Kondensor yang digunakan pada PLTU yang akan kami rancang berkapasitas
1x100 MW. Kondensor yang dirancang merupakan tipe shell and tube. Dengan tipe ini
perpindahan panas akan terjadi antara uap yang dialirkan diluar pipa-pipa (shell side) dan
air pendingin yang dialirkan didalam pipa-pipa (tube side). Air pendingin yang digunakan
adalah air sungai. Air laut sebagai media pendingin yang digunakan terlebih dahulu
melalui beberapa treatment di water treatment plant yang dilakukan untuk mengurangi
kemungkinan adanya kotoran dan kandungan lain yang dapat mengurangi umur
komponen. Begitu pula dengan air pendingin yang keluar dari kondensor, air tersebut
dialirkan melalui cooling tower.
Kondensor Tipe Shell and Tube
Secara umum kondensor yang akan kami gunakan adalah menggunakan tipe shell
and tube dengan menggunakan air laut sebagai air pendinginnya, kondensor tipe ini
terdiri dari tube-tube kecil yang melintang. Pada tube-tube inilah air pendingin dari laut
dialirkan. Sedangkan uap mengalir dari atas menuju ke bawah agar mengalami
kondensasi atau pengembunan. Sebelum masuk kedalam kondensor, air laut biasanya
melewati debris filter yang berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran ataupun lumpur
yang terbawa air laut. Agar uap dapat bergerak turun dengan enga dari sudu terakhir
turbin, maka vakum kondensor harus dijaga, karena enga nada vakum pada kondensor
akan membuat tekanan udara pada kondensor menjadi rendah, adapun gambaran umum
skema dari kondensor terhilat pada Gambar dibawah.
Dibawah ini gambar menjelaskan terkait bagian bagian yang terdapat didalam
kondensor dan juga dijelaskan beserta fungsinya.
Q=W × ( H s −H c ) ……………………………….()
Keterangan:
Q : Heat load (kJ/s)
W: Flowrate fluida panas (steam) (kg/s)
Hs: Entalpi fluida panas (steam) (kJ/kg)
H c: Entalpi condensate (kJ/kg)
3. Penentuan Overall Heat Transfer Coefficient
U =C1 C2 C3 C 4 √V ………………………………….()
Keterangan:
U : Overall heat transfer coefficient (Btu/hr-ft2-°F)
C1 : Konstanta sebagai fungsi kec. aliran pendingin dan diameter pipa
C2 : Faktor koreksi untuk temperatur inlet air pendingin
C3 : Konstanta sebagai fungsi material dan ketebalan pipa
C4 : Faktor kebersihan .
V : Kecepatan air pendingin di dalam tube (m/s)
4. Penentuan LMTD
( T s−T a , o )−( T s −T a ,i )
LMTD=
( T s−T a ,o ) …..…………………………………….()
ln
( T s−T a ,i )
Keterangan:
LMTD: Logarithmic Mean Temperature Difference (K)
5. Penentuan Luas Permukaan Kondensor
Q
A= ………………………………………………..….()
U × LMTD
Keterangan:
A :Luas permukaan condenser (m2)
Q : Heat Load, BTU/hr
U :Overall heat transfer coefficient, BTU/ft2.℉ .hr
6. Penentuan Circulating Water Flow
Q
Fl CW = …..………………………………………….()
500 ×T R
Keterangan:
Fl CW : Circulating water flow (gpm)
TR : Temperature rise fluida dingin (K)
7. Penentuan Jumlah Tube
N p=2
g=2.797 gpm/fps
Fl CW × N p
Nt= …..……………………………………….()
g× v
Keterangan:
Nt : Jumlah tube
Np : Jumlah passes
g : gpm per tube at 1,0 ft/s (from tube characteristics table)
V : velocity, ft/s
Keterangan:
Pt : Tube pitch (m)
Nt : Number of tubes
Db : Diameter bundle (m)
Ds : Diameter shell (m)
K1 : Tetapan dari tabel di buku John. E. Edwards
n : Tetapan dari tabel di buku John. E. Edwards
15. Penentuan Diameter Shell
D s =D b + BDC.......................................................................................... ()
Keterangan:
BDC : Bundle Diameter Clearance (m)
16. Penentuan Jarak Buffle
Bs=0.4 × D s..........................................................................................()
Keterangan:
Bs : Jarak buffle (m)
17. Penentuan Luas Cross-Flow pada Sisi Shell
(Pt −D o)× D s × B s
A s= ............................................................()
Pt
Keterangan:
A s : Luas cross-flow shell (m2)
18. Penentuan Shell-side Mass Velocity
Shell Side Flowrate
Gs = ...........................................................()
As
Keterangan:
G s : Shell-side Mass Velocity (kg/s-m2)
19. Penentuan Diameter Ekuivalen Shell
1.27
De = ×( Pt 2−0.785 D o2)....................................................()
Do
Keterangan:
De : Diameter ekuivalen shell (m)
20. Penentuan Bilangan Reynold, Prandlt dan Nusselt pada Sisi Shell
Gs × De
ℜs= ...............................................................................()
μ
Keterangan:
ℜs : Bilangan Reynold pada sisi Shell
Pr s : Bilangan Prandlt pada sisi Shell
Nus : Bilangan Nusselt pada sisi Shell
21. Penentuan Koefisien Perpindahan Panas (ho) pada Sisi Shell
Nu s × k shell
ho= ..........................................................................()
Do
22. Penentuan Jumlah Buffle
L
Nb= …..……………………………………………….......()
Bs
23. Penentuan Nilai Kekotoran
1−C 4
Rf = …..……...…………………………………………()
U
A : Luas permukaan condenser (m2)
ho : Koefisien perpindahan panas fluida panas (steam) (W/m2-K)
T w : Temperatur dinding shell (K)
N b : Jumlah buffle
Rf : Faktor kekotoran