SKRIPSI
Oleh:
DHEA ALYSSA NURFAH
190100196
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada ujian
seminar akhir skripsi
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi Ini Telah Disetujui dan Disahkan sebagai Persyaratan Kelulusan untuk
Program Pendidikan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Pembimbing
(Dr. dr. Bugis Mardina Lubis M.Ked(Ped)., Sp.A(K) (dr. Putri Chairani Eyanoer MS.Epi., Ph.D)
NIP. 197010032000122001 NIP. 197506202005012002
(Dr. dr. Rina Amelia, MARS, Sp.KKLP) (Prof. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K))
NIP. 197604202003122002 NIP.196605241992031002
Tanggal lulus:
iv
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
“Hubungan Status Sosio-Ekonomi Keluarga Terhadap Kontrol Glikemik Anak DM
Tipe-1 di RSUP H. Adam Malik Medan” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kedokteran di Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan skripsi
ini terdapat berbagai hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, atas izin Allah
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan bimbingan serta bantuan dari
berbagai pihak dalam proses pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih, rasa syukur dan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam penelitian dan penyelesaian skripsi ini, yaitu:
1. Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan kasih sayangnya kepada
penulis.
2. Kedua orang tua penulis, Dr. dr Lili Rahmawati, Sp.A, IBCLC dan dr. Adi
Rahmat,M.Kes yang berperan sangat besar selama ini dalam membimbing,
memberikan kasih sayang, dukungan dan motivasi serta selalu mendoakan
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Kepada Abang, Kakak dan
Adik penulis, dr. Rizky Ilham, dr. Dwi Sarah Maulidia, dr. Muhammad Fadhlil,
Putri Adina, dan Shadrina yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
3. Prof. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K) selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. Dr. dr Siska Mayasari Lubis, M.Ked (Ped), Sp.A (K) selaku dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktu, memberikan ilmu dan membimbing penulis
dalam proses penyusunan proposal penelitian hingga skripsi ini selesai.
5. Dr. dr Bugis Mardina Lubis, M.Ked (Ped), Sp.A (K) selaku ketua penguji dan
dr.Putri Chairani Eyanoer MS.Epi., Ph.D selaku anggota penguji yang telah
memberikan ilmu, saran, dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dr. Irina Kemala Nasution M.Ked (Neu), Sp.S (K) selaku dosen penasehat
akademik penulis yang selalu memberikan saran dalam perkembangan
akademik penulis.
vii
7. Seluruh Sahabat dan kerabat terdekat penulis Karina Putri Kaban, Abang dr.
Muhammad Rifqi Mafazi, Nabila Raniya, Hanny Soraya, Fauzan Azmi Habibi,
Auzan Hakim, Azriya Azka, Yesindi Nakita, Dyvia Aurelia, Tasya May Shella,
Helwa Bashel, Hanan Bashel, Tri Fena Aurelia, Fahmi Ikram, Yasmin Hawari,
Dinda, Nicholas Junior Abang Ahmad Taufiq Al fansyuri Lubis, M. Fadli
Pahlevi, Indira Salsabila, Talitha Salsabila, Amira, Shania Aprillia, Natasya
Humaira, Daffa Satari yang telah memberikan semangat, motivasi dan
membantu penulis dalam penyelesaian skripsi.
8. Seluruh teman sejawat Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2019 yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang sudah terlibat dan membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian skripsi.
9. Seluruh Abang dan Kakak PPDS Departemen Ilmu Kesehatan Anak yang telah
terlibat dan membantu menyelesaikan penelitian skripsi ini.
10. Seluruh jajaran Dosen dan Staf Fakultas Kedokteran USU yang sudah
membumbing dan membantu dalam menyelesaikan penelitian.
11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang terlibat dan
membantu dalam penyusunan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
sehingga laporan penelitian ini dapat lebih baik dan sempurna. Semoga hasil penelitian
ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................. 4
1.3.1 Tujuan Umum........................................................ 4
1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................ 4
1.4.1 Bagi Peneliti .......................................................... 4
1.4.2 Bagi Bidang Penelitian .......................................... 5
1.4.3 Bagi Masyarakat .................................................... 5
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 2.7 Penyesuaian diet, insulin, dan pemantauan gula darah anak
DM Tipe-1 ........................................................................... 23
Tabel 5.4 Hubungan antara pekerjaan Ayah dengan kontrol glikemik anak
penderita DM Tipe-1.............................................................................. 46
Tabel 5.5 Hubungan antara pekerjaan Ibu dengan kontrol glikemik anak
penderita DM Tipe-1.............................................................................. 46
xii
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
BAB 1
PENDAHULUAN
hipoglikemia ringan-sedang yang berulang, dan stress yang dialami oleh anak dan
keluarga pasien (DiMeglio et al., 2018; Mayer et al., 2018; Weber et al., 2020).
Data dari unit kerja kelompok (UKK) Endokrinologi IDAI pada Oktober
2018 mendapatkan bahwa proporsi pasien yang tidak memeriksakan HbA1c secara
rutin masih tinggi, yaitu 32,3%. Di Indonesia, persentase pasien yang melakukan
pemantauan gula darah mandiri minimal 3 kali per hari juga relatif rendah, yaitu
sekitar 20%. Bukti-bukti menunjukkan bahwa komplikasi DM dapat dicegah
dengan kontrol glikemik yang baik, dan tentunya akan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan mencegah komplikasi (Pulungan et al., 2019).
Mengontrol faktor risiko adalah pilihan yang baik dalam mencegahnya
komplikasi. Beberapa faktor yang berperan untuk perkembangan kearah terjadinya
komplikasi termasuk lingkungan keluarga yaitu tingkat sosio-ekonomi, pendidikan
orang tua, pekerjaan, jarak rumah ke finansial kesehatan, jumlah anak dalam
keluarga, pola makan dan pola asuh keluarga dapat mempengaruhi kontrol glikemik
anak penderita DM tipe-1. Anak-anak dari latar belakang berpenghasilan dan status
sosio-ekonomi rendah jarang dalam melakukan kontrol metabolik glikemik ke
rumah sakit. (Kim et al., 2012).
Rumah sakit umum pusat (RSUP) H. Adam Malik merupakan rumah sakit
rujukan tertinggi di Provinsi Sumatera Utara. Kasus DM tipe-1 ditemukan di RSUP
H. Adam Malik sebagai kasus rujukan baik untuk kasus yang datang kontrol rutin,
kasus lama dengan komplikasi ataupun kasus yang baru. Pasien DM tipe-1 yang
datang terbanyak merupakan peserta jaminan asuransi pemerintah dari tingkat
sosio-ekonomi yang bervariasi. Mengingat pentingnya melakukan kontrol glikemik
untuk mengurangi risiko komplikasi kronis, maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan status ekonomi keluarga terhadap kontrol
glikemik pada anak DM tipe-1. Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan
sebagai data dan dasar untuk menyusun edukasi kepada pasien DM tipe-1 dan
keluarga agar tercapai kontrol glikemik yang baik sehingga dapat mencegah
terjadinya komplikasi akut ataupun kronis.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
banyak pasien anak yang tidak terdiagnosis dini dan tidak mendapat tatalaksana
yang adekuat (Pulungan et al., 2019).
2. Insiden
Diabetes melitus tipe-1 dapat terjadi pada semua usia namun paling
sering dijumpai pada anak dan remaja. Kejadian DM tipe-1 berkisar 5 - 10%
diantara orang dengan diabetes. Di Amerika Serikat, diperkirakan ada 1,24
juta orang dengan DM tipe-1, dan jumlah itu diperkirakan akan tumbuh
menjadi 5 juta pada tahun 2050 (Lucier et al., 2021). Antara tahun 2001-
2015 terjadi peningkatan insidensi DM tipe 1 sebanyak 1,9% setiap
tahunnya. Ditemukan sebanyak 13.302 kasus DM tipe 1 pada anak usia 0-
19 tahun, dengan insidensi tertinggi pada usia 10-14 tahun (Rogers et al.,
2017). Usia yang paling umum terjadi adalah antara usia 4 - 6 tahun dan
pada masa pubertas dini (10 - 14 tahun), dan kejadian pada perempuan dan
laki-laki hampir sama. Di seluruh dunia, ada variasi geografis yang cukup
besar, dimana insiden tertinggi berada di Finlandia dan negara-negara Eropa
Utara lainnya dengan tingkat sekitar 400 kali lebih besar daripada yang
terlihat di China dan Venezuela, yang merupakan daerah dengan insiden
terendah (Lucier et al., 2021).
Insiden DM tipe-1 pada anak di Indonesia tidak diketahui secara
pasti karena sulitnya pendataan secara nasional. Berdasarkan data Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada tahun 2018, tercatat 1220 anak
penyandang DM tipe-1 di Indonesia. Insiden DM tipe-1 pada anak dan
remaja meningkat sekitar tujuh kali lipat dari 3,88 menjadi 28,19 per 100
juta penduduk pada tahun 2000 dan 2010. Data tahun 2003-2009
menunjukkan pada kelompok usia 10-14 tahun, proporsi perempuan dengan
DM tipe 1 (60%) lebih tinggi dibandingkan laki-laki (28,6%). Pada tahun
2017, 71% anak dengan DM tipe-1 pertama kali terdiagnosis dengan
ketoasidosis diabetikum (KAD), meningkat dari tahun 2016 dan 2015, yaitu
63%. Diduga masih banyak pasien DM tipe-1 yang tidak terdiagnosis atau
salah diagnosis saat pertama kali berobat ke rumah sakit (Pulungan et al.,
2019).
9
3. Etiologi
Dalam proses terjadinya DM tipe-1, penghancuran sel beta pankreas
dalam waktu yang lama selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun
menyebabkan kekurangan insulin absolut. Meskipun etiologi DM tipe-1
belum diketahui secara pasti, tetapi proses autoimun yang terjadi diduga
mempunyai predisposisi faktor genetik, dan berhubungan kuat dengan alel
HLA (DR dan DQ) tertentu, terutama DRB103-DQB10201 dan DRB
10401-DQB10302H. Beberapa gen lain juga berkontribusi pada
heritabilitas. Risiko terjadinya DM tipe-1 pada seorang anak tanpa riwayat
keluarga sekitar 0,4%, sedangkan keturunan ibu yang terkena dampak
adalah 1 - 4%, keturunan ayah yang terkena dampak adalah 3 - 8%, dan
keturunan kedua orang tua yang terkena dampak sebesar 30%. Pada kembar
monozigot, risiko terjadinya DM tipe-1 dalam sepuluh tahun pertama
diagnosis kembar pertama adalah 30%, dan risiko seumur hidup sekitar 65%
(Lucier et al., 2021).
Jika ditemukan adanya autoantibodi pankreas beredar dalam tubuh
menunjukkan bahwa seseorang berisiko mendapatkan DM tipe-1. Antibodi
tesebut yaitu islet cell cytoplasmic antibodies (ICA), insulin antibodies
(IAA), glutamic acid decarboxylase (GAD65), insulinoma-associated 2,
dan protein tyrosine phosphatase antibodies (IA-2) dan zinc transporter8
(ZnT8). Semakin besar jumlah antibodi dan semakin tinggi titer terdeteksi
maka semakin besar risiko terjadinya DM tipe-1 (Redondo et l, 2018; Lucier
et al., 2021).
Selain itu, kerusakan sel beta pankreas bisa disebabkan oleh paparan
infeksi virus, komponen makanan, toksin atau faktor lingkungan lainnya.
Beberapa penelitian telah menemukan peningkatan perkembangan kejadian
DM tipe-1 pada anak yang lahir dari ibu yang menderita Coxsackievirus
atau human Enterovirus lain selama kehamilan (Yue et al., 2018).
Sindrom rubella kongenital juga diketahui dapat mencetuskan DM
tipe-1. Faktor makanan dan racun di lingkungan juga diduga turut berperan
serta sebagai pemicu yang potensial. Konsumsi susu sapi, konsumsi sereal
10
4. Klasifikasi
International Society of Pediatric and Adolecene Diabetes (ISPAD)
dan WHO merekomendasikan klasifikasi DM berdasarkan etiologi yang
dapat dilihat pada tabel 2.1 (Mayer-Davis et al., 2018).
5. Patogenesis
Banyak faktor yang berkontribusi dalam patogenesis DM tipe-1, di
antaranya faktor genetik, epigenetik, lingkungan, dan imunologis Namun,
peran spesifik masing-masing faktor terhadap patogenesis DM tipe-1 masih
belum diketahui secara jelas. Diabetes melitus tipe-1 terjadi akibat destruksi
sel beta pankreas akibat proses autoimun, walaupun pada sebagian kecil
pasien tidak didapatkan bukti autoimunitas atau idiopatik. Umumnya, gejala
11
diuresis osmotik, yang disebabkan oleh hiperglikemia. Pada anak yang lebih
muda sering terjadi dengan enuresis nokturnal. Polidipsia terkait dengan
hiperosmolalitas dan dehidrasi yang disebabkan peningkatan buang air
kecil. Penglihatan kabur dapat disebabkan kadar glukosa darah yang tinggi
sehingga terjadi pembengkakan osmotik lensa. Penurunan berat badan
merupakan tanda yang paling umum, yang terjadi karena adanya
peningkatan produksi lipolisis dan keton dan meyebabkan kerusakan otot
dan lemak. Hal ini menyebabkan pengecilan otot, polifagia, kelelahan, dan
kelemahan. Gangguan elektrolit juga bisa terjadi. Jika gejala-gejala ini tidak
dikenali, anak akan mengalami DKA yang membutuhkan perawatan lebih
lanjut di rumah sakit (Lucier et al., 2021).
6. Kriteria Diagnosis
Penegakan diagnosis pada DM tipe-1 yaitu dengan ditemukannya
gejala poliuria dan nokturia, polifagia, polidipsia dan penurunan berat badan.
Selain itu, pasien juga dapat mengeluhkan adanya rasa kesemutan, lemas, luka
yang sukar sembuh, pandangan kabur dan gangguan perilaku. Kriteria untuk
penegakan diagnosis DM yaitu dengan ditemukannya kondisi hiperglikemi
pada pemeriksaan laboratorium. Kriteria diagnosis DM ditampilkan pada tabel
2.2 (Yati et al., 2017; Mayer-Davis et al., 2018).
* poliuria, polidipsia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
† Hasil harus dikonfirmasi dengan pengujian ulang jika tidak ada hiperglikemia
yang jelas.
TTGO: tes toleransi glukosa oral.
13
7. Komplikasi
Komplikasi DM Tipe-1 mencakup komplikasi akut dan kronik. Pada
anak, komplikasi kronik jarang menimbulkan manifestasi klinis signifikan
saat masih dalam pengawasan dokter anak. Sebaliknya, anak berisiko
mengalami komplikasi akut setiap hari. Komplikasi akut yang tersering
pada anak dan remaja adalah ketoasidosis diabetikum (KAD) dan
14
insulin, makanan yang dikonsumsi dan olahraga yang baru saja dilakukan
(Rustama et al., 2018). Anak usia muda memiliki risiko tinggi hipoglikemia
karena tidak mampu mengomunikasikan keluhan. Gejala hipoglikemia
diakibatkan oleh aktivasi adrenergik (berdebar, gemetar, keringat dingin)
dan neuroglikopenia (nyeri kepala, mengantuk, sulit konsentrasi). Pada anak
usia muda, gejala dapat berupa perubahan perilaku seperti iritabilitas,
agitasi, tantrum, atau kurang aktif (Abraham et al., 2018)
Selain pemantauan komplikasi akut, perlu juga dilakukan skrining
komplikasi kronik yang dapat dibedakan menjadi komplikasi mikrovaskular
dan makrovaskular. Komplikasi mikrovaskular mencakup nefropati,
retinopati, dan neuropati. Komplikasi yang mengenai pembuluh darah besar
adalah penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular, dan penyakit
pembuluh darah perifer (klaudikasio, infeksi/ gangrene, amputasi (Donague
et al., 2018). Rekomendasi skrining tertera pada tabel 2.3 (Danne et al.,
2018)
Usia mulai
Metode skrining Faktor risiko
skrining
Nefropati 11 tahun Rasio Hiperglikemia,
Durasi diabetes albumin/kreatinin tekanan darah tinggi,
2-5 tahun urin dislipidemia, merokok
Retinopati 11 tahun Foto fundus atau Hiperglikemia,
Durasi diabetes oftalmoskop tekanan darah tinggi,
2-5 tahun dengan dislipidemia, IMT
midriatikum tinggi
Neuropati 11 tahun Anamnesis, Hiperglikemia,
Durasi diabetes pemeriksaan fisis, tekanan darah tinggi,
2-5 tahun pemeriksaan usia, durasi diabetes,
laboratorium genetik
Penyakit 11 tahun Profil lipid setiap 2 Hiperglikemia,
makrovasku Durasi diabetes tahun, tekanan tekanan darah tinggi,
lar 2-5 tahun darah setiap tahun dislipidemia, IMT
tinggi, merokok
Sumber: ISPAD. Danne et al., 2018.
16
8. Prognosis
Penyakit DM tipe-1 dikaitkan dengan morbiditas dan mortalitas
yang tinggi. Hampir 50% pasien akan mengalami komplikasi serius selama
masa hidup. Sebelum insulin ditemukan, anak penderita DM tipe-1
meninggal sesudah 2 tahun. Tetapi kehidapan diperpanjang dengan
pengobatan insulin walaupun komplikasi akan timbul sesudah 10-20 tahun.
Komplikasi jangka panjang DM tipe-1 meliputi retinopati, nepropati,
neuropati, dan penyakit makrovaskular. Bukti adanya kerusakan yang
disebabkan oleh hiperglikemik jarang pada pasien yang memiliki penyakit
<5-10 tahun. Beberapa derajat diabetik retinopati akhirnya terjadi hampir
pada semua pasien DM tipe-1 dan menyebabkan kebutaan. Neuropati terjadi
pada 30-40% pasien paskapubertas dengan DM tipe-1 dan menyebabkan
defisit sensorik, motorik, dan anatomi. Mempertahankan kadar gula darah
normal seumur hidup dikaitkan dengan kecemasan dan depresi berat.
Banyak penderita DM tipe-1 mempunyai kualitas hidup yang buruk (Skyler
et al., 2017).
Awitan
Puncak Durasi
Jenis insulin kerja Waktu pemberian
kerja (jam) kerja (jam)
(jam)
Kerja cepat (aspart, 0,15- 1-3 3-5 15 menit-20 menit
glulisin, lispro) 0,35 sebelum makan,
kecuali pada anak bayi
atau balita yang sulit
makan diberikan
setelah makan
Kerja pendek 0,5-1 2-4 5-8 30 menit sebelum
(reguler/soluble) makan
Kerja menengah 30 menit sebelum
NPH 2-4 4-12 12-24 makan
Kerja panjang 30 menit sebelum
Ultralente 4-8 12-24 20-30 makan
Basal analog Diberikan 1-2 kali per
Glargine 2-4 8-12 22-24 hari
Detemir 1-2 4-7 20-24
Campuran 30 menit sebelum
Cepat-menengah 0,5 1-12 16-24 makan
Pendek-menengah 0,5 1-12 16-24
19
yang dirasakan oleh pasien dari pemantauan glukosa kontiniu, diikuti oleh
berkurangnya kecemasan yang berhubungan dengan hipoglikemi,
kemudahan tata laksana, dan perbaikan kontrol diabetes (Cameroglu et al.,
2010). Pemeriksaan keton darah dan urin dilakukan pada saat kondisi
hiperglikemia tidak terkontrol, kondisi sakit, dan terdapat tanda-tanda KAD.
Pemeriksaan keton darah lebih dapat dipercaya dalam penanganan dan
diagnosis KAD. Studi di Indonesia menunjukkan bahwa pemeriksaan keton
darah β-hidroksibutirat memiliki korelasi yang lebih baik terhadap pH dan
kadar bikarbonat dibandingkan dengan pemeriksaan keton urin (Pulungan
et al., 2018). Target kontrol glikemik dapat dilihat pada tabel 2.6.
Tabel 2.6 Target kontrol glikemik menurut International Diabetes
Federation (IDF) dan International Society for Pediatric and Adolescent
Diabetes (ISPAD)
Ideal
Optimal Suboptimal Resiko tinggi
Derajat kontrol (non diabetik)
(mg/dL) (mg/dL) (mg/dL)
(mg/dL)
GD sebelum makan 65-100 90-145 >145 >162
GD setelah makan 80-126 90-180 180-250 >250
GD sebelum tidur 80-100 120-180 <120 or <200 < 80 or >200
GD malam 65-100 80-162 < 75 or > 162 70 or > 200
Sumber: Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 1. GD: gula darah
3. Nutrisi
Pengaturan makan pada DM tipe 1 bertujuan untuk mencapai
kontrol metabolik yang baik tanpa mengabaikan kalori yang dibutuhkan
untuk metabolisme basal, pertumbuhan, pubertas maupun aktivitas sehari-
hari. Prinsip dari terapi nutrisi adalah makan sehat. Pasien disarankan untuk
mengonsumsi buah, sayur, produk susu, gandum utuh, dan daging rendah
lemak dengan jumlah sesuai usia dan kebutuhan energi. Kebutuhan kalori
per hari dapat dihitung berdasarkan berat badan ideal dan dan kecukupan
kalori yang dianjurkan (Yati et al., 2017).
Sebagai panduan, distribusi makronutrien adalah karbohidrat 45-
50% energi, lemak <35% energi, dan protein 15-20% energi. Pasien dan
keluarga harus diajarkan untuk menyesuaikan dosis insulin berdasarkan
konsumsi karbohidrat sehingga anak lebih fleksibel dalam konsumsi
karbohidrat. Cara ini diketahui meningkatkan kontrol glikemik dan kualitas
hidup (Smart et al., 2018). Satu studi di Turki melaporkan bahwa hitung
karbohidrat dan koreksi insulin berhubungan signifikan dengan kadar
HbA1c yang lebih rendah (Hatun et al., 2016).
Salah satu kunci keberhasilan pengaturan makanan ialah asupan
makanan dan pola makan yang sama sebelum maupun sesudah diagnosis,
serta makanan yang tidak berbeda dengan teman sebaya atau dengan
makanan keluarga. Pengaturan makan yang optimal terdiri dari 3 kali makan
utama dan 3 kali pemberian kudapan. Keberhasilan kontrol metabolik
tergantung kepada frekuensi makan dan regimen insulin yang digunakan
22
4. Aktivitas fisik
Memastripan kecukupan aktivitas fisik penting karena anak DM
tipe-1 kurang aktif dibandingkan teman sebaya tanpa DM. Suatu studi
menemukan bahwa remaja dengan DM tipe-1 yang memenuhi rekomendasi
aktivitas fisik (60 menit/hari minimal 5 hari/minggu) memiliki kualitas
hidup yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak (Mozillo et al.,
2017). Aktivitas fisik penting untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan
menurunkan kebutuhan insulin. Selain itu, aktivitas fisik dapat
meningkatkan kepercayaan diri anak, mempertahankan berat badan ideal,
meningkatkan kapasitas kerja jantung, meminimalisasi komplikasi jangka
panjang, dan meningkatkan metabolisme tubuh (Yati et al., 2017).
Rekomendasi aktivitas fisik pada anak dengan DM tipe-1 sama dengan
populasi umum, yaitu aktivitas ≥60 menit setiap hari yang mencakup
aktivitas aerobik, menguatkan otot, dan menguatkan tulang. Aktivitas
aerobik sebaiknya tersering dilakukan, sementara aktvitas untuk
menguatkan otot dan tulang dilakukan paling tidak 3 kali per minggu.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh anak DM tipe-1 jika akan
berolahraga tertera pada Tabel 5. Beberapa kondisi yang harus diperhatikan
sebelum aktivitas fisik adalah:
a. Peningkatan keton, kadar keton darah ≥1,5 mmol/L atau urin 2+
merupakan kontraindikasi aktivitas fisik
b. Riwayat hipoglikemia
c. Pemantauan gula darah, anak sebaiknya mengukur gula darah sebelum,
saat, dan setelah aktivitas fisik
d. Ketersediaan karbohidrat jika terjadi hipoglikemia
e. Keamanan dan komunikasi, sebagai contoh anak sebaiknya
menggunakan identitas diabetes (Adolfsson et al., 2018). Asupan cairan
23
juga perlu ditingkatkan sebelum, setelah, dan saat olahraga (Yati et al.,
2017; Smart et al., 2018)
Tabel 2.7 Penyesuaian diet, insulin, dan pemantauan gula darah anak DM
Tipe-1
Selama
Sebelum aktivitas fisik Setelah aktivitas fisik
aktivitas fisik
1. Menentukan jenis, waktu, Memeriksa Memeriksa glukosa darah
dan intensitas olahraga. glukosa darah terutama sepanjang malam
2. Konsumsi karbohidrat 1- setiap 30 menit
3 jam sebelum olahraga Mempertimbangkan
3. Memeriksa glukosa darah Konsumsi menurunkan dosis insulin basal
minimal 2 kali sebelum cairan 250 mL
olahraga setiap 20-30 Meningkatkan konsumsi
a. <90 mg/dL, konsumsi menit karbohidrat indeks glikemik
karbohidrat ekstra rendah 1-2 jam setelah olahraga
b. >250 mg/dL dan keton Konsumsi untuk menghindari
urin/darah (+) tunda karbohidrat hipoglikemia awitan lambat.
olahraga setiap 20- 30
4. Pada olahraga aerobik, menit jika perlu Konsumsi cairan segera setelah
perlu diperkirakan energi olahraga dan 1-2 jam setelah
yang keluar untuk olahraga bersama makan
menyesuaikan konsumsi
karbohidrat dan dosis
insulin
5. Pada olahraga anaerobik,
saat cuaca panas, atau
kompetisi dosis insulin
sebaiknya naik
6. Konsumsi cairan 250 mL
20 menit sebelum
olahraga
5. Edukasi
Edukasi memiliki peran penting dalam penangan DM tipe-1 karena
didapatkan bukti kuat berpengaruh baik pada kontrol glikemik dan keluaran
psikososial. Edukasi dilakukan oleh tim multidisiplin yang terdiri atas
24
paling tidak dokter anak endokrinologi atau dokter umum terlatih, perawat
atau edukator DM, dan ahli nutrisi. Edukasi tahap pertama dilakukan saat
pasien pertama terdiagnosis atau selama perawatan di rumah sakit yang
meliputi pengetahuan dasar mengenai DM tipe-1, pengaturan makan,
insulin (jenis, dosis, cara penyuntikan, penyimpanan, dan efek samping),
serta pertolongan pertama kedaruratan DM tipe-1 (hipoglikemia, pemberian
insulin saat sakit), sementara tahap kedua dilakukan saat berkonsultasi di
poliklinik (Yati et al., 2017; Phelan et al.a, 2018). Apabila pasien tidak dapat
melakukan kunjungan ke poliklinik rawat jalan, kontak tetap harus
dilakukan dengan berbagai teknologi yang ada seperti pesan teks (SMS),
telepon atau email (Tridjaja et al., 2015).
Keberhasilan penatalaksanaan bergantung pada pengetahuan dan
kemauan pasien dan keluarganya untuk menjalani pola hidup sehat. Dalam
penelitian oleh Pulgaron, dkk, kepercayaan diri orang tua dalam menangani
diabetes berhubungan signifikan dengan kadar HbA1c anak (Pulgaron et al.,
2014). Edukasi pada masyarakat dan tenaga kesehatan juga tak kalah
penting dalam penatalaksanaan diabetes. Studi melaporkan bahwa program
pencegahan KAD pada anak dengan diabetes melalui penyebaran poster
bermanfaat dalam menurunkan angka KAD. (Vanelli et al., 2007).
Tujuan edukasi adalah: (Tridjaja et al., 2015)
a. Pemahaman tentang penyakit dan komplikasinya.
b. Memotivasi pasien dan keluarganya untuk patuh dengan pengobatan.
c. Mengembangkan sikap positif terhadap penyakit yang tercermin dalam
pola hidup.
d. Mencapai kendali metabolisme yang baik sehingga terhindar dari
komplikasi.
e. Mengembangkan kemampuan membuat keputusan yang tepat dan logis
dalam pengelolaan DM tipe 1.
f. Motivasi pasien bahwa DM tipe 1 bukan merupakan penghalang untuk
mencapai tujuan masa depan.
25
1. Jarak Dekat = ≤ 5 Km
2. Jarak Sedang = 5-10 Km
3. Jarak Jauh = ≥ 10 Km
28
8. Asuransi Kesehatan
Asuransi atau di kenal dengan istilah “jaminan” atau “tanggungan”.
Dalam konteks asuransi kesehatan, pengertian asuransi adalah memastripan
sesorang yang menderita sakit akan mendapatkan pelayanan yang
dibutuhkannya tanpa harus mempertimbangkan keadaan ekonominya. Namun
di indonesia pemahaman tentang asuransi kesehatan sosial masih sangat rendah
karena sejak lama masyarakat hanya mendapatkan informasi yang bias tentang
asuransi kesehatan yang didominasi dari Amerika yang di dominasi oleh
29
Akut:
Hipoglikemia dan
Ketoasidosis
diabetik (KAD)
BAB 3
KERANGKA KONSEP, VARIABEL PENELITIAN, DEFINISI
OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
Status sosio-
ekonomi keluarga Kontrol glikemik
anak DM tipe-1 anak DM tipe-1
Usia anak
Jenis kelamin
Lama diagnosa DM tipe-1
Frekuensi pemeriksaan KGD
Variabel Perancu
Skala
Variabel Definisi Hasil ukur
Pengukuran
Kontrol Kontrol glikemik dinilai oleh 1= Tidak baik; Nominal
glikemik hemoglobin terglikasi 2= Baik
(HbA1c), yang mewakili
glikemik rata-rata dalam tiga
bulan terakhir, diambil dari
rekam medik pasien. Nilai
target untuk HbA1c ≤ 7%
direkomendasikan sebagai
target kontrol metabolik yang
baik.
Usia orang Usia orang tua yang dihitung 1= < 25 tahun Ordinal
tua dalam tahun pada saat 2= 25-40 tahun
penelitian berlangsung. 3= 41-50tahun
4= >50 tahun
,Guru (honorer),
Wiraswasta
4=PNS,Dokter,
Polisi,Ahli
hukum,
Wirausaha
1= Punya Nominal
BPJS Pasien memiliki kartu BPJS 2= Tidak Punya
3.4. Hipotesis
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.3.2. Sampel
Sampel penelitian merupakan populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
1. Kriteria inklusi:
a. Anak yang telah didiagnosis sebagai penderita DM tipe-1.
b. Orang tua anak DM tipe-1 yang bersedia menjadi responden penelitian.
c. Anak yang mempunyai data pemantauan gula darah harian dan data
HbA1c yang lengkap
36
2. Kriteria eksklusi:
a. Anak DM tipe-1 yang tidak mempunyai data HBA1c dalam 3 bulan
terakhir.
b. Orang tua yang tidak mau menjawab kuesioner dengan lengkap.
c. Anak yang tidak memiliki pemantauan gula darah harian
(𝑍𝛼)2 𝑃𝑄
𝑛=
𝑑2
Keterangan:
n = besar sampel
Zα = tingkat kemaknaan (1,96)
P = proporsi yang sudah diketahui nilainya dari kepustakaan
(6%)
Q = (1-P)
d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki (10%)
Dari rumus di atas, perhitungan besar sampel penelitian ini adalah:
(1,96)2 (0,06)(0,94)
𝑛=
(0,1)2
= 21,8 dibulatkan menjadi 22 orang
Peneliti datang ke
lokasi penelitian
Peneliti menjelaskan
prosedur penelitian dan
kesediaan subjek
Subjek bersedia
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyelesaian proposal penelitian √ √ √ √
2 Ujian seminar proposal penelitian √ √
3 Revisi proposal √
4 Pengurusan Ethical Clearance ke √
komisi Etik Penelitian Kesehatan
USU dan RSUP H. Adam Malik
5 Pengambilan data ke lapangan √
6 Entri, analisis, dan interpretasi data √
hasil penelitian
7 Persiapan penulisan laporan hasil √
8 Ujian skripsi √
9 Penyiapan manuskrip √
10 Pengiriman manuskrip ke jurnal √
11 Menyerahkan skripsi yang telah √
ditandatangani dosen pembimbing
dan dosen penguji
12 Pendaftaran wisuda √
40
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada tabel 5.1 menunjukkan responden terbanyak berada pada rentang usia
41-50 tahun (68,2%). Pekerjaan Ayah terbanyak pada level 1 (buruh, petani, supir,
ART, satpam) dan level 2 (karyawan swasta, pedagang, guru honorer, wiraswasta)
walaupun ada juga yang tidak bekerja 1 orang (4,5%) pada saat penelitian ini
berlangsung. Sementara status pekerjaan ibu kebanyakan tidak bekerja (77,3%).
43
Kontrol glikemik
Pekerjaan Ayah Baik Tidak baik Total p
n (%) n (%) n (%)
Tidak bekerja 0 1 (5,9) 1 (4,5)
Level 1 1(20) 9 (52,9) 10 (45,5)
Level 2 3 (60) 7 (35,3) 9 (40,9) 0,451
Level 3 1 (20) 1 (5,9) 2 (9,1)
Total 5 (100) 17(100) 22 (100)
Pada tabel 5.4 hasil uji statistik Chi-Square, menunjukkan tidak ada
hubungan yang berrmakna (p=0,451) antara pekerjaan ayah dengan kontrol
glikemik anak DM Tipe-1.
Tabel 5.5 Hubungan antara pekerjaan Ibu dengan kontrol glikemik anak
penderita DM Tipe-1
Kontrol glikemik
Pekerjaan Ibu Baik Tidak baik Total p
n (%) n (%) n (%)
Tidak bekerja 5 (100) 12 (70,6) 17 (77,3) 0,386
Level 1 0 3 (17,6) 3 (13,6)
Level 2 0 2 (11,8) 2 (9,1)
Level 3 0 0 0
Total 5 (100) 17 (100) 22 (100)
Pada tabel 5.5 hasil uji statistik Chi-Square, menunjukkan tidak adanya
hubungan yang berrmakna (p=0,386) antara pekerjaan ibu dengan kontrol glikemik
anak DM Tipe-1.
47
Pada tabel 5.6 hasil uji statistik Chi-Square, menunjukkan tidak ada
hubungan yang berrmakna (p=0,323) antara penghasilan keluarga dengan kontrol
glikemik anak DM Tipe-1.
Pada tabel 5.7 hasil uji statistik Chi-Square, menunjukkan tidak ada
hubungan yang berrmakna (p=0,297) antara jarak rumah ke fasyankes dengan
kontrol glikemik anak DM Tipe-1.
5.2. PEMBAHASAN
5.2.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1, usia responden yang menjawab
wawancara rentang usia 41-50 tahun dan responden terbanyak adalah ibu (77,3%).
48
Penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Zilinskiene dkk yang
mendapatkan rerata usia orang tua yaitu 37,8 tahun sebagai responden pada
penelitian manajemen Diabetes Tipe-1 (Zilinskiene et al., 2021). Kemungkinan hal
ini disebabkan usia anak penderita DM tipe-1 pada penelitian ini lebih banyak usia
>10 tahun (91%) dan orang tua sudah berusia rentang 41-50 tahun.
Ibu merupakan orang yang paling sering mengantar anaknya ke RS untuk
kontrol pengobatan dibandingkan ayah. Hal tersebut disebabkan karena sebagian
besar responden ibu merupakan ibu rumah tangga dan tidak bekerja diluar rumah.
Ada 3 responden merupakan wali yaitu nenek dan makcik (adik ibu) karena kedua
orang tua anak bekerja. Penelitian ini sejalan dengan studi di Brazilia yang
mendapatkan bahwa ibu merupakan responden terbanyak, yaitu 76,4% pada
penelitian kontrol glikemik anak DM Tipe-1 (Andrade et al., 2018). Peran ibu
sangat diperlukan dalam mempertahankan kontrol glikemik yang baik pada anak.
Ibu bertanggung jawab untuk menjaga kebiasaan makan, aktivitas fisik,
pengendalian kadar glukosa darah, pendampingan perawatan kesehatan, serta
pemberian dukungan emosional kepada anak (Cruz et al., 2017).
Pada penelitian ini dijumpai pekerjaan ayah terbanyak ada di level 1 dan 2
bahkan ada yang tidak bekerja (total 90,9%), dan sebagian besar ibu tidak bekerja
(77,3%). Keterangan ini juga sesuai dengan besaran penghasilan keluarga yang lebih
banyak dibawah UMR. Data dari Dinas Ketenaga Kerjaan dan Transmigrasi
Provinsi Sumatera Utara melaporkan Upah Minimum Regional (UMR) Kota Medan
tahun 2022 berada di Rp3.370.645,08 (BPS).
Status sosio-ekonomi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Semakin tinggi
tingkat pendidikan semakin besar peluangnya untuk mendapatkan penghasilan yang
cukup sehingga mempunyai kesempatan untuk hidup dalam lingkungan yang baik
dan sehat. Pada penelitian ini dijumpai pendidikan orang tua terbanyak adalah
setingkat SMA. Tingkat pendidikan ibu mempengaruhi derajat kesehatan (Waruwu
et al., 2020). Tingkat pendidikan berpengaruh pada faktor sosio-ekonomi lainnya
seperti pendapatan, pekerjaan, kebiasaan makan, dan tempat tinggal. Orang tua
dengan pendidikan rendah kebanyaan kurang dalam mencari informasi tentang
penyakit anak, dalam kasus ini adalah anak DM Tipe-1. Informasi yang kurang
49
Pembelian alat pemeriksaan strip gula darah merupakan kendala yang cukup
besar disebabkan harga yang mahal, responden mengatakan harga >Rp 200.000,-
per kotak dengan penggunakan lebih kurang 2 minggu. Rerata harga yang
dikeluarkan per bulan untuk strip gula darah mencapai Rp 350.000,- per bulan.
Banyak responden mengatakan tidak sanggup membeli per kotak sehingga membeli
secara eceran dengan harga @ Rp 4000,- per strip. Alasan ini menjadi halangan
mengapa pasien tidak memeriksa gula darah sebanyak 7 kali per hari jika tidak
sedang sakit, oleh karena menghemat penggunaan strip. Frekuensi pemeriksaan
kadar gula darah terbanyak 3-4 kali perhari (68,2%), tetapi ada yang hanya 1-2 kali
perhari (27,3%). Pasien melakukan pemeriksaan KGD di antara waktu makan,
olahraga dan tidur.
Dari hasil penelitian ini dijumpai sebagian besar anak pertama kali
terdiagnosa DM Tipe-1 pada kelompok usia remaja awal dan masa pubertas yaitu
10-14 tahun (68,2%). Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lucier dkk (2021) dimana dijumpai terbanyak pada anak usia 10-14 tahun dan
kejadian pada laki-laki dan perempuan hampir sama. Hasil ini didukung oleh
penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ditemukan 13.302 kasus DM tipe-
1 pada anak usia 0-19 tahun, dengan insidensi tertinggi pada usia 10-14 tahun
(Rogers et al., 2017).
dengan kontrol glikemik yang tidak baik. Salah satu alasan disebabkan ibu bekerja
penuh waktu untuk memenuhi penghasilan keluarga. Seorang ibu mengatakan
bahwa anaknya pergi memeriksakan diri ke RS sendiri karena ibu tidak punya
waktu mengantar anaknya.
Penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara
penghasilan keluarga dengan kontrol glikemik anak DM Tipe-1. Walaupun
demikian terlihat bahwa nilai kontrol glikemik yang tidak baik terdapat pada
keluarga dengan penghasilan dibawah UMR (64,7%). Menurut pendapat Kim dkk,
faktor keluarga dan masalah ekonomi dapat mempengaruhi kontrol glikemik pada
anak penderita DM tipe-1 (Kim et al., 2012). Sesuai dengan satu studi di Brazilia
yang melibatkan anak penderita DM Tipe-1 mendapatkan adanya hubungan negatip
antara kondisi sosio-ekonomi dengan kontrol glikemik kadar HbA1c. Makin rendah
tingkat sosio-ekonomi maka makin tinggi angka kadar HbA1c. Diantara peserta
studi, sebanyak 73,5% anak mempunyai nilai status ekonomi yang rendah, 78%
mengalami peningkatan kadar HbA1c, dan 55,6% memiliki kontrol glikemik yang
baik (Andrade et al., 2018).
Penelitian Hassan dkk melaporkan bahwa kelompok status sosial ekonomi
yang rendah memiliki kontrol glikemik yang lebih buruk karena tidak tersedianya
tatalaksana DM Tipe-1 yang memadai, seperti insulin, jarum, strip gula darah dan
alat cek gula darah. Sebagian besar masyarakat tersebut tergolong dalam ekonomi
rendah sehingga peran pemerintah dalam tatalaksana DM Tipe-1 sangat diharapkan
(Hassan et al., 2006).
Pada penelitian ini penghasilan keluarga dibawah UMR sebanyak 59,1%
menunjukkan bahwa keluarga berasal dari tingkat ekonomi rendah. Pengeluaran
yang dibutuhkan untuk membeli alat pemeriksaan gula darah secara mandiri cukup
mahal dibandingkan penghasilan keluarga. Menurut penelitian Castro dkk,
pengeluaran tersebut secara langsung mempengaruhi keluarga yang berpenghasilan
rendah, yang kondisi ekonomi keluarga, psikologis keluarga dan secara tidak
langsung mempengaruhi anak penderita DM Tipe-1 tersebut (Castro et al., 2006).
Rechenberg dkk dalam studinya menemukan bahwa anak penderita DM Tipe-1 dari
keluarga yang berpenghasilan tinggi cenderung memiliki kadar HbA1c yang jauh
52
lebih rendah daripada anak yang berasal dari keluarga berpenghasilan sedang dan
rendah (Rechenberg et al., 2016).
Pada penelitian ini tidak ada hubungan yang berrmakna antara jarak rumah
ke fasyankes dengan kontrol glikemik anak DM Tipe-1. Kontrol glikemik yang
tidak baik lebih banyak dijumpai pada anak DM Tipe-1 yang mempunyai jarak
rumah ke fasyankes >10 km (64,7%). Hal ini dapat dijelaskan bahwa biaya dan
waktu yang dibutuhkan untuk ke fasyankes lebih banyak sehingga hal ini
mempengaruhi tatalaksana DM Tipe-1 pada keluarga dengan tingkat ekonomi yang
rendah. Meskipun demikian, temuan menarik bahwa anak dengan jarak rumah yang
dekat ke fasyankes (1-5 km) juga memiliki kontrol glikemik yang tidak baik.
Dari penelitian ini terlihat bahwa nilai kontrol glikemik anak DM Tipe-1
banyak yang tidak baik dan tingkat sosio-ekonomi keluarga tidak memberikan
perbedaan bermakna terhadap nilai kontrol glikemik tersebut. Hal ini sejalan
dengan penelitian Andrade dkk yang menemukan bahwa tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara status sosio-ekonomi rendah terhadap nilai kontrol glikemik
yang tidak baik. Menariknya status sosio-ekonomi bukan prediktor yang signifikan
terhadap nilai HbA1c. Namun terdapat pada penelitian ini keluarga yang berasal
dari status sosio-ekonomi rendah kesulitan membeli alat pendukung terapi anak
penderita DM Tipe-1 hal ini sejalan dengan penelitian Jose dkk yang menemukan
hasil yang serupa, dan menemukan anak-anak yang berasal dari ekonomi rendah
kesulitan dalam mempertahankan nilai kontrol glikemik yang baik. Faktor lain
seperti kebiasaan makan, aktivitas fisik, pengendalian kadar glukosa darah,
pendampingan perawatan kesehatan, serta pemberian dukungan emosional kepada
anak mempengaruhi baik buruknya kontrol glikemik (Cruz et al., 2017).
Kontrol glikemik berhubungan erat dengan tumbuh kembang dan kualitas
hidup anak (Stahl-Pehe et al., 2017). Temuan ini sejalan dengan studi James dkk
yang melaporkan kontrol glikemik suboptimal yang luas pada remaja di Australia
dan Selandia Baru. Hasil penelitian ini dan temuan tersebut memberikan
rekomendasi pentingnya peranan tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi dan
dukungan kepada keluarga agar selalu memperhatikan kontrol glikemik anaknya
(James et al., 2020).
53
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dari data
yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status sosio-ekonomi
keluarga terhadap nilai kontrol glikemik anak penderita DM tipe-1.
2. Usia awitan anak terdiagnosa DM Tipe-1 paling banyak pada umur 10-14
tahun.
3. Nilai kontrol glikemik tidak baik pada sebagian besar anak penderita DM
tipe-1 dengan frekuensi terbanyak pemeriksaan KGD 3-4 kali per hari.
6.2 Saran
Berdasarkan seluruh proses dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Lokasi Penelitian.
Diharapkan RSUP H. Adam Malik dapat membuat perencanaan
ketersediaan insulin yang mencukupi pada anak penderita DM-Tipe1 yang
datang untuk kontrol rutin.
2. Bagi Pemerintah.
Diharapkan pemerintah melalui asuransi BPJS dapat menanggung
pembelian alat dan bahan penunjang pemeriksaan kontrol glikemik
penderita DM Tipe-1.
3. Bagi Bidang Penelitian.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dilanjutkan penelitian berikutnya
untuk menganalisis hubungan faktor lain yang dapat mempengaruhi kontrol
glikemik anak penderita DM Tipe-1.
54
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, M., Jones, T., Naranjo, D., Karges, B., Oduwole, A., Tauschmann, M.
and Maahs, D., 2018. ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines 2018:
Assessment and management of hypoglycemia in children and adolescents
with diabetes. Pediatric Diabetes, 19, pp.178-192.
Adolfsson, P., Riddell, M., Taplin, C., Davis, E., Fournier, P., Annan, F.,
Scaramuzza, A., Hasnani, D. and Hofer, S., 2018. ISPAD Clinical Practice
Consensus Guidelines 2018: Exercise in children and adolescents with
diabetes. Pediatric Diabetes, 19, pp.205-226.
Castro, A.R., Graziano, K.U., Grossi, A.S., 2006. Altera ç ões nos locais de
aplica ̧cão de insulina e nas seringas reutilizadas pelos pacientes diabéticos.
Rev Gauch Enferm. 27:27-34
Cemeroglu, A., Stone, R., Kleis, L., Racine, M., Postellon, D. and Wood, M., 2009.
Use of a real-time continuous glucose monitoring system in children and
young adults on insulin pump therapy: patients' and caregivers' perception
of benefit. Pediatric Diabetes, 11(3), pp.182-187.
Chiang, J., Maahs, D., Garvey, K., Hood, K., Laffel, L., Weinzimer, S., Wolfsdorf,
J. and Schatz, D., 2018. Type 1 Diabetes in Children and Adolescents: A
Position Statement by the American Diabetes Association. Diabetes Care,
41(9), pp.2026-2044.
Cho, M., Kim, M., Kim, C., Kim, E., Kim, J., Kim, E. and Lee, D., 2014. Fasting
serum C-peptide is useful for initial classification of diabetes mellitus in
children and adolescents. Annals of Pediatric Endocrinology &
Metabolism, 19(2), p.80.
Cruz, D.S., Collet, N., Andrade, E.M., Nóbrega, V.M., Nóbrega, M.M., 2017.
Mothers of experiences in diabetic child. Esc Anna Nery, 21:e20170002.
Danne, T., Phillip, M., Buckingham, B., Jarosz-Chobot, P., Saboo, B., Urakami, T.,
Battelino, T., Hanas, R. and Codner, E., 2018. ISPAD Clinical Practice
55
Hatun, Ş., Demirbilek, H., Darcan, Ş., Yüksel, A., Binay, C., Şimşek, D. G., et al..,
2016. Evaluation of therapeutics management patterns and glycemic control
of pediatric type 1 diabetes mellitus patients in Turkey: A nationwide cross-
sectional study. Diabetes research and clinical practice, 119, 32–40.
Hassan K, Loar R, Anderson BJ, Heptulla RA. The role of socioeconomic status,
depression, quality of life, and glycemic control in type 1 diabetes mellitus.
J Pediatr. 2006;149:526-31
James, S., Perry, L., Lowe, J, Harris, M., Craig, M.E., and ADDN study group,
2022. Suboptimal glycemic control in adolescents and young adults with
type 1 diabetes from 2011 to 2020 across Australia and New Zealand: Data
from the Australasian Diabetes Data Network registry. Pediatric Diabetes,
23(6):736-741.
Katz, L. E., Jawad, A. F., Ganesh, J., Abraham, M., Murphy, K., & Lipman, T. H.,
2007. Fasting c-peptide and insulin-like growth factor-binding protein-1
56
Pulungan, A.B., Juwita, E., Pudjiadi, A. H., Rahmayanti, S., & Tsaniya, I., 2018.
Diabetic Ketoacidosis in Adolescents and Children: A Prospective Study of
57
Rogers, M., Kim, C., Banerjee, T., & Lee, J.M., 2017. Fluctuations in the incidence
of type 1 diabetes in the United States from 2001 to 2015: a longitudinal
study. BMC medicine, 15(1), 199.
Rustama, D.S., Yati, N.P., Andriana, N., Pulungan, A.B., 2018. Diabetes Melitus
Tipe 1. Dalam: Buku Ajar Endokrinologi Anak Edisi kedua. Badan Penerbit
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta, 146-206.
Smart, C. E., Annan, F., Higgins, L. A., Jelleryd, E., Lopez, M., & Acerini, C. L.,
2018. ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines 2018: Nutritional
management in children and adolescents with diabetes. Pediatric diabetes,
19 Suppl 27, 136–154.
Skyler, J. S., Bakris, G. L., Bonifacio, E., Darsow, T., Eckel, R. H., Groop, L., et
al.., 2017. Differentiation of Diabetes by Pathophysiology, Natural History,
and Prognosis. Diabetes, 66(2), 241–255.
58
Stahl-Pehe, A., Landwehr, S., Lange, K.S., Bächle, C., Castillo, K., Yossa, R.,
Lüdtke, J., Holl, R.W., Rosenbauer, J., 2017. Impact of quality of life (QoL)
on glycemic control (HbA1c) among adolescents and emerging adults with
long-duration type 1 diabetes: A prospective cohort-study. Pediatric
Diabetes, 18(8):808-816.
Tridjaja, B., Yati, N.P., Faizi, M., Marzuki, A.N.S., Moelyo, A.G., Soesanti, F.,
2015. Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 1. UKK
Endokrinologi Anak dan Remaja. IDAI, Jakarta: 1-125.
Vanelli, M., Chiari, G., Ghizzoni, L., Costi, G., Giacalone, T., & Chiarelli, F., 1999.
Effectiveness of a prevention program for diabetic ketoacidosis in children.
An 8-year study in schools and private practices. Diabetes care, 22(1), 7–9.
Vanelli, M., Chiari, G., Lacava, S., & Iovane, B., 2007. Campaign for diabetic
ketoacidosis prevention still effective 8 years later. Diabetes care, 30(4),
e12.
Waruwu, W.A.K., & Rubiah, 2020. Bubungan status pendidikan orang tua terhadap
gizi anak di SDN Tuhemberua Desa Banua Gea Nias Utara. Jurnal Biology
Education, 8(2), 131-135.
Weber, D.R., Jospe, N., 2020. Diabetes Mellitus. In: Kliegman RM, ST Geme JW,
Blum MJ, Shah SS, Tasker RC, Wilson KM, Behrman RE, Eds. Nelsons
Text Book of Pediatric. 21st Editions. Kanada: Elesevier, p. 11814-11898.
Wherrett, D.K., Ho, J., Huot, C., Legault, L., Nakhla, M., Rosolowsky, E., 2018.
Diabetes Canada Clinical Practice Guidelines Expert Committee: 2018
Clinical Practice Guidelines Type 1 Diabetes in Children and Adolescents.
Can J Diabetes, 42:S234–S246.
Wolfsdorf, J. I., Glaser, N., Agus, M., Fritsch, M., Hanas, R., Rewers, A., Sperling,
M. A., & Codner, E., 2018. ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines
2018: Diabetic ketoacidosis and the hyperglycemic hyperosmolar state.
Pediatric diabetes, 19 Suppl 27, 155–177.
Yati, N.P., Marzuki, A.N.S., Moelyo, A.G., Susanti, F., Faizi, M., Tridjaja, B.,
2017. Diagnosis dan Tata Laksana Diabetes Melitus Tipe-1 pada Anak dan
Remaja. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Yue, Y., Tang, Y., Tang, J., Shi, J., Zhu, T., Huang, J., Qiu, X., Zeng, Y., Li, W.,
Qu, Y., & Mu, D., 2018. Maternal infection during pregnancy and type 1
diabetes mellitus in offspring: a systematic review and meta-analysis.
Epidemiology and infection, 146(16), 2131–2138.
Žilinskiene ̇,J.;Šumskas,L.; Antiniene ̇,D.PaediatricType1 Diabetes Management
and Mothers’ Emotional Intelligence Interactions. Int. J. Environ. Res.
Public Health 2021, 18, 3117.
59
LAMPIRAN
Riwayat Organisasi :
1. 2021-2022 : Anggota Divisi Keuangan Standing Committee on
Research Exchange (SCORE) PEMA FK USU.
2. 2021-2022 : Anggota Divisi Dana dan Usaha SCORA PEMA FK USU.
3. 2019-2020 : Panitia PORSENI FK USU.
61
NIM : 190100196
Perkenalkan saya Dhea Alyssa Nurfah, Mahasiswi yang sedang menjalani program
S1 Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU).
Saya sedang melaksanakan penelitian saya yang berjudul “Hubungan Status Sosio-
Ekonomi Orang Tua Terhadap Kontrol Glikemik Anak DM Tipe-1” Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status ekonomi keluarga terhadap
kontrol glikemik anak penderita DM Tipe-1. Sehubungan dengan penelitian saya
ini, dengan ini saya mohon kesediaan bantuan Ibu/Bapak untuk dapat
menjawab/mengisi kuesioner berikut ini.
Setiap identitas dan informasi yang anda berikan tidak akan disebarluaskan dan
peneliti akan bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiannya. Informasi yang
Saudara berikan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Atas bantuan dan kesedian Ibu/Bapak menjadi partisipan dalam penelitian ini saya
ucapkan Terima Kasih
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Alamat :
Pendidikan Terakhir :
Usia : Tahun
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Responden,
(Nama Responden)
63
I. Identitas Responden
Nama Responden :
Hubungan dengan anak : 1. Ayah
2. Ibu
3. Wali/ Keluarga lain, sebutkan…………….
Usia Responden :
Jenis Kelamin Responden :
Alamat Keluarga :
Nama Anak :
Umur/ Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
III. Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
1 Usia Ayah 1.<25 Tahun
2. 25-40 Tahun
3. >40 Tahun
Usia Ibu 1.<25 Tahun
2. 25-40 Tahun
3. >40 Tahun
2. Pendidikan Ayah 1. Tidak sekolah
2. Tamat SD – SMP
3. Tamat SMA dan sederajat
4. Lulus Sarjana
Pendidikan Ibu 1. Tidak sekolah
64
2. Tamat SD – SMP
3. Tamat SMA dan sederajat
4. Lulus Sarjana
3. Pekerjaan Ayah : 1. Tidak bekerja
2. Buruh, Petani, Supir, ART, Satpam
3. Karyawan swasta, Pedagang, Guru,
4. PNS, Dokter, Polisi, Ahli Hukum
Lainnya………………………………….
Pekerjaan Ibu 1. Tidak bekerja
2. Buruh, Petani, Supir, ART, Satpam
3. Karyawan swasta, Pedagang, Guru,
4. PNS, Dokter, Polisi, Ahli Hukum
Lainnya………………………………….
4 Penghasil Keluarga/ bulan 1. ≤ Rp3.370.643,08, -
2. > Rp3.370.643,08, -
Sebutkan ………………………………….
5. Jumlah anak dalam 1. ≤ 2 anak
keluarga 2. 3-4 anak
3. ≥ 5 anak
6. Jarak rumah ke fasilitas 1. Faskes terdekat:..…………….. km
kesehatan 2. RS H. Adam Malik : ……………….km
7. Kendaraan yang digunakan 1. Angkutan umum
pergi ke RS 2. Kedaraan pribadi, sebutkan …………..
8. Biaya ongkos yang 1. ≤ Rp. 100.000,-
dikeluarkan setiap ke RS/ 2. > Rp. 100.000,-
Faskes Sebutkan Rp…………………..
9. Mempunyai asuransi 1. Tidak
kesehatan 2. Ya, sebutkan ……………....
10. Usia anak saat pertama kali ……… Tahun
di diagnose DM tipe-1
65
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 To
tal
P1 Pea 1 .6 1. .6 . .6 . . .7 .5 .6 .5 .6 .7 .4 .6 .6 .4 . . . .
rso 5 0 5 6 5 5 4 8 6 3 6 3 8 4 7 7 4 5 6 5 8
n 1* 0 1* 8 1* 8 5 2 *
0 *
8 *
0 *
8 *
2 *
0 9 *
9 *
0 2 5 0 4
*
Cor 0* *
5 *
1 9 * * * * * *
7 1 8 7
* ** ** * * ** * **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 . .0 . . .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 . . . .
. 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 5 0 0 5 0 0 0 0
(2- 2 0 2 0 2 0 4 0 0 2 0 2 0 2 1 1 2 1 0 2 0
tail 1 7 2 7 2 2 0
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P2 Pea .6 1 .6 1. . 1. . . .4 .5 .6 .5 .6 .4 .6 .4 .4 .6 . . . .
rso 5 5 0 7 0 5 6 4 4 3 4 3 4 7 1 1 7 5 6 5 8
n 1* 1* 0 0 0 2 4 1 8* 3* 8* 3* 1 7* 1 1 7* 4 3 8 3
* *
Cor 0* 4 0* 2 5 * * * *
3 6 8 9
* ** * * ** * ** ** **
rela
70
tio
n
Sig .0 .0 .0 . .0 . . .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 . . . .
. 0 0 0 0 0 0 0 5 1 0 1 0 5 0 7 7 0 0 0 0 0
(2- 2 2 0 0 0 1 0 2 2 3 2 3 2 1 2 2 1 1 0 0 0
tail 1 8 2 3 3 6 0
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P3 Pea 1. .6 1 .6 . .6 . . .7 .5 .6 .5 .6 .7 .4 .6 .6 .4 . . . .
rso 0 5 5 6 5 5 4 8 6 3 6 3 8 4 7 7 4 5 6 5 8
n 0 1* 1* 8 1* 8 5 2* 0* 8* 0* 8* 2* 0 9* 9* 0 2 5 0 4
Cor 0* * *
5 *
1 9 * * * * * *
7 1 8 7
* ** ** * * ** * **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 . .0 . . .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 . . . .
. 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 5 0 0 5 0 0 0 0
(2- 0 2 2 0 2 0 4 0 0 2 0 2 0 2 1 1 2 1 0 2 0
tail 1 7 2 7 2 2 0
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
71
P4 Pea .6 1. .6 1 . 1. . . .4 .5 .6 .5 .6 .4 .6 .4 .4 .6 . . . .
rso 5 0 5 7 0 5 6 4 4 3 4 3 4 7 1 1 7 5 6 5 8
n 1* 0 1* 0 0 2 4 1 8* 3* 8* 3* 1 7* 1 1 7* 4 3 8 3
*
Cor 0* *
4 0* 2 5 * * * *
3 6 8 9
* ** * * ** * ** ** **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 . .0 . . .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 . . . .
. 0 0 0 0 0 0 0 5 1 0 1 0 5 0 7 7 0 0 0 0 0
(2- 2 0 2 0 0 1 0 2 2 3 2 3 2 1 2 2 1 1 0 0 0
tail 1 8 2 3 3 6 0
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P5 Pea .6 .7 .6 .7 1 .7 . . .6 .6 .7 .6 .7 .6 .5 .6 .6 .5 . . . .
rso 8 0 8 0 0 7 5 6 7 2 7 2 6 6 0 0 6 5 7 5 8
n 5* 4* 5* 4* 4* 4 4 0* 1* 0* 1* 0* 0* 2* 4* 4* 2* 7 9 1 7
* * * * * * * * * * * * * * *
Cor 9 3 1 8 5 8
** * ** ** * **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 .0 . . .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 . . . .
. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
(2- 1 1 1 1 1 2 1 0 1 0 2 0 5 5 0
72
tail 0 1 0 0 2 0
ed) 0 3 9 0 0 0
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P6 Pea .6 1. .6 1. . 1 . . .4 .5 .6 .5 .6 .4 .6 .4 .4 .6 . . . .
rso 5 0 5 0 7 5 6 4 4 3 4 3 4 7 1 1 7 5 6 5 8
n 1* 0 1* 0 0 2 4 1 8* 3* 8* 3* 1 7* 1 1 7* 4 3 8 3
*
Cor 0* *
0* 4 2 5 * * * *
3 6 8 9
* * ** * ** * ** ** **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . . . .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 . . . .
. 0 0 0 0 0 0 0 5 1 0 1 0 5 0 7 7 0 0 0 0 0
(2- 2 0 2 0 0 1 0 2 2 3 2 3 2 1 2 2 1 1 0 0 0
tail 1 8 2 3 3 6 0
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P7 Pea .5 .5 .5 .5 . .5 1 . .4 .6 .4 .6 .4 .4 .5 .4 .4 .5 . . . .
rso 8 2 8 2 7 2 5 5 8 0 8 0 5 3 2 2 3 5 6 4 7
n 1* 2* 1* 2* 4 2* 2 5* 9* 4 9* 4 5* 0* 4 4 0* 7 0 4 3
* * * *
Cor 9 0 7 9 1 4
** * ** ** **
rela
73
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 . . . .
. 0 1 0 1 0 1 0 4 0 7 0 7 4 1 6 6 1 0 0 0 0
(2- 7 8 7 8 0 8 1 4 1 7 1 7 4 6 3 3 6 0 0 5 0
tail 0 9 8 4 2 0
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P8 Pea .4 .6 .4 .6 . .6 . 1 .2 .4 .5 .4 .5 .2 .9 .2 .2 .9 . . . .
rso 5 4 5 4 5 4 5 4 5 8 5 8 4 5 7 7 5 9 6 8 7
n 9* 5* 9* 5* 4 5* 2 1 0* 3* 0* 3* 1 3* 1 1 3* 0 1 6 6
* * * * * * *
Cor 3 0 0 1 8 2
* * ** ** ** **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . .3 .0 .0 .0 .0 .3 .0 .2 .2 .0 . . . .
. 4 0 4 0 0 0 0 0 4 0 4 0 0 0 4 4 0 0 0 0 0
(2- 2 2 2 2 1 2 1 7 7 7 7 7 7 0 7 7 0 0 0 0 0
tail 3 9 0 4 0 0
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
74
P9 Pea .7 .4 .7 .4 . .4 . . 1 .3 .3 .3 .3 1. .2 .7 .7 .2 . . . .
rso 8 4 8 4 6 4 4 2 3 4 3 4 0 0 4 4 0 3 4 2 6
n 2* 1 2* 1 6 1 5 4 3 7 3 7 0 7 3* 3* 7 3 4 9 5
* *
Cor 0 5 1 0* * *
8 1 6 5
** * * **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . . .1 .1 .1 .1 .0 .3 .0 .0 .3 . . . .
. 0 5 0 5 0 5 0 3 5 3 5 3 0 8 0 0 8 1 0 2 0
(2- 0 2 0 2 0 2 4 0 1 4 1 4 0 2 0 0 2 4 5 0 0
tail 2 4 7 6 2 5 2
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P10 Pea .5 .5 .5 .5 . .5 . . .3 1 .4 1. .4 .3 .4 .4 .4 .4 . . . .
rso 6 4 6 4 6 4 6 4 3 4 0 4 3 4 8 8 4 4 5 4 7
n 0* 8* 0* 8* 7 8* 8 5 3 3 0 3 3 5* 4* 4* 5* 6 3 5 2
Cor 1 9 0 0* 7 2 4 2
** ** * * * * * **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . . .1 .0 .0 .0 .1 .0 .0 .0 .0 . . . .
. 1 1 1 1 0 1 0 0 5 5 0 5 5 4 3 3 4 0 0 0 0
(2- 0 2 0 2 2 1 0 0 0 1 9 0 0 9
75
tail 0 0 4 3 1 4 0
ed) 1 1 7 8 6 5 0
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P11 Pea .6 .6 .6 .6 . .6 . . .3 .4 1 .4 1. .3 .6 .4 .4 .6 . . . .
rso 3 3 3 3 7 3 4 5 4 4 4 0 4 2 2 2 2 5 9 6 7
n 8* 3* 8* 3* 2 3* 0 8 7 3 3 0 7 9* 6 6 9* 6 0 2 7
* * * * *
Cor 0 4 3 0* * *
0 8 9 9
** ** * * ** ** **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . . .1 .0 .0 .0 .1 .0 .0 .0 .0 . . . .
. 0 0 0 0 0 0 0 0 3 5 5 0 3 0 6 6 0 0 0 0 0
(2- 2 3 2 3 0 3 7 0 4 0 0 0 4 3 1 1 3 1 0 0 0
tail 0 7 7 0 0 3 0
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P12 Pea .5 .5 .5 .5 . .5 . . .3 1. .4 1 .4 .3 .4 .4 .4 .4 . . . .
rso 6 4 6 4 6 4 6 4 3 0 4 4 3 4 8 8 4 4 5 4 7
n 0* 8* 0* 8* 7 8* 8 5 3 0 3 3 3 5* 4* 4* 5* 6 3 5 2
Cor 1 9 0 0* 7 2 4 2
** ** * * * * * **
rela
76
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . . .1 .0 .0 .0 .1 .0 .0 .0 .0 . . . .
. 1 1 1 1 0 1 0 0 5 0 5 5 5 4 3 3 4 0 0 0 0
(2- 0 2 0 2 0 2 0 4 1 0 0 0 1 9 0 0 9 3 1 4 0
tail 1 1 7 8 6 5 0
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P13 Pea .6 .6 .6 .6 . .6 . . .3 .4 1. .4 1 .3 .6 .4 .4 .6 . . . .
rso 3 3 3 3 7 3 4 5 4 4 0 4 4 2 2 2 2 5 9 6 7
n 8* 3* 8* 3* 2 3* 0 8 7 3 0 3 7 9* 6 6 9* 6 0 2 7
* * * * *
Cor 0 4 3 0* * *
0 8 9 9
** ** * * ** ** **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . . .1 .0 .0 .0 .1 .0 .0 .0 .0 . . . .
. 0 0 0 0 0 0 0 0 3 5 0 5 3 0 6 6 0 0 0 0 0
(2- 2 3 2 3 0 3 7 0 4 0 0 0 4 3 1 1 3 1 0 0 0
tail 0 7 7 0 0 3 0
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
77
P14 Pea .7 .4 .7 .4 . .4 . . 1. .3 .3 .3 .3 1 .2 .7 .7 .2 . . . .
rso 8 4 8 4 6 4 4 2 0 3 4 3 4 0 4 4 0 3 4 2 6
n 2* 1 2* 1 6 1 5 4 0 3 7 3 7 7 3* 3* 7 3 4 9 5
* *
Cor 0 5 1 0* * *
8 1 6 5
** * * **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . . .0 .1 .1 .1 .1 .3 .0 .0 .3 . . . .
. 0 5 0 5 0 5 0 3 0 5 3 5 3 8 0 0 8 1 0 2 0
(2- 0 2 0 2 0 2 4 0 0 1 4 1 4 2 0 0 2 4 5 0 0
tail 2 4 7 6 2 5 2
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P15 Pea .4 .6 .4 .6 . .6 . . .2 .4 .6 .4 .6 .2 1 .1 .1 1. . . . .
rso 4 7 4 7 5 7 5 9 0 4 2 4 2 0 7 7 0 9 6 8 7
n 0 7* 0 7* 6 7* 3 5 7 5* 9* 5* 9* 7 1 1 0 1 4 8 6
* * * * *
Cor 2 0 3 0* 9 6 3 7
** * ** * ** ** ** **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . . .3 .0 .0 .0 .0 .3 .4 .4 .0 . . . .
. 5 0 5 0 0 0 0 0 8 4 0 4 0 8 7 7 0 0 0 0 0
(2- 2 1 2 1 1 2 9 3 9 3 2 1 1 0
78
tail 1 1 0 0 0 0 0
ed) 0 6 0 0 2 0 0
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P16 Pea .6 .4 .6 .4 . .4 . . .7 .4 .4 .4 .4 .7 .1 1 1. .1 . . . .
rso 7 1 7 1 6 1 4 2 4 8 2 8 2 4 7 0 7 3 5 3 6
n 9* 1 9* 1 0 1 2 7 3* 4* 6 4* 6 3* 1 0 1 1 0 2 4
* * * *
Cor 4 4 1 0* 4 6 9 2
** * * **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . . .0 .0 .0 .0 .0 .0 .4 .0 .4 . . . .
. 0 7 0 7 0 7 0 2 0 3 6 3 6 0 7 0 7 1 0 1 0
(2- 1 2 1 2 0 2 6 4 0 0 1 0 1 0 1 0 1 7 2 5 0
tail 5 3 7 7 3 7 2
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P17 Pea .6 .4 .6 .4 . .4 . . .7 .4 .4 .4 .4 .7 .1 1. 1 .1 . . . .
rso 7 1 7 1 6 1 4 2 4 8 2 8 2 4 7 0 7 3 5 3 6
n 9* 1 9* 1 0 1 2 7 3* 4* 6 4* 6 3* 1 0 1 1 0 2 4
* * * *
Cor 4 4 1 0* 4 6 9 2
** * * **
rela
79
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . . .0 .0 .0 .0 .0 .0 .4 .0 .4 . . . .
. 0 7 0 7 0 7 0 2 0 3 6 3 6 0 7 0 7 1 0 1 0
(2- 1 2 1 2 0 2 6 4 0 0 1 0 1 0 1 0 1 7 2 5 0
tail 5 3 7 7 3 7 2
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P18 Pea .4 .6 .4 .6 . .6 . . .2 .4 .6 .4 .6 .2 1. .1 .1 1 . . . .
rso 4 7 4 7 5 7 5 9 0 4 2 4 2 0 0 7 7 9 6 8 7
n 0 7* 0 7* 6 7* 3 5 7 5* 9* 5* 9* 7 0 1 1 1 4 8 6
* * * * *
Cor 2 0 3 0* 9 6 3 7
** * ** * ** ** ** **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . . .3 .0 .0 .0 .0 .3 .0 .4 .4 . . . .
. 5 0 5 0 0 0 0 0 8 4 0 4 0 8 0 7 7 0 0 0 0
(2- 2 1 2 1 1 1 1 0 2 9 3 9 3 2 0 1 1 0 0 0 0
tail 0 6 0 0 2 0 0
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
80
P19 Pea .5 .5 .5 .5 . .5 . . .3 .4 .5 .4 .5 .3 .9 .3 .3 .9 1 . . .
rso 2 4 2 4 5 4 5 9 3 6 6 6 6 3 1 1 1 1 6 9 7
n 7* 3* 7* 3* 7 3* 7 0 8 7* 0* 7* 0* 8 9* 4 4 9* 0 3 7
* *
Cor 1 7 0 3 3 0
** ** ** ** ** **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . . .1 .0 .0 .0 .0 .1 .0 .1 .1 .0 . . .
. 1 1 1 1 0 1 0 0 4 3 1 3 1 4 0 7 7 0 0 0 0
(2- 7 3 7 3 0 3 0 0 6 8 0 8 0 6 0 7 7 0 0 0 0
tail 9 8 0 5 0 0
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P20 Pea .6 .6 .6 .6 . .6 . . .4 .5 .9 .5 .9 .4 .6 .5 .5 .6 . 1 . .
rso 5 3 5 3 7 3 6 6 4 3 0 3 0 4 4 0 0 4 6 5 8
n 1* 6* 1* 6* 9 6* 0 1 1 2* 8* 2* 8* 1 6* 6* 6* 6* 0 6 3
* * * * * * * * *
Cor 8 9 1 3 3 0
** ** ** ** ** **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . . .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 . . .
. 0 0 0 0 0 0 0 0 5 1 0 1 0 5 0 2 2 0 0 0 0
(2- 2 3 2 3 3 2 6 0 6 0 2 2 3 3 2
81
tail 0 0 0 0 1 0
ed) 0 4 4 5 0 0
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P21 Pea .5 .5 .5 .5 . .5 . . .2 .4 .6 .4 .6 .2 .8 .3 .3 .8 . . 1 .
rso 0 8 0 8 5 8 4 8 9 5 2 5 2 9 8 2 2 8 9 5 7
n 8* 8* 8* 8* 1 8* 4 6 6 4* 9* 4* 9* 6 3* 9 9 3* 3 6 5
* * * * * * *
Cor 5 1 8 3 3 5
* ** ** ** **
rela
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . . .2 .0 .0 .0 .0 .2 .0 .1 .1 .0 . . .
. 2 0 2 0 0 0 0 0 0 4 0 4 0 0 0 5 5 0 0 0 0
(2- 2 6 2 6 2 6 5 0 5 5 3 5 3 5 0 7 7 0 0 1 0
tail 0 2 0 0 0 0
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
T Pea .8 .8 .8 .8 . .8 . . .6 .7 .7 .7 .7 .6 .7 .6 .6 .7 . . . 1
o rso 4 3 4 3 8 3 7 7 5 2 7 2 7 5 6 4 4 6 7 8 7
t n 7* 9* 7* 9* 7 9* 3 6 5* 2* 9* 2* 9* 5* 7* 2* 2* 7* 7 3 5
* * * * * * * * * * * * * * *
a Cor 8 4 2 0 0 5
** ** ** ** ** **
l rela
82
tio
n
Sig .0 .0 .0 .0 . .0 . . .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 . . .
. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(2- 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 2 2 0 0 0 0
tail 0 0 0 0 0 0
ed)
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
83
No Nama Jarak Kendaraan Ongkos Asura Usia Anak Alat Biaya Biaya
Pasien Rumah Yang Di Dikeluarkan nsi Pertama Kali Pemeriks Pemberian Pembelian
Ke Gunakan Setiap Ke RS Keseh Di Diagnosa aan KGD Strip Gula Jarum
Faskes Pergi Ke Rs atan Dm Tipe1 Dirumah Darah Suntik
Insulin
1 RA 36 KM Angkutan Rp.150.000 Punya 10 tahun 10 Punya Rp.300.000 Rp.70.000
Umum (BPJS) bulan
2 DFG 28 KM Angkutan Rp.100.000 Punya 11 tahun Punya Rp.300.000 Rp.50.000
Umum (BPJS)
3 MK 100 KM Mobil Pribadi Rp.400.000 Asuran 2 Tahun Punya Rp.400.000 Rp.50.000
si
Swasta
4 LJ 26 KM Angkutan Rp.100.000 Punya 6 Tahun Punya Rp.300.000 Rp.120.000
Umum (BPJS)
5 AA 24 KM Angkutan Rp.100.000 Punya 12 Tahun Punya Rp.400.000 Rp.120.000
Umum (BPJS)
6 SN 23 KM Angkutan Rp.50.000 Punya 14 Tahun Punya Rp.100.000 Rp.36.000
Umum (BPJS)
7 B 10 KM Kendaraan Rp.100.000 Punya 15 Tahun Punya Rp.300.000 Rp.100.000
pribadi (BPJS)
8 DFG 10 KM Kendaraan Rp.50.000 Punya 2 Tahun Punya Rp.200.000 Rp.30.000
pribadi (BPJS)
9 DAIT 45 KM Angkutan Rp.150.000 Punya 10 tahun Punya Rp.400.000 Rp.40.000
Umum (BPJS)
10 A 30 KM Angkutan Rp.150.000 Punya 11 Tahun Punya Rp.400.000 Rp.50.000
Umum (BPJS)
11 MG 10 KM Kendaraan Rp..50.000 Punya 5 Tahun Punya Rp.300.000 Rp.100.000
pribadi (BPJS)
12 MJ 50 KM Angkutan Rp.150.000 Punya 7 Tahun Punya Rp.250.000 Rp.120.000
Umum (BPJS)
86
No Nama Biaya
Pasien Frekuensi Kontrol Biaya Kontrol membeli Biaya Alat pembelian alat Biaya pembelian alat
Glikemik Glikemik insulin alcohol swab cek gula darah
1 RA 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.40.000 Beli sendiri
2 DFG 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.20.000 Gratis
3 MK 1 Bulan sekali Rp.300.000 Gratis Rp.36.000 Gratis
4 LJ 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.20.000 Gratis
5 AA 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.20.000 Gratis
6 SN 2 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.20.000 Gratis
7 B 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.30.000 Gratis
8 DFG 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.20.000 Beli sendiri
9 DAIT 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.20.000 Beli sendiri
10 A 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.30.000 Beli sendiri
11 MG 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.20.000 Gratis
12 MJ 2 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.30.000 Gratis
13 MFJ 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.25.000 Gratis
14 C 1 Bulan sekali gratis Gratis Rp.30.000 Beli sendiri
15 IH 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.30.000 Beli sendiri
16 MJQ 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.30.000 Beli sendiri
17 DTP 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.30.000 Gratis
18 MJQ 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.50.000 Gratis
19 AF 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.50.000 Beli sendiri
20 Tn 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.30.000 Beli sendiri
21 MFSP 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.30.000 Beli sendiri
22 Ta 1 Bulan sekali Gratis Gratis Rp.20.000 Beli sendiri
88
PENDIDIKAN AYAH
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 2 9,1 9,1 9,1
SMP 4 18,2 18,2 27,3
SMA 9 40,9 40,9 68,2
PT 7 31,8 31,8 100,0
Total 22 100,0 100,0
PENDIDIKAN IBU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 1 4,5 4,5 4,5
SMP 2 9,1 9,1 13,6
SMA 11 50,0 50,0 63,6
PT 8 36,4 36,4 100,0
Total 22 100,0 100,0
90
PEKERJAAN AYAH
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bekerja 1 4,5 4,5 4,5
Level 1 10 45,5 45,5 50,0
Level 2 9 40,9 40,9 90,9
Level 3 2 9,1 9,1 100,0
Total 22 100,0 100,0
PEKERJAAN IBU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bekerja 17 77,3 77,3 77,3
Level 1 3 13,6 13,6 90,9
Level 2 2 9,1 9,1 100,0
Total 22 100,0 100,0
Crosstab
Nilai Kontrol Glikemik
Baik Tidak baik Total
PEKERJAAN Tidak Bekerja Count 0 1 1
AYAH % within PEKERJAAN AYAH 0,0% 100,0% 100,0%
% within Nilai Kontrol Glikemik 0,0% 5,9% 4,5%
% of Total 0,0% 4,5% 4,5%
Level 1 Count 1 9 10
% within PEKERJAAN AYAH 10,0% 90,0% 100,0%
% within Nilai Kontrol Glikemik 20,0% 52,9% 45,5%
% of Total 4,5% 40,9% 45,5%
Level 2 Count 3 6 9
% within PEKERJAAN AYAH 33,3% 66,7% 100,0%
% within Nilai Kontrol Glikemik 60,0% 35,3% 40,9%
% of Total 13,6% 27,3% 40,9%
Level 3 Count 1 1 2
% within PEKERJAAN AYAH 50,0% 50,0% 100,0%
% within Nilai Kontrol Glikemik 20,0% 5,9% 9,1%
% of Total 4,5% 4,5% 9,1%
Total Count 5 17 22
% within PEKERJAAN AYAH 22,7% 77,3% 100,0%
% within Nilai Kontrol Glikemik 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 22,7% 77,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 2,640a 3 ,451
Likelihood Ratio 2,851 3 ,415
Linear-by-Linear Association 2,451 1 ,117
N of Valid Cases 22
a. 6 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,23.
95
Crosstab
Nilai Kontrol Glikemik
Baik Tidak baik Total
PEKERJAAN Tidak Bekerja Count 5 12 17
IBU % within PEKERJAAN IBU 29,4% 70,6% 100,0%
% within Nilai Kontrol 100,0% 70,6% 77,3%
Glikemik
% of Total 22,7% 54,5% 77,3%
Level 1 Count 0 3 3
% within PEKERJAAN IBU 0,0% 100,0% 100,0%
% within Nilai Kontrol 0,0% 17,6% 13,6%
Glikemik
% of Total 0,0% 13,6% 13,6%
Level 2 Count 0 2 2
% within PEKERJAAN IBU 0,0% 100,0% 100,0%
% within Nilai Kontrol 0,0% 11,8% 9,1%
Glikemik
% of Total 0,0% 9,1% 9,1%
Total Count 5 17 22
% within PEKERJAAN IBU 22,7% 77,3% 100,0%
% within Nilai Kontrol 100,0% 100,0% 100,0%
Glikemik
% of Total 22,7% 77,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 1,903a 2 ,386
Likelihood Ratio 2,985 2 ,225
Linear-by-Linear Association 1,568 1 ,210
N of Valid Cases 22
a. 5 cells (83,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,45.
96
Crosstab
Nilai Kontrol Glikemik
Baik Tidak baik Total
PENGHASIL <= UMR Count 2 11 13
KELUARGA % within PENGHASIL 15,4% 84,6% 100,0%
PERBULAN KELUARGA PERBULAN
% within Nilai Kontrol 40,0% 64,7% 59,1%
Glikemik
% of Total 9,1% 50,0% 59,1%
> UMR Count 3 6 9
% within PENGHASIL 33,3% 66,7% 100,0%
KELUARGA PERBULAN
% within Nilai Kontrol 60,0% 35,3% 40,9%
Glikemik
% of Total 13,6% 27,3% 40,9%
Total Count 5 17 22
% within PENGHASIL 22,7% 77,3% 100,0%
KELUARGA PERBULAN
% within Nilai Kontrol 100,0% 100,0% 100,0%
Glikemik
% of Total 22,7% 77,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square ,976a 1 ,323
Continuity Correctionb ,221 1 ,638
Likelihood Ratio ,963 1 ,327
Fisher's Exact Test ,609 ,316
Linear-by-Linear Association ,931 1 ,335
N of Valid Cases 22
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,05.
b. Computed only for a 2x2 table
97
Crosstab
Nilai Kontrol Glikemik
Baik Tidak baik Total
JARAK RUMAH KE <= 5 km Count 0 1 1
FASKES % within JARAK RUMAH KE 0,0% 100,0% 100,0%
FASKES
% within Nilai Kontrol Glikemik 0,0% 5,9% 4,5%
% of Total 0,0% 4,5% 4,5%
6-10 km Count 0 5 5
% within JARAK RUMAH KE 0,0% 100,0% 100,0%
FASKES
% within Nilai Kontrol Glikemik 0,0% 29,4% 22,7%
% of Total 0,0% 22,7% 22,7%
> 10 km Count 5 11 16
% within JARAK RUMAH KE 31,3% 68,8% 100,0%
FASKES
% within Nilai Kontrol Glikemik 100,0% 64,7% 72,7%
% of Total 22,7% 50,0% 72,7%
Total Count 5 17 22
% within JARAK RUMAH KE 22,7% 77,3% 100,0%
FASKES
% within Nilai Kontrol Glikemik 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 22,7% 77,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 2,426a 2 ,297
Likelihood Ratio 3,707 2 ,157
Linear-by-Linear Association 2,031 1 ,154
N of Valid Cases 22
a. 5 cells (83,3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,23.
98