas setiap ada kelainan mesin atau
kerusakkan.
5. Melaksanakan prosedur operasi sesuai yang
digariskan pimpinan seperti prosedur
menjalankan dan menghentikan atau instruksi
yang di berikan oleh Assisten / mandor yang
bertugas.
6. Tetap menjaga kebersihan di stasiun sterilizer
7. Keutuhan Peralatan / perlengkapan kerja di
Stasiun Sterillizer harus dijaga.
KESELAMATAN DI STASIUN
STERILIZER HARUS DIPERHATIKAN
SUNGGUH – SUNGGUH .

90 % KEJADIAN YANG
FATAL DI PABRIK KELAPA
SAWIT TERJADI PADA
STASIUN STERILLIZER. 63
64
PREPARED BY : MANAGEMENT 65
OF PKS NGABANG

Anda mungkin juga menyukai