Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MESIN DAN PERALATAN PERKEBUNAN

STERILIZER

Dosen Pengampu:
Beauty S.D Dewanti, ST, MT

Disusun oleh :

Adetya Rahmadani
Agil Mas Prastyo
Dendy Maha Putra
Dio Dwi Pujo L
Dzaky Nur Afif
Eko Prianto
Haka Marhendra P
Thariq Abdul Hafizh

(135100301111007)
(135100301111082)
(135100300111025)
(135100301111074)
(135100300111071)
(135100301111072)
(135100300111100)
(135100301111013)
Kelas P

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau
setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, mekanik dan gas untuk
membunuh

bentuk

kehidupan

berupa

mikrooorganisme.

Dalam

bidang

mikrobiologi baik dalam pengerjaan penelitian atau praktikum, keadaan steril


merupakan syarat utama keberhasilan keberhasilan dalam laboratorium, utamanya
untuk menjaga kualitas produk dari kontaminan dalam suatu Industri menjadi
penting. Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi dan desinfeksi sangat
diperlukan untuk melakukan pekerjaan di bidang apapun yang bertanggung jawab.
Cara sterilisasai dan desinfeksi yang baru banyak diperkenlakan, namun
masih tetap digunakan cara cara dan beberapa bahan seperti digunakan abad
lampau masih banyak dipergunakan. Pemahaman mengenai sterilisasi ini menjadi
penting dalam dalam proses pengolahan suatu produk, terutama dalam bahasan
tentang produk olahan hasil perkebunan dalam hal ini. Sehingga diharapkan
dengan mengetahui proses sterilisasi yang benar dan alat sterilisasi (sterilizer)
yang tepat maka diharapkan akan mendapatkan hasil olahan sesuai mutu yang
diinginkan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami lebih jauh tentang
sterilisasi terutama mesin sterilizer. Lebih khusus lagi makalah ini sesuai dengan
mata kuliah yang sedang ditempuh adalah mesin dan peralatan perkebunan maka
nanti lebih khusus akan membahas tentang sterilizer pengolahan perkebunan
kelapa sawit. Merupakan suatu yang penting untuk membahas sterilisasi karena
ini menjadi suatu bagian dari proses pengolahan dalam setiap industri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau
benda dari semua bentuk kehidupan(termasuk virus). Semua material sebagai
subjek proses ini disebut sebagai bahan yang steril. Istilah steril tidak
menggambarkan suatu bahan mutlak steril namun lebih tepatnya hampir tidak
terdapat kehidupan karena steril tidak dapat dipastikan. Ketika sejumlah
mikroorganisme terpapar terhadap suatu perlakuan sterilisasi seperti panas atau
sinar UV, mereka tidak akan mati secara langsung spontan melainkan akan mati
secara bertahap. Menurut Hogg (2005), secara teoritis dampak sterilisasi terhadap
jumlah mikroorganisme yang homogen yaitu akan mematikannya secara
eksponensial dengan kecepatan yang seragam.
2.2 Macam macam Sterilisasi
2.2.1 Sterilisasi Fisika
2.2.1.1 Sterilisasi Uap (Panas Lembab)
Sterilisasi Uap dilakukan menggunakan autoclave dengan prinsipnya
memakai uap air dalam tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi
biasanya 121, tekanan yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per
square inci) atau 1 atm. Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis.
Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit
tergantung dari volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama
menyebabkan:

Penguraian gula.
Degradasi vitamin dan asam-asam amino.
Inaktifasi sitokinin zeatin riboside.
Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar. Bila ada

kelembapan (uap air) bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperatur yang
lebih rendah dibandingkan jika tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran
bakteri oleh uap air panas adalah terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa
protein esensial dari organisme tersebut.

Kondisi yang dibutuhkan untuk sterilisasi uap dengan menggunakan autoclave


adalah :

Suhu 115,5 , waktu 30 menit

Suhu 121,5 , waktu 20 menit

Suhu 126,5 , waktu 15 menit


Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan

farmasi dan bahan-bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang dipergunakan
dan tahan terhadap penembusan uap air, larutan dengan pembawa air, alat-alat
gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastik, dan media untuk
pekerjaan mikrobiologi.
2.2.1.2 Sterilisasi Panas Kering
Sterilisasi Panas Kering dilakukan menggunakan oven pensteril, karena
metode sterilisasi panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba
dibandingkan dengan sterilisasi uap. Metode ini memerlukan temperatur yang
lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang, sterilisasi panas kering biasanya
ditetapkan pada temperatur 160-170 dengan waktu 1-2 jam. Umumnya
digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif untuk disterilkan dengan
uap air, seperti minyak lemak, minyak mineral, gliserin (berbagai jenis minyak),
petrolatum jelly, lilin, wax, dan serbuk yang tidak stabil dengan uap air. Metode
ini efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah.
Karena tingginya suhu yang diterapkan dalam sterilisasi panas kering,
maka metode ini dapat digunakan untuk alat-alat gelas yang membutuhkan
keakuratan. Contohnya alat ukur dan penutup karet atau plastik. Kondisi yang
dibutuhkan untuk sterilisasi panas kering dengan menggunakan oven steril adalah.

Suhu 170C, waktu 1 jam


Suhu 160C, waktu 2 jam
Suhu 150C, waktu 2,5 jam
Suhu 140C, waktu 3 jam

Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi


sampai kering. Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga
menyebabkan mikrobanya mati.

2.2.1.3 Kelebihan dan kekurangan Sterilisasi Fisika

Waktu yang dibutuhkan untuk proses sterilisasi sedikit karena ada

bantuan panas dan uap


Dapat digunakan untuk sterilisasi hampir semua alat, termasuk alat ukur
Ada tetesan uap air pada alat dan bahan yang disterilkan
Sangat bergantung pada adanya kelembapan dan temperatur yang

ditingkatkan
Uap air yang menetes dapat merusak media-media tertentu.
Tidak ada uap air yang menetes pada alat dan bahan yang disterilkan.
Memerlukan temperatur yang tinggi dan waktu yang lama.
Peralatan yang digunakan murah
Belum tentu dapat membunuh semua bakteri

Contoh mesin :
Autoclave adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi panas lembab.
Kelebihan dari autoklaf ini adalah waktu yang diperlukan untuk proses sterilisasi
lebih cepat karena menggunakan uap panas dan tekanan. -Kekurangan
menggunakan alat ini adalah terdapatnya tetesan uap air yang mengenai alat dan
bahan yang disterilisasi.
2.2.2 Sterilisasi Kimia
Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan
antara lain alkohol. Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan
menguap seperti halnya alkohol. Umumnya isopropil alkohol 70-90% adalah yang
termurah namun merupakan antiseptik yang sangat efisien dan efektif.
Penambahan yodium pada alkohol akan meningkatkan daya disinfeksinya.
Dengan menggunakan iodium, isopropil tidak efektif terhadap spora. Solusi
terbaik untuk membunuh spora adalah campuran formaldehid dengan alkohol,
tetapi solusi ini terlalu toksik untuk dipakai sebagai antiseptik.
Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan dari tujuan
tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa
senyawa bersifat iritatif dan kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang
dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain yaitu halogen (senyawa klorin, iodium),

alkohol, fenol, hidrogen feroksida, zat warna ungu kristal, derivat akridin,
rosanalin, detergen, logam berat (hg, Ag, As, Zn), aldehida dan lain-lain
Berikut ini adalah macam macam desinfektan beserta contoh serta
kelebihan dan kekurangannya :
a. Alkohol terlarut
Contoh
: etanol. Isopropyl, alcohol
Cara kerja : Koagulasi protein dan melarutkan membrane
Konsentrasi : 70-90%
Keuntungan : Bakterisidal cepat, tuberkulosidal.
Kelemahan : tidak membunuh spora, menyebabkan korosi metal kecuali
jika ditambahkan komponen pereduksi (2% Na-nitrit),
mengeringkan kulit.
b. Gas sterilisasi
Contoh
: etilen oksida
Cara kerja : subtitusi grup alkil di dalam sel dengan atom hydrogen yang
labil
Waktu : 4 18 jam
Keuntungan : tidak berbahaya untuk kebanyakan bahan, mensterilkan
bahan, digunakan untuk bahan yang tidak terlalu panas.
Kelemahan : membutuhkan peralatan khusus.
c. Halogen
Contoh
: khlorin, yodium.
Cara Kerja : oksidasi grup sulfhidril bebas.
Konsentrasi : hipokhlorit konsentrasi tertinggi HclO (warexin) larutan
1,5% yodium tinkur konsentrasi tertinggi.
Keuntungan : khlorin tuberkolosidal. Yodium pencuci dan
desinfektan, tidak meninggalkan warna, meniggalkan
residu anti bakteri, yodium tinkur bersifat tuberkolosidal.
Kelemahan : khlorin memutihkan bahan, korosi logam, tidak stabil
didalam air sadah, larutan harus segar. Yodium yodium
tinktur menimbulkan warna dan iritasi kulit, iodofor tidak
stabil, aktivitasnya hilang didalam air sadah, korosif
terhadap logam, menyebabkan pengeringan kulit.

d. Fenol
Contoh
Cara Kerja

: kreosol, fenol semi-sintetis,lisol.


: Koagulasi protein, menyebabkan kebocoran membran sel.

Konsentrasi
Keuntungan
Kelemahan

: kreosol 2%, Lisol 1%


: aktivitasnya tidak hilang oleh bahan organik, sabun atau
air sadah, meniggalkan efek residu jika mengering.
: kreosol harus digunakan di dalam air lunak.

2.2.3 Sterilisasi Mekanik


Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) yaitu teknik sterilisasi dengan
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45
mikron) Cairan yang akan disterilisasi dilewatkan ke suatu saringan (ditekan
dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi
cairan yang mudah rusak jika terkena panas, atau mudah menguap (volatile) dan
bahan yang tidak tahan panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Virus tidak
akan tersaring dengan metode ini karena metode yang termasuk manual.
Sterilisasi dengan penyaringan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
a). Non-disposable filtration apparatus

- Disedot dengan pompa vakum


- Volume 20-1000 ml

b). Disposable filter cup unit

- Disedot dengan pompa vakum


- Volume 15-1000 ml
c). Disposable filtration unit dengan botol penyimpan

- Disedot dengan pompa vakum


- Volume 15-1000 ml
d). Syringe filters

- Ditekan seperti jarum suntik


- Volume 1-20 ml

e). Spin filters

- Ditekan dengan gaya setrifugasi


- Volume kurang dari 1 ml
2.2.3.1 Kelebihan dan Kekurangan Sterilisasi Mekanik

Kecepatan yang lambat pada penyaringan sejumlah kecil larutan


Efektif untuk mensterilkan materi materi yang tidak tahan panas
Penggunaan penyaring tertentu
Perlatan yang digunakan murah
Mempunyai kecenderungan meng absorbsi beberapa senyawa aktif
tertentu selama proses penyaringan.
Kemungkinan kerusakan bentuk penyaring sehingga kesterilan hasil yang
tidak pasti
Tidak dapat menyaring virus
Hanya sekali paka

2.2.4 Sterilisasi Gas


Sterilisasi gas adalah cara menghilangkan mikroorganisme dengan
menggunakan gas atau uap yang membunuh mikroorganisme dan sporanya
sterilisai iniadalah fenomena permukaan dan mikroorganisme occludeddengan
Kristal akan di bunuh, cara ini di gunakan untuk mensterilkan obat serbuk seperti
penicillin, juga telah digunakan untuk sterilisai benang, plastic, tube. Penggunaan
etilen oksida juga untuk sterilisasi akhir peralatan parenteraltertentu seperti kertas,
kraf dan lapisan tipis polietilen.Semprotan aerosol etilen oksida telah digunakan
untuk mensterilkan daerah sempit di mana dilakukan teknik aseptik.
Sterilisasi gas berjalan lambat waktu sterilisasi tergantung pada keberadaan
kontaminasi kelembaban, temperatur dan konsentrasi etilen oksida. Konsentrasi
minimum etilen oksida dalam 450 mg/L, 271 Psi, konsentrasi ini 85C dan 50%
kelembaban relatif dibutuhkan 4-5 jam pemaparan. Di bawah kondisi sama 1000
mg/L membutuhkan sterilisasi 2-3 jam. Dalam pensterilan digunakan bahan kimia
dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen oksida, formaldehid, propilen oksida,
klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida, kloropikrin. Digunakan untuk

sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik,


antibiotik. Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi gugus SH,
-OH, -COOH,-NH2 dari protein dan membentuk ikatan alkilasi sehingga protein
mengalami kerusakan dan mikroba mati. Faktor-faktor yang mempengaruhi
sterilisasi ini termasuk kelembaban, konsentrasi gas, suhu dan distribusi gas dalam
chamber pengsterilan. Penghancuran bakteri tergantung pada adanya kelembaban,
gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan pengemas, pada
pengemas pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain khusus pada
bahan pengemas.

Spesifiksi Mesin
Model
Internal Kapasitas
Tangki (Liter)
Desain
Tekanan Pekerjaan
Suhu bekerja
internal Chamber
Chamber eksternal
Pintu
Isolasi
Periode sterilisasi
uap Exhaust

AHS-1

AHS-2

AHS-3

AHS-4

AHS-5

78 Liter

135 Liter

152 Liter

162 Liter

240 Liter

Rectangular & Silinder Type


Variabel 5 sampai 30 PSI
121 C (sampai dinilai sampai 135 C)
Tahan Korosi Stainless Steel
Tahan Korosi 304 kelas Stainless Steel, Painted
Single atau Double Doors w / penguncian otomatis tekanan
Glass wool Fiber
20 sampai 25 menit
5 sampai 7 menit
Dengan ISI ditandai Jenis air rendaman elemen pemanas industri,
Ketel
Tekanan stat,
Katup pengaman
Untuk tekanan berlebih di dalam jaket dan generator uap
Termometer
Dial Type, menunjukkan suhu sterilisasi
Mengatur waktu sterilisasi dan mengaktifkan buzzer saat siklus
Teknik Waktu w / Alarm
sterilisasi selesai

vakum pengeringan
Auto tambahkan air
pintu interlock
Aksesori lainnya
Aksesori standar
Caster Roda
Sumber Daya listrik

Opsional
Opsional
Opsional
Otomatis beralih kontrol tekanan, air cut-off, indikator Suhu
SS304 Sterilisasi tray x 1pc
Tingkat air tabung gelas x 2 lembar
Elemen pemanas x 1pc
Pintu silikon segel x 1pc Air filter x 1set
Opsional
220 Volts / 440 Volt

a. Kelebihan Sterilisasi Gas


Bisa digunakan untuk alat yang tidak tahan terhadap panas
Semakin tinggi konsentrasi gas umumnya memerlukan waktu untuk proses
sterilisasi semakin cepat. Konsentrasi biasa dinyatakan dalam mg/L ruang
chamber
Semakin tinggi suhu, semakin cepat reaksi berjalan. Sterilisasi suhu
rendah biasa menggunakan suhu 47 60C
Kelembaban untuk meningkatkan daya penetrasi gas
b. Kelemahan Sterilisasi Gas
Penggunaan alkohol dapat menyingkirkan minyak, partikel debu, dan
bakteri.
Waktu sterilisasi tergantung pada keberadaan kontaminasi kelembaban,
temperatur dan konsentrasi etilen oksida.
Sangat mudah terbakar bila bercampur dengan udara

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sterilizer pada Pengolahan Kelapa Sawit
Sterilizer adalah suatu bejana uap yang bertekanan, yang fungsinya merebus
Tandan Buah Segar (TBS) dengan memakai media pemanas. Media tersebut
adalah uap basah yang berasal dari sisa pembuangan turbin uap yang bertekanan
3 kg/cm2 dan temperature 1450C. Alat ini di sebut juga bejana rebusan/ketel
rebusan dan biasanya alat ini sebagai media perebusan buah kelapa sawit. Ada dua
macam type sterilizer yang biasa di gunakan yaitu sterilizer yaitu vertical dan
horizontal.
3.2 Macam Macam Sterilizer pada Pengolahan Kelapa Sawit
Sterilizer vertikal
Sterilizer vertikal berbentuk silinder dengan muatan 2-6 ton TBS. Buah di isi
melalui pintu atas dan di keluarkan melalui pintu pengeluaran sebelah sisi depan
bawah. Pada bagian sterilizer dialasi dengan plat berlubang yang di pasang
menurun kearah pintu sehingga memudahkan untuk mengeluarkan isinya.
VS (Vertical Sterilizer) memakai sistem 1 puncak / singe peak karena buah
sawit sudah melewati splitter yang berfungsi memecah buah sawit sehingga
penetrasi uap lebih maksimal dan jumlah udara yang terjebak di dalam VS lebih
kecil dibanding HS (horizontal sterilizer).
Beberapa kelemahan yang saya lihat dari system ini :Saat start awal
pengeluaran TBS dari sterilizer harus menggunakan tenaga operator, karena TBS
padat (akibat restan masak di sterilizer) sehingga TBS tidak terdorong keluar oleh
auger. Gland packing dishaft auger ke gearbox sering bocor, sehingga steam bocor
didaerah tersebut. Kapasitas rebusan kecil, rata rata 5 ton TBS Bejana diisikan
buah menggunakan bunch elevator, sehingga buah mengalami tingkat kelukaan
tinggi selama proses transportasi. Sehingga merupakan salah satu penyebab
kenaikan ALB yang tinggi. Teknik pengoperasian lebih sulit bila dilakukan secara
manual, akan membutuhkan tenaga yang lebih banyak teruatama pada saat
menutup dan membuka serta mengeluarkan buah. Keuntungan dari sistem ini
adalah pengoperasian yang lebih banyak dilakukan secara automatic sehingga

operasional lebih efisien dan efektif dan dapat beroperasi lebih optimal (jam
stagnasi lebih terkontrol).

Gambar 3.1 Sterilizer Vertical

Sterilizer horizontal
Sterilizer horizontal berbentuk silinder yang dipasang mendatar, ditumpu

sesuai panjangnya. Sterilizer horizontal ada yang berpintu satu dan ada yang
berpintu dua. Sterilizer ini di isi dengan tandan buah yang di masukan kedalam
lori. Lori ini ada yang berkapasitas 1,5 ton dan 2,5 ton TBS. Sterilizer horizontal
dapat di muati 8 10 lori untuk satu kali perebusan dengan muatan perlori 2,5 ton
TBS.

Gambar 3.2 Sterilizer Horizontal

Kelebihannya

:Kapasitas

rebusan

antara

15

30

ton

TBS

Pengoperasian lebih mudah dan praktis Buah tidak bersinggungan langsung


dengan dinding, sehingga bahan olah tidak mungkin menyebabkan bejana menjadi
korosi. Buah diisi dalam lori - lori. Pengisian uap masuk dan pembuangan uap
keluar serta pembuangan air kondensat lebih mudah dilakukan. Tidak
menggunakan scraper conveyor sehingga tidak memerlukan rantai yang harganya
mahal, kondensat yang dihasilkan lebih sedikit karena buah tidak telalu
termampatkan, dan buah bisa disimpan di lori-lori sehingga tidak menumpuk di
loading ramp. Kekurangannya : rail track di dalam rebusan mudah memuai,
menggunakan seling yang ditarik kapstan sehingga rentan seling putus,
menggunakan transfer carriage untuk transisi jalur lori, diperlukan tipler / crane
untuk menuang buah. Horizontal sterilezer juga membutuhkan waktu perebusan
lebih lama dikarenakan diperlukan waktu pembuangan udara sehingga juga
berpengaruh di througput.
Perbedaan antara kedua sterilizer tersebut adalah :
1. Sterilizer vertical lebih sederhana dalam bentuk serta lebih rendah biaya
investasinya di bandingkan dengan sterilizer horizontal.
2. Kapasitas olah sterilizer vertical lebih kecil di bandingkan dengan sterilizer
horizontal karena sterilizer vertical hanya dapat di pergunakan di pabrik yang
berkapasitas terbatas.
3. Pada sterilizer horizontal kerugian minyak didalam janjangan kosong dan di
dalam air embun perebusan lebih tinggi dari pada sterilizer vertical, hal itu di
sebabkan buah mengalami kerusakan sewaktu pengisian karena berbenturan
dengan pintu isian dan bantingan yang dialami sewaktu di masukan.
4. Diperlukannya waktu yang lama untuk membongkar isi sterilizer vertical
karena di lakukan dengan tangan manusia jika di bandingkan dengan
sterilizer horizontal yang di lakukan dengan mekanik.
3.3 Spesifikasi Mesin Sterilisasi
Komponen-komponen Sterilizer

Unit sterilizer (vessel) : yang dilengkapi 2 (dua) unit pintu berfungsi


sebagai tempat merebus

tandan buah segar (TBS).

Pipa dan valve inlet : berfungsi untuk memasukkan steam (uap) ke


sterilizer.

Pipa dan valve condensate : berfungsi sebagai pembuangan steam hasil


kondensasi yang selanjutnya ditampung pada blowdown
chamber dan condensate pit.

Pipa dan exhaust valve : berfungsi sebagai pembuangan steam eks


perebusan.

Programable Logic Controller (PLC) berfungsi mengatur dan mengontrol


sistem perebusan yang dapat diatur secara manual maupun full otomatis.
Biasanya dilengkapi steam recorder chart.

Safety valve : berfungsi sebagai katup pengaman saat tekanan dalam


sterilizer berlebih (diatas tekanan kerja).

Cantilever rail bridge : berfungsi sebagai jembatan untuk masuk dan


keluarnya lori buah

Air compressor : berfungsi untuk mensuplai udara yang dipakai untuk


mengaktifkan pneumatic valv

Alat-alat ukur (gauge) : berfungsi untuk memonitor pengoperasian alat


seperti pressure gauge.

Capstan, bollard : yang berfungsi untuk menarik lori buah masuk dan
keluar sterilizer.

Contoh Salah Satu Spesifikasi Mesin Horizontal Sterilizer


Spesifikasi peralatan pada sterilizer dibuat berdasarkan ukuran dan kapasitas
sterilizer, sebagai contoh untuk sterilizer dengan kapasitas 60 ton/jam, maka
spesifikasinya adalah sebagai berikut :

Sterilizer Vessel :

diameter dalam (ID) : 2.700 mm


panjang

: 18.000 mm

kapasitas/unit

: 7 lori, @ 3,75 ton/lori

Pipa Inlet

: 6"/schedule 40

Pipa Condensate

: Diameter 4" schedule 40

Pipa Exhaust

: Diameter8" schedule 40

Safety Valve

: Diameter 6"

Air Compressor

: 6 8 bar

A.

B.

Plate pintu
Merk
= WANG YUEN CLUTCH DOOR
Type
= 32000 o/D x 350 KPA
Serial no
= kwy/3200/200R/12
Tester
= Mardziah Ahmad
Test pressure
= 455 kpa (66 psi)
Safe pressure
= 350 kpa (51 psi)
Panel control sterilizer
Merk
= Dolphin system
Serial no
= PA 120064-158
Model no
= ST
Date
= 01-12-2012
Made In Malaysia

C. Hidrolik
Reservoir menggunakan merk dolphin yang buatan dari malaysia.
Motor pump A

Merk
= Electrim

Type
= MF 100L 4A

Weight
= 21 kg
Motor pump B

Merk
= Electrim

Type
= MI 60L 4

Weight
= 40 kg
D. Katup kontrol arah
Jembatan lori, pintu (door), kunci pintu (door lock) menggunakan katup
kontrol arah 4/3 yang digunakan untuk mengontrol gerakan dari double
acting cylinder.

Gambar Contoh Horizontal Sterilizer kapasitas 60 ton/jam

Sumber: http://www.palmoilfactory.com/products/palm-oil-millplant/palm-oil-mill-machine.html
3.4 Metode sterilisasi yang digunakan
Cara kerja vertical sterilizer dan horizontal sterilizer
Sistem awal Sebelum TBS dimasukkan ke sterilizer dengan menggunakan
scraper conveyor, sterilizer di isi air sekitar bagian (auger harus terendam air).
Tujuannya agar bantingan (energy potensial) dari TBS tidak merusak auger.
Menurut informasi mereka hal ini ternyata tidak efisien karena bermasalah dengan
kualitas (FFA tinggi, losses di condensate tidak terkendali dan emulsi tinggi).
Setelah pengisian, TBS direbus menggunakan system double peak dengan waktu
perebusan 80 menit. Setelah perebusan TBS dikeluarkan menggunakan auger
(tanpa menggunakan tenaga operator untuk menarik TBS keluar dari rebusan).
TBS masuk ke conveyor utk dikirim ke digester.2. System yang di
improve.Karena dengan pengisian air bermasalah dengan kualitas maka mereka
mencoba tidak memakai air dan membuat suatu mekanisme sehingga saat
pengisian TBS ke sterilizer tidak membentur auger. Mereka pasang semacam
payung dengan tujuan saat TBS jatuh mengenai payung tersebut dan jatuh ke
pinggir (sehingga tidak mengenai auger). Sebab jika auger sering terkena
hantaman TBS menyebabkan rusak.Ternyata hal ini berhasil dan mereka gunakan
sampai sekarang. Informasinya kualitas mproduksi mereka semakin membaik.
Adapun tahapan proses perebusan buah sawit di vertikal sterilizer sbb:

Dalam hal ini, jumlah buah sawit di loading ramp dianggap sudah cukup
untuk diolah dan instalasi di vertical sterilizer sudah diperiksa dan siap
beroperasi serta jumlah operator sudah cukup menjalankan instalasi
pabrik.

Pastikan pintu bawah VS sudah tertutup dengan baik, bukalah pintu atas
VS dan diikuti menurunkan chute tempat buah sawit meluncur masuk ke
VS. Kemudian bukalah klep dibawah scrapper conveyor agar buah sawit
nantinya dapat turun dari scrapper conveyor.

Isi air ke dalam VS dengan membuka Clean water in let valve selama 2
menit / auger tertutup air, agar buah sawit tidak langsung berbenturan
dengan instalasi didalam VS. Tutup kembali valve clean water in let.

Operasikan scrapper conveyor yang paling terdekat dengan VS yaitu;


Distributing scrapper conveyor, declined scrapper conveyor dan Splitter
serta scrapper conveyor depan pintu loading ramp.

Tuang buah sawit ke scrapper conveyor depan loading ramp dengan cara
menurunkan pintu loading ramp. Buah sawit yang tertuang akan dibawa
oleh scrapper conveyor hingga ke VS. Biasanya ada komunikasi / aba-aba
dari operator VS ke operator loading ramp agar buah sawit yang dituang
sesuai dengan volume VS.

Setelah VS penuh terisi buah sawit, tutup klep scrapper conveyor, naikkan
kembali chute, dan tutup pintu atas VS. Kemudian buanglah air yang
diisikan sebelumnya kedalam VS dengan cara membuka drain clean water
valve hingga habis, tutup kembali drain clean water valve.

Buka condensate valve, lalu masukkan steam ke dalam VS sehingga sisasisa air dan udara di dalam VS terbuang. Setelah berlangsung 2 menit
tutup condensat valve namun steam in let valve tetap terbuka sehingga
tekan uap didalam VS perlahan-lahan akan naik hingga 3 bar. Umumnya
tekanan 3 bar ini dapat dicapai 12 hingga 17 menit. Jika tekanan sudah
mencapai 3 bar lakukan penahanan tekana uap dengan cara menutup steam
in let valve selama 40-45 menit (jika tekanan steam turun bukalah stean in
let valve agar uap/steam masuk kembali kedalam VS / re injection).

Jika telah mencapai 40 menit masa penahanan / holding time, buanglah


uap dengan membuka condensate valve selama 2 menit atau tekanan uap
sudah mencapai 1,5 bar, kemudian bukalah exghaust steam valve agar
tekanan uap secepat mungkin mencapai 0 bar.

Sebelum membuka pintu pastikan tekanan steam didalam VS sudah benarbenar nol, dengan cara memperhatikan manometer dan membuka keran
uap steam inspection berdiameter 1/2 inchi. Jika masih ada steam yang
keluar cukup deras tunggulah hingga tekanan benar-benar nol.

10 Operasikan scrapper conveyor untuk buah sawit matang rebus mulai dari
paling ujung, yaitu; Distributing scrapper conveyor upper thresshing,
declined scrapper conveyor, mechanical feeder, scrapper conveyor di
depan VS. Kemudian bukalah pintu bawah VS.
11 Setelah pintu bawah VS terbuka, perhatikan jumlah kondensate yang
keluar. Jika kondensat masih banyak, perlu dilakukan pemeriksaan di
condensat valve dan atau di saringan VS.
12 Jalan auger conveyor sehingga buah matang rebus dapat keluar dengan
baik. Pastikan buah matang rebus sudah keluar semuanya dan lakukan
prosedur mulai dari nomor 2.
Metode Continous Sterilizer
Di dalam alat ini terdapat 2 deck Conveyor Chain yang dilengkapi
dengan Scrapper. Kapasitas per Scrapper sekitar 350 - 400 kg TBS. Proses
perebusan berlangsung selama 90 menit dengan temperatur perebusan sekitar
80 C -100 C. Temperatur steam yang berasal dari BPV (Back Pressure
Vessel) mencapai 115 C kemudian dipanaskan kembali dengan Heat
Exchanger (Re-heater) yang dipasang pada saluran ID Fan Boiler hingga
mencapai 132 C.
Dari alat ini steam kemudian dialirkan ke Continous Sterilizer yang
beroperasi tanpa adanya sequence time antar rebusan, dan di dalam Continous
Sterilizer sendiri terjadi penurunan tekanan dan temperatur akibat adanya
ruang/saluran yang berhubungan langsung dengan atmosfir. Tekanan dari BPV
sekitar 3.1 kg/cm, akibat Pressure Drop yang terjadi setelah sampai
di Continous Sterilizer maka tekanan hanya mencapai 2.5 kg/cm. Untuk

mengurangi penurunan temperatur perebusan di Continous Sterilizer maka


pada alat ini dipasang steam jacket.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa sterilizer adalah suatu bejana uap yang bertekanan, yang
fungsinya merebus Tandan Buah Segar (TBS) dengan memakai media pemanas.
Ada dua jenis mesin sterilizer, yaitu mesin sterilizer vertikal dan mesin streilizer
horizontal. Sterilizer vertikal adalah mesin sterilizer berbentuk silinder dengan
muatan 2-6 ton TBS. Mesin ini memakai sistem 1 puncak / single peak karena
buah sawit sudah melewati splitter yang berfungsi memecah buah sawit sehingga
penetrasi uap lebih maksimal dan jumlah udara yang terjebak di dalam.
Sedangkan sterilizer horizontal adalah mesin sterilizer yang berbentuk silinder
yang dipasang mendatar, ditumpu sesuai panjangnya. Ada beberapa perbedaan
antara sterilizer vertikal dan sterilizer horizontal seperti yang telah dijelaskan
diatas. Mesin sterilizer ini sendiri juga memiliki spesifikasi mesin yang berbedabeda pula. Dalam cara penggunaannya mesin sterilizer ini juga berbeda pula.

Anda mungkin juga menyukai