Anda di halaman 1dari 31

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

BAB III
PENGERTIAN SOOTBLOWER DAN FAILURE ANALYSIS LONG
RETRACTABLE SOOTBLOWER UNIT 7

3.1. Pengertian Sootblower


Sootblower adalah suatu peralatan yang digunakan untuk membersihkan
jelaga / abu sisa pembakaran batubara yang menempel pada pipa pipa boiler
maupun pada elemen air heater. Kotoran yang menempel ini dapat menghambat
perpindahan panas dari ruang bakar ( pada boiler ) ke pipa pipa penguap,
superheater, reheater, economizer maupun elemen air heater. Tujuan
pengoperasian sootblower adalah untuk mempertahankan efisiensi boiler dan
untuk menghindar terjadinya boiler tube failure akibat overheating.
Boiler pada PLTU Suralaya dilengkapi dengan sootblower yang dipasang
pada ruang bakar (furnace), superheater, reheater, economizer, dan air heater.
Tipe dan jumlah sootblower yang dipasang pada keempat lokasi tersebut berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Hal ini disesuaikan dengan daerah / permukaan
peralatan yang akan dibersihkan.
Mengingat

peranan

sootblower

yang

sangat

penting

di

dalam

mempertahankan efisiensi boiler, maka keandalan dan kesiapan sootblower harus


tetap dijaga. Kelainan kelainan yang timbul, baik menyangkut desain,
pengoperasian dan pemeliharaan perlu segera dikaji dan dilakukan tindakan
perbaikannya.
Jadwal pengoperasian sootblower berbeda beda, tergantung tipe dan
kebutuhannya. Semakin menurun nilai kalor dari batubara, maka akan semakin
banyak kotoran yang timbul, sehingga pengoperasian sootblower akan semakin
dibutuhkan dari jadwal pengoperasian semula.
Soot blowing sistem mencakup peralatan dan komponen komponen
utama sebagai berikut :

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

32

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

1. Sistem perpipaan, pressure control valve, dan isolating valve yang


dibutuhkan untuk mensuplai uap ke dalam setiap sootblower
2. Sistem perpipaan. Thermal drain valves, steam traps, dan isolating valves,
yang dibutuhkan untuk memindahkan air yang terkondensasi dari sistem
soot blowing
3. Sootblower yang dipasang pada boiler dan air heater

3.2. Prinsip Kerja dan Cara Pengoperasian Sootblower


Secara umum ada dua cara pengoperasian sootblower yaitu secara
automatis dan secara manual
a. Secara Automatis (Auto Mode)
Bila operasi yang dipilih adalah secara auto, maka push button
ditekan dan urutan kerjanya adalah sebagai berikut :
Block valve akan membuka karena digerakkan oleh motor,
kemudian pressure control valve akan mengatur tekanan, bila tekanan
uap masih rendah (belum memenuhi syarat kerja) maka akan ada
indikasinya pada ruang kontrol (Control Room). Jika tekanan uap
sudah siap untuk pengoperasian sootblower maka aka nada
indikasinya juga. Ketika kondisi tekanan uap sudah terpenuhi, push
button

start

ditekan

untuk

sootblower

yang

dikehendaki.

Pengoperasian ini sudah diprogram sehimgga proses soot blowing


akan berjalan secara automatis dari awal hingga selesai, dan bila
selama proses berlangsung terjadi gangguan, maka akan ada indikasi
dimana akan ditunjukkan juga lokasi gangguan pada indikator seperti
pada motor bila terjadi overload, stall dan sebagainya. Bila proses
soot blowing secara keseluruhan sudah selesai maka block valve akan
menutup.

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

33

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

b. Secara Manual (Manual Mode)


Bila memilih secara manual maka urutan prosesnya adalah sebagai
berikut:
Push button manual ditekan, sehingga secara keseluruhan indikator motor
block valve, pressure control valve, dan warm up interval akan menyala. Hal ini
menandakan seluruh sistem pipa saluran uap sootblower sudah terisi uap.
Langkah selanjutnya adalah menekan push button start sesuai sootblower yang
dikehendaki (prosesnya sama seperti auto mode). Pada cara manual ini, block
valve tetap terbuka setelah proses soot blowing selesai. Letak perbedaan dari
kedua cara ini adalah pada block valve.
Kedua cara ini memiliki kelemahan masing masing :
Kelemahan secara auto yaitu sistem warning up menggunakan timer,
sehingga pada saat proses soot blowing berlangsung, memungkinkan uap basah
merusak peralatan terutama pada lance tube.
Kelemahan secara manual yaitu uap yang sudah siap di daerah poppet valve,
maka akan mempercepat proses pengikisan disk dan seat poppet valve serta sprila
wound gasket yang terpasang pada flange joint sebelum poppet valve.
3.3. Jenis jenis Sootblower
Di dalam boiler unit 5 7 dipasang macam macam sootblower, yaitu :
1. Wall Blower : biasanya digunakan untuk membersihkan pipa pipa
penguap (Wall Tube) yang terdapat pada daerah furnace dengan radius
pembersihan mencapai 10 feet, dapat maju / mundur sambil berputar.

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

34

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Gambar 3.1 Wall Blower


Sumber: Dokumen Pribadi 2013

2. Half Retractable Sootblower : Digunakan

pada

daerah

yang

bertemperatur tidak terlalu tinggi seperti pada daerah economizer dan


turbular air heater. Cara kerjanya sama dengan long retractable
sootblower, hanya bedanya long retractable setelah dioperasikan seluruh
tangki ditarik keluar, sedangkan pada semi retractable hanya separuhnya
yang ditarik keluar

Gambar 3.2 Half Retractable Sootblower


Sumber: Dokumen Pribadi 2013

3. Long retractable Sootblower : Digunakan untuk membersihkan pipa


pipa di superheater dan reheater, dapat maju / mundur dengan kecepatan
6 20 feet / menit dan berputar dengan putaran 6 15 rpm.

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

35

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Gambar 3.3 Long Retractable Sootblower


Sumber: Dokumen Pribadi 2013

4.

Air heater Sootblower : Dipasang pada daerah air heater yang berfungsi
untuk membersihkan pipa pipa air heater.

Gambar 3.4 Air Heater Sootblower


Sumber: Dokumen Pribadi 2013

Sootblower pada daerah furnace, superheater, reheater dan


economizer sering juga disebut sebagai boiler sootblower karena
dipasang pada boiler, sedangkan sootblower pada daerah air heater sering
juga disebut sebagai air heater sootblower.
Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

36

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

3.4. Boiler Sootblower


Uap yang disuplai ke sootblower adalah uap kering yang berasal dari primary
superheater outlet header pada tekanan antara 87.4 Kg/cm2 186 Kg/cm2, dan
temperaturnya antara 412 oC 433 oC, dan kondisi ini tergantung pada turbin
yang beroperasi dan kondisi pembebanan boiler.
Suplai uap dari pipa header tunggal (100 mm) dibagi menjadi dua bagian
dengan kapasitas 100 % yang masing masing dilengkapi dengan motor yang
mengoperasikan isolation valve (A1 SHV IA, IB) satu cabang mensuplai uap
ke boiler dari sisi depan dan sisi dinding kiri boiler, sedangkan satu cabang yang
lainnya juga menyuplai sisi belakang dan sisi dinding kanan boiler, dan juga
mensuplai uap ke primary dan secondary air heater sootblower.
Setiap cabang suplai uap ini dilengkapi dengan pressure valve control (A1
PCV 2A, 2B) yang mereduksi pressure downstream menjadi 42 Kg/cm2.
Pressure control valve dilengkapi dengan dua buah isolation valve (A1 IS9A,
9B, 10A, 10B) dan by pass valve (A1 ISV 11A 11B).
Total sootblower yang dipaasang pada boiler setiap unitnya adalah : 42
pasang long retractable sootblower, 8 half retract sootblower, dan 36 short
retracting wall blower. Namun ruang masih disediakan untuk tambahan
sootblower bila diperlukan.

3.5. Long retractable Sootblower dan Half Retractable Sootblower


Retractable

dan

extended

lance

sootblower

ini

digunakan

untuk

membersihkan slag, fouling and ash deposit dari permukaan pipa pipa
superheater, reheater dan economizer.
Lance tube dimasukkan secara helical ke dalam laluan aliran gas dan kembali
ke posisi istirahat dengan menggunakan gear motor driven carriage. Uap
pembersih diisi ke dalam lance tube melalui poppet valve dan fixed feed tube.
Poppet valve secara mekanis terbuka ketika lance dan venture telah melewati
dinding boiler dan menutup kembali sebelum venture kembali ke posisi semula.
Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

37

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Tekanan uap keluar poppet valve pada bukan katup adalah 18.3 kg/cm2, dan lama
kelamaan akan turun menjadi 15.1 kg/cm2.
Sootblower jenis long retractable didesain untuk membersihkan boiler
heating surface. Long retractable sootblower secara efisien menggunakan energi
potensial dalam mengalirkan uap dalam pipa dan mentransformasikannya ke
dalam energi kinetik dengan menggunakan nozzle, sehingga akan dihasilkan aliran
uap dengan kecepatan yang tinggi yang digunakan untuk membersihkan slagging
dan fouling pada pipa pipa pemanas.
Elemen penghembus dari long retractable sootblower adalah lance tube
dengan dua venture nozzle yang disusun berlawanan arah pada bagian ujung lance
tube. Sedangkan lance tube untuk half retractable sootblower mempunyai empat
venture nozzle, dua pada bagian belakang dan dua pada ujung depan.
Tingkat kebersihan dengan menggunakan sootblower tipe ini secara umum
tergantung kepada:
a. Ukuran dari venture yang digunakan yaitu diameter dalam venture
b. Tekanan pada blowing mendium di depan venture
c. Jarak antara lokasi venture dari pipa boiler yang dibersihkan.
d. Tipe kotoran pipa pipa boiler, seperti slagging, fouling, dan lain lain
Tekanan uap dari sootblower ini harus diperhatikan dengan hati hati untuk
mencegah pembersihan yang kurang (blowing pressure terlalu rendah) dan untuk
menghindari erosi yang berlebihan pada pipa pipa boiler (blowing pressure
terlalu tinggi). Supplai uap dan suplai listrik harus dimatikan sebelum tindakan
maintenance dan perbaikan dilakukan pada komponen sootblower.
3.6 Komponen Komponen utama
1. Lance Tube Support
Casing yang berbentuk canopy heavy duty formed 6.35 mm baja
karbon memberikan

dudukan yang kaku dan perlindungan pada

komponen sootblower, juga desain dari RKS 81E.


Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

Sootblower
38

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

memberikan akses yang mudah untuk semua bagian yang membutuhkan


operasi maintenance ataupun pekerjaan perbaikan.
Solid front plate, mono bearing yang mensupport lance tube. Penutup
atas yang dapat dibuka saat tidak beroperasi memungkinkan penggantian
gear motor melalui atas canopy.

2. Blower Carriage
Blower Carriage terdiri dari dua komponen yang terpisah yaitu:
housing dengan lance hub, viton seal, roller bearing dan gear motor yang
merupakan penggerak carriage. Dengan posisi yang terpisah ini maka heat
transfer dari lance hub yang panas ke blower gears dapat dihindari dan
kebocoran pelumas dapat diminimalkan.
Motor listrik yang digunakan mempunyai dua poros output yaitu :
a. Poros penggerak aksial untuk memasukkan lance tube dengan
roller dan pinion untuk dual drive pada setiap sisi.
b. Rotary drive shaft untuk rotasi lance tube melalui rantai penggerak.

3. Lance Tube & Feed Tube


Lance tube dari RKS 81E adalah sootblower yang didesain untuk
memenuhi persyaratan spesifik untuk setiap aplikasi. Standar material dari
lance tube adalah baja paduan yang di quenched dan distemper dengan
chrome sehingga mempunyai tegangan tarik yang tinggi. Diameter dalam
dari lance tube adalah sekitar 88.9 mm. lance nozzle terbuat dari bahan
yang tahan temperatur tinggi yaitu terbuat dari bahan 310 stainless steel
yang mempunyai tebal 5.56 mm. Lance tube support didesain untuk
menumpu titik berat dari lance tube sehingga meminimalkan defleksi.
Fixed feed tube menjamin packing sealing ketika lance tube
dimasukkan atau ditarik dari boiler. Feed tube terhubung ke poppet valve
dengan menggunakan slit ring dan clamp plate yang mudah dilepas.
Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

39

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Standar bahan dari feed tube adalah stainless steel 304 dengan diameter
60.33 mm.
Kombinasi dari lance tube dan feed tube support dimaksudkan untuk
mencegah lengkungan dan beban yang berlebihan ketika lance tube lebih
jauh masuk ke dalam boiler.

4. Poppet valve
Blowing medium dimasukkan ke dalam feed tube dan lance tube
melalui poppet valve, yang disambung oleh flange dengan pipa blowing
medium. Seat dari valve dibuat berulir untuk memudahkan penggantian
tanpa harus membongkar atau melakukan perkejaan mesin pada poppet
valve. Poros valve di seal oleh pure ghrapite valve steam packing.
Ketika blower carriage mulai dimasukkan dan venture berada di
belakang dinding boiler, poppet valve terbuka oleh cam pin melalui cam
dan arm assembly, dan menutup kembali ketika blower carriage ditarik
keluar.

5. Blower Suspension
Front plate dari RKS 81E Sootblower disambung / dihubungkan ke
dinding boiler melalui pivoting front suspension, bersama dengan wall box
dan dipasang pada boiler wall sleeve. Pada ujung belakang sootblower,
dipasang tumpuan kedua sebagai suspense dari struktur baja pada lantai.

6. Electric Equipment
Penggerakan sootblower RKS 81E diatur oleh dua limit switch yaitu
pada posisi istirahat dan posisi reverse. Daya motor listrik untuk
menggerakan blower carriage disuplai oleh empat kabel SO cord yang
dibawa oleh sistem E-Chain,

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

40

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Sedangkan tipe sootblower yang dipakai untuk jarak pendek / wall


blower V92. Wall blower bergerak pendek, retracting, dan berputar 360 o.
Wall blower digunakan untuk menghilangkan slag, fouling, dan debu
debu yang menempel dengan tekanan pada bukan katupnya adalah 12.3
Kg/cm2, lama kelamaan akan turun menjadi 9.14 Kg/cm2.
Elemen penghembus dari sootblower ini adalah nozzle head dengan
dua penghembusan di belakang wall tube. Poppet valve terbuka dan nozzle
berputar dan terjadi hembusan uap.
Ketika siklus hembusan telah lengkap, uap dihentikan dengan
menutupnya poppet valve, kemudian nozzle head memendek ke posisi
semula di dalam wall box. Gerakan lurus dan berputar di sebabkan screw
tube yang dilas pada nozzle head.

7. Sootblower Drive dan Control System


Sootblower digerakan oleh motor yang disambung oleh flange dengan
spur gear drive pada track beam. Spur gear ini didesain untuk gerakan
berputar. Dua limit switch dihubungkan dengan terminal box, yang
mengontrol pergerakan maju dan mundur dari sootblower.
Gerakan berputar daari penggerak sootblower melalui roda rantai dan
rantai ke screw tube dengan threaded screw nut sebagai rod pemadu.
Gerakan berputar ini diubah menjadi gerakan aksial (straight forward
movement without blowing). Pada posisi soot blowing guide rod dan screw
tube berada dalam posisi no longer meshing sehingga gerakan aksial
berhenti. Pada posisi ini, screw tube telah masuk sepenuhnya ke screw nut
sehingga mulai berputar melalui mekanisme roda rantai.

8. Nozzle Head
Nozzle head dibuat dari baja yang tahan terhadap suhu yang tinggi.
Pada nozzle head terdapat dua venture nozzle yang berlawanan arah yang
menghembuskan uap secara miring ke wall heating surface. Pada saat
Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

41

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

tidak terjadi hembusan maka nozzle head berada dalam pelindungan wall
box.

9. Blower Valve
Soot blowing steam di suplai ke nozzle melalui sootblower valve yang
dikontrol secara mekanis. Valve ini disambung flange dengan pipa kerja.
Blower valve membuka melalui putaan screw tube. Cam yang terletak
pada ujung dari pergerakan maju.ketika valve lever tersentuk, maka akan
menekan poros valve sehingga membuka sootblower valve. Pada akhir
hembusan, cam terlepas dan valve lever akan menutup kembali blower
valve.

10. Vent Valve


Untuk mencegah aliran gas yang korosir maka perlu dilakukannya
penetrasi terhadap nozzle head, maka vent valve dipasang pada casing
valve dari blower. Valve ini akan membuka diantara blowing cycle dan
akan memasukan udara pembersih melewati komponen yang dilalui oleh
aliraan uap/blowing medium. Segera setelah valve dari sootblower
terbuka, maka vent valve akan tertutup karena tekanan dari blowing
medium yang keluar dari poppet valve.
Pada kondisi operasi normal, peerbedaan tekanan antara tekanan
negative dari furnace dan tekanan atmosfir sekitar memungkinkan aliran
udara pembersih yang cukup melalui vent valve. Kemudian udara
pembersih ini akan mengalir di sepanjang nozzle head.
Pada lokasi sootblower dimana tekanan boiler positif, maka vent valve
harus dihubungkan ke suplai udara yang mempunyai tekanan diatass 100
150 mm Wg untuk mencegah penetrasi aliran gas yang korosif terhadap
komponen sootblower.

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

42

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

11. Track beam


Track beam berfungsi untuk menopang dan melindungi komponen
sootblower pada dua titik, yaitu di depan wall box yang terpasang pada
dinding boiler dan di bagian belakang dekat poppet valve yang terpasang
tetap pada lantai bangunan

12. Bushing dan Packing


Komponen pendukung yang berfungsi sebagai penekan packing / seal
agar tidak terjadi kebocoran uap. Sedangkan packing itu sendiri
merupakan komponen yang berfungsi sebagai penahan uap agar tidak
keluar dari lance tube. Untuk tipe long retractable sootblower dengan
jenis IK menggunakan kurang lebih 5 6 packing sedangkan untuk jenis
RKS menggunakan 11 12 packing.
Spesifikasi dari wall blower yang digunakan adalah:
1. Drive Motor
Power

: 19 kW

Travel

: 300 mm

Speed

: 1.47 m/min

Advancement per Revolution : 80 mm


Blowing Arc

: 360 o

2. Poppet valve
Material

: WCB Cast Steel

Flange Design

: 3 600 lb. ANSI

Valve Set

: 45 mm

3. Air Relief Valve


Material

: ANSI 420 / CA 40

Connection

: 1 NPT x 1.25 NPT

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

43

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

4. Feed Tube
Material

: 304 Stainless Steel

Outer Diameter

: 60 mm

Wall Thickness

: 2.75 mm

5. Screw Tube
Material

: SA213T 11

Outer Diameter

: 73 mm

Wall Thickness

: 4 mm

6. Nozzle
Material

: 310 Stainless Steel

Outer Diameter

: 73 mm

Wall Thickness

: 4 mm

7. Nozzles
Material

: 303 Stainless Steel

Quantity(per Blower) : 2 buah


Diameter

: 22.25 mm

3.7 Air heater Sootblower


Pada kondisi normal, uap disuplai ke air heater sootblower dari plates
superheater H outlet header. Tetapi ketika kondisi start up dan uap
superheater belum tersedia, maka uap disuplai dari auxiliary steam system
pada tekanan 10 Kg/cm2 dan temperatur 240 oC. Tekanan uap keluar dari
poppet valve yang tekanan pada bukan katup adalah 12.3 Kg/cm2, dan lama
kelamaan turun menjadi 9.14 Kg/cm2.
Jenis sootblower yang digunakan pada air heater PLTU Suralaya adalah
RKS 81E. Air heater sootblower sebanyak delapan sootblower dipasang pada
air heater untuk setiap unit, yaitu dua pada secondary air heater dan dua

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

44

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

pada primary air heater yang masing masing berjumlah dua buah. Posisi
sootblower ini adalah pada lokasi outlet dan inlet gas pada duct.
Sootblower RKS 81E adalah rake sootblower yang berfungsi untuk
membersihkan elemen elemen pemanas dari air heater (finned heating
surface), dari kotoran kotoran agar heat transfer pada udara yang
dipanaskan untuk pembukaan pada secondary air heater, dan udara untuk
memanaskan akan mendorong batubara masuk ruang bakar pada primary air
heater yang dapat berlangsung dengan efektif.
Rake sootblower secara efisien menggunakan energi potensial dalam
mengalirkan uap dalam pipa, dan mentransformasikan ke dalam energi
kinetik dengan menggunakan venture nozzle, sehingga akan dihasilkan aliran
uap dengan kecepatan tinggi yang digunakan untuk membersihkan slagging
dan fouling pada elemen air heater.
Elemen pembersih dari rake sootblower terdiri dari central tube dan
beberapa cross tube yang dilengkapi dengan venture nozzle. Uap pembersih
meninggalkan nozzle dengan kecepatan dan tekanan yang tinggi yang
arahnya parallel dengan sirip (fin) sehingga memungkinkan pembersihan
yang optimum pada tube lines dan gaps yang sempit diantara sirip sirip.
Susunan aksial dari blowing rake dapat bergerak dalam aliran gas dan posisi
ini tetap selama siklus penghembusan. Bagian belakang dari central tube
dihubungkan dengan lance tube yang dimasukkan ke dalam aliran laluan gas,
lalu dikembalikan ke posisi semula melalui carriage yang digerakkan oleh
motor.
Efek pembersihan dari air heater sootblower ini pada umumnya
dipengaruhi oleh:
1. Ukuran dari venture yang digunakan (Inner Diamater )
2. Tekanan blowing medium
3. Jarak antara lokasi venture dan heating surface
4. Tipe kontaminan slagging atau fouling

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

45

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Komponen komponen utama dari air heater sootblower ini dan cara
kerjanya sama dengan long retractbale sootblower, namun pada air heater
pergerakan lance tube hanya aksial dan tidak berputar.
3.8 Pengertian Analisa Kegagalan (Failure Analysis)
Apa pengertian analisa kegagalan (failure analysis)? Analisa kegagalan
(failure analysis) adalah proses mengumpulkan dan menganalisa data untuk
menentukan penyebab dari sebuah kegagalan (failure). Tujuan dilakukannya
sebuah analisa kegagalan adalah demi perkembangan sebuah produk dan proses
produksinya.
Tujuan dalam Perkembangan Produk
o Mencegah kegagalan produk
o Memastikan usia pemakaian (life time) produk
o Mencegah bahaya keselamatan saat menggunakan produk tersebut
Tujuan dalam Perkembangan Proses Produksi
o Memastikan kualitas produk
o Mencapai kehandalan sebuah proses
o Mencegah ketidakpuasan pelanggan
o Mencegah dari bahaya keselamatan atau pun lingkungan
Sebelum melakukan analisa kegagalan, haruslah di pahami mengenai arti
dari kegagalan tersebut. Berikut adalah dasar dari pengertian sebuah kegagalan
sebuah proses :
Kegagalan adalah sebuah kehilangan karena gangguan pada produksi yang
berlangsung secara kontinu
Kegagalan adalah sebuah kehilangan kesiapan/ketersediaan (Availability)
aset
Kegagalan adalah ketertidaksediaan peralatan
Kegagalan adalah sebuah penyimpangan dari kondisi yang diinginkan
Kegagalan adalah tidak tercapainya target yang diharapkan

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

46

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Sangat penting dalam sebuah perusahaan maupun proses untuk


meminimalisir

atau

memprediksi

kegagalan

dalam

hal

apapun

serta

menanggulanginya untuk mengurangi kerugian yang berpengaruh

3.9 Metode dalam Menganalisa Kegagalan


Terdapat berbagai macam cara untuk menganalisa kegagalan dan proses
penyelesaiannya. Berikut adalah berbagai macam cara untuk menganalisa
kegagalan:
a.

DMAIC ( Define => Measure => Analysis => Improve => Control )
Pada metode ini terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh
dalam menganalisa sebuah kegagalan diantara yaitu:
1. Define : Sebuah proses untuk menemukan dan menentukan tipe dari
permasalahan
2. Measure : Melakukan pengukuran mengenai spesifikasi dari dampak
yang diakibatkan dari permasalahan dan menentukan permasalahan
yang paling fatal.
3.

Analysis : Menganalisa faktor


faktor

penyebab

maupun

penyebab

terjadinya

kegagalan

tersebut
4.

Improve : Membuat beberapa

problem solving yang berdasarkan


terhadap biaya dan waktu
5.

Control : Memeriksa dan

melakukan perawatan preventif untuk


menjaga/memperpanjang rentang
Gambar 3.5 Diagram DMAIC

waktu dari kegagalan yang akan

Sumber: Modul Kuliah Perawatan


Mesin Hendi Saryanto, ST, MT 2013

datang.

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

47

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

b. PDCA ( Plan => Do => Check => Act)


Metode ini hampir sama dengan DMAIC namun metode ini lebih
dipersingkat dan berikut adalah langkah langkahnya:
1. Plan : Merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
menyelesaikan permasalahan. Perencanaan ini harus didahului dengan
memilih masalah yang difokuskan, mengumpulkan data, penelitian
lapangan, indentifikasi penyebabnya, solusi yang mungkin dilakukan
terhadap permasalahan tersebut, dan terakhir membentuk rencana
untuk menyelesaikan permasalahan.
2. Do : Merupakan implementasi dari rencana yang telah dibuat
3. Check : Melakukan verifikasi dari hasil yang telah dilakukan dengan
perbandingan dari masing masing problem solving yang telah
dilakukan.
4. Act : Mengevaluasi peningkatan kualitas dan langkah selanjutnya
untuk mengatasi kegagalan tersebut serta memprediksinya.

Gambar 3.6 Diagram PDCA


Sumber: Modul Kuliah Perawatan Mesin Hendi Saryanto, ST, MT 2013

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

48

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

c. FMEA ( Failure Modes and Effects Analyse)


Merupakan proses untuk menganalisa jenis kegagalan, penyebab
dan dampaknya yang diteliti berdasarkan sistem peralatan, proses atau
fungsinya. Berikut adalah contoh dari penggunaan FMEA.

Gambar 3.7 Tabel Aplikasi FMEA


Sumber: Modul Kuliah Perawatan Mesin Hendi Saryanto, ST, MT 2013

d. FTA ( Fault Tree Analysis) & Fishbone Diagram


FTA merupakan sebuah proses root cause analysis yang mana
adalah sebuah proses untuk mencari akar penyebab dari permasalahan,
selain FTA ada pula Fishbone diagram

yang merupakan proses root

cause analysis namun masing masing mempunyai karakteristiknya.

Gambar 3.8 Contoh Diagram FTA (Kanan) dan Fishbone Diagram (Kiri)
Sumber: Modul Kuliah Perawatan Mesin Hendi Saryanto, ST, MT 2013

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

49

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing serta


prosesnya. Root cause analysis yang lebih dominan digunakan biasanya adalah ,
namun pada laporan kali ini penulis menggunakan metode DMAIC dengan root
cause analysis-nya menggabungkan Fishbone Diagram dan FTA untuk
menganalisa kegagalan yang terjadi pada Long Retracable Sootblower pada Boiler
Unit 7 PT. INDONESIA POWER UBP Suralaya.

3.10 Jenis Long Retractable Sootblower


Terdapat 2 jenis / tipe long retractable sootblower yang digunakan pada
PT. INDONESIA POWER UBP Suralaya yaitu IK dan RKS. Sistem kerjanya
pada keduanya sama hanya terdapat beberapa perbedaan komponen. Berikut
adalah beberapa perbedaannya.
Tabel 3.1 Perbedaan IK dengan RKS
Perbedaan

Tipe IK

Tipe RKS

Casing Penutup

Full

Terbuka

Limit switch system

Magnet

Kontak

Support Tengah

Roller

Berbentuk U

Carriage Cable

Model Pegas

E-Chain

Perbaikan atau Perawatan

Rumit

Mudah

Packing Lance Tube

5 Packing

5 12 Packing

Relief Valve

Electric

Pegas

Sumber: Dokumen Pribadi 2013

Perbaikan atau perawatan tipe IK jauh lebih rumit dibandingkan dengan


tipe RKS karena tipe IK memiliki casing yang menutupinya sehingga harus
terlebih dahulu dilepas walaupun tidak maka akan sedikit sulit karena terhalang
dengan casingnya

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

50

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

3.11 Menentukan Kegagalan Pada Long Retractable Sootblower (Define)


Kegagalan yang paling utama dan dominan pada long retractable
sootblower adalah trip atau berhentinya proses full insert ataupun proses retract.
Trip terjadi disebabkan oleh beberapa hal seperti:
-

Over defleksi Lance Tube

Gear box fail

Low pressure

Setelah menentukan kegagalan (failure) yang menyebabkan trip berarti


kita telah menyelesaikan langkah awal yaitu define dalam menganalisa kegagalan
(failure analysis)

3.12 Kerugian Kegagalan Pada Long Retractable Sootblower (Measure)


Setelah mendapatkan permasalahan yang akan dibahas, kita harus
melakukan

pengukuran

mengenai

kerugian

terhadap

permasalahan

permasalahan yang telah kita dapatkan berdasarkan faktor waktu (time), biaya
(cost), resiko (risk) dan lain lainnya. Berikut adalah pengukuran terhadap ketiga
permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

51

Laporan Kerja Praktek


UBP Suralaya

No.

1.

2.

3.

Jenis

1 2 hari harus

Waktu (Time)

dan kompomem lainnya

Penggantian Lance Tube

Biaya (Cost)

Kerugian / Kefatala3n

Tabel 3.2 Pengukuran kerugian terhadap permaslahan

Kegagalan

Over
deflection

Resiko (Risk)

Lancce Tube dapat patah di

dalam ruang Boiler

Penggantian motor ataupun

bila ditemukan kerusakan

1 2 hari dalam

Carriage serta pelumasan

Presure tak dapat

terjadinya trip

Gear box

perbaikan

Penggantian Pressure

dikendalikan

lance tube

fail

1 1.5 hari

Switch dan Pembersihan

Jika berhenti terlalu lama saat

Low

perbaikannya

over deflection lance tube

full insert akan menyebabkab

pressure

Sumber: Dokumen Pribadi 2013

Rating

Kerugian

52

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Penulis memberikan rating yang tertinggi pada permasalahan pertama


yaitu over deflection lance tube karena permasalahan tersebut merupakan
permasalahan yang cukup rumit karena harus melakukan pembongkaran dan
pemasangan serta salah satu permasalahan

yang dominan terjadi pada

sootblower. Walaupun permasalahan kedua merupakan salah satu faktor yang


dapat menyebabkan permasalahan pertama tersebut namun permasalahan kedua
tidak terlalu dominan sebagai penyebab permasalahan pertama sehingga
permasalahan tersebut hanya diberikan 2 bintang. Sedangkan untuk permaslaahn
terakhir adalah permasalahan yang menyebabkan trip dengan proses retract
sebelum proses full insert terlaksanakan dengan sempurna dan permasalahan
ketiga merupakan permasalahan yang jarang terjadi dan tidak terlalu merugikan
bila dibandingkan dengan permasalahan pertama dan kedua.

3.13 Root Cause Analysis Long Retractable Sootblower (Analysis)


Masing masing penyebab di atas masih dapat diturunkan/diperjelas
penyebab yang memungkinkan terjadinya hal hal tersebut. Detail dari trip dan
penyebab penyebabnya di gambarkan melalui FTA (Fault Tree Analysis) dan
berikut adalah FTA dari trip Sootblower

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

53

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Gambar 3.9 FTA Trip Sootblower


Sumber: Dokumen Pribadi 2013

Dari FTA di atas, kita dapat menjabarkan secara detail susunan


permasalahan yang ada serta akar dari permasalahan tersebut. Namun FTA hanya
menggambarkannya secara garis besar tanpa memperhitungkan dan memilah
milah ke dalam beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permasalahan tersebut.
Fishbone diagram merupakan pelengkap yang cocok bagi FTA karena
dapat memilah milah penyebab kegagalan ke dalam beberapa faktor walaupun
pada saat ini penulis tidak dapat menjabarkan pada beberapa faktor yang ada
karena keterbatasan waktu, tempat dan informasi yang dibutuhkan kurang
memadai karena beberapa hal yang tak bisa disebutkan.
Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

54

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Berikut adalah Fishbone diagram dari 3 permasalahan inti yang


menyebabkan terjadinya trip.

Sumber: Modul Kuliah Perawatan Mesin Hendi Saryanto, ST, MT 2013

Gambar 3.10 Fishbone diagram Over deflection lance tube


Sumber: Dokumen Pribadi 2013

Gambar 3.11 Fishbone diagram Gear box fail


Sumber: Dokumen Pribadi 2013

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

55

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Gambar 3.12 Fishbone diagram Low pressure


Sumber: Dokumen Pribadi 2013

Dengan menggabungkan 2 metode ini, kita dapat mengetahui dan


menjabarkan inti dari permasalahan utama(trip) beserta faktor faktor yang
mempengaruhinya. Kesimpulan yang dapat diambil dari root cause analysis diatas
adalah faktor life time (usia pemakaian) dan lingkunganlah yang berpengaruh
terhadap kegagalan kegagalan tersebut.

3.14 Penyelesaian Permasalahan Long retractable Sootblower (Improve)


Setelah menganalisa penyebab penyebab dari setiap masalah yang ada,
maka kita bisa menyelesaikan permasalahan secara cepat dan tepat. Setiap
penyelesaian yang ada harus di kaji berdasarkan kepada 2 faktor yaitu biaya dan
waktu. Berikut adalah beberapa penyelesaian permasalahan dari masing masing
kegagalan dan penyebabnya.
Permasalahan : Over deflection lance tube

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

56

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Penyebab

: Kabel elektrik putus, limit switch error, housing rusak,packing


habis, dan pembongkaran / pemasangan tidak tepat.
Tabel 3.3 Problem Solving Over Defletion Lance Tube

No. Problem Solving


1.

Waktu

Melakukan pembersihan serta pelumasan Cepat

Biaya
Murah

pada cable carriage, limit switch dan lainnya


2.

Mengganti housing, lance tube, kabel dan Lama

Mahal

packing
3.

Memeriksa

dan

mengawasi

proses Lama

Murah

pembongkaran dan pemasangan Lance Tube


Sumber: Dokumen Pribadi 2013

Permasalahan : Gear box fail


Penyebab

: Rack/pinion patah dan motor terbakar.


Tabel 3.4 Problem Solving Gear box fail

No. Problem Solving


1.

Waktu

Melakukan pembersihan serta pelumasan Cepat

Biaya
Murah

pada rack/pinion dan gear box.


2.

Mengganti rack/pinion, spur gear, dan Motor Lama

Mahal

yang mengalami kerusakan.


3.

Menstabilkan ampere yang masuk

Sedang

Sedang

Sumber: Dokumen Pribadi 2013

Permasalahan : Low pressure


Penyebab

: PCV macet atau tersumbat, pressure switch error, dan pemakaian


Sootblower terlalu banyak .
Tabel 3.5 Problem Solving Low pressure

No. Problem Solving


1.

Waktu

Melakukan pembersihan serta pelumasan Cepat

Biaya
Murah

pada bagian valve.


2.

Mengganti pressure switch yang mengalami Lama

Mahal

kerusakan.

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

57

UBP Suralaya

3.

Laporan Kerja Praktek

Menjadwalkan pemakaian sootblower serta Sedang

Sedang

memaksimalkan uap yang akan dipakai


4.

Melakukan pemeriksaan bersama bagian Cepat

Murah

instrument
Sumber: Dokumen Pribadi 2013

Dari beberapa solusi yang ada dapat di simpulkan sebagai berikut:


Permasalahan I

: Over deflection lance tube

Problem Solving : Mengganti komponen komponen yang rusak,


melakukan pembersihan dan pengawasan
Alasan

: Semua solusi sangat bermanfaat dan harus dilakukan


sesegera mungkin karena walaupun penggantian komponen
adalah solusi yang mahal dan lama namun sangat berarti
untuk menangani permasalahan tersebut.

Permasalahan II

: Gear box fail

Problem Solving : Mengganti komponen komponen yang rusak,


dan melakukan pembersihan
Alasan

: Sama halnya dengan permasalahan sebelumnya namun


untuk penstabilan arus listrik yang masuk masih harus
direncanakan dengan bagian instrument

Permasalahan III : Low pressure


Problem Solving : Mengganti komponen komponen yang rusak,
memaksimalkan uap dan melakukan pembersihan
Alasan

: Pada permasalahan terakhir ini yang harus dilaksanakan


terlebih dahulu adalah pemaksimalan uap kemudian barulah
melakukan penggantian komponen

yang rusak dan

pembersihan yang rutin.

Berikut adalah tabel problem solving yang dibuat berdasarkan:


-

Waktu

Biaya

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

58

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Keuntungan dan perkembangan perusahaan

Major dan minor improvement.


Tabel 3.6 Penentuan Problem Solving Over Defletion Lance Tube
Problem Solving Over Deflection Lance Tube

No.
1.

Melakukan pembersihan serta pelumasan pada cable carriage, limit switch


dan lainnya

2.

Mengganti housing, lance tube, kabel dan packing

3.

Memeriksa dan mengawasi proses pembongkaran dan pemasangan Lance


Tube
Sumber: Dokumen Pribadi 2013
Tabel 3.7 Penilaian Problem Solving Over Defletion Lance Tube

Problem Solving Over


Difficult to do Easy to do
Deflection Lance Tube
Major Improvement
2
1&3
Minor Improvement
Sumber: Dokumen Pribadi 2013

Tabel 3.8 Penentuan Problem Solving Gear box fail


Problem Solving Gear Box Fail

No.
1.

Melakukan pembersihan serta pelumasan pada rack/pinion dan gear box.

2.

Mengganti rack/pinion, spur gear, dan Motor yang mengalami kerusakan.

3.

Menstabilkan ampere yang masuk


Sumber: Dokumen Pribadi 2013
Tabel 3.9 Penilaian Problem Solving

Problem solving gear


box fail
Major Improvement
Minor Improvement

Difficult to do
2&3

Easy to do
1

Sumber: Dokumen Pribadi 2013


Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

59

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Tabel 3.10 Penentuan Problem Solving Low pressure


No.

Problem Solving Low Pressure

1.

Melakukan pembersihan serta pelumasan pada bagian valve.

2.

Mengganti pressure switch yang mengalami kerusakan.

3.

Menjadwalkan pemakaian sootblower serta memaksimalkan uap yang akan


dipakai

4.

Melakukan pemeriksaan bersama bagian instrument


Sumber: Dokumen Pribadi 2013
Tabel 3.11 Penilaian Problem Solving

Problem solving
Difficult to do Easy to do
low pressure
Major Improvement
2
1
Minor Improvement
3&4
Sumber: Dokumen Pribadi 2013

Keterangan
= Aksi yang harus dilakukan dengan segera
= Aksi yang juga harus dilakukan dengan segera
= Aksi yang membutuhkan perencanaan
= Aksi yang harus dibuang
3.15 Pemeriksaan/Pemeliharaan Long Retractable Sootblower (Control)
Setelah melakukan problem solving maka harus di perhatikan seberapa besar
peningkatan kualitas kerja sootblower dan seberapa banyak kegagalan terulang
kembali. Setelah mendapatkan hasil tersebut maka harus selalu di lakukan
perawatan baik secara di rencanakan(planning) atau pun secara tiba tiba
(unplanned) untuk menjaga kualitas kerja mesin dan sedikit memperpanjang life
time.
Pada akhirnya, kita juga harus memperkirakan MTTF (Mean Time To
Failure) karena jangan sampai proses produksi berhenti pada saat permintaan
customer meningkat mau pun stabil karena akan sangat merugikan perusahaan
dan mengecewakan customer.
Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

60

UBP Suralaya

Laporan Kerja Praktek

Berikut adalah perawatan perawatan preventif yang bisa dilakukan:


Tabel 3.12 Preventif Maintenance Long Retractable Sootblower
Komponen

Harian

Bulanan

Gear Box

Cek

Cek kondisi oli Greesing

Overhaul:

kelengkapan

pelumas

Cek semua Gear

Poppet valve

Cek kebocoran Cek


steam

Drive Motor

Support

3 Bulanan

Tahunan

kebocoran Setting

steam

Overhaul:

Pressure

/ Lapping dan ganti

Adjust valve

Gasket
Overhaul:

Cleaning

- Cek tegangan

Rewinding

peralatan

- Cek Fuse

motor

- Cek Ampere

ada

tidak

kerusakan

dioperasikan

Greesing

Ganti

Cek kebersihan

Greesing

jika Ganti Motor bila


dapat

Gearing

yang rusak
Gear Rack

Cek kebersihan

Spray dry film

Cek

posisi Overhaul:

Gear rack

Reposisi

Gear

Rack
Rotation

Cek kebersihan

Greesing

Chain

Setting

Overhaul:

kembali

Penggantian chain

Chain yang
kendor
Isolating

Cek Kebersihan

Greesing

Valve

Test

Overhaul:

open/close

Dilapping

bila

untuk

terjadi

leak

kelancaran

through

valve
Expanda
cable/carriage

Cek kebersihan

Cek ketahanan

Cek

Overhaul:

ketahanan

Ganti

cable

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

carriage

cable bila rusak


61

UBP Suralaya

Lance Tube

Laporan Kerja Praktek

- Cek kondisi

- Cek kondisi

Ganti lance Overhaul:

- Cek

- Cek

tube

Kebengkokan
- Cek

Kebengkokan

bila Ganti yang baru

rusak

- Cek Kekroposan

Kekroposan
- Cek Kepatahan

- Cek Kepatahan
- Cek Korosi

- Cek Korosi
Feed tube

Cek

kondisi Cek

Feed

kondisi Cek kondisi Overhaul:

ketipisan

ketipisan

Ganti feed Tube


dengan yang baru

Gland Packing Cek kebocoran

Ganti

yang Ganti

bocor

Limit switch

- Cek

kondisi Ganti bila rusak

Limit switch
- Cleaning

Overhaul:

packing

Ganti

yang baru

semua

Ganti

packing

limit Overhaul:

switch yang Ganti limit switch


baru

yang baru

Sumber: Dokumen Pribadi 2013


Mengingat setiap komponen telah memiliki life time yang cukup lama
maka setiap perawatan harus lebih diintensifkan dan memiliki perawatan tak
terencana untuk menjaga kualitas kerja mesin.

Failure Analysis Pada Long Retractable Sootblower Unit 7

62

Anda mungkin juga menyukai