Anda di halaman 1dari 29

BOILER INSPECTION UNDER CONSTRUCTION PT.

VH
BOILER AND ENERGY AT PT. LANGKAT NUSANTARA
KEPONG

REPORT

BIMMO DWI HARTONO

MANAGEMENT TRAINEE BATCH 4.1


KUALA LUMPUR KEPONG BERHAD
Pengertian Boiler

Boiler/ketel uap adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan


ke air sampai terbentuk steam berupa energi kerja. Air adalah media yang berguna
dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Steam pada tekanan dan
suhu tertentu mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke suatu proses. Jika air didihkan
sampai menjadi steam, maka volumenya akan meningkat sekitar 1600 kali,
menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak,
sehingga sistem boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga
dengan sangat baik.

Klasifikasi Boiler

Boiler/ketel uap pada dasarnya terdiri dari drum yang tertutup pada ujung
pangkalnya dan dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api maupun pipa
air. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka ketel diklasifikasikan
sebagai:
a. Ketel pipa api (fire tube boiler)
Pada ketel pipa api, fluida yang mengalir dalam pipa adalah gas nyala
(hasil pembakaran), yang membawa energi panas (thermal energy), yang
segera mentransfernya ke air ketel melalui bidang pemanas (heating
surface). Tujuan pipa-pipa api ini adalah untuk memudahkan distribusi
panas (kalor) kepada air ketel.
Api/gas asap mengalir dalam pipa sedangkan air/uap diluar pipa Drum
berfungsi untuk tempat air dan uap, disamping itu drum juga sebagai
tempat bidang pemanas. Bidang pemanas terletak di dalam drum, sehingga
luas bidang pemanas yang dapat dibuat terbatas.

Gambar 1 Diagram Fire Tube Boiler

b. Ketel pipa air (water tube boiler)


Pada ketel pipa air, fluida yang mengalir dalam pipa adalah air, energi
panas ditransfer dari luar pipa (yaitu ruang dapur) ke air ketel.
Gambar 2 Diagram Water Tube Boiler

Cara kerja:
Proses pengapian terjadi diluar pipa. Panas yang dihasilkan digunakan
untuk memanaskan pipa yang berisi air. Air umpan itu sebelumnya
dikondisikan terlebih dahulu melalui ecomonizer. Steam yang
dihasilkan kemudian dikumpulkan terlebih dahulu didalam sebuah
steam drum sampai sesuai. Setelah melalui tahap secondary
superheater dan primary superheater, baru steam dilepaskan ke pipa
utama distribusi.

Karakteristik masing masing boiler :


Fire Tube Water Tube
Efisiensi Rendah Efisiensi Tingi
Tekanan Rendah Tekanan Relatif Tinggi
Kapasitas Kecil Kapasitas Besar
Sederhana Kompleks (Rumit)
Didalam pipa api Didalam pipa air

Bagian-Bagian Boiler
Pada garis besarnya water tube boiler terdiri dari :
1. Ruang Bakar (Furnace)
Terdapat dua ruangan :
- Ruangan Pertama
Ruangan untuk pembakaran, dimana panas yang dihasilkan langsung
diterima oleh pipa pipa. Jumlah pipa yang berada dalam ruang
pembakaran (furnace) ada sebanyak 82 pipa adapun rinciannya sebagai
berikut :
Pipa Header Left Side : 17 buah (3”)
Pipa Header Right Side : 17 buah (3”)
Pipa Outside (OS) : 24 buah (3”)
Pipa Front Header : 24 buah (3”)

Gambar 3 Furnace Area

Didalam furnace area terjadi 3 proses perpindahan panas yaitu


konveksi, konduksi, dan radiasi.
a. Perpindahan Panas secara Konveksi
Konveksi adalah transfer energi antara suatu permukaan
padatan dengan fluida (gas atau cairan) yang bergerak dan
melibatkan efek konduksi sekaligus pergerakan fluida. Semakin
cepat pergerakan fluida, maka semakin besar laju perpindahan
panas konveksinya. Perpindahan panas konveksi di dalam furnace
terjadi saat panas yang diserap oleh besi ditransfer ke permukaan
air yang bergerak di dalam pipa.
b. Perpindahan Panas secara Konduksi
Konduksi adalah transfer energi dari partikel dengan energi
yang lebih tinggi menuju ke partikel disekitarnya yang memiliki
kandungan energi lebih rendah sebagai akibat dari interaksi
partikel. Perpindahan Panas secara konduksi terjadi saat panas pada
permukaan pipa luar (diameter OD) ditransfer menuju permukaan
pipa bagian dalam (ID).
c. Perpindahan Panas secara Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas yang terjadi karena pancaran
elektromagnetik dengan panjang gelombang tertentu, sehingga
tidak memerlukan media. Radiasi dapat terjadi pada ruang hampa
juga. Perpindahan panas secara radiasi terjadi saat panas yang
dihasilkan oleh bahan bakar (fibre dan shell) akan segera ditransfer
tanpa adanya perantara yang membantu proses perpindahan
tersebut.

- Ruangan Kedua
Ruang kedua, merupakan ruang gas panas yang diterima dari hasil
pembakaran dalam ruang pertama (Generating Area). Dalam ruang ini
sebagian besar panas dari gas diterima oleh pipa-pipa air drum atas
(Upper Drum) ke drum bawah (Lower Drum).

Gambar 4 Generating Area

2. Forced Draft Fan (Fd Fan)


Dalam ruang pembakaran pertama, udara pembakaran hembuskan oleh
forced draft fan melalui kisi-kisi bagian bawah dapur (fire grates/under
roaster). Udara luar yang dihembuskan mengandung komponen oksigen
yang mengakibatkan reaksi pembakaran.
Gambar 5 FD Fan
3. Upper Drum (Steam Drum)
Upper drum berfungsi sebagai tempat penampungan air dan
pembentukan uap. Level air di upper drum dijaga 50%. Air di dalam upper
drum kemudian disupply ke lower drum melalui pipa inside, outside,
convection bank, convection side, boiler rear dan downcomer. Berikut
adalah sketsa pipa di dalam upper drum.

Gambar 6 Sketsa Pipa Upper Drum


Gambar 7 Bagian dalam upper drum

Di dalam upper drum terdapat internal yang menyelimuti pipa upriser,


outside, inside dan convection bank. Pemasangan internal ini berfungsi
untuk mengurangi turbulensi yang diterima drum oleh steam mengingat
pipa yang diselimuti adalah pipa yang langsung berkontak dengan panas
api. Diatas intenral terdapat steam separator yang berfungsi untuk
memisahkan air yang masih terbawa oleh steam karena kondisi steam di
upper drum adalah saturated steam (steam jenuh).

4. Lower Drum
Lower Drum atau biasanya dikenal juga Mud Drum berfungsi sebagai
tempat penampungan air. Semua air yang di supply Upper Drum akan
masuk ke Lower Drum. Level air di Lower Drum dijaga full atau 100%.
Gambar 8 Bagian dalam Lower Drum dan Pipa di Lower Drum

Warn
Nama Ukuran Total
a
  Boiler Rear 3 inch 29
  Convection Bank 3 inch dan 2 inch 644
  Inside 3 inch 24
  Outside 3 inch 24
  Convection Side 3 inch dan 2 inch 38
  Header 10 inch 2
  761
5. Pipa Uap Pemanas Lanjut (Superheater Pipe)
Uap hasil penguapan di dalam drum atas untuk sebagian turbin belum
dapat dipergunakan, untuk itu harus dilakukan pemanasan uap lebih lanjut
melalui pipa superheater sehingga uap benar-benar kering dengan suhu
240-2600C. Superheater pipe ini dipasang di dalam ruang bakar kedua
(Generating Area). Pipa supeheater digunakan ukuran 2 inch dengan
jumlah pipa sebanyak 23 buah. Dipilih pipa dengan ukuran 2 inch
bertujuan untuk memaksimalkan transfer panas sehingga steam yang
dihasilkan tidak mengandung air.
Gambar 9 Superheater pipe

6. Dusk Collector
Abu yang terbawa gas panas dari ruang pembakaran pertama,
terbuang/jatuh didalam pembuangan abu yang berbentuk cone (kerucut).
Di dalam cone terjadi proses pemisahan dengan bantuin hisapan angin dari
ID Fan maka terjadi gaya sentrifugal. Output dari gaya sentrifugal inilah
partikel yang memiliki masa yang berat akan jatuh kebawah dibantu
dengan gaya gravitasi. Lain hal nya partikel yang memiliki masa yang
ringan akan terhisap dan didistribusikan ke ducting ash menuju chimney.

Gambar 10 Dusk Collector


Gambar 11 Bagian dalam dari cone

7. Pembuangan Gas Bekas (Chimney)


Gas bekas setelah ruang pembakaran kedua dihisap oleh blower isap
(induced draft fan) melalui saringan abu (dust collector) kemudian dibuang
ke udara bebas melalui corong asap (chimney). Pengaturan tekanan
didalam dapur dilakukan pada corong keluar blower (exhaust) dengan klep
yang diatur secara otomatis oleh alat hydrolis (furnace draft controller).

Gambar 12 Chimney
8. Induced Draft Fan (ID Fan)
Induced Draft Fan berfungsi sebagai penghisap abu dari gas bekas.
Untuk menggerakkan blower membutuhkan tenaga motoran. ID fan
memiliki daya hisap yang cukup tinggi sehingga asap hasil pembakaran
dapat dibuang secaa baik. Gaya hisapan yang terjadi pada ruang bakar
sangat diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya backfile atau api yang
keluar saat boiler beroperasi. Spesifikasi motoran pada ID Fan adalah
sebagai berikut :
Merk : Electrim
Tipe : M280S-4
KW : 75 kW
Frekuensi : 50 – 60 Hz
Putaran : 1480 – 1780 Rpm

Gambar 13 ID Fan

Fluida yang dialirkan oleh induced draft fan merupakan gas panas,
sehingga material impeller yang cocok adalah tipe curved blade (material
yang sama untuk impeller turbin).

9. Fuel Feeder Fan


Digunakan untuk menyebar dan meratakan bahan bakar yang masuk ke
dalam furnace. Bahan bakar diumpankan melalui conveyor distributing.
Output dari meratanya bahan bakar akan mempercepat proses pembakaran
sehingga tekanan kerja dapat tercapai.
Gambar 14 Fuel Feeder Fan

10. Secondary Air Fan


Digunakan untuk membantu pembakaran pada furnace dengan cara
menghembuskan pada bagian depan dan belakang sehingga terbentuknya
angin yang berputar di dalam furnace.

Gambar 15 Secondary Fan


13 Essential Fittings in Boiler

1. Pressure Gauge
Suatu alat pengukur tekanan dari suatu medium atau suatu aliran yang
bertekanan. Diatur set point tekanan 33-34 bar.

Gambar 16 Pressure Gauge

2. Safety Valve
Alat ini bekerja apabila tekanan kerja melebihi dari tekanan yang telah
ditentukan sesuai dengan penyetelan klep pada alat ini. Terdapat 3 Safety Valve
di PT. LNK TJK POM satu di bagian superheater dan 2 di bagian Upper Drum.
Set point di safety valve sebesar 32 bar sedangkan di bagian Upper Drum sebesar
32,5 dan 33 bar.

Gambar 17 Safety Valve


3. Water Glass
Alat untuk melihat tinggi air didalam drum atas guna memudahkan
pengontrolan air dalam ketel selama operasi. Terdapat dua water glass berfungsi
untuk cadangan jika terjadinya kerusakan

Gambar 18 Water Glass

4. Blowdown Valve
Keran blow down (blow down valve) berfungsi untuk membuang endapan
yang tidak terlarut (total dissolved solid) pada mud drum sehingga nilai tds air
boiler yang diharapkan dapat terjaga.

Gambar 19 Blowdown Valve


5. Fusible Valve
Digunakan untuk menjaga keselamatan boiler dengan memberi peringatan dan
membebaskan steam apabila air berkurangan.

Gambar 20 Fusible Valve

6. Feed Check Valve


Digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir ke satu arah saja atau
agar tidak terjadi reversed flow/back flow. 

Gambar 21 Check Valve


7. Inspector Test Attachment
Alat untuk inspektor apabila ingin dilakukan kalibrasi ulang dan pengecekan
akurasi dari pressure gauge.

Gambar 22 Inspector test Attachment

8. Main Stop Valve


Berfungsi sebagai alat untuk membuka dan menutup aliran uap boiler yang
terpasang pada pipa uap induk .

Gambar 23 Main Stop Valve


9. Low Water Alarm Level
Alarm untuk pertanda level air dalam Upper Drum. Level air diatas 65% dan
dibawah 38% alarm akan berbunyi.

Gambar 24 Low Water Alarm

10. Feed Pump


Alat yang berfungsi untuk supplai air pada boiler yang dilengkapi dengan
katup katup penyuplai.

Gambar 25 Feed Pump


11. Low Water Fuel Cut Off
Alat yang digunakan pada Upper Drum yang terdapat steam dan air.
Tujuannya adalah mematikan umpan bahan bakar yang masuk jika kondisi air
dibawah dari set point yang ditentukan sebelumnya.

Gambar 26 Low Water Fuel Cut Off

12. Name Plate


Papan nama yang dipasangkan berisikan spesifikasi dari boiler mulai dari
nama dan tempat pabrik yang membuat, nomor seri pembuatan, tekanan kerja,
dan pabrik pembuat.

Gambar 27 Name Plate


13. Registration Plate
Papan yang menampilkan nomor registrasi yang diberikan oleh inspector.

Gambar 28 Registration Plate

Additional Tools :
1. Oriface
Alat untuk mengukur flow/ laju aliran pada suatu fluida yang bergerak.

Gambar 29 Oriface

2. Air vent
Alat untuk menurunkan tekanan dengan cara mengeluarkan steam secara manual.

Gambar 30 Air Vent

3. Pneumatic Air Vent


Alat untuk menurunkan tekanan dengan cara mengeluarkan steam secara manual.

Gambar 31 Pneumatic Air Vent

4. Shute Blower
Digunakan untuk melepaskan debu yang melekat pada pipa dengan
menggunakan steam dengan cara menyemprot ke sisi sisi pipa. Terdapat 3 Shute
Blower 1 di bagian atas dan 2 di bagian bawah.

Gambar 32 Shute Blower


Tahapan Cleaning Boiler (PT. VH Boiler and Energy)

- Cleaning Boiler
Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan boiler dari kotoran kerak dan deposit
lainnya (Impuritas). Timbulnya impuritas disebabkan komponen yang terdapat di
dalam air. Solusi untuk mengatasi problem ini yaitu adalah dengan melakukan
cleaning pipa. Pada cleaning pipa terdapat 2 metode yaitu metode online cleaning dan
offline cleaning.

Online Cleaning adalah teknik membersihkan atau melarutkan scale yang telah
terbentuk tanpa perlu shutdown (berhenti). Proses ini dilakukan dengan bantuan
injeksi chemicals yang cocok . Umumnya teknik ini tidak menghasilkan gumpalan
scale yang dapat menyebabkan penyumbatan pada komponen lainnya. Untuk hasil
yang optimal, dilakukan blowdown dengan kuantitas yang sering.

Offline Cleaning adalah teknik membersihkan boiler dalam keadaan shutdown


(tidak beroperasi). Deposit (kotoran) dapat meningkat jika kesalahan dalam prosedur
shutdown. Suspended solid dalam bebtuk lumpur akan tertinggal dan menumpuk pada
pipa dan mud drum. Terlebih lagi jika masih terdapat panas yang tertinggal sehingga
membuat deposit tersebut mengeras. Perlunya prosedur sebelum dilakukan offline
cleaning yang diuraikan sebagai berikut :
a) Tingkatkan blowdown
b) Jangan dikuras terlalu cepat, pastikan boiler sudah dingin sebelum air habis
c) Secepatnya semprot kotoran yang tersisa sebelum mengering dan mengeras.

- Cleaning Pipa di Boiler


Untuk cleaning pada pipa pipa di boiler dapat dilakukan dengan dua cara, secara
kimia ataupun menggunakan alat.

Chemical Cleaning Pipe dilakukan untuk membersihkan bagian dalam pipa


(inner) dari kerak dan oli/grease yang menempel serta melapisi permukaan pipa agar
tidak mudah terjadi reaksi kimia yang tidak diinginkan. Dalam prosesnya terdapat
pengendalian yang harus continyu untuk dikontrol karena melibatkan chemicals jika
tidak sesuai dengan dosis akan mempengaruhi pipa.
Prosedur Chemical Cleaning :
a) Filling/Flushing Awal
Tujuannya adalah untuk membasahkan bagian dalam tube agar deposit yang
masih melekat di permukaan tube dapat terbuang.
b) Anti Degreaser / Alkali Cleaning & Rinsing
Tujuan Alkali Cleaning adalah untuk membersihkan permukaan wall tube dari oli,
grease di tube boiler baru. Selanjutnya dilakukan rinsing dengan tujuan untuk
membersihkan tube dari sisa alkali.
c) Acid Inhibitor & Acid Cleaning
Tujuan dilakukannya Acid Inhibitor adalah untuk melindungi permukaan tube dari
reaksi kimia acid chemical dengan menambahkan chemical acid inhibitor dengan
konsentrasi 0,7%. Selanjutnya jika nilai pH stabil dilakukan Acid Cleaning yang
ditujukan untuk memberishkan tube dari mineral atau sisa las lasan yang masih
menempel di tube.
d) Netralisasi
Tujuannya adalah untuk menetralkan sisa Acid Cleaning di permukaan tube boiler
sehingga mencegah terjadinya reaksi kimia yang tidak diinginkan. Umumnya
netralisasi dilakukan dengan menambahkan NaOH dengan konsentrasi 2-4%
e) Rinsing setelah Netralisasi
Tujuannya adalah untuk membilas permukaan tube agar bebas dari chemical acid
dan base.
f) Pasivasi
Tujuannya adalaj untuk membentuk lapisan pasif yang artinya tidak memberikan
reaksi apapun ketika fluida didistribusikan. Umumnya proses pasivasi
menggunakan hydrazine dengan kadar 500 ppm.

Cleaning dengan menggunakan alat dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan


bagian dalam pipa dengan menggunakan alat bantu cutter tube dan wire brush yang
disesuaikan dengan ukuran pipa yang mau dibersihkan.
Prosedur Cleaning :
a) Pastikan Boiler dalam keadaan mati
Sebelum dilakukan proses cleaning kondisi boiler harus dalam keadaan mati dan
temperature dalam keadaan dingin. Panas akan memberi reaksi yang kurang bagus
jika dilakukannya pembersihan dan tidak aman untuk kontraktor dalam bekerja.
b) Bongkar casing
Setelah dingin, proses selanjutnya adalah bongkar casing boiler. Untuk
membersihkan pipa perlu dibuka terlebih dahulu casing header samping (kiri dan
kanan), header depan, dan internal di upper drum.
c) Pembersihan pipa
Setelah casing luar terbuka, pembersihan pipa dapat dilakukan dengan
menggunakan alat cutter tube, wire brush dan cube brush. Cutter tube digunakan
apabila kondisi kerak di dalam pipa terakumulasi banyak dan sudah mengeras
(scaling). Dalam pengaplikasiannya cutter tube disesuaikan dengan diameter
dalam (ID) dari pipa. Wire brush digunakan saat kondisi kerak di dalam pipa
sedikit dan tidak mengeras. Untuk PKS. Tanjung Keliling POM tahapan
pembersihan pipa hanya menggunakan wire brush saja karena kerak yang
terakumulasi sedikit. Wire brush juga memiliki perbedaan ukuran yang
disesuaikan dengan diameter dalam (ID) pipa. Cube brush digunakan untuk
membersihkan bagian dalam dari drum. Pembersihan pipa dimulai dari bagian
header samping dan depan dilanjtukan pipa sirkulasi Upper Drum dan Lower
Drum, pipa downcomer hingga tahapan terakhir yaitu pembersihan Round Shell
dan Head dari Upper Drum dan Lower Drum.
d) Pengecekan kebersihan Pipa
Pipa yang sudah dibersihkan kemudian di cek menggunakan bola pimpong yang
dimasukkan di pipa Upper Drum. Pipa dikategorikan bersih apabila bola pimpong
dapat jatuh ke bagian Lower Drum. Jika pipa menyangkut di dalam pipa, maka
bagian dalam pipa masih terdapat kerak.
e) Finishing
Setelah dibersihkan, tahap selanjutnya adalah memasang kembali unit yang sudah
dilepas sebelumnya yaitu casing internal bagian upper drum, casing header
samping dan casing header depan. Sebelum ditutup pihak pabrik harus melakukan
pengecekan kembali supaya memastikan semua pipa telah dicuci bersih.
Cutter Tube 2” Cutter Tube 3”

Wire Brush 3” Wire Brush 2”

Cube Brush
Cleaning Header Samping Cleaning Upper Drum

Kondisi Pipa Sebelum Cleaning Kondisi Pipa Setelah Cleaning


Pemasangan Bata Tahan Api (PT. VH Boiler and Energy)
- Seputar Bata Tahan Api
Bata Tahan Api adalah salah satu bahan konstruksi dari boiler yang terdapat di
area furnace yang bertujuan untuk memaksimalkan panas dan menyerap panas
sehingga panas tidak banyak di transfer ke permukaan boiler. Batu tahan api memiliki
beberapa tipe diantaranya adalah SK 30, SK 32, SK 34, dan SK 36. Semakin tinggi
nomor seri dari tipe batu bata tersebut makan daya ketahanan suhunya juga semakin
besar. Untuk konstruksi boiler umumnya digunakan batu bata SK 34 dikarenakan
mampu bertahan dalam suhu 1300 oC dan lebih ekonomis dibandingkan dengan batu
SK 36. Untuk spesifikasi batu bata SK 34 adalah sebagai berikut :

Nama Produk : Batu Bata Tahan Api (Fire Brick)


Tipe : SK-34
Daya Tahan Suhu : 1300oC
Kuat Tekan : > 230 Kg/cm2
Berat Jenis : 1.98 – 2.10 Ton/m3
Dimensi (pxlxt) : 230 x 114 x 65 mm
Pelekat Pemasangan : Semen Mortar Tahan Api SK-34
Ketebalan Pemasangan : 2 – 3 mm

Batu SK-34 memili beberapa tipe, untuk pondasi yang paling dekat dengan
sumber api digunakan Fire Brick SK-34. Untuk menahan pondasi pipa header
disamping, depan dan belakang digunakan Fire Tile SK – 34 yang dilapis lagi dengan
Insulation Tile SK-34.

Insulation Tile SK-34 Fire Tile SK-34

Fire Brick SK-34


- Proses Pemasangan Batu SK-34
Sebelum pemasangan batu SK-34 boiler harus dalam keadaan shutdown (mati)
dan kondisi di dalam boiler tidak panas. Untuk prosedur pemasangan batu SK-34
adalah sebagai berikut :
a) Pembersihan Kerak
Setelah boiler dalam keadaan dingin, selanjutnya dilakukan pembersihan kerak di
daerah furnace. Untuk pembersihan kerak di dalam furnace (dapur) tidak
diperbolehkan menggunakan air, karena takutnya mempengaruhi kondisi
ketahanan panas dari konstruksi boiler. Pembersihan kerak dilakukan secara
manual dengan bantuan linggis untuk mengikis dari kerak kerak yang menempel
di dinding boiler.
b) Persiapan Fire Brick SK-34
Sembari membersihkan kerak di dalam furnace, Fire Brick SK-34 dibolongkan
dengan menggunakan bor untuk melekatkan batu dengan anchor yang nantinya
menjadi pondasi kuat pada daerah yang dekat dengan sumber api.
c) Pemasangan Fire Brick SK-34
- Pemasangan Fire Brick Bagian Front Header
Proses pemasangan pertama kali dilakukan pada bagian front header dari
bawah. Untuk merekatkan Fire Brick SK-34 digunakan Semen Mortar dan untuk
merekatkan susuanan Fire Bick dengan dinding digunakan Castable Fire Brick
SK-34. Bagian dasar Pondasi Fire Brick di front header tidak boleh menyentuh
rooster (bagian bawah furnace) karena untuk mengantisipasi terjadinya ekspansi
pada rooster. Sebelum pemasangan Fire Brick terlebih dahulu mengaplikasikan
Castable untuk merekatkan Fire Brick dengan dinding/lantai boiler. Penggunaan
Benang Asbes bertujuan untuk mengungari ekspansi joint, karena di boiler
melibatkan panas maka material di dalam boiler akan mengalami ekspansi,
dampak dari ekspansi ini akan diredam oleh benang asbes agar tidak merusakan
pondasi Fire Brick SK-34.
- Pemasangan Fire Brick Bagian Header Side (Left)
Proses pemasangan di bagian samping dimulai dari pondasi dasar, terkhusus
bagian samping pemasangan Fire Brick diberi space sekitar 3 cm yang nantinya
akan dipasang dengan batu bata merah. Sama halnya dengan bagian depan, pada
bagian samping untuk dasarnya harus diaplikasikan Castable Fire Brick SK-34
terlebih dahulu agar menempel dengan erat antara Fire Brick SK-34 dengan
Rooster. Untuk Fire Brick satu dengan Fire Brick lainnya dieratkan dengan
menggunakan Semen Mortar SK-34.
d) Pengecekan
Setelah selesai pemasangan Fire Brick, perlu dilakukan pengecekan ulang pada
bagian permukaan Fire Brick. Setiap permukaan harus rapat, jika terdapat lobang
ditutup menggunakan Semen Mortar.
e) Cleaning dan Finishing
Pekerjaan Cleaning dan Finishing meliputi pembersihan sisa sisa material
konstruksi.
Mortar dan Castable Pemasangan di SisiHeader Depan

Pemasangan di Sisi Header Samping

Hydrotest dan Slowfiring (PT. VH Boiler and Energy)


- Hydrotest
Sebelum boiler dioperasikan harus melewati tahapan hydrotest yang bertujuan untuk
mengetahui apakah ada kebocoran di pipa boiler. Upper drum, Lower drum dan
semua pipa diuji dimensional check (thickness) dan visual check terlebih dahulu yang
dilakukan oleh Disnaker baru baru bisa dilakukan Hydrotest. Langkah langkah
hydrotest adalah sebagai berikut :
a) Menutup semua opening
Semua katup, flange dan nozzle harus sudah ditutup (blinded off) untuk mencegah
kegagalan selama hydrotest berlangsung.
b) Mengisi pipa dengan air
Setelah semua opening ditutup, air dipompakan ke boiler hingga mencapai
tekanan dengan set point 33 bar. Pemilihan tekanan 33 bar bedasarkan dari SOP
dimana dilakukannya hydrotest untuk boiler yang sudah beroperasi set pointnya
+3 dari tekanan kerja boiler. Karena Tekanan kerja boiler di PT. LNK TJK POM
sebesar 30 bar maka untuk set point hydrotest tekanannya sebesar 33 bar. Lain hal
nya jika boiler di pabrik baru, set pointn tekanannya adalah sebesar 1,5 x tekanan
kerja boiler.
c) Holding
Setelah tekanan mencapai set pointnya, tekanan ditahan sampai 15 menit sembari
mengecek keliling boiler apakah terdapat kebocoran atau tidak.
- Jika normal (tidak ada kebocoran)
Tekanan diturunkan hingga 0,5 bar dan level air dibuat 50% untuk memasukan
chemicals. Untuk keselamatan sebelum memasukan chemicals air vent di
Upper Drum dibuka terlebih dahulu agar tidak terdapat tekanan saat dibuka
katupnya. Chemicals yang digunakan adalah :
 Alchemist AA401B
Berfungsi untuk melapisi lapisan pipa dan drum agar tidak terjadi
reaksi kimia yang tidak diinginkan. Untuk dosisnya sebesar 4 kg yang
kemudian di mix dengan Alchemist AA4021B.
 Alchemist AA4021B
Memiliki fungsi yang sama dengan Alchemist AA401B yaitu untuk
melapisi pipa. Dosis yang digunakan adalah sebesar 6 kg di mix
dengan 4 kg Alchemist AA401B
 Alchemist AA3031B
Berfungsi untuk menaikkan kadar pH air di dalam boiler agar tidak
korosif serta menjaga umur pipa bertahan lama. Untuk dosisnya adalah
sebesar 8 kg.
- Jika tidak normal (terdapat kebocoran)
Air di dalam boiler dikosongkan, setelah kosong teknisi merepair alat yang
mengalami kebocoran kemudian melakukan hydrotest ulang.

- Slowfiring
Slowfiring atau pemanasan dilakukan untuk menaikkan tekanan secara perlahan.
Pemilihan bahan bakar yang tepat adalah kayu karena kayu memiliki nilai kalor yang
tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah (sedang) yaitu sekitar 4337 – 4510
kcal/kg. Nilai kalor berpengaruh terhadap proses pembakaran, nilai kalor yang tinggi
akan semakin mudah mengalami proses pembakaran dan akan cepat juga menjadi
abu. Kenaikan tekanan pada proses slowfiring ini sekitar 2 bar dalam jangka waktu 1
jam hingga mencapai tekanan kerja. Setelah mencapai tekanan kerja, proses dapat
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai