Anda di halaman 1dari 8

Kondensor

Kondensor yang digunakan pada PLTU yang akan kami rancang berkapasitas
1x100 MW. Kondensor yang dirancang merupakan tipe shell and tube. Dengan tipe ini
perpindahan panas akan terjadi antara uap yang dialirkan diluar pipa-pipa (shell side) dan
air pendingin yang dialirkan didalam pipa-pipa (tube side). Air pendingin yang digunakan
adalah air sungai. Air laut sebagai media pendingin yang digunakan terlebih dahulu
melalui beberapa treatment di water treatment plant yang dilakukan untuk mengurangi
kemungkinan adanya kotoran dan kandungan lain yang dapat mengurangi umur
komponen. Begitu pula dengan air pendingin yang keluar dari kondensor, air tersebut
dialirkan melalui cooling tower.
Kondensor Tipe Shell and Tube
Secara umum kondensor yang akan kami gunakan adalah menggunakan tipe shell
and tube dengan menggunakan air laut sebagai air pendinginnya, kondensor tipe ini
terdiri dari tube-tube kecil yang melintang. Pada tube-tube inilah air pendingin dari laut
dialirkan. Sedangkan uap mengalir dari atas menuju ke bawah agar mengalami
kondensasi atau pengembunan. Sebelum masuk kedalam kondensor, air laut biasanya
melewati debris filter yang berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran ataupun lumpur
yang terbawa air laut. Agar uap dapat bergerak turun dengan enga dari sudu terakhir
turbin, maka vakum kondensor harus dijaga, karena enga nada vakum pada kondensor
akan membuat tekanan udara pada kondensor menjadi rendah, adapun gambaran umum
skema dari kondensor terhilat pada Gambar dibawah.

Gambar 2…. Kondensor tipe shell and tube


(Sumber : G.f Hewit, G.L.Shires, T.R Bott ”Process Heat and Transfer”)
Bagian-Bagian Kondensor

Dibawah ini gambar menjelaskan terkait bagian bagian yang terdapat didalam
kondensor dan juga dijelaskan beserta fungsinya.

Gambar 2…. Bagian-Bagian Kondensor

Fungsi dari bagian-bagian kondensor shell and tube adalah:


1) Steam Inlet
Berfungsi sebagai saluran masuknya steam yang keluar dari exhaust turbin.
2) Condensate Outlet
Berfungsi sebagai saluran keluarnya condensate cair dari hotwell.
3) Inlet/outlet Waterbox
Berfungsi sebagai penampung air pendingin atau refrigerant sebelum dan sesudah
memasuki kondensor.
4) Transition Piece and Neck
Berfungsi sebagai penyambung antara steam inlet dengan shell kondensor.
5) Shell
Berfungsi sebagai tempat terkumpulnya steam dan terjadinya proses kondensasi.
6) Hotwell
Berfungsi sebagai tempat terkumpulnya air hasil proses kondensasi.
7) Tubesheets and Tubes
Berfungsi sebagai tempat mengalirnya air pendingin atau refrigerant.
8) Tube Support Plates
Berfungsi sebagai penopang pipa-pipa pendingin didalam shell kondensor
9) Anode (cathodic protection)
Berfungsi sebagai pelindung dari kemungkinan terjadinya korosi

Persamaan yang Digunakan


Rumus-rumus perhitungan yang digunakan pada perancangan kondenser yang
akan digunakan pada PLTU 1x100 MW ini berdasarkan yang tertera dalam standar HEI,
TEMA dan ASME.
1. Penentuan Temperatur Film pada Shell and Tube
T i+ T o
Tf= …..…………………………………………….()
2
Keterangan:
Tf : Temperatur film fluida panas (steam) (K)
Ta: Temperatur film fluida dingin (K)
Ti : Temperatur fluida masuk (K)
To : Temperatur fluida keluar (K)
2. Penentuan Heat Load

Q=W × ( H s −H c ) ……………………………….()

Keterangan:
Q : Heat load (kJ/s)
W: Flowrate fluida panas (steam) (kg/s)
Hs: Entalpi fluida panas (steam) (kJ/kg)
H c: Entalpi condensate (kJ/kg)
3. Penentuan Overall Heat Transfer Coefficient
U =C1 C2 C3 C 4 √V ………………………………….()
Keterangan:
U : Overall heat transfer coefficient (Btu/hr-ft2-°F)
C1 : Konstanta sebagai fungsi kec. aliran pendingin dan diameter pipa
C2 : Faktor koreksi untuk temperatur inlet air pendingin
C3 : Konstanta sebagai fungsi material dan ketebalan pipa
C4 : Faktor kebersihan .
V : Kecepatan air pendingin di dalam tube (m/s)
4. Penentuan LMTD
( T s−T a , o )−( T s −T a ,i )
LMTD=
( T s−T a ,o ) …..…………………………………….()
ln ⁡
( T s−T a ,i )
Keterangan:
LMTD: Logarithmic Mean Temperature Difference (K)
5. Penentuan Luas Permukaan Kondensor
Q
A= ………………………………………………..….()
U × LMTD
Keterangan:
A :Luas permukaan condenser (m2)
Q : Heat Load, BTU/hr
U :Overall heat transfer coefficient, BTU/ft2.℉ .hr
6. Penentuan Circulating Water Flow
Q
Fl CW = …..………………………………………….()
500 ×T R
Keterangan:
Fl CW : Circulating water flow (gpm)
TR : Temperature rise fluida dingin (K)
7. Penentuan Jumlah Tube
N p=2
g=2.797 gpm/fps
Fl CW × N p
Nt= …..……………………………………….()
g× v
Keterangan:
Nt : Jumlah tube
Np : Jumlah passes
g : gpm per tube at 1,0 ft/s (from tube characteristics table)
V : velocity, ft/s

8. Penentuan Panjang Tube


A
L= …………………………………………….….()
Nt × m
Keterangan:
L : Panjang tube (m)
m : Surface external, sq-ft per linear foot (from tube characteristic table BWG)
9. Penentuan Bilangan Reynold, Prandlt dan Nusselt pada Sisi Tube
ρ × Di × v
ℜt = …………………………………………….….()
μ
Keterangan:
ℜ : Bilangan Reynold
Pr : Bilangan Prandlt
Nu : Bilangan Nusselt
Cp : Panas jenis fluida (kJ/kg-K)
ρ: Massa jenis fluida (kg/m3)
μ : Nilai kekentalan fluida (kg/m-s)
k : Konduktifitas panas (W/m-K)
10. Penentuan Koefisien Perpindahan Panas (hi) pada Sisi Tube
Nu× k tube
hi= .......................................................................................()
Di
Keterangan:
hi : Koefisien perpindahan panas fluida dingin (W/m2-K)
Di : Inside diameter (m)
11. Penentuan Koefisien Perpindahan Panas (hio) pada Sisi Tube
Di
hio= × hi .............................................................................()
Do
keterangan:
Do : Outside diameter (m)
hio : Koefisien perpindahan panas tube (W/m2-K)
hi : Koefisien perpindahan panas fluida dingin (W/m2-K).
12. Penentuan Temperatur Dinding pada Sisi Shell
hi
T w =T a + ×(T i−T a)......................................................................... ()
hio+hi
Keterangan:
T w : Temperatur dinding shell (K)
13. Penentuan Temperatur Film pada Sisi Shell
T w +T i
T f , s= ............................................................................................()
2
Keterangan:
T f , s : Temperatur film shell (K)
14. Penentuan Tube Pitch dan Diameter Bundle
Pt =1.25× D o.............................................................................................()
1
Nt
Db =Do × ( )
K1
n1
........................................................................................()

Keterangan:
Pt : Tube pitch (m)
Nt : Number of tubes
Db : Diameter bundle (m)
Ds : Diameter shell (m)
K1 : Tetapan dari tabel di buku John. E. Edwards
n : Tetapan dari tabel di buku John. E. Edwards
15. Penentuan Diameter Shell
D s =D b + BDC.......................................................................................... ()
Keterangan:
BDC : Bundle Diameter Clearance (m)
16. Penentuan Jarak Buffle
Bs=0.4 × D s..........................................................................................()
Keterangan:
Bs : Jarak buffle (m)
17. Penentuan Luas Cross-Flow pada Sisi Shell
(Pt −D o)× D s × B s
A s= ............................................................()
Pt
Keterangan:
A s : Luas cross-flow shell (m2)
18. Penentuan Shell-side Mass Velocity
Shell Side Flowrate
Gs = ...........................................................()
As
Keterangan:
G s : Shell-side Mass Velocity (kg/s-m2)
19. Penentuan Diameter Ekuivalen Shell
1.27
De = ×( Pt 2−0.785 D o2)....................................................()
Do
Keterangan:
De : Diameter ekuivalen shell (m)
20. Penentuan Bilangan Reynold, Prandlt dan Nusselt pada Sisi Shell
Gs × De
ℜs= ...............................................................................()
μ
Keterangan:
ℜs : Bilangan Reynold pada sisi Shell
Pr s : Bilangan Prandlt pada sisi Shell
Nus : Bilangan Nusselt pada sisi Shell
21. Penentuan Koefisien Perpindahan Panas (ho) pada Sisi Shell
Nu s × k shell
ho= ..........................................................................()
Do
22. Penentuan Jumlah Buffle
L
Nb= …..……………………………………………….......()
Bs
23. Penentuan Nilai Kekotoran
1−C 4
Rf = …..……...…………………………………………()
U
A : Luas permukaan condenser (m2)
ho : Koefisien perpindahan panas fluida panas (steam) (W/m2-K)
T w : Temperatur dinding shell (K)
N b : Jumlah buffle
Rf : Faktor kekotoran

Anda mungkin juga menyukai