ALIRAN KRITIS
Pembahasan tentang aliran dalam keadaan kritis terutama ditekankan pada penampang
tertentu dari saluran, yang dikenal sebagai penampang kritis (critical section). Bila keadaan
kritis terjadi sepanjang saluran atau sepanjang bagian yang lurus, aliran dalam saluran
merupakan aliran kritis (critical flow). Kedalaman aliran kritis tergantung pada unsur-unsur
geometris A dan D dari penampang saluran, bila debitnya tetap, maka kedalaman kritis
saluran prismatic dengan kemiringan tetap akan sama di semua penampang, dan oleh sebab
itu aliran kritis dalam saluran prismatic merupakan aliran seragam. Pada keadaan ini
kemiringan saluran membuat debit dan kedalaman kritisnya tetap, disebut kemiringan kritis
(critical slope) Sc. Kemiringan saluran yang lebih kecil dari kemiringan kritis akan
menimbulkan aliran yang lebih lambat dari keadaan kritis untuk debit tertentu seperti akan
diperlihatkan belakangan, dan oleh karenanya disebut kemiringan landai (middle slope)
atau kemiringan sub-kritis (sub-critical slope). Kemiringan yang lebih besar dari
Suatu aliran yang mendekati atau pada keadaan kritis bersifat tidak stabil, hal ini
disebabkan oleh perubahan kecil dalam energy spesifik atau di dekat keadaan kritis akan
menimbulkan perubahan kedalaman yang besar. Kenyataan ini dapat pula dilihat dari kurva
energy spesifik (Gambar 3.2). Karena lengkung tersebut hampir tegak di dekat kedalaman
kritis, perubahan energy sedikit saja akan mengubah kedalamannya menjadi jauh lebih
kecil atau jauh lebih besar dari pada kedalaman selang-seling sesuai dengan energy spesifik
setelah berubah. Juga dapat diamati bahwa bila aliran mendekati keadaan kritis permukaan
air tampak tidak stabil dan bergelombang. Gejala seperti ini umumnya disebabkan oleh
perubahan kecil dari energy akibat keaneka-ragaman kekasaran saluran, penampang
melintang, kemiringan atau jumlah endapan. Dalam merencanakan bila ternyata
keadaannya mendekati atau sama dengan kedalaman kritis untuk sebagian besar panjang
saluran, bentuk atau kemiringan saluran harus diubah bila secara praktis memungkinkan
agar dihasilkan kestabilan yang lebih baik.
Berdasarkan definisi di atas, kriteria teoritis di turunkan dari persamaan energy khas
(3.2.1), dengan V = Q/V, = 1, dan = kecil.
V2 Q2
Ey y
2g 2 g A2 ……………………………………………….. (3.2.1)
Persamaan (3.2.1) di-defferensiasikan terhadap y dengan Q = konstan, adalah
dE Q 2 2 dA
1 0
dy 2 g A 3 dy
Q2 2 dA dA
3 1 T
2g A dy dimana : dy
Q2 T
1
g A3
3
Q 2 Ac
g Tc ……………………………………………………..……….. (3.2.2)
Persamaan (3.2.2) adalah kriteria aliran kritis, untuk sembarang bentuk penampang
saluran.
Emin Ec y c
Vc 2
0,656
2,3352 0,934 m.
2g 2 9,81
3) Perhitungan gaya khas minimum :
Tc b 2 z yc 6 2 2 0,656 8,624 m.
Titik berat : z c
a bh b Tc yc
6 8,624 0,656 0,219 m.
3a b 3 b Tc 3 6 8,624
Q2 11,20 2
Fmin Fc z c Ac 0,219 4,797 3,715 m.
g Ac 9,81 4,797
4) Perhitungan kemiringan kritis :
Q 11,20 11,20
Vc 2,335 m/detik
Ac b zy c y c 6 2 * 0,656 0,656
2
nQ
Sc
A R 2/3
c c Ac = (b+z yc) yc = (6 + 2*0,656) 0,656 = 4,797 m2.
Pc = b+2yc (1+z2)0,5 = 6+2*0,656 (1+22)0,5 = 8,934 m.
Rc = Ac/Pc = 0,537 m.
0,025 11,20
2
S c 0,179655 m/m
2/3
4, 797 0,537
Fmin Fc
4,52 0,32 2,099 1,64 m 3 .
10 2,099
Soal 1 :
Hitung yc, dan Ec, yang sehubungan dengan debit Q = 5,00 m3/detik yang mengalir
pada saluran-saluran berpenampang bentuk :
a) Empat persegi panjang, bila b = 2 m
b) Trapesium, bila b = 2 m, z = 1,5
c) Segitiga, bila z = 0,5
d) Lingkaran, D = 2 m.
Soal 2 :
Debit Q = 30 m3/detik mengalir dalam saluran berpenampang trapezium yang lebar
dasarnya b = 3,0 m dan kemiringan sisinya H : V = 2 : 1. Hitunglah kedalaman
kritisnya yc, dan energy minmum Emin, bila kst = 67 ?
6. Raju, K.G. Rangga, Aliran Melalui Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta, 1988.
CATATAN KHUSUS
Kriteria umum aliran kritis untuk sembarang bentuk penampang saluran :
Q 2 A3
g T
1) Penampang saluran bentuk Epp :
T
Q 2 A3
y
g T
b q2
by
3
b3 y 3
b2 y3
2
gb b b
q2
y3
g
q2
yc y 3
g
9,81 b zy 3 y 3 b 2 zy Q 2 0
y c y ............. trial and error solution
3) Penampang saluran lingkaran :
Q 2 A3 D2
T T D sin A 2 sin 2
g T 8
3
D2
2 sin 2
Q 2 8
do
y
g D sin
3
D2
g 2 sin 2 D sin Q 2
8
3
D2
9,81 2 sin 2 D sin Q 2 0
8
Dc D ............. trial and error solution