Selain keenam hal tersebut, dalam pemilihan fan hal yang harus diperhatikan pula adalah fan
margin. Perhitungan fan margin merupakan aspek yang paling critical dalam menentukan ukuran
fan yang benar. Margins yang dimaksudkan mengenai beberapa aspek yakni volume, head,
temperatur ambient dan temperatur kerja termasuk juga kondisi pada saat boiler maximum
continuous rating (MCR).
Regulasi mengenai safety margin untuk fan secara terus-menerus diperbaharui dan didesain
kembali oleh para engineers untuk menghindari kesalahan dalam menentukan margin agar tidak
terlalu besar, karena dapat meningkatkan biaya investasi dan akan meningkatkan penggunaan
energi. Umumnya pelaku industry manufaktur fan telah menyepakati nilai safety margin untuk
draft fan pada boiler jenis coal fire yakni sebagai berikut (Rayaprolu 2009, p.313):
- 20% untuk volume
- 44% untuk variable preasure head
- 20% untuk temperatur operasi
Udara yang diproduksi oleh FD Fan diambil dari udara luar. FD Fan merupakan jenis
Axial Fan, udara outlet dihasilkan oleh Rotor Blade yang berputar dan dihembuskan secara
112emperatur. Rotor digerakkan oleh motor listrik dengan putaran tetap. Rotor Blade atau
disebut Vane/Variable Blade Pitch (VBP) dapat membuka & menutup secara otomatis untuk
menghasilkan jumlah aliran udara tertentu. Gerakan VBP membuka & menutup diatur oleh
tekanan oli Hydraulic.
Dalam perjalanan udara outlet menuju Burner, udara tersebut dinaikkan temperaturnya
dengan mengambil panas yang dibawa oleh gas buang dari Furnace oleh Air Heater. Hal ini
untuk mendapatkan temperature pembakaran bahan bakar yang sesuai di dalam Furnace. Dari
Air Heater sebelum didistribusikan ke tiap-tiap Burner, udara pembakaran melalui Secondary
Air (Seca) Duct.
Gambar 2.47 Axial Fan
(sumber: http://dunia-pltu.blogspot.co.id/2015/05/force-draft-fan.html)
Prinsip Kerja
Prinsip kerja FD Fan adalah menjaga tekanan udara pembakaran di dalam Seca Duct
dengan Set Point tertentu sesuai permintaan load unit PLTU. Set Pointtersebut memerintahkan
secara otomatis kepada Vane Blade Pitch untuk bergerak membuka atau menutup sehingga
diperoleh tekanan udara diSeca Duct yang sesuai. Semakin besar bukaan VBP akan menaikkan
jumlah aliran udara pembakaran yang menuju Burner.
Satu unit FD Fan mempunyai satu unit Lube & Hydraulic Unit untuk sistem pelumasan
di Bearing motor listrik juga Rotor dan menggerakan Vane Blade Pitch. Untuk kehandalan
operasi FD Fan ketinggian level & 113emperature oli Lube & Hydraulic Unit, Ampere &
113emperature Winding motor, selalu dijaga sesuai dengan standar operasi.
Water Treatment Plant adalah sebuah sistem yang difungsikan untuk mengola air dari kualitas
baku (influet) yang tidak sesuai standar agar mendapatkan kualitas air pengolahan (effluent) standart
yang diinginkan/ditentukan atau siap untuk di gunakan. Kualitas dari air hasil pengolahan dapat dilihat
dari parameter-parameter yang ditemtukan. Setiap tempat memiliki standar masing-masing, seperti:
1. Parameter fisik
2. Parameter kimia
3. Parameter biologi
Fungsi WTP ini yaitu untuk memenuhi kualitas air pengisian boiler sesuai standar yang telah
ditentukan. Sumber air baku yang digunakan untuk power plant biasanya diambil dari air laut
(seawater).
Prinsip kerja WTP dibagi menjad dua yaitu Inservice dan Regenerasi Resin.
Proses Inservice
Yaitu proses pemurnian/demineralisasi air suling desalt (Raw Water) prinsip kerjanya dimulai
dari Raw Water yang berada pada Raw water tank dipompa masuk kedalam Vesel (Mixebed
Polisher) yang berisi resin-resin. Didalam mixbed air unsur anion diikat oleh resin anion, begitu
juga air dengan unsur kation diikat oleh resin kation, air setelah keluar dari vesel berbah menjadi
Denim Water dengan Conduct < 1 ms/cm dan mengalir masuk ke Demin Tank.
Proses Inservice ini berlangsung terus menerus dan akan berhenti jika Conductivity air yang
keluar dari vesel menyentuh limit yang ditentukan yaitu 1 ms/cm, dengan kata lain hal ini
mengindekasikan bahwa resin yang berada pada vesel sudah jenuh dan memerlukan proses
regenerasi.
Proses Regenerasi
Yaitu proses mengembalikan/mengaktifkan kondisi resin anion dan resin kation yang telah
jenuh akibat digunakan untuk proses pemurnian air. Adapun untuk regenerasi resin
anionmenggunakan bahan kimia NaOH, sedangkan regenerasi resin kation digunakan bahan kimia
HCL.
Kuantitas air yang dibutuhkan oleh sebuah PLTU tergantung dari kualitas sumber air, lokasi PLTU
bediri, karakteristik bahan bakar, desain tekanan dari boiler, serta regulasi mengenai penanganan air di
daerah setempat. Sedangkan untuk kualitasnya, ada beberapa jenis air dengan spesifikasi yang berbda-
beda digunakan di PLTU. Secara umum jenis-jenis air yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Cooling Water
Cooling water (Air Pendingin) merupakan air limbah yang berasal dari aliran limbah yang
digunakan untuk penghilangan panas dan tidak berkontak langsung dengan bahan baku dan produk
akhir. Pada Sistem PLTU air ini dipergunakan di kondensor untuk merubah uap yang berasal dari
turbin menjadi air krmbali sebagai rangkaian siklus rankine. Adapun spesifikasi air yang
dibutuhkan tergantung pada sumber air untuk pendinginnya, yaitu:
PLTU di tepi laut
Untuk jenis ini digunakan once throught system dimana air pendingin digunakan sebagai
media pendingin pada heat exchanger yang hanya dilewatkan sekali, selanjutnya langsung
dikembalikan lagi ke badan air.
Air laut yang telah mengalaminproses filtrasi dipompa untuk masuk ke kondensor sisi tube
sebagai media pendingin uap air yang mengalir si sisi shell. Proses filtrasi tersebut
menggunakan alat bernama tras rake dan travelling screen. Trash rake menjadi tahap
filtrasi sebelum travelling screen. Trash rake berfungsi untuk menangkal kotoran-kotoran
laut yang ukurannya besar. Sedangkan trevelling screen berfungsi untuk memfilter air laut
dari kotoran-kotoran yang berukuran bih kecil.
Selain filtasi, air laut tersebut juga telah disuntikanbahan kimia tertentu untuk mencegah
hewan-hewan laut berkembang biak di area inlet dan otlet air laut. Pada sisi tube kondensor
digunkan sistem tube cleaner yang berfungsi untuk menjaga kebersihan tubing kondensor
agr tidak terjafi penyumbatan.
PLTU jauh dari air laut
Jenis yang digunakan pada PLTU ini Open Evaporative Recirculating System dimana air
tawar yang berasal dari sungai atau danau dipompakan sebagai make-up cooling tower
setelah sebelumnya dilakukan teratment (sedimentasi dan koagulasi) terlebih dahulu. Air
tersebut digunakan untuk mendinginkan proses-proses di dalam pabrik.
Air pendingin yang telah panas kemudian didinginkan di cooling tower untuk kemudian
disirkulasikan kembali ke dalam pabrik. Untuk menjaga kualitas air, mislanya supaya tidak
terdapat algae/bacteria dan pengendapan (scaling), maka perlu diinjeksikan beberapa jenis
chemicals tertentu. Kualitas air juga dijaga melalui mekanisme make-up dan blow-down.
Open recirculating system terdiri dari pompa, HE dan cooling tower.
2. Auxiliary Cooling Water
Auxiliary Cooling water adalah air yang dibutuhkan sebagai media pendingin berbagai peralatan di
PLTU seperti lub oil system, pendingin kompresor, pendingin pompa, dan sebagainya. Air
pendingin ini bersirkulasi secara close loop / siklus tertutup, dengan menggunakan pompa untuk
membangkitkan tekanan. Selain pompa digunakan pula sistem heat exchanger untuk mendinginkan
auxiliary cooling water yang bersirkulasi, dan menggunakan cooling water sebagai media
pendingin. Auxiliary cooling water yang bersirkulasi disyaratkan harus tidak bersifat korosif dan
bersih dari kandungan zat-zat yang dapat menimbulkan kerak. Untuk itu air yang digunakan harus
ditreatment terlebih dahulu sebelum digunakan. Selain itu diperlukan injeksi zat kimia tertentu
selama sistem auxiliary cooling water beroperasi agar kualitasnya tetap terjaga anti korosif.
3. Service Water & Potable Water
Service water digunakan untuk memenuhi kebutuhan sistem penanggulangan kebakaran, supply air
demineralisasi, kebutuhan kebersihan PLTU, serta kebutuhan-kebutuhan tambahan lainnya.
Service water harus telah bersih dari zat-zat padat terlarut (suspended solids), tidak keruh, dan tidak
berwarna. pH service water dijaga di kisaran 6,0 sampai 8,5 dan total dari dissolved solids dibatasi
kurang dari 1.000 mg/L.
Pada PLTU biasanya juga disediakan potable water atau air dengan kualitas dapat dikonsumsi oleh
manusia. Jika ada sebagian service water yang digunakan untuk potable water maka ia harus
terklorinasi dan sesuai dengan standard kualitas air minum yang telah ditetapkan oleh peraturan
pemerintah setempat. Untuk itu biasanya supaya dapat dihemat dalam instalasi pipa, sistem
pemrosesan airnya, serta lebih efisien, maka PLTU menggunakan satu proses untuk memproduksi
service water dan potable water sekaligus.
4. High Purity Water
High-Purity Water digunakan sebagai media kerja siklus air-uap air pada PLTU. Air ini selain
dimasukkan pada pengisian sistem di awal proses sebelum dilakukan penyalaan boiler, juga
sebagai make up atau supply tambahan yang ditambahkan ke dalam sistem secara terkontrol.
Penambahan tersebut dibutuhkan karena adanya kerugian (losses) yang terjadi. Kerugian-kerugian
tersebut seperti akibat dari penggunaan sootblower pada boiler, proses deaerasi, serta adanya uap
yang dibuang untuk menjaga kualitas dari uap air tersebut.
High-Purity Water juga digunakan pada sistem pendingin generator (Primary Water System),
pendingin pompa sirkulasi boiler (motor cavity), sistem sealing pada pompa ekstraksi kondensat,
serta sistem-sistem lain yang membutuhkan High-Purity Water sebagai komponen kerjanya.
High-Purity Water adalah air hasil olahan yang sudah bebas dari kandungan-kandungan mineral
terlarut yang dapat berbahaya bagi peralatan-peralatan yang bekerja pada siklus uap air. Berbagai
macam ion mineral maupun dalam bentuk senyawa yang terkandung dalam air, harus dihilangkan
melalui proses-proses tertentu sebelum air tersebut dapat digunakan lebih lanjut. Selain untuk
mencegah terjadinya korosif dan kerak yang dapat terbentuk, juga untuk mencegah terjadinya short
circuit jika digunakan pada alat-alat seperti motor cavity dan sistem pendingin pada generator sisi
stator (primary water system).
Bagian-Bagian Kondensor
Dibawah ini gambar menjelaskan terkait bagian bagian yang terdapat didalam kondensor dan
juga dijelaskan beserta fungsinya.
2) Condensate Outlet
Berfungsi sebagai saluran keluarnya condensate cair dari hotwell.
3) Inlet/outlet Waterbox
Berfungsi sebagai penampung air pendingin atau refrigerant sebelum dan sesudah memasuki
kondensor.
5) Shell
Berfungsi sebagai tempat terkumpulnya steam dan terjadinya proses kondensasi.
6) Hotwell
Berfungsi sebagai tempat terkumpulnya air hasil proses kondensasi.
7) Tubesheets and Tubes
Berfungsi sebagai tempat mengalirnya air pendingin atau refrigerant.
Keterangan:
Q=W × ( H s −H c ) ……………………………….()
Keterangan:
Q : Heat load (kJ/s)
W: Flowrate fluida panas (steam) (kg/s)
Hs: Entalpi fluida panas (steam) (kJ/kg)
H c: Entalpi condensate (kJ/kg)
Nt : Jumlah tube
Np : Jumlah passes
g : gpm per tube at 1,0 ft/s (from tube characteristics table)
V : velocity, ft/s
m : Surface external, sq-ft per linear foot (from tube characteristic table BWG)
Keterangan:
ℜ : Bilangan Reynold
Pr : Bilangan Prandlt
Nu : Bilangan Nusselt
Keterangan:
Keterangan:
Keterangan:
1
Nt
Db =Do × ( ) K1
n1
..............................................................................................()
Keterangan:
Nt : Number of tubes
Keterangan:
20. Penentuan Bilangan Reynold, Prandlt dan Nusselt pada Sisi Shell
Gs × De
ℜs= ......................................................................................()
μ
Keterangan:
N b : Jumlah buffle
Rf : Faktor kekotoran
Cooling Tower
q=ṁ ×Cp× ∆ T
Dengan:
Generator sinkron adalah mesin pembangkit listrik yang mengubah energi mekanik sebagai
input menjadi energi listrik sebagai energi output. Tegangan output dari generator sinkron adalah
tegangan bolak – balik, karena itu generator sinkron disebut juga generator AC.
Menurut Anderson P.M (1982), generator sinkron dapat menghasilkan sumber energi, yaitu :
tegangan bolak-balik, oleh karena itu generator sinkron disebut juga generator AC. Dikatakan
generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada
stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang
berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator.
Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika
sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut
akan terbentuk gaya gerak listrik. Prinsip kerja generator arus bolak-balik tiga fasa (alternator) pada
dasarnya sama dengan generator arus bolak-balik satu fasa, akan tetapi pada generator tiga fasa
memiliki tiga lilitan yang sama dan tiga tegangan outputnya berbeda fasa 1200 pada masing-
masing fasa.(Kundur Prabha, 1993). Jika pada sekeliling penghantar terjadi perubahan medan magnet,
maka pada penghantar tersebut akan dibangkitkan suatu gaya gerak listrik (GGL) yang sifatnya
menentang perubahan medan tersebut. Untuk dapat terjadinya gaya gerak listrik (GGL) tersebut
diperlukan dua kategori masukan, yaitu: 1. Masukan tenaga mekanis yang akan dihasilkan oleh
penggerak mula (prime mover). 2. Arus masukan (If) yang berupa arus searah yang akan menghasilkan
medan magnet yang dapat diatur dengan mudah. Di bawah ini akan dijelaskan secara sederhana cara
pembangkitan listrik dari sebuah generator.
XX. Gambar Prinsip Kerja
Apabila rotor generator diputar pada kecepatan nominalnya, dimana putaran tersebut
diperoleh dari putaran penggerak mulanya (prime mover), kemudian pada kumparan medan
rotor diberikan arus medan sebesar If, maka garis-garis fluksi yang dihasilkan melalui kutub-
kutub inti akan menghasilkan tegangan induksi pada kumparan jangkar stator sebesar:
Ea = C. n. Φ
Dimana:
C : Konstanta
n: Kecepatan putar
Apabila generator digunakan untuk melayani beban, pada kumparan jangkar generator
akan mengalir arus. Untuk generator 3 fasa, setiap belitan jangkar akan memiliki beda fasa
sebesar 1200.
xx. Gambar skema kumparan 3 fasa
Menurut Kundur Prabha (1993), konstruksi generator sinkron terdiri dari dua bagian
utama, yaitu : stator dan rotor. Stator adalah bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolak-
balik dan rotor adalah bagian bergerak yang menghasilkan medan magnet yang
menginduksikan ke stator.
XXX. Rotor
Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada lilitan rotor untuk mengahasilkan
medan magnet rotor. Rotor generator diputar oleh prime mover menghasilkan medan magnet
berputar pada mesin. Medan magnet putar ini menginduksi tegangan tiga fasa pada kumparan
stator generator. Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang
besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient (kutub sepatu) dan dan non salient (rotor
silinder). Gambar 2.2 menunjukan bentuk rotor kutub sepatu
XXX. Stator
Stator atau armatur adalah bagian generator yang berfungsi sebagai tempat untuk
menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC yang menuju ke beban disalurkan melalui
armatur, komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder dengan lilitan kawat konduktor yang
sangat banyak. Armatur selalu diam, oleh karena itu komponen ini juga disebut dengan stator.
Lilitan armatur generator dalam wye dan titik netral dihubungkan ke tanah.
Perhitungan kapasitas generator yang akan digunakan yakni berdasarkan simulasi yang telah
dilakukan pada GateCycle, dengan adanya nilai daya poros pada turbin uap yang digunakan, maka
dapat dihitung melalui persamaan berikut.
Kemupian untuk memperoleh nilai VA dengan asumsi besarnya nilai pf sebesar 0.85 maka
dapat dilakukan perhitungan dengan persamaan berikut:
𝑆𝑔𝑒(𝑝𝑓 0.85)=𝑃𝑔𝑒𝑛𝑝𝑓
X. Circuit breaker
Circuit breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan pemutus rangkaian
listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik
pada semua kondisi, termasuk kondisi abnormal, seperti gangguan hubung singkat, tegangan
lebih/kurang, dan lain-lain.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-hal diatas, adalah
sebagai berikut:
a. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.
b. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun terhubung
singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.
c. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan cepat agar arus hubung singkat tidak sampai
merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan kestabilan, dan merusak pemutus tenaga
itu sendiri.
Setiap PMT dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan suatu PMT, yaitu:
Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu akan dipasang.
Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem.
a. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus ini tergantung
pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban dimana pemutus daya tersebut
terpasang.
b. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya tersebut.
c. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. Hal ini berhubungan dengan
waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.
d. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain disekitarnya.
Pada kondisi Normal, MCB berfungsi sebagai sakelar manual yang dapat menghubungkan
(ON) dan memutuskan (OFF) arus listrik. Pada saat terjadi Kelebihan Beban (Overload) ataupun
Hubung Singkat Rangkaian (Short Circuit), MCB akan beroperasi secara otomatis dengan memutuskan
arus listrik yang melewatinya. Secara visual, kita dapat melihat perpindahan Knob atau tombol dari
kondisi ON menjadi kondisi OFF. Pengoperasian otomatis ini dilakukan dengan dua cara seperti yang
terlihat pada gambar dibawah ini yaitu dengan cara Magnetic Tripping (Pemutusan hubungan arus
listrik secara Magnetik) dan Thermal Tripping (Pemutusan hubungan arus listrik secara
Thermal/Suhu).
Pada saat kondisi Overload (Kelebihan Beban), Arus yang mengalir melalui Bimetal
menyebabkan suhu Bimetal itu sendiri menjadi tinggi. Suhu panas tersebut mengakibatkan Bimetal
melengkung sehingga memutuskan kontak MCB (Trip).
Ketika terjadi Hubung Singkat Rangkaian (Short Circuit) secara mendadak ataupun Kelebihan
Beban yang sangat tinggi (Heavy Overload), Magnetic Trippping atau pemutusan hubungan arus listrik
secara Magnetik akan diberlakukan. Pada saat terjadi hubungan singkat ataupun kelebihan beban berat,
Medan magnet pada Solenoid MCB akan menarik Latch (palang) sehingga memutuskan kontak MCB
(Trip)
Sebelum unit pada suatu pembangkit shut down total maka dibutuhkan suplai cadangan listrik
yang mana digunakan untuk pendinginan kondensor, turbin, generator, dan komponen lainnya.
Emergency Diesel Generator (EDG) ini hanya digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau "off-
grid" yang digunakan apabila terjadi pemadaman pada unit pembangkit. Emergency Diesel Generator
(EDG) ini merupakan mesin diesel yang mana termasuk dalam kategori mesin dengan pembakaran
dalam atau disebut dengan motor bakar, ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya (energi
panas).
1. Prime mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin diesel.
2. AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch).
3. Baterai dan Battery Charger
4. Panel ACOS (Automatic Change Over Switch).
5. Relai proteksi.
6. Perlengkapan instalasi tenaga.
Pada mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni
yang dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (± 30 atm), sehingga temperatur di
dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bersuhu dan
bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga bahan bakar yang diinjeksikan akan
terbakar secara otomatis. Penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang
konstan. Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang
dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-
balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol
(crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak
pada langkah kompresi.
Pada mesin diesel, piston melakukan empat langkah kerja yang mana sebagai berikut.
1. Langkah ke bawah yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, di sini
katup udara dan bahan bakar terbuka sehingga udara dan bahan bakar dapat masuk.
2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar menyebabkan torak
naik dan menekan bahan bakar, bahan bakar dan udara terkompresi, tekanan naik, temperatur
naik, dan terjadi pembakaran.
3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup yaitu katup hisap
dan buang tertutup, gas hasil pembakaran berekspansi mendorong piston ke bawah dan
menghasilkan kerja.
4. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan
menyebabkan gas hasil sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada proses
keempat ini torak kembali bergerak naik ke atas dan menyebabkan gas dapat keluar. Dan
kemudian kembali lagi ke tahap 1 menjadi siklus
Transformator
Transformator adalah sebuah alat yang mentransfer energi listrik antara dua atau lebih rangkaian
listrik dengan menggunakan induksi elektromagnetik yang berlangsung pada frekuensi konstan.
Transformator digunakan sebagai pengubah nilai tegangan atau arus menjadi tingkat tegangan atau arus
lainnya.
Transformer ini terdiri dari satu atau tiga buah pasang kabel yang melilit di sekeliling inti untuk
menciptakan efek arus listrik yang sangat kuat dari satu atau tiga buah pasang kabel tersebut. Inti
biasanya di lapisi dengan besi dan dilaminasi agar meminimalkan rugi arus eddy.
Berdasarkan persamaan diatas dapat diketahui bahwa jumlah kumparan pada belitan primer dan
sekunder berbanding lurus dengan tegangan yang terdapat pada kumparan primer dan sekunder.
Sedangkan untuk arus yang terdapat pada kumparan primer dan sekunder berbanding terbalik dengan
jumlah kumparan dan tegangan pada kumparan primer dan sekunder. Berikut adalah jenis-jenis
transformator antara lain :
Semua peralatan G.I. dihubungkan pada dan mengelilingi busbar; corak dasar dari hubungan
rangkaian dalam G.I. ditentukan oleh ystem busbarnya. Dalam ystem busbar ada busbar tunggal
(single bus), busbar ganda (multiple bus) dan ring gelang (ring bus). Kadang-kadang busbar mungkin
dapat dihilangkan sesuai dengan komposisi system tenaga listrik.
Jenis busbar
1) Busbar Tunggal
Busbar tunggal adalah sistem Busbar yang paling sederhana. Karena hanya memerlukan
sedikit peralatan dan ruang maka dari segi ekonomis sistem ini sangat menguntungkan.
Sistem ini dipakai untuk G.I. skala kecil yang hanya mempunyai sedikit saluran keluar dan
tidak memerlukan pindah-hubungan sistem tenaga. Namun, jika terjadi gangguang pada ril,
isolator pada sisi ril, pemutus beban dan peralatan diantaranya, maka pelayanan aliran tenaga
listrik akan terputus sama sekali. Jika dipandang perlu mencegah pemutusan pelayanan total,
maka dipasang pemutus beban dan pemisah bagian (section) seperti pada Gbr 4.28 (b) dan
(c); komposisi dari system tenaga harus disesuaikan seperlunya.
a b c
(Sumber : www.info-electro.com/2013/07/sistem-busbar-pada-transmisi-tenaga.html
Di sini sebuah ril, yaitu ril inspeksi tadi ditambahkan pada ril tunggal, sehingga
memudahkan melakukan pemeriksaan (inspeksi) atas ril atau pemutus beban, meskipun ia
tidak dapat bekerja seperti sistem dua-ril standar. Sistem ini juga dipakai untuk mengurangi
jumlah pemutus-tenaga, jika jumlah rangkaian yang dihubungkan tidak banyak. Sistem ini
dapat diperluas dengan mudah menjadi system dua-ril standar bila kelak jumlah sirkit
hubungan menjadi besar.
3) Ril Gelang
Ril gelang hanya memerlukan ruang yang kecil dan baik untuk pemutusan sebagian dari
pelayanan dan pemeriksaan pemutus beban. Sistem ini jarang dipakai di Jepang karena
mempunyai kerugian bahwa dari segi operasi sistem tenaga ia tidak begitu leluasa seperti
sistem rua-ril; lagi pula rangkaian kontrol dan pengamanannya menjadi lebih kompleks, dan
kapasitas arus dari alat-alat yang terpasang seri harus lebih besar.
Gambar 2.73 Busbar Ril Gelang
Sumber : www.slideshare.net/mobile/makmursaini1/gardu-induk-sistem-tenaga-listrik
Data-data motor induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang
berhubungan dengan kerja motor induksi dibuatkan pada plat nama (name plate) motor induksi.
Contoh data yang ditampilkan pada plat nama motor induksi ini diperlihatkan pada
gambar 2.76
Gambar 2.76 Contoh data yang ada di plat nama motor induksi
(Sumber: https://wandasaputra93.wordpress.com/2015/01/10/motor-ac/)
Konstruksi Motor Induksi
Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting seperti yang
diperlihatkan pada gambar 2.77 sebagai berikut.
1) Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat
menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya.
2) Celah : Merupakan celah udara: Tempat berpindahnya energi dari startor ke rotor.
3) Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari kumparan stator
yang diinduksikan kepada kumparan rotor.
Bentuk konstruksi rotor sangkar motor induksi secara lebih rinci diperlihatkan
pada gambar 2.78
Gambar 2.78 Konstrksi rotor sangkar motor induksi
(Sumber: http://electro-creations.blogspot.co.id/2014/04/motor-induksi-asinkron.html)
Gambar 2.80 Gambaran sederhana motor induksi dengan satu kumparan stator dan satu
kumparan rotor
(Sumber: http://electro-creations.blogspot.co.id/2014/04/motor-induksi-asinkron.html)
Slip
Apabila rotor dari motor induksi berputar dengan kecepatan Nr, dan medan magnet stator berputar
dengan kecepatan Ns, maka bila ditinjau perbedaan kecepatan relatif antara kecepatan medan magnet
putar stator terhadap kecepatan rotor, ini disebut kecepatan slip yang besarnya sebagai berikut.
Kec.slip = Ns – Nr ................................................................................(2.218)
S = 𝑁𝑠 – 𝑁𝑟 𝑁𝑠
..............................................................................................(2.219)
Frekuensi yang dibangkitkan pada belitan rotor adalah f2 dimana
Apabila, slip = 0 (karena Ns=Nr) maka f2 = 0. Apabila rotor ditahan slip = 1 (karena Nr= 0) maka f2 =
f1. Dari persamaan f2 = sf1, diketahui bahwa frekuensi rotor dipengaruhi oleh slip. Leh karena GGL
induksi dan reaktansi pada rotor merupakan fungsi frekuensi maka besarnya juga turut dipengaruhi
oleh slip. Besarnya GGL induksi efektif pada kumparan stator adalah : E1 = 4,44 f1 N1
φm .............................................................................(2.223)
Selanjutnya, besarnya GGL induksi efektif pada kumparan rotor adalah : E2S = 4,44 f2 N2 φm
E2S = 4,44 s f1 N2 φm