KONTRUKSI TRANSFORMATOR

 Rangkaian kontruksi transformator seperti tunjukan gambar 25

Gambar 25.Rangkaian kontruksi transformator

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 1

 LAMINASI INTI TRANSFORMATOR
 Laminasi inti transformator seperti tunjukan gambar 26

Gambar 26.Laminasi inti transformator

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 2

 TRANSFORMATOR TIGA FASA
 Rangkaian magnit transformator tiaga fasa dapat dibentuk dari tiga
rangkain magnit transformator satu fasa sperti tunjukan gambar 27

Gambar 27.Rangkaian magnet transformator tiga fasa

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 3

 Masing –masing inti transformator membentuk sudut 120 0 satu sama
lain spserti gambar 27a
 Ketiga fluks merupakan sistem tiga fasa yang simetris,jumlah ketiga
fluks yang bertemu dititik pertemuaan adalah nol.
 Karena bentuk simetris ruang meminta tempat yang banyak
disedehanakan menjadi bentuk seperti gambar 27b,transformator
dengan bentuk rangkaain magnet seperti ini disebut transformator initi
kaki tiga,dimana permukaan ketiga kaki terletak pada satu bidang.
 Gambar 27c tranformator kaki lima dimana ketiga beliltan fasa hanya
ketiga kaki tengahnya,sedangkan kedua kaki luar dibuat kecil untuk
menyalurkan fluks sisa.kontruksi kaki lima digunakan untuk berdaya
besar beberapa arus MVA.
 Diagram vektor gambar 27a ditunjukan gambar 28
SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 4
 Gambar 28.Diagram vektor transformator tiga fasa

 Dari gambar 28 secara matemaris :

a 
2   c
2 2

2 
1
2

0 0    120 0 
2 
1
2
 
   cos 120 0  j sin 120 0 
1 1 3 

 2       j 
2  2 2  

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 5

 1 1 3 
2       j 
2 2 2 
2
 3 3  3
2
 3  12 
2    j   2      
   3 …89
2 2 2  2 2  2  2 4 2
 Atau
3
2  
2
 2  0,866  86,6%
 3  0,866  86,6%

 Dimana

  a  b  c
 Untuk

b 
2   c
2 2

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 6

 2 
1
2

0 0    120 0 
2 
1
2
 
   cos 120 0  j sin 120 0 
1  1 3 
 2       j 
2   2 2  

1  3 
2      j 
2 2 2 
2
 1 3   3
2
1 
2    j        …90
2 2 2  2 2  
 2  2
 Sehingga

2  3 
2
 Dimana

  a  b  c

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 7

 Menghubungkan ketiga belitan fasa dari transformator ada tiga macam
yaitu 1.hubung bintang (Y),2.hubung delta (D) dan zigzag (Z) seperti
gambar 29.

Gambar 29.Hubungan belitan tiga fasa

 Hubungan tegangan dan arus untuk (Y) gambar 29a:

V jala jala  3  V fasa

I jala jala  I fasa ….91
SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 8
 Hubungan tegangan dan arus untuk (D) gambar 29b:

V jala jala  V fasa

I jala jala  3  I fasa
…92
 Hubungan tegangan dan arus untuk (Z) gambar 29c:

V jala jala  3  Vrating  3  V fasa

I jala jala  I fasa …93

 Pada hubungan bintang dan zigzag, transformator untuk melayani

tegangan jala-jala tinggi dimana belitan fasanya dibuat untuk tegangan
akar tiga lebih kecil

 Pada hubungan delta arus fasa akar tiga lebih kecil dari arus jala-jala
cocok untuk tegangan menengah

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 9

 Macam–macam belitan tiga fasa transformator sisi primer dan
sekunder seperti gambar 30.

Gambar 30.Belitan tiga fasa sisi perimer dan sekunder transformator

 Gambar 30a transformator terhubung bintang bintang(Yy)

 Gambar 30b transformator terhubung delta delta(Dd)
 Gambar 30c transformator terhubung bintang delta(Yd)
 Gambar 30d transformator terhubung delta zigzag(Dz)

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 10

 Perbandingan transformator terhubung bintang bintang(Yy) :
V jala jala1
V fasa1   V jala jala2  3  V fasa2
3
V jala jala1 3  V fasa1
 a …94
V jala jala2 3  V fasa2

 Perbandingan transformator terhubung bintang delta(Yd)

V jala jala1  3  V fasa2  V jala jala2  V fasa2
V jala jala1 3  V fasa1
 …95  3.a
V jala jala2 V fasa2
 Perbandingan transformator terhubung delta bintang (Dy)
V jala jala1  V fasa1  V jala jala2  3.V fasa2
V jala jala1 V fasa1 a
 …96 
V jala jala2 3  V fasa2 3
 Gambar 30ad transformator terhubung delta delta(Dd)
V jala jala1  V fasa1  V jala jala2  V fasa2
V jala jala1 V fasa1
 a
V jala jala2 V fasa2 …97

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 11

 GROUP VEKTOR TRANSFORMATOR
 Gambar 31 group vektor transformator terhubng Yy

Gambar 31.Vektor Yy0 dan Yy6

 Dalam gambar 31a hubungan yang mempunyai polaritas substraktif

dengan kisaran fasa 00

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 12

 Jika dinyatakan dalam bilang jam dimana jarum jam panjang
menununjukan angka 12
 Dalam gambar 31b hubungan yang mempunyai polaritas adatif dengan
kisaran fasa 1800.
 Jika dinyatakan dalam bilang jam dimana jarum jam panjang
menununjukan angka 6
 Gambar 32 group vektor Yd5 polaritas adatif

Gambar 32.Vektor Yd5

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 13

 Gambar 33 group vektor Dz0 dan Yz11

Gambar 33.Vektor Dzo dan Yz11

 Dalam prakteknya hubungan digunakan untuk tegangan rendah

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 14

Tugas
Buat group vektor
1. Yd11
2. Dy5
3. Dy11
4. Dz6

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 15

 PEMBEBANAN TIDAK SIMETRIS
TRANSFORMATOR TIGA FASA
 Dalam praktek jarang sekali terdapat beban tiaga fasa yang seimbang.
 Bila terdapat pembeban satu fasa mengakibatkan pemakaian peralatan
yang tidak ekonomis (seperti : transformator, kawat penyalur dan
generator).
 Menurunkan daya guna atau effisensi serta menyebakan ketidak
simetrian tegangan dan arus.
 Contoh transformator tiga fasa dibebani dengan beban satu fasa
seperti gambar 34

Gambar 34.Pembebanan transformator tiga fasa

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 16

 Dari gambar 34 hubungan transformator (Yy0 ) untuk rangkaian
magnet terdiri atas kaki R dan S dapat diturunkan menurut hukum
Maxwell gaya gerak magnet dari transformator adalah :
…98
 Atau
 N  I  0

I N IN IN I N 0 …99

R 1 2 2 S 1

 Dimana V1 =V2 dan N1=N2 maka persamaan 99 menjadi :

IR  I  I  IS  0
I R  2I  I S  0 …100

 Untuk kaki S dan T :

I S  I  IT  0 …101

 Dalam keadaan simetris menurut hukum kirchoff :

I R  I S  IT  0 …102

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 17

 Maka IR,IS dan IT dari persamaan 102 dan 101 :
I S  I R  I S  I
2I S  I R   I …103

 Subsitusi persaman 100 ke persaman 103 :

2I R  2 I   I R   I  2 I R  4 I  I R   I
3I R  3I  I R  I …104

 Subsitusi 104 ke 103 :

2 I S  I   I  2 I S  2 I
I S  I ….105
 subsitusi 104 dan 105 ke 102 :

I  I  IT  0
IT  0 …106

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 18

 Hasil dari turun matematis IR,IS dan IT pembebanan transformator
terhubung Yy0 gambar 35a,terhubung Dd0 gambar 35b dan terhubung
Dz0 gambar 35c.

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 19

 Contoh pembanan transformator Dy 5 sepeti gambar 36

Gambar 36.Pembeban transformator Dy5

 Untuk kaki R dan T dapat ditulis secara metematis :

I RS  3  I  I  I TR  3  0
….107
I RS  I TR   3  2 I
 Untuk kaki T dan S dapat ditulis secara metematis

I TR  3  I  I ST  3   0
I TR  I ST   3  I …108

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 20

 Pembagian arus jala-jala dan arus belitan transformator ditunjukan
gambar 37.

Gambar 37 .Pembagian arus pada transformator Dy5

 Dari gambar 37 arus IR dapat diturunkan secara matematis :

I R  I RS  I TR …109

 Subsitusi 109 ke 107 :

I R  3  2I
2I …110
IR 
3

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 21

 Dari gambar 37 arus IT dapat diturunkan secara matematis :
 I T  I TR  I ST …111
 Subsitusi 110 ke 108
I
IT   …112
3

 Untuk arus-arus kedaan simetris

I R  I S  IT  0
I S  I R  IT …113
 Subsitusi 110 dan 112 ke 113 :
2I I
IS   
3 3
IS  
I …114
3
 Dengan demikian arus IRS,IST dan ITR :

I I
I RS  ; I TR  
3 3
I ST  0
SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 22
 Untuk pembeban transformator Yd5 sperti gambar 38 :

Gambar 38 .Pembeban transformator Yd5

 Untuk kaki R dan T dapat ditulis secara matematis:

I R  I RT  I T  0
…115
I R  I RT  I T

 Untuk kaki T dan S dapat ditulis secara matematis:

I S  IT  0
I S  IT …116

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 23

 Untuk arus-arus kedaan simetris :
….117
I R  I S  IT  0

 Subsitusi 116 ke 117

I R  IT  IT  0
2I T  I R …118
 Subsitusi 115 ke 118
2 I T   I RT
I RT
3I T   I RT  I T   dimana I RT  3I
3
I …119
IT  
3

 Subsitusi 119 ke 116

I
IS   …120
3

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 24

 Subsitusi 120 dan 119 ke 118
I I
IR   0
3 3
2I …121
IR 
3

 Dengan cara yang sama untuk Yz5 dan Zy5 ditunjukan gambar 39

Gambar 39.Pembebanan transformator Yz5 dan Zy5

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 25

 Untuk pembeban transformator Dy9 sperti gambar 40 :

Gambar 40.Pembebanan transformator fasa ke netral

 Dari gambar 40 dapat diturunkan arus-arus IR,IS dan IT :

1. Untuk kaki R dan S
I RS  3  I  I ST  3  0
I RS  I ST   3  I
I
I RS  I ST 
3 ...122
2.Untuk kaki S dan T
I ST  3  I  I TR  3  0
I ST  I TR  3   I
I …123
I ST  I TR  
3
SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 26
 Untuk arus keadaan simetris :
I RS  I ST  I TR  0
I RS   I ST  I TR
…124
 Subsitusi 122 ke 124 :
I
 I ST   I ST  I TR
3
I
 2 I ST  I TR  …125
3
 Kurangkan 125 dengan 123
I
 2 I ST  I TR 
3
I
I ST  I TR  
3
______________ 
2I
 3I ST 
 Atau 3

2I …126
I ST  
3 3

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 27

 Subsitusi 126 ke 123
I I
I TR   I ST  I TR   I ST
3 3
I 2I I
I TR    …127
3 3 3 3 3

 subsitusi 126 dan 127 ke 124

I RS 
2I

I

I …128
 Maka 3 3 3 3 3 3
I I  2I I  I
I R  I RS  I TR   0 I S  I ST  I RS       
3 3 3 3  3 3 3 3 3
 I 2I  I …129
I T  I TR  I ST       
3 3 3 3 3

dengan demikian IRS dan ITR sama dengan nol dan IST sama denga I/√3

 Perbandingan transformator yang dihasilkan dari pembebanan tidak

simetris :
V2 N 1 ...130
 2 
V1 N1 a
SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 28
 Dengan cara yang sama untuk (Yz) sperti gambar 41

Gambar 41.Pembebanan transformator fasa ke netral

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 29

 Untuk pembeban tranformator (Dz) dan (Yy) seperti ditunjukan
gambar 42 Contoh perhitungan matematis sepeti gambar 36

Gambar 42.Pembebanan transformator fasa ke netral

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 30

 Rangakaian maknit dan pembeban transformator sperti gambar 43

Gambar 43 Rangkaian maknit dan pembeban transformator

 Dengan arus-arus sebagai berikut :

2I I I
IR  ; IS  ; IT 
3 3 3

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 31

 Untuk menghindari ketidak simetrian digunakan dengan lilitan ketiga
atau tersier dalam hubungan segi tiga seperti gambar 44

Gambar 44 .Transformator tersier

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 32

 FFFF

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 33

 TRANSFORMATOR TIGA FASA
 FFFF

SUGANDA INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA 34