Di dalam Water Tube Boiler, air umpan Boiler mengalir melalui pipa-pipa
masuk ke dalam Water Drum terbentuk karena sirkulasi air yang dipanaskan oleh
gas pembakar yang terjadi di daerah uap di dalam Drum Water Tube Boiler
biasanya dirancang dengan tekanan sangat tinggi dan memiliki kapasitas Steam
antara 4.500-12.000 kg/jam. Perpindahan panas pada Boiler terjadi antara api yang
dihasilkan dari ruang bakar pada pembakaran Fibre dan cangkang dengan air dari
dalam pipa. Pipa menyerap panas yang dihasilkan dari ruang bakar sehingga air
yang terdapat di pipa mengalami perubahan Phase dari air menjadi uap basah.
Ketel tangki adalah drum atau selongsong (shell) silinder tertutup yang berisi
air. Bagian dari selongsong sedemikian rupa sehingga bagian bawahnya secara
sederhana terekspose ke panas, yaitu gas hasil pembakaran luar. Ketel jenis
selongsong berkembang secara perlahan menjadi bentuk yang modern seperti ketel
elektrik, yang mana panas disuplai oleh elektroda yang dipasang dalam air, atau
akumulator, yang didalamnya panas disuplai oleh uap dari sumber luar yang
mengalir melalui pipa- pipa(tubes) didalam selongsong. Dalam kedua kasus ini
selongsong tidak terekspose ke panas. Jenis ketel ini adalah tangki tegak dan tangki
horizontal.
51
Tangki tegak :
1) Ketel silang
2) Ketel cochran
3) Ketel Clarkson
52
2. Ketel Pipa Api (fire tube boiler)
Ketel pipa api telah dipakai sejak akhir abad delapan belas, sejak awal
perkembangan ketel uap, dalam berbagai bentuk guna memproduksi uap untuk
tujuan industri. Ketel pipa api masih digunakan diindustri pembangkit tenaga untuk
memproduksi uap jenuh pada batas tekanan 250 psig (sekitar 18 bar) dan kapasitas
50.000 lbm/jam (6,3 kg/det).
Terdapat dua jenis ketel pipa api : (1) kotak api, dan (2) scotch marine. Dalam
ketel kotak api, ruang bakar terletak di dalam selongsong, bersama pipa api. Dalam
ketel scotch marine, pembakaran terjadi didalam satu atau lebih ruang yang
biasanya terletak didalam dan didekat dasar selongsong utama. Gas panas
meninggalkan ruang pada bagian belakang dan berputar melalui pipa-pipa api ke
depan dan keluar melalui cerobong. Ketel scotch marine biasanya berbahan bakar
cair atau gas. Jenis ketel ini diantaranya ketel locomotive, ketel locomobile, dan
ketel scotch.
Keterangan
3. Kotak api
4. Jembatan api
5. Tabung-tabung api(firetube)
53
6. Pipa-pipa api(firepipe)
8. Cerobong asap
Ketel pipa air meletakan tekanan dalam pipa-pipa dan diameter drum yang
relatif kecil tidak mampu meahan tekanan yang sangat tinggi seperti pada
pembangkit uap modern. Secara umum ketel pipa air, dalam awal perkembanganya,
tampak seperti ketel pipa api, kecuali bahwa uap dan air tekanan tinggi terletak
didalam pipa-pipa dan gas pembakaran terletak di luar. Ketel pipa air telah
berkembang melalui beberapa tahap. Yang pertama adalah ketel pipa lurus, dimana
didalamnya pipa-pipa lurus dengan diameter luar 3 sampai 4 inch miring sekitar
150º dan tersusun staggered dengan spasi 7 sampai 8 inch, dihubungkan dengan
dua headers. Satu header sebagai downcomerr atau downtake, yang menyuplai air
hampir jenuh ke pipa-pipa. Air diuapkan dalam pipa- pipa. Header yang lain adalah
riser, atau uptake, yang menerima campuran air-uap. Massa jenis air dalam
downcomerr lebih besar daripada massa jenis dua-fasa dalam riser, yang
menyebabkan sirkulasi alami dalam arah putaran jarum jam. Yang kedua adalah
54
ketel pipa bengkok, yang menggunakan pipa bengkok antara antara beberapa drum
dan header. Pipa-pipa itu dibengkokan sedemikian sehingga memasuki dan
meninggalkan drum secara radial. Jumlah drum biasanya bervariasi dari dua hingga
empat. Sekat pembelok dipasang untuk memungkinkan gas panas mengalir
melintang pipa-pipa diatas.
Gambar 3.49 Ketel pipa air awal drum longitudinal dan drum silang
55
Perkembangan Katel Pipa Air
Gambar 3.51 Menunjukan skema diagram alir sistem pembangkit uap yang
modern. Air pada 450 sampai 5000 F dari pemanas air umpan bertekanan tinggi
memasuki ekonomiser dan meninggalkan pada kondisi jenuh atau campuran dua-
fasa dengan kualitas rendah. Uap ini kemudian memasuki drum uap pada titik
tengahnya. Air dari drum mengalir melalui downcomerr terinsulasi, yang terletak
diluar ruang bakar, ke header. Header dihubungkan ke pipa-pipa air yang terletak
pada dinding ruang bakar dan bekerja sebagai riser.Air dalam pipa-pipa menerima
panas dari gas pembakaran dan selanjutnya medidih. Perbedaan massa jenis air
dalam downcomerr dan yang ada didalam pipa-pipa air membantu sikulasi. Uap
dipisahkan dari gelembung air di dalam drum dan mengalir ke pemanas lanjut dan
bagian turbin tekanan tinggi. Keluar dari turbin tersebut uap kembali ke pemanas
ulang, setelah itu dialirkan ke bagian turbin tekanan rendah.
Udara atmosfir dari fan tekan (forced draftfan,FDF) dipanaskan awal oleh gas
buang sebelum gas tersebut dibuang ke atmosfir, dari FDF udara mengalir keruang
bakar dimana udara tersebut tercampur dengan bahan bakar dan terbakar sampai
3000 F. Gas pembakaran memberikan sebagian energinya ke pipa- pipa air dan
56
kemudian kepemanas lanjut, pemanas ulang, dan ekonomiser, dan meninggalkanya
pada sekitar 6000 F.Dari ekonomiser gas bekas memanaskan lagi udara atmosfir
didalam pemanas awal udara dan meninggalkanya pada sekitar 3000 F. Fan hisap
(induced draftfan, IDF) menghisap gas bekas tersebut dari sistem dan
mengalirkanya ke cerobong. Temperatur sekitar 3000 F gas bekas mewakili
availability loss dari sistem pembangkit. Namun hal ini merupakan pertimbangan
yang dapat diterima karena (1) temperatur gas harus diatas temperatur kondensasi
uap air untuk mencegah timbulnya asam yang menyebabkan korosi logam yang
diakuinya, dan (2) gas harus mempunyai gaya apung yang cukup untuk naik ke atas
cerobong untuk menghamburkan ke atmosfer.
57
3.2.3. Komponen Boiler
Di dalam furnace, ruang bakar terbagi atas dua bagian yaitu ruang
pertama dan ruang kedua. Pada ruang pertama, di dalamnya akan tejadi
pemanasan langsung dari sumber panas yang diterima oleh tube (pipa),
sedangkan pada ruang kedua yang terdapat pada bagian atas, panas yang
diterima berasal dari udara panas hasil pembakaran dari ruang pertama.
Jadi, fungsi dari ruang pemanas kedua ini yakni untuk menyerap panas
yang terbuang dari ruang pemanasan pertama, agar energi panas yang
terbuang secara cuma-cuma tidak terlalu besar, dan untuk mengontrol
panas fluida yang telah dipanaskan pada ruang pertama agar tidak
mengalami penurunan panas secara berlebihan.
58
Gambar 3.52 Tungku Pengapian
2. Water Drum
Water drum berfungsi sebagai tempat penampungan air panas serta
tempat terbentuknya uap. Drum ini menampung uap jenuh (saturated
steam) beserta air dengan perbandingan antara 50% air dan 50% uap.
untuk menghindari agar air tidak terbawa oleh uap, maka dipasangi sekat-
sekat, air yang memiliki suhu rendah akan turun ke bawah dan air yang
bersuhu tinggi akan naik ke atas dan kemudian menguap.
59
3. Superheater
Merupakan tempat pengeringan steam, dikarenakan uap yang
berasal dari steam drum masih dalam keadaan basah sehingga belum
dapat digunakan. Proses pemanasan lanjutan menggunakan superheater
pipe yang dipanaskan dengan suhu 260°C sampai 350°C. Dengan suhu
tersebut, uap akan menjadi kering dan dapat digunakan untuk
menggerakkan turbin maupun untuk keperluan peralatan lain.
60
Gambar 3.54 Air Heater
61
6. Pengatur Pembuangan Gas Bekas
Asap dari ruang pembakaran dihisap oleh blower IDF (Induced
Draft Fan) melalui dust collector selanjutnya akan dibuang melalui
cerobong asap. Damper pengatur gas asap diatur terlebih dahulu sesuai
kebutuhan sebelum IDF dinyalakan, karena semakin besar damper dibuka
maka akan semakin besar isapan yang akan terjadi dari dalam tungku.
62
Gambar 3.57 Safety Valve
63
9. Pembuangan Air Boiler
64
3.2.4. Cara Pengoperasian Boiler
a. Pemeriksaan awal
4) Celah antara pintu dan burner telah diisi dengan insulation material wool.
b. Pemanasan awal
65
1) Putar main switch ke posisi ON.
3) Jika terdengar bunyi alarm, segera tekan tombol horn OFF untuk mematikan
bunyi tersebut.
7) Putar switch burner ke posisi reset hingga lampu lock out OFF.
8) Kemudian putar switch burner ke posisi OFF lalu ke posisi burner ON.
66
3.2.5 Jenis Bahan Bakar
67
Jenis bahan bakar yang digunakan pada Boiler di PT. Socfin
Indonesia Kebun Sei Liput ada Bahan bakar padat yang digunakan yaitu
Fibre dan cangkang.
1. Fibre
Fibre memiliki nilai kalor tinggi sebesar 3998 Kkal/kg dan nilai
kalor rendah 2637 Kkal/kg, Limbah serat/Fibre dari hasil proses
pengepresan di PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput digunaakan sebagai
bahan bakar Boiler. Fibre yang dihasilkan tersebut seluruhnya digunakan
untuk bahan bakar Boiler.
2. Cangkang
Cangkang memliki nilai kalor tinggi sebesar 3457 Kkal/kg dan nilai
kalor rendah sebesar 3378 Kkal/kg, cangkang dari proses Claybath
Separator digunakan sebagai bahan bakar Boiler.
68
Cangkang digunakan sebagai bahan bakar tambahan, dimana Fibre
seluruhnya digunakan untuk bahan bakar Boiler, tetapi belum memenuhi
bahan bakar yang diperlukan oleh Boiler untuk menghasilkan Steam yang
diinginkan, oleh karena itu harus dipenuhi dengan menggunakan
cangkang.
69
3.2.6. Perawatan Boiler
2) Perawatan Chimney
c. Ditutup Manhole
70
Gambar 3.62 Boiler Bagian Atas
Air umpan boiler atau Boiler Feed Water nantinya akan dipanaskan hingga menjadi
steam. Karena di dalam boiler terjadi pemanasan harus diwaspadai adanya
kandungan-kandungan mineral seperti ion Ca2+ dan Mg2+. Air yang banyak
mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ disebut sebagai air yang sadah (hard water). Ion-
71
ion ini sangat berpengaruh pada kualitas air yang nantinya akan digunakan sebagai
umpan boiler. Biasanya ion-ion ini terlarut dalam air sebagai garam karbonat,
sulfat, bilkarbonat dan klorida. Berbeda dengan senyawa-senyawa kimia lainnya,
kelarutan dari senyawa-senyawa mengandung unsur Ca dan Mg seperti CaCO3,
CaSO4,MgCO3, Mg(OH)2, CaCl2,MgCL2, dll ; akan memiliki kalarutan yang
makin kecil/redah apabila suhu makin tinggi. Sehingga ketika memasuki boiler, air
ini merupakan masalah yang harus segera diatasi. Air yang sadah ini akan
menimbulkan kerak (scalling) dan tentu saja akan mengurangi effisiensi dari boiler
itu sendiri akibat dari hilangnya panas akibat adanya kerak tersebut. Selain itu yang
dikhawatirkan bisa menyebabkan scalling adalah adanya deposit silika.
Tabel dibawah ini menunjukkan hasil dari unit Anion dan Air umpan pada Boiler
di PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput
72