Anda di halaman 1dari 22

3.2.

KEGIATAN PENGUMPULAN DATA

3.2.1 Pengertian Boiler

Boiler adalah alat pembangkit tenaga untuk menghasilkan uap yang


berbentuk bejana tertutup. Pada PT Socfin indonesia Kebun Sei Liput terdapat 2
unit Boiler dengan jenis Water Tube Boiler yang berkapasitas 20 bar. Bahan bakar
yang digunakan adalah Fibre dan cangkang

Di dalam Water Tube Boiler, air umpan Boiler mengalir melalui pipa-pipa
masuk ke dalam Water Drum terbentuk karena sirkulasi air yang dipanaskan oleh
gas pembakar yang terjadi di daerah uap di dalam Drum Water Tube Boiler
biasanya dirancang dengan tekanan sangat tinggi dan memiliki kapasitas Steam
antara 4.500-12.000 kg/jam. Perpindahan panas pada Boiler terjadi antara api yang
dihasilkan dari ruang bakar pada pembakaran Fibre dan cangkang dengan air dari
dalam pipa. Pipa menyerap panas yang dihasilkan dari ruang bakar sehingga air
yang terdapat di pipa mengalami perubahan Phase dari air menjadi uap basah.

3.2.2. Jenis – Jenis Boiler

Ketel uap dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa jenis :

1. Ketel uap (shell type boiler)

Ketel tangki adalah drum atau selongsong (shell) silinder tertutup yang berisi
air. Bagian dari selongsong sedemikian rupa sehingga bagian bawahnya secara
sederhana terekspose ke panas, yaitu gas hasil pembakaran luar. Ketel jenis
selongsong berkembang secara perlahan menjadi bentuk yang modern seperti ketel
elektrik, yang mana panas disuplai oleh elektroda yang dipasang dalam air, atau
akumulator, yang didalamnya panas disuplai oleh uap dari sumber luar yang
mengalir melalui pipa- pipa(tubes) didalam selongsong. Dalam kedua kasus ini
selongsong tidak terekspose ke panas. Jenis ketel ini adalah tangki tegak dan tangki
horizontal.

51
Tangki tegak :

1) Ketel silang

2) Ketel cochran

3) Ketel Clarkson

Gambar 3.55 Ketel tegak dan ketel cochran


Tangki horisontal :
1) Ketel cornwall
2) Ketel lanchasire
3) Ketel scots
4) Ketel pipa api

Gambar 3.46 Ketel scots

52
2. Ketel Pipa Api (fire tube boiler)

Ketel pipa api telah dipakai sejak akhir abad delapan belas, sejak awal
perkembangan ketel uap, dalam berbagai bentuk guna memproduksi uap untuk
tujuan industri. Ketel pipa api masih digunakan diindustri pembangkit tenaga untuk
memproduksi uap jenuh pada batas tekanan 250 psig (sekitar 18 bar) dan kapasitas
50.000 lbm/jam (6,3 kg/det).

Terdapat dua jenis ketel pipa api : (1) kotak api, dan (2) scotch marine. Dalam
ketel kotak api, ruang bakar terletak di dalam selongsong, bersama pipa api. Dalam
ketel scotch marine, pembakaran terjadi didalam satu atau lebih ruang yang
biasanya terletak didalam dan didekat dasar selongsong utama. Gas panas
meninggalkan ruang pada bagian belakang dan berputar melalui pipa-pipa api ke
depan dan keluar melalui cerobong. Ketel scotch marine biasanya berbahan bakar
cair atau gas. Jenis ketel ini diantaranya ketel locomotive, ketel locomobile, dan
ketel scotch.

Gambar 1.47 Ketel lokomotif

Keterangan

1. Pintu bahan bakar

2. Batang-batang rangka bakar

3. Kotak api

4. Jembatan api

5. Tabung-tabung api(firetube)

53
6. Pipa-pipa api(firepipe)

7. Kotak asap (smokebox)

8. Cerobong asap

9. Drum uap (steamdome)

10. Pengambilan asap

Gambar 3.48 Ketel scots marine awal

3. Ketel Pipa Air (water tube boiler)

Ketel pipa air meletakan tekanan dalam pipa-pipa dan diameter drum yang
relatif kecil tidak mampu meahan tekanan yang sangat tinggi seperti pada
pembangkit uap modern. Secara umum ketel pipa air, dalam awal perkembanganya,
tampak seperti ketel pipa api, kecuali bahwa uap dan air tekanan tinggi terletak
didalam pipa-pipa dan gas pembakaran terletak di luar. Ketel pipa air telah
berkembang melalui beberapa tahap. Yang pertama adalah ketel pipa lurus, dimana
didalamnya pipa-pipa lurus dengan diameter luar 3 sampai 4 inch miring sekitar
150º dan tersusun staggered dengan spasi 7 sampai 8 inch, dihubungkan dengan
dua headers. Satu header sebagai downcomerr atau downtake, yang menyuplai air
hampir jenuh ke pipa-pipa. Air diuapkan dalam pipa- pipa. Header yang lain adalah
riser, atau uptake, yang menerima campuran air-uap. Massa jenis air dalam
downcomerr lebih besar daripada massa jenis dua-fasa dalam riser, yang
menyebabkan sirkulasi alami dalam arah putaran jarum jam. Yang kedua adalah

54
ketel pipa bengkok, yang menggunakan pipa bengkok antara antara beberapa drum
dan header. Pipa-pipa itu dibengkokan sedemikian sehingga memasuki dan
meninggalkan drum secara radial. Jumlah drum biasanya bervariasi dari dua hingga
empat. Sekat pembelok dipasang untuk memungkinkan gas panas mengalir
melintang pipa-pipa diatas.

Gambar 3.49 Ketel pipa air awal drum longitudinal dan drum silang

Gambar 3.50 Ketel stirling empat-drum awal

55
Perkembangan Katel Pipa Air

Perkembangan penting dari dinding ruang bakar berpendingin air, disebut


dinding air, akhirnya mengarahkan penyatuan ruang bakar, ekonomiser, ketel,
pemanas lanjut, dan pemanas awal udara menjadi pembangkit uap modern.
Pendingin air juga digunakan untuk dinding komparteman pemanas lanjut dan
ekonomiser dan berbagai komponen lain. Penggunaaan sejumlah besar dari
pemanas air umpan (sampai tujuh atau delapan) berarti ekonomiser bertambah
kecil, dan tekanan tinggi berarti luas permukaan ketel bertambah kecil karena panas
latern penguapan turun cepat terhadap terperatur. Jadi pembangkit uap modern
memerlukan luas permukaan pemanasan lanjut dan pemanasan ulang yang lebih
besar dan luas permukaan ketel yang lebih kecil dibanding ketel yang lebih
lama.Lebih dari 1500 psia, pipa-pipa air mewakili seluruh permukaan ketel dan
tidak ada pipa- pipa lain yang diperlukan, seperti yang terlihat pada dua rancangan
awal ketel sebelumnya.

Gambar 3.51 Menunjukan skema diagram alir sistem pembangkit uap yang
modern. Air pada 450 sampai 5000 F dari pemanas air umpan bertekanan tinggi
memasuki ekonomiser dan meninggalkan pada kondisi jenuh atau campuran dua-
fasa dengan kualitas rendah. Uap ini kemudian memasuki drum uap pada titik
tengahnya. Air dari drum mengalir melalui downcomerr terinsulasi, yang terletak
diluar ruang bakar, ke header. Header dihubungkan ke pipa-pipa air yang terletak
pada dinding ruang bakar dan bekerja sebagai riser.Air dalam pipa-pipa menerima
panas dari gas pembakaran dan selanjutnya medidih. Perbedaan massa jenis air
dalam downcomerr dan yang ada didalam pipa-pipa air membantu sikulasi. Uap
dipisahkan dari gelembung air di dalam drum dan mengalir ke pemanas lanjut dan
bagian turbin tekanan tinggi. Keluar dari turbin tersebut uap kembali ke pemanas
ulang, setelah itu dialirkan ke bagian turbin tekanan rendah.

Udara atmosfir dari fan tekan (forced draftfan,FDF) dipanaskan awal oleh gas
buang sebelum gas tersebut dibuang ke atmosfir, dari FDF udara mengalir keruang
bakar dimana udara tersebut tercampur dengan bahan bakar dan terbakar sampai
3000 F. Gas pembakaran memberikan sebagian energinya ke pipa- pipa air dan

56
kemudian kepemanas lanjut, pemanas ulang, dan ekonomiser, dan meninggalkanya
pada sekitar 6000 F.Dari ekonomiser gas bekas memanaskan lagi udara atmosfir
didalam pemanas awal udara dan meninggalkanya pada sekitar 3000 F. Fan hisap
(induced draftfan, IDF) menghisap gas bekas tersebut dari sistem dan
mengalirkanya ke cerobong. Temperatur sekitar 3000 F gas bekas mewakili
availability loss dari sistem pembangkit. Namun hal ini merupakan pertimbangan
yang dapat diterima karena (1) temperatur gas harus diatas temperatur kondensasi
uap air untuk mencegah timbulnya asam yang menyebabkan korosi logam yang
diakuinya, dan (2) gas harus mempunyai gaya apung yang cukup untuk naik ke atas
cerobong untuk menghamburkan ke atmosfer.

Gambar3.51 Skema diagram alir ketel modern

57
3.2.3. Komponen Boiler

1. Tungku Pengapian (Furnace)


Bagian ini merupakan tempat terjadinya pembakaran bahan bakar
yang akan menjadi sumber panas, proses penerimaan panas oleh media air
dilakukan melalui pipa yang telah dialiri air, pipa tersebut menempel pada
dinding tungku pembakaran. Proses perpindahan panas pada furnace
terjadi dengan tiga cara:

 Perpindahan panas secara radiasi, dimana akan terjadi pancaran panas


dari api atau gas yang akan menempel pada dinding tube sehingga
panas tersebut akan diserap oleh fluida yang mengalir di dalamnya.
 Perpindahan panas secara konduksi, panas mengalir melalui hantaran
dari sisi pipa yang menerima panas kedalam sisi pipa yang memberi
panas pada air.
 Perpindahan panas secara konveksi. panas yang terjadi dengan
singgungan molekul-molekul air sehingga panas akan menyebar
kesetiap aliran air.

Di dalam furnace, ruang bakar terbagi atas dua bagian yaitu ruang
pertama dan ruang kedua. Pada ruang pertama, di dalamnya akan tejadi
pemanasan langsung dari sumber panas yang diterima oleh tube (pipa),
sedangkan pada ruang kedua yang terdapat pada bagian atas, panas yang
diterima berasal dari udara panas hasil pembakaran dari ruang pertama.
Jadi, fungsi dari ruang pemanas kedua ini yakni untuk menyerap panas
yang terbuang dari ruang pemanasan pertama, agar energi panas yang
terbuang secara cuma-cuma tidak terlalu besar, dan untuk mengontrol
panas fluida yang telah dipanaskan pada ruang pertama agar tidak
mengalami penurunan panas secara berlebihan.

58
Gambar 3.52 Tungku Pengapian

2. Water Drum
Water drum berfungsi sebagai tempat penampungan air panas serta
tempat terbentuknya uap. Drum ini menampung uap jenuh (saturated
steam) beserta air dengan perbandingan antara 50% air dan 50% uap.
untuk menghindari agar air tidak terbawa oleh uap, maka dipasangi sekat-
sekat, air yang memiliki suhu rendah akan turun ke bawah dan air yang
bersuhu tinggi akan naik ke atas dan kemudian menguap.

Gambar 3.53 Water Drum

59
3. Superheater
Merupakan tempat pengeringan steam, dikarenakan uap yang
berasal dari steam drum masih dalam keadaan basah sehingga belum
dapat digunakan. Proses pemanasan lanjutan menggunakan superheater
pipe yang dipanaskan dengan suhu 260°C sampai 350°C. Dengan suhu
tersebut, uap akan menjadi kering dan dapat digunakan untuk
menggerakkan turbin maupun untuk keperluan peralatan lain.

Gambar 3.53 Superheater


4. Air Heater
Komponen ini merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan
udara yang digunakan untuk menghembus/meniup bahan bakar agar dapat
terbakar sempurna. Udara yang akan dihembuskan, sebelum melewati air
heater memiliki suhu yang sama dengan suhu udara normal (suhu luar)
yaitu 38°C. Namun, setelah melalui air heater, suhunya udara tersebut
akan meningkat menjadi 230°C sehingga sudah dapat digunakan untuk
menghilangkan kandungan air yang terkandung didalamnya karena uap
air dapat menganggu proses pembakaran.

60
Gambar 3.54 Air Heater

5. Dust Collector (Pengumpul Abu)


Bagian ini berfungsi untuk menangkap atau mengumpulkan abu
yang berada pada aliran pembakaran hingga debu yang terikut dalam gas
buang. Keuntungan menggunakan alat ini adalah gas hasil pembakaran
yang dibuang ke udara bebas dari kandungan debu. Alasannya tidak lain
karena debu dapat mencemari udara di lingkungan sekitar, serta bertujuan
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan pada alat akibat
adanya gesekan abu maupun pasir.

Gambar 3.55 Dust Collector

61
6. Pengatur Pembuangan Gas Bekas
Asap dari ruang pembakaran dihisap oleh blower IDF (Induced
Draft Fan) melalui dust collector selanjutnya akan dibuang melalui
cerobong asap. Damper pengatur gas asap diatur terlebih dahulu sesuai
kebutuhan sebelum IDF dinyalakan, karena semakin besar damper dibuka
maka akan semakin besar isapan yang akan terjadi dari dalam tungku.

Gambar 3.56 Induced Draft Fan

7. Safety Valve (Katup pengaman)


Alat ini berfungsi untuk membuang uap apabila tekanan uap telah
melebihi batas yang telah ditentukan. Katup ini terdiri dari dua jenis, yaitu
katup pengaman uap basah dan katup pengaman uap kering. Safety valve
ini dapat diatur sesuai dengan aspek maksimum yang telah ditentukan.
Pada uap basah biasanya diatur pada tekanan 21 kg/cm² kuadrat,
sedangkan untuk katup pengaman uap kering diatur pada tekanan 20,5
kg/cm².

62
Gambar 3.57 Safety Valve

8. Gelas Penduga (Sight Glass)


Gelas penduga dipasang pada drum bagian atas yang berfungsi
untuk mengetahui ketinggian air di dalam drum. Tujuannya adalah untuk
memudahkan pengontrolan ketinggian air dalam drum selama boiler
sedang beroperasi. Gelas penduga ini harus dicuci secara berkala untuk
menghindari terjadinya penyumbatan yang membuat level air tidak dapat
dibaca.

Gambar 3.58 Gelas Penduga

63
9. Pembuangan Air Boiler

Komponen boiler ini berfungsi untuk membuang air dalam drum


bagian atas. Pembuangan air dilakukan bila terdapat zat-zat yang tidak
dapat terlarut, contoh sederhananya ialah munculnya busa yang dapat
menganggu pengamatan terhadap gelas penduga. Untuk mengeluarkan air
dari dalam drum, digunakan blowdown valve yang terpasang pada drum
atas, katup ini bekerja bila jumlah busa sudah melewati batas yang telah
ditentukan

Gambar 3.59 Pembuangan Air Boiler

64
3.2.4. Cara Pengoperasian Boiler

Beberapa tahapan yang harus dilakukan sebelum mengoperasikan boiler adalah


sebagai berikut :

a. Pemeriksaan awal

Periksalah hal-hal dibawah ini sebelum mengoperasikan boiler :

1) Semua benda asing harus dibuang dari boiler

2) Pintu boiler sudah tertutup dengan rapat dan aman.

3) Boiler telah terisi air secara penuh.

4) Celah antara pintu dan burner telah diisi dengan insulation material wool.

5) Pompa sirkulasi boiler berfungsi dengan baik.

6) Katup/valve bahan bakar telah terbuka.

7) Kualitas air harus sesuai standard yang telah ditentukan.

b. Pemanasan awal

Boiler haruslah dipanaskan secara perlahan, hal ini dikarenakan ketika


temperature boiler meningkat, ketinggian air akan naik bersamaan dengan ekspansi.
Batas ketinggian air ini harus dijaga dengan membuka expansion tank.

c. Standard operation procedure

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengoperasian control panel


boiler yaitu :

65
1) Putar main switch ke posisi ON.

2) Pastikan MCB juga dalam keadaan ON.

3) Jika terdengar bunyi alarm, segera tekan tombol horn OFF untuk mematikan
bunyi tersebut.

4) Pastikan circulation pump switch berada di posisi ON.

5) Pastikan valve bahan bakar telah terbuka.

6) Periksa semua lampu trouble (warna kuning) pada panel.

7) Putar switch burner ke posisi reset hingga lampu lock out OFF.

8) Kemudian putar switch burner ke posisi OFF lalu ke posisi burner ON.

9) Bila lampu flame failure menyala, maka tekan tombol unlocking.

10) Boiler telah beroperssi dengan normal.

BILA TERJADI KEGAGALAN DALAM PENYALAAN SAMPAI 4 KALI, SEGERA


MATIKAN BURNER DAN HUBUNGI TEKNISI BOILER.

66
3.2.5 Jenis Bahan Bakar

Bahan Bakar adalah bahan-bahan yang di gunakan dalam proses


pembakaran. Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah
menjadi energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang
dapat dilepaskan. Beberapa sifat utama bahan bakar yang perlu
diperhatikan ialah :

1) Mempunyai nilai bakar tinggi.

2) Mempunyai kesanggupan menguap pada suhu rendah

3) Uap bahan bakar harus dapat dinyatakan dan terbakar


segera dalam campuran dengan perbandingan yang cocok
terhadap oksigen

4) Bahan bakar dan hasil pembakarannya tidak beracun atau


membahayakan kesehatan

5) Harus dapat diangkut dan disimpan dengan aman dan


mudah

67
Jenis bahan bakar yang digunakan pada Boiler di PT. Socfin
Indonesia Kebun Sei Liput ada Bahan bakar padat yang digunakan yaitu
Fibre dan cangkang.

1. Fibre
Fibre memiliki nilai kalor tinggi sebesar 3998 Kkal/kg dan nilai
kalor rendah 2637 Kkal/kg, Limbah serat/Fibre dari hasil proses
pengepresan di PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput digunaakan sebagai
bahan bakar Boiler. Fibre yang dihasilkan tersebut seluruhnya digunakan
untuk bahan bakar Boiler.

Gambar 3.60 serat/fibre

2. Cangkang
Cangkang memliki nilai kalor tinggi sebesar 3457 Kkal/kg dan nilai
kalor rendah sebesar 3378 Kkal/kg, cangkang dari proses Claybath
Separator digunakan sebagai bahan bakar Boiler.

68
Cangkang digunakan sebagai bahan bakar tambahan, dimana Fibre
seluruhnya digunakan untuk bahan bakar Boiler, tetapi belum memenuhi
bahan bakar yang diperlukan oleh Boiler untuk menghasilkan Steam yang
diinginkan, oleh karena itu harus dipenuhi dengan menggunakan
cangkang.

Gambar. 3.61 cangkang

Perbandingan yang terdapat pada bahan bakar fiber dan cangkang


pada boiler yaitu 1:5, atau 20% cangkang dan 100% fiber agar
menghasilkan api pembakaran yang baik dan juga menghemat bahan
bakar tersebut.

69
3.2.6. Perawatan Boiler

Perawatan yang dilakukan pada Boiler diantaranya yaitu


dibagian Dust Collector (Pengumpul Abu) dan Chimney (Cerobong
Asap):

1) Perawatan Dust Collector

a. dibuka Manhole, bersihkan dengan sapu

b. Abu dikumpulkan untuk dibuang kelapangan

c. Pembersihan Dust Collector minimal 1 minggu sekali

2) Perawatan Chimney

a. Dibuka Manhole bawah

b. Dibasahi abu yang ada dan gunakan sekop untuk


membersihkannya

c. Ditutup Manhole

d. Pembersihan Chimney dilakukan seminggu sekali.

70
Gambar 3.62 Boiler Bagian Atas

Gambar 3.63 Boiler Bagian Bawah

3.2.7. Boiler Feed Water

Air umpan boiler atau Boiler Feed Water nantinya akan dipanaskan hingga menjadi
steam. Karena di dalam boiler terjadi pemanasan harus diwaspadai adanya
kandungan-kandungan mineral seperti ion Ca2+ dan Mg2+. Air yang banyak
mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ disebut sebagai air yang sadah (hard water). Ion-

71
ion ini sangat berpengaruh pada kualitas air yang nantinya akan digunakan sebagai
umpan boiler. Biasanya ion-ion ini terlarut dalam air sebagai garam karbonat,
sulfat, bilkarbonat dan klorida. Berbeda dengan senyawa-senyawa kimia lainnya,
kelarutan dari senyawa-senyawa mengandung unsur Ca dan Mg seperti CaCO3,
CaSO4,MgCO3, Mg(OH)2, CaCl2,MgCL2, dll ; akan memiliki kalarutan yang
makin kecil/redah apabila suhu makin tinggi. Sehingga ketika memasuki boiler, air
ini merupakan masalah yang harus segera diatasi. Air yang sadah ini akan
menimbulkan kerak (scalling) dan tentu saja akan mengurangi effisiensi dari boiler
itu sendiri akibat dari hilangnya panas akibat adanya kerak tersebut. Selain itu yang
dikhawatirkan bisa menyebabkan scalling adalah adanya deposit silika.

Tabel dibawah ini menunjukkan hasil dari unit Anion dan Air umpan pada Boiler
di PT. Socfin Indonesia Kebun Sei Liput

Parameter Air Batas Air Batas Kontrol


Anion Kontrol Umpan Air Umpan
Air Anion
pH Unit 10 7-10 8,52 7-10
TDS Ppm 34 100; max 15 100; max
CaCo3
Total Ppm Trace 1; max
Hardnes CaCo3
Silica Ppm 0,32 5; max 0,63 5; max
SiO2
Iron Ppm Fe 0,35 0,3 max
Temp. Feed ºC 96 70-90
Tank
Temp. ºC 100 100-105
Dearator

72

Anda mungkin juga menyukai