Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pengujian dan analisa yang dilakukan maka diperoleh beberapa


point penting yang dapat penulis kemukankan, antara lain :

1. Nilai efisiensi boiler tertinggi yang dihasilkan sebesar 83,6236948% dengan


menggunakan bahan bakar fibre murni dan bahan bakar campuran B yaitu 80%
fibre + 20% cangkang, sedangkan nilai efisiensi boiler terendah yang dihasilkan
sebesar 83,6236937% dengan menggunakan bahan bakar boiler campuran A yaitu
90% fibre + 10% cangkang.

2. Nilai kalor bahan bakar boiler memiliki nilai yang berbeda, seperti fibre murni
memiliki nilai 3998 Kkal/kg, cangkang murni memiliki nilai 3457,4232 Kkal/kg,
campuran A yaitu 90% fibre + 10% cangkang memiliki nilai 34466,85645, dan
campuran B yaitu 80% fibre + 20% cangkang memiliki nilai 35579,044.

3. Jumlah pemakaian bahan bakar boiler untuk setiap jenis bahan bakar boiler
memiliki nilai bervariasi. Untuk menghasilkan uap 289500,3 Kg/H jumlah
pemakaian yang tertinggi adalah bahan bakar fibre murni 13000 Kg/H, sedangkan
jumlah pemakaian jumlah pemakaian yang terendag adalah bahan bakar cangkang
murni sebanyak 3000 Kg/H.

4. Banyaknya jumlah bahan bakar yang digunakan untuk operasi boiler tergantung
dengan nilai kalor terendah(LHV) dari bahan bakar boiler itu sendiri. Semakin
tinggi nilai LHV suatu bahan bakar semakin sedikit pula jumlah bahan bakar yang
digunakan, begitupun sebaliknya semakin rendah nilai LHV suatu bahan bakar
semakin banyak pula jumlah bahan bakar yang digunakan boiler tersebut untuk
beroperasi.
4.2 SARAN

Adapun saran-saran yang dapat penulis ajukan untuk menyempurnakan


penelitian tentang analisa nilai kalor bahan bakar fibre dan cangkang serta
pengaruhnya bagi efisiensi boiler tersebut adalah :

1. Lebih baik menggunakan jenis bahan bakar boiler fibre murni dikarenakan nilai
kalor yang tidak begitu jauh dengan nilai kalor bahan bakar yang lainnya serta
efisiensi boiler yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan jenis bahan bakar
lainya.

2. Untuk diperhatikan kembali pengujian nilai kalor bahan bakar, alangkah lebih
baiknya jika mencari nilai kalor bahan bakar HHV dan LHV menggunkan
pengujian analisa komposisi bahan sehingga nilai kalor dapat diketahui
menggunakan rumus dulong petit.

3. Sama halnya dengan mencari nilai efisiensi boiler, lebih baik menggunakan
persamaan yang lebih lengkap dibandingkan menggunakan persamaan
kesetimbangan energi yang sederhana ini.

4. Dilihat dari segi ekonomi, bahan bakar fibre sangat cocok digunakan untuk bahan
bakar boiler, karena fibre tidak sama sekali memiliki nilai untuk dijual berbeda
dengan bahan bakar cangkang yang masih memiliki nilai jual ke konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Aprila, Anggraini. 2022. Teknik Kimia Bahan Nabati. Sei Liput: PT Socfin Indonesia.

Elhanisa, Mulya, Hasugian. 2021. Departemen Teknik Kimia, Sei Liput : PT Socfin
Indonesia

Abbas, Salim. 2004. Manajemen Transport. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sularso, Kiyokatsu Suga, 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta: Pradya Paramita.

United Nations Environment Programme. 2006. Boiler & Pemanas Fluida Termis.
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia.

Foust, A.A. 1980. Principles of Unit Operation, 2nd edition. NewYork: JohnWiley
and Sons Inc.

Fuhaid, Naif. 2011. Magnet Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Dan KinerjaMotor
Bakar Bensin Jenis Daihatsu Hijet 1000. Malang.

Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo


Persada.

Bitton, Gabriel. 1994. Wastewater Microbiology. Florida. A John Wiley and Sons,
Inc, publication.

Kasmidjo, R.B. 1991. Penanganan Limbah Pertanian, Perkebunan, dan Industri


Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Universitas GadjahMada,
Yogyakarta.

Kep. MENLH No. 51 Tahun 2004. Surat Keputusan Menteri NegaraLingkungan


Hidup Nomor 51 Tahun 2004.

Hartini E. 2012. Cascade Aerator Dan Bubble Aerator Dalam MenurunkanKadar


Mangan Air Sumur Gali. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 8(1): 42- 50. Fakultas
Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, Indonesia.

Hermanus MB, dkk. 2015. Pengaruh Perlakuan Aerob Dan Anaerob


TerhadapVariabel BOD, COD, pH, Dan Bakteri Dominan Limbah Industri
Desiccated Coconu.t. Pt. Global Coconut Radey, Minahasa Selatan. J. Ilmu dan
Teknologi Pangan. 3(2)
Metcalf, Eddy. 2001. Wastewater Engineering Treatment dan Reuse. NewYork :
McGraw-Hill, Inc.

Riffat, Rumana. 2012. Fundamentals of Wastewater Treatment and Engineering.


London : CRC Press.

Said, N.I. 2002. Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri. Samarinda : Pusat
Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan.

Yuliastusti, Rieke dan Handaru. 2017. Efektifitas Pengolahan Limbah Cair Industri
Asbes Menggunakan Flokulan dan Adsorben. Jurnal Teknologi Proses Dan Inovasi
Industri, Vol. 2, No. 2, November 2017.

Anda mungkin juga menyukai