I. JUDUL PRAKTIKUM
“Tegangan tembus di udara pada tegangan tinggi searah karena pengaruh polaritas.”
Seperti pada percobaan dengan tegangan bolak-balik, tegangan tembus didalam gas
dipengaruhi tipe bentuk tegangan, bentuk medan listrik dan kondisi gas ( tekanan dan
temperature).
Tegangan tembus pada sela elektroda merupakan fungsi kuat medan listrik pada sela
tersebut. Pada elektroda tajam yang akan menimbulkan medan yang sangat tidak
homogeny. Didepan elektroda terjadi ionisasi secara cepat karena mobilitasnya didalam
medan listrik.
Pengaruh polaritas pada sela jarum-piring, pada elektroda runcing dihasilkan ionisasi
tumbukan apabila tegangan nyala dilampaui. Dikarenakan mobilitas electron yang tinggi,
maka electron dengan cepat meninggalkan daerah medan elektrik yang terionisasi. Ion-ion
yang lebih lambat membentuk muatan ruang didekat elektoda jarum dan mengubah
distribusi potensial. Pada jarum negative, electron akan bergerak menuju elektroda piring.
Ion-ion yang tertinggal dekat sekali pada jarum membentuk kuat medan yang sangat tinggi
tepat pada ujung jarum, sedang ruang medan yang lainnya menunjukan potensial yang kecil
saja.
dipersulit. Pada jarum positif, elektron-elektron bergerak menuju jarum. Ion-ion yang
tertinggal akan mengurangi kuat medan pada sekitar permukaan jarum. Karena itu kuat
pelepas muatan.
V. LANGKAH PERCOBAAN
Batang-batang
Piring-piring
Jarum-piring
Positif
Negatif
batang-
sphar
no batang piring-piring jarum-jarum jarum-piring piring-jarum
e
(kV) (kV) (kV) (kV) (kV)
8 6 2 4 4
1 10 8 6 2 4 4
8 6 2 4 4
12 14 4 10 10
2 20 10 14 4 10 10
10 14 4 10 10
14 30 10 22 16
3 30 14 30 10 22 16
14 30 10 22 16
20 48 14 40 26
4 40 18 48 14 40 26
18 46 14 40 26
34 58 18 52 38
5 50 34 60 16 52 38
34 60 16 52 38
Positif
1 10 mm 7.333333333 8 4 2.67 4
2 20 mm 12 19.3 9.33 10 6
3 30 mm 14.67 42 18 22 14
5 50 mm 22 82.67 26.67 46 18
Grafik polaritas positif
Vbd = f (s)
90
80
70
60 Batang-Batang
50 piring-piring
jarum-piring
kV
40 piring-jarum
30 jarum-jarum
20
10
0
10 mm 20 mm 30 mm 40 mm 50 mm
Sphere
Negatif
batang- jarum-
batang piring-piring jarum-jarum piring piring-jarum
No sphare
(kV) (kV) (kV) (kV) (kV)
1 10 8 6 2 4 4
2 20 10.66666667 14 4 10 10
3 30 14 30 10 22 16
4 40 18.66666667 47.33333333 14 40 26
5 50 34 59.33333333 16.66666667 52 38
Vbd = f(s)
70
60
50 batang-batang
40 piring-piring
jarum-jarum
kV
30 jarum-piring
20 piring-jarum
10
0
10 20 30 40 50
Sphere
Bolak-Balik (AC)
Vbd = f (S)
60
50
40
jarum-jarum
Bola-piring
Bola-bola
30
kV
piring-piring
jarum-piring
Batang-batang
20
10
0
10 20 30 40 50
Sphere (mm)
VIII. PEMBAHASAN
a. Pembahasan data
Praktikum Tegangan Tinggi kali ini yaitu membahas tentang Tegangan Tembus di Udara
pada Tegangan Tinggi DC Karena Pengaruh Polaritas. Polaritas ini sendiri terdiri dari
polaritas positif dan polaritas negative. Untuk elektroda yang digunakan terdiri dari Jarum –
Jarum, Batang – Batang, Piring – Piring, Piring – Jarum, dan Jarum – Piring.
Pertama tama yaitu melakukan praktikum tegangan tinggi dengan polaritas positif (+),
dilakukan yaitu dengan mensetting pada panel yaitu merubah switch pada polaritas positif.
Pada hal ini, elektroda yang digunakan, terdiri dari Jarum – Jarum, Batang – Batang, Piring –
Piring, Piring – Jarum, dan Jarum Piring. Dalam pengujiannya masing – masing dari elektroda
diukur tegangan tembus (Ûd) tiga kali pengujian. Setelah itu nilai dari tegangan tembus ini
sendiri di rata – rata kan. Dari data yang didapatkan bahwa dapat diketahui karakteristik
tegangan tembus cenderung mengalami kenaikan seiring dengan lebarnya jarak sela,
semakin lebar jarak sela maka semakin besar pula tegangan tembusnya. Begitu pula
sebaliknya, semakin kecil jarak sela antar elektroda (s) maka semakin kecil pula tegangan
tembus (Ûd) yang dihasilkan. Hal ini disebabkan jika di antara elektroda diterapkan suatu
tegangan V, maka akan timbul suatu medan listrik E yang mempunyai besar dan arah
tertentu. Karena adanya medan listrik tersebut, maka elektron-elektron bebas yang ada di
udara akan mendapatkan energi yang cukup kuat untuk menimbulkan proses ionisasi. Jika
jarak sela antar elektroda itu kecil maka energi yang diperlukan untuk proses ionisasi juga
kecil, dan sebaliknya jika jarak sela semakin besar maka energi yang diperlukan untuk
proses ionisasi akan semakin besar. Dengan demikan maka semakin besar jarak sela maka
energi yang diperlukan semakin besar sehingga tegangan yang diterapkan juga akan
semakin besar pula. Berikut merupakan nilai tegangan tembus yang paling tinggi untuk
Ûd
No Elektroda (kV)
1 Jarum - Jarum 18
2 Batang - Batang 22
3 Piring -Piring 82.67
4 Jarum - Piring 26.67
5 Piring - Jarum 46
Dapat diamati pada table berikut, bahwa tegangan tembus yang paling tinggi terdapat
pada konfigurasi Piring – Piring yaitu dengan nilai Ûd = 82.67 kV. Ini terjadi karena factor
bentuk elektroda berikut. Dimana ukuran dari elektroda Piring - Piring merupakan paling
besar, memiliki luas penampang diatas rata – rata, jika dibandingkan dengan elektroda yang
lain. Hal ini memungkinkan terjadinya tegangan tembus yang lebih besar, yang tidak dimiliki
oleh elektroda lain yang diuji cobakan. Selain itu pada konfigurasi Jarum – Piring dan Piring
– Jarum terjadi perbedaan nilai tegangan tembus, meskipun elektroda yang dipasang sama.
Rupanya karena cara memasangnya yang berbeda dapat mengakibatkan perbedaan nilai
tegangan tembusnya. Nilai tegangan tembus yang lebih tinggi diantara kedua elektroda
tersebut adalah pada Piring – Jarum yaitu dengan nilai Ûd = 46 kV.
Untuk pengujian pada polaritas negatif, yang pertama dilakukan adalah mensetting
switch pada panel menunjukan negatif. Setelah itu membalik posisi diode. Dan untuk
pengujiannya sama seperti yang dilakukan pada polaritas positif. Dari hasil data yang
diperoleh, kesimpulannya sama, dimana jarak (s) dari sela elektroda, berbanding lurus
dengan tegangan tembus yang terjadi (Ûd). Berikut merupakan hasil tegangan tembus
terbesar yang dihasilkan oleh masing – masing elektroda pada kondisi dimana s = 50 mm ;
Ûd
No Elektroda (kV)
Pada data pengamatan, untuk elektroda Piring - Piring pada jarak (s) = 50 mm Ini sama
dengan pengujian pada polaritas positif, dimana elektroda Piring – Piring memiliki tegangan
tembus yang paling besar dibandingkan dengan elektroda yang lain. Ukuran dari elektroda
mempengaruhi besarnya tegangan tembus. Namun pada polaritas negative nilai pada
konfigurasi Jarum – Piring dan Piring – Jarum terjadi perbedaan nilai tegangan tembus pada
polaritas positif. Nilai tegangan tembus yang lebih tinggi diantara kedua elektroda tersebut
adalah pada Jarum - Piring yaitu dengan nilai Ûd = 52 kV.
Dari hasil percobaan dapat dibandingkan besarnya tegangan tembus untuk kedua
polaritas dari setiap elektroda, berikut tabel yang mewakili hal tersebut ;
Polaritas
No Elektroda Negatif Positif
Ûd (kV) Ûd (kV)
1 Jarum - Jarum 16.67 18
2 Batang - Batang 34 22
3 Piring -Piring 59.33 82.67
4 Jarum - Piring 52 26.67
5 Piring - Jarum 38 46
Maka berdasarkan table berikut, dapat diambil kesimpulan, bahwa pada pengujian
polaritas negative rata-rata memiliki tegangan tembus (Ûd) yang lebih besar jika
dibandingkan dengan pengujian polaritas positif. Ini dikarenakan polaritas negative memiliki
kuat medan listrik yang lebih tinggi di sekitar elektroda, dibandingkan dengan kuat medan
listrik pada polaritas positif. Tegangan tembus atau Streamer Breakdown ini sendiri
berbanding lurus dengan kuat medan listrik dari sebuah elektroda.
b. Pembahasan grafik
Dari grafik Polaritas positif dan negative dapat diketahui bahwa nilai tegangan tembus
yang terbesar terdapat pada konfigurasi Piring – Piring sedangkan untuk tegangan tembus
yang terkecil terdapat pada konfigurasi Jarum – Jarum. Dari grafik diatas terbukti bahwa
setiap elektroda memilki tegangan tembus yang berbeda-beda sesuai dengan jarak antar
sela. Tegangan tembus terlihat lebih tinggi menggunakan polaritas negative dibandingkan
Jika dibandingkan, nilai tegangan tembus AC nilainya lebih rendah dibandingkan dengan
tegangan tembus DC. Ada beberapa kesamaan antara tegangan tembus AC dan DC yaitu
nilai tegangan tembus yang paling besar adalah pada konfigurasi piring – piring, sedangkan
untuk nilai tegangan tembus yang terkecil untuk AC terdapat pada konfigurasi Batang-
Batang dan untuk yang DC nilai tegangan tembus terkecil terdapat pada konfigurasi jarum -
jarum. Hal yang mempengaruhi perbedaan ini adalah polaritas pada tegangan tinggi DC.
IX. KESIMPULAN
polaritas negative memiliki kuat medan listrik yang lebih tinggi di sekitar elektroda,
dibandingkan dengan kuat medan listrik pada polaritas positif.
Pada konfigurasi Jarum – Piring dan Piring – Jarum terjadi perbedaan nilai tegangan
tembus, meskipun elektroda yang dipasang sama. Rupanya karena cara
memasangnya yang berbeda dapat mengakibatkan perbedaan nilai tegangan
tembusnya.
Nilai tegangan tembus AC nilainya lebih rendah dibandingkan dengan tegangan
tembus DC. Hal yang mempengaruhi perbedaan ini adalah polaritas pada tegangan
tinggi DC.
Elektroda-elektroda uji memiliki tegangan tembus yang berbeda-beda. Berikut merupakan
urutan elektroda yang memiliki tegangan tembus paling tinggi ke tegangan tembus paling
rendah dengan jarak sela yang sama sebagai berikut :
Polaritas negative: Elektroda Piring - Piring > Jarum - Piring > Piring – Jarum > Batang -
Batang > Jarum – Jarum
Polaritas Positive: : Elektroda Piring - Piring > Piring – Jarum > Jarum – Piring > Batang -
Batang > Jarum – Jarum.
X. DAFTAR PUSTAKA
Deni, Ahmad. 2005. Modul Praktikum Tegangan Tinggi. Bandung ; Politeknik Negeri Bandung, Jurusan
Teknik Konversi Energi.
Zein, Hermagasantos. 2010. Buku Bahan Ajar Teknik Tegangan Tinggi. Bandung ; Politeknik Negeri
Bandung, Jurusan Teknik Konversi Energi.