Disusun Oleh
SILVIA FITRI
142012017038
LAMPUNG
2020
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Skripsi
Telah diperiksa dan disetujui untuk uji proposal Tim penguji proposal
MENYETUJUI
Pembimbing I
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini penulis persembahkan kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu menyayangi, membimbing, dan
mendoakan untuk keberhasilan dalam studi anaknya.
2. Adik serta keluarga penulis yang selalu menanti dan siap
menerima keberhasilan studiku.
3. Ns. Apri Budianto, M.Kep yang tanpa lelah memberikan motivasi dan
masukanya, yang telah ikhlas memberikan ilmunya sehingga mini
proposal ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Seluruh dosen, staf dan karyawan serta pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan skripsi.
5. Sahabat-sahabat penulis Diska Ayomi, Nurwulandari, Nurbaiti, Yosi
Ermasari, mba eoni wiwit yang selalu memberikan dukungan dan
membantu dalam penyusunan proposal.
6. Rekan-rekan seperjuangan prodi S1 Ilmu Keperawatan Reguler angkatan
tahun 2017 Universitas Muhammadiyah Pringsewu semoga kita selalu
diberikan kesuksesan dan menjadi perawat professional.
7. Almamater tercinta Universitas Muhammadiyah Pringsewu yang penulis
sayangi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul: “Hubungan
efikasi diri dan dukungan keluarga pada penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit
Umum Daerah Pringsewu Tahun 2020”.
. Dalam penulisan proposal penelitian ini, peneliti mengucapkan banyak terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya waktu, penyakit yang diderita oleh
masyarakat terus berkembang dari penyakit infeksi dan kekurangan gizi ke
arah penyakit yang berhubungan dengan kondisi kesehatan saat tubuh
penderitanya mengalami penurunan fungsi jaringan dan organ yang salah
satunya adalah Diabetes Mellitus(DM) ( (Suryono, 2011 ).Penyakit diabetes
mellitus atau sering disebut sebagai penyakit kencing manis maupun penyakit
gula merupakan penyakit yang disebabkan oleh kelainan yaang berhubungan
dengan hormon insulin ( Helmawati, 2014). Penyakit Diabetes Mellitus
merupakan ancaman serius bagi pembangunan kesehatan dan pertumbuhan
ekonomi nasional, karena itu pengendaliannya perlu dilakukan dengan
sungguh-sungguh, secara komprehensif dan terintegrasi dengan memberikan
perhatian melalui pengendalian penyakit tidak menular yaitu healthy dietand
healthy activity yang dimulai sejak janin sampai dewasa tua (Aditama, 2012).
Penatalaksanaan saat ini arahnya masih pada penyembuhan secara fisik masih
mengabaikan penyembuhan secara psikologi dan belum secara komperhensif
membantu mengatasi masalah psikologi dan khususnya efikasi diri dengan
dukungan keluarga yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan. Oleh karena itu
penyakit diabetes mellitus dapat menyebabkan seseorang mengalami
kurangnya efikasi diri pada penderita diabetes mellitus.
.
Penelitian yang dilakukan (Nisa) didapatkan bahwa, sebagian besar
responden mengalami kurang efikasi diri dengan dukungan keluarga kurang
pada penderita diabetes mellitus. Dalam penelitiannya ada hubungan efikasi
diri dan dukungan keluarga pada penderita pasien diabetes mellitus di Klinik
Penyakit Dalam RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
Dalam penelitian (Alisa, Despitasari et al. 2020) didapatkan bahwa, responden
memiliki efikasi diri kurang baik Lebih dari setengah (53.4% ) dan responden
memiliki dukungan keluarga kurang baik terdapat (69.9%).Terdapat hubungan
efikasi diri dan dukungan keluarga pada pasien diabetes melitus tipe II di
Puskesmas Andalas.
B. Rumusan Masalah
2. Tujuan khusus
a) Mengetahui distribusi frekuensi karakteristik responden penderita
pasien diabetes melitus di RSUD Pringsewu tahun 2020.
b) Mengetahui distribusi frekuensi responden berdasarkan efikasi diri
penderita pasien diabetes mellitus di RSUD Pringsewu.
c) Mengetahuui distribusi frekuensi dukungan keluarga pada penderita
pasien diabetes mellitus di RSUD pringsewu.
D. Ruang Ligkup
Penelitian ini dilakukan pada pasien diruangan bedah di rumah sakit umum
daerah Pringsewu, dengan objek penelitian ini sebagai variabel independen
yaitu dukungan keluarga dan veriabel dependen efikasi diri pada penderita
pasien diabetes mellitus. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2020 di
RSUD Pringsewu.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Aplikatif
Bagi responden dapat memberikan informasi tentang hubungan efikasi diri
dan dukungan keluarga pada penderita pasien diabetes mellitus ataupun
keluarganya mengenai pentingnya dukungan keluarga, bagi petugas
kesehatan dapat melakukan pencegahan dan penekanan jumlah yang ada
untuk mewujudkan kesehatan masyarakat.
2. Bagi Institusi
Penelitin ini memberikan tambahan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan. Dapat juga digunakan sebagai dasar
penyuluhan, sumber data,bahan bacaan, dan perbandingan bagi peneliti
lain untuk mengembangkan penelitian yang lebih luas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan
bahan masukan sebagai acuan dan data awal dalam melakukan penelitian
selanjutnya yang sifatnya lebih besar dan bermanfaat bagi kemajuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Mellitus
3. Patofisiologi
Hiperglikemia terjadi kerusakan akibat sel β pankreas yang menimbulkan
peningkatan pengeluaran glukosa oleh hati. Pengeluaran glukosa oleh hati
meningkat karena proses-proses yang menghasilkan glukosa yaitu
glikogenelisis atau glukoneogenesis berlangsung tanpa hambatan karena
insulin tidak ada. Ketika kadar glukosa darah meningkat sampai jumlah
glukosa yang difiltrasi melebihi kapasitas, sehingga sel-sel tubulus
melakukan reabsorbsi maka glukosa akan timbul di urin. Glukosa di urin
menimbulkan efek osmotik yang menarik air bersaamanya menimbulkan
dieresis osmotik yang ditandai oleh poliuria (sering berkemih) cairan
yang berlebihan mengakibatkan dehidrasi. Gejala lain adalah rasa haus
yang berlebihan merupakan komponen tubuh untuk mengatasi dehidrasi
akibat poliuria karena terjadi difisiensi glukosa intra sel, maka
kompensasi tubuh merangsang saraf sehingga nafsu makan akan
meningkat dan timbul pemasukan makanan berlebihan (polipagia). Akan
tetapi terjadi peningkatan pemasukan makanan, berat badan menurun
secara progresif akibat defisiensi insulin pada metabolisme lemak dan
protein (Nugroho, 2011).
4. Etiologi
Faktor risiko terjadinya DM tipe 2,meliputi:
a. Riwayat keluarga. Individu yang memiliki keluarga dengan diabetes
berpeluang menderita diabetes sebesar 15% jika salah satu dari orang
tuanya menderita diabetes. Apabila kedua orang tua menderita
diabetes maka berisiko 75%. Risiko untuk mendapatkan diabetes dari
ibu lebih besar 10-30% dari pada ayah. Jika saudara kandung
menderita diabetes maka berisiko 10% dan 90% jika yang menderita
adalah saudara kembar identik (Diabetes UK, 2010). Faktor risiko lain,
riwayat gestasional atau melahirkan bayi >4 kg (Ndraha, 2014).
b. Usia. Peningkatan risiko diabetes terjadi seiring bertambahnya usia,
teruma usia diatas 45 tahun. Hal ini karena pada usia tersebut mulai
terjadi intoleransi glukosa dan adanya proses penuaan menyebabkan
berkurangnya kemampuan sel β pankreas dalam memproduksi insulin
(Sunjaya, 2009)
c. Obesitas. Individu yang memiliki obesitas lebih berisiko 7,14 kali
untuk menderita diabetes dibandingkan dengan individu yang tidak
obesitas (Trisnawati & Setyorogo, 2013). Obesitasditandai dengan
body mass index (BMI) ≥25 kg/m2 (WHO, 2016). Adanya pengaruh
BMI terhadap diabetes disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik serta
tingginya konsumsi karbohidrat, protein,dan lemak yang merupakan
faktor risiko dari obesitas. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya
asam lemak atau free fatty acid (FFA) dalam sel. Peningkatan FFA ini
akan menurunkan translokasi transporter glukosa ke membran plasma,
dan menyebabkan terjadinya resistensi insulinpada jaringan otot dan
adipose (Teixeria-Lemos dkk,2011)
8. Self-management
Berdasarkan penelitian dari Nida Ui Hasanat (2015), terdapat faktor
psikososial yang mempunyai hubungan langsung dengan self-
management pada penderita diabetes melitus tipe 2, yaitu:
a. Efikasi diri
Penelitian Wagner, Tenner, & Osborn (2010) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan self-
management. Menurut Hunt, et al. (2012) efikasi diri tinggi lebih
mungkin untuk melakukan diet, olahraga, monitoring glukosa
darah mandiri, terapi obat, dan perawatan kaki secara optimal.
b. Dukungan sosial
Penelitian Skarbek (2006) menunjukkan terdapat hubungan positif
antara dukungan sosial dengan self-management. Dukungan sosial
pada penderita diabetes selama melakukan self-management
didapatkan dari pasangan, keluarga inti, dan tenaga kesehatan
(Hasanat, 2008).
c. Expressed-emotion. Diketahui apabila epressed-emotionnegatif,
keluarga dipandang sebagai stresor bagi pasien. Keluarga
cenderung akan mengontrol perilaku pasien sehingga
mengakibatkan pasien merasa tidak kompeten dalam melakukan
self-management, atau dengan kata lain expressed-emotionnegatif
akan menimbulkan self-management yang rendah (Hasanat, 2015).
B. Efikasi Diri.
1. Definisi Efikasi Diri
Konsep efikasi diri telah dikembangkan oleh Albert Bandura sebagai teori
sosial kognitif pada tahun 1977. Bandura(1997) dalam Lange et al. (2012)
mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan individu akan
kemampuannya untuk mengatur dan melakukan tugas-tugas tertentu yang
dibutuhkan untuk mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan.
b. Proses motivasi
Tingginya motivasi manusia dibangkitkan melalui kognitif. Individu
memberi motivasi atau dorongan bagi diri mereka sendiri dan
mengarahkan tindakan melalui tahap pemikiran-pemikiran
sebelumnya. Kepercayaan akan kemampuan diri dapat mempengaruhi
motivasi dalam beberapa hal, yakni menentukan tujuan yang telah
ditentukan individu, usaha besar yang dilakukan mereka dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan dan ketahanan mereka dalam
menghadapi kegagalan. Ada tiga teori yang menjelaskan tentang
proses motivasi. Teori pertama yaitu causal attributions (atribusi
penyebab). Teori ini fokus pada sebab-sebab yang mempengaruhi
motivasi, usaha, dan reaksi-reaksi individu. Individu yang memiliki
efikasi diri tinggi bila mengahadapi kegagalan cenderung menganggap
kegagalan tersebut diakibatkan usaha yang tidak cukup memadai.
Sebaliknya, individu yang efikasi dirinya rendah, cenderung
menganggap kegagalanya diakibatkan kemampuan mereka yang
terbatas. Teori kedua, outcomes experience (harapan akan hasil) yang
menyatakan bahwa motivasi dibentuk melalui harapan-harapan.
Biasanya individu akan berperilaku sesuai dengan keyakinan mereka
tentang hal yang dapat mereka lakukan.
a. Usia Menurut Potter & Perry (2005) pada usia 40-65 tahun disebut
juga sebagai tahap keberhasilan, yaitu waktu yang berpengaruh
maksimal, membimbing diri sendiri, dan menilai diri sendiri, sehingga
pada usia tersebut pasien memiliki efikasi diri yang baik.
b. Jenis kelamin Menurut penelitian Ngurah (2014), perempuan memiliki
efikasi diri yang lebih baik dari laki-laki, perempuan dianggap lebih
yakin dalam menjalani pengobatan dan perawatan dri, serta memiliki
mekanisme koping yang baik dalam menghadapi sebuah masalah.
c. Tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan umumnya akan berpengaruh
terhadap kemampuan dalam mengolah informasi. Pendidikan
merupakan faktor yang penting pada pasien DM untuk dapat
memahami dan mengatur dirinya sendiri serta dalam mengontrol gula
darah. Pasien dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dilaporkan
memiliki efikasi diri dan prilaku perawatan diri yang baik (Wu, et al.,
2006 dalam Ariani, 2011).
d. Status pernikahan Menurut penelitian Delamater (2000), seseorang
yang menikah atau tinggal bersama pasangannya akan mempunyai
penyesuaian psikologis yang baik. Penelitian Kott (2008) menjelaskan
bahwa responden yang menikah mempunyai kontrol DM yang baik
dan mempunyai status kesehatan yang lebih positif.
e. Status sosial ekonomi Pasiendengan penghasilan yang baik
berpengaruh positif terhadap kesehatan dan kontrol glikemik.
Pekerjaan secara signifikan sebagai prediktor efikasi diri secara umum,
atau dengan kata lain seseorang yang bekerja memiliki kepercayaan
diri yang lebih tinggi untuk mengatasi masalahnya (Rubin & Peyrot,
2000).
f. Lama menderita
Pada penelitian Funnell & Anderson (2004) responden yang baru
menderita DM selama 4 bulan sudah menunjukkan efikasi diri yang
baik. Penelitian Wu, et al., (2006) dalam Ariani (2011) menemukan
bahwa pasien yang telah menderita DM ≥11 tahun memiliki efikasi
diri yang baik dari pada pasien yang menderita DM <10 tahun. Hal ini
disebabkan karena pasien telah berpengalaman mengelola penyakitnya
dan memiliki koping yang baik. Menurut Bernal, et al. (2000) pasien
yang telah lama menderita DM namun disertai komplikasi memiliki
efikasi diri yang rendah. Dengan adanya komplikasi akan
mempengaruhi kemampuan pasien untuk mengelola perawatan diri
dan penyakitnya.
C. Dukungan Keluarga
2. Tipe Keluarga
Menurut Friedman (2014), setiap keluarga memerlukan layanan kesehatan
yang mana pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan perkembangan
sosial masyarakat sehingga keluarga memiliki tipe-tipe agar dapat
mengembangkan derajat kesehatannya antara lain :
a. Keluarga inti
Keluarga inti merupakan transformasi demografi dan sosial yang
paling signifikan yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah bekerja
untuk mencari nafkah dan ibu yang sebagai pengurus rumah tangga.
b. Keluarga adopsi
Keluarga adopsi adalah suatu cara untuk membentuk keluarga dengan
cara menyerahkan tanggung jawab orang tua kandung kepada orang
tua adopsi secara sah dan saling menguntungkan satu sama lain.
Keluarga adopsi ini dilakukan karena berbagai alasan seperti pasangan
yang tidak dapat memiliki keturunan tapi ingin menjadi orang tua
sehingga mereka mengadopsi anak dari pasangan lain.
c. Keluarga asuh
Keluarga asuh adalah suatu layanan yang diberikan untuk mengasuh
anaknya ketika keluarga kandung sedang sibuk dan keluarga asuh akan
memberikan keamanan dan kenyamanan pada anak. Anak yang diasuh
oleh keluarga asuh umumnya memiliki hubungan kekerabatan seperti
kakek atau neneknya.
d. Keluarga orang tua tiri
Keluarga orang tua tiri terjadi bila pasangan yang mengalami
perceraian dan menikah lagi. Anggota keluarga termasuk anak harus
melakukan penyesuaian diri ladi dengan keluarga barunya. Kekuatan
positif dari keluarga tiri adalah menikah lagi merupakan bentuk yang
positif dan suportif karena meningkatkan kesejahteraan anak-anak,
memberikan anak-anak perhatian dan kasih sayang, serta sebagai jalan
keluar dari perbaikan kondisi keuangan.
3. Tugas keluarga
Terdapat tujuh tugas pokok keluarga menurut (Friedman, 2014) antara
lain:
D. Kerangka teori
Bagan 1.1
E. Kerangka konsep
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari pertanyaan penelitian (Dharma,
2017). Hasil dalam penelitian ini hipotesis yang didapatkan adalah :
Ha : ada hubungan antara efikasi diri dan dukungan keluarga terhadap pasien
Diabetes militus
Ho : tidak ada hubungan antara efikasi diri dan dukungan keluarga terhadap
pasien Diabetes militus
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian
rupa sehingga peneliti mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan penelitian.
Desain mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk
mencapai tujuan penelitian dan berperan sebagai alat juga pedoman guna
mencapai tujuan (Setiadi, 2013).
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah karakteristik yang melekat pada populasi,
bervariasi antara suatu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu
penelitian jenis kelamin, berat badan dan pekerjaan (Kusuma, 2015). Variabel
penelitian dikembangkan dari konsep/teori dan hasil penelitian terdahulu
sesuai dengan fenomena atau masalah. Variabel dalam penelitian ini terdiri
variabel independen yaitu dukungan keluarga, dan yang menjadi variabel
dependen adalah efikasi diri pada penderita diabetes mellitus.
C. Definisi Oprasional
Definisi operasional merupakan variabel yang dapat diukur atau bahkan dapat
diuji baik secara peneliti maupun penelitian lainya (Ketut, 2015).
F. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya rekomendasi
dari pihak lain dengan mengajukan permohonan izin terlebih dahulu ke
instansi tempat dilakukannya penelitian dalam hal ini di Rumah Sakit Umum
Pringsewu setelah mendapatkan persetujuan barulah kemudian kuesioner
dibagikan kepada responden dengan menekankan pada masalah etika yang
meliputi:
c. Processing
Setelah semua data sampai pengkodingan, selanjutnya dilakukan
entry data untuk dianalisis. Seluruhnya data kuisioner di- entry dalam
computer munggunkan program computer.
d. Cleaning
Pengecekan ulang dan pembersihan dat-data sebelumnya pengolahan
lebih lanjut untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan dalam
memberikan kode, membaca kode maupun kesalahan pada saat entry
sehingga data dianalisis.
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa data dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Bentuk
analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik
digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi.
Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi hubungan
efikasi diri dan dukungan keluarga pada penderita diabetes mellitus
di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu tahun 2020 dengan p value
0.05 %.
b. Analisa Bivariat
Dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini analisa yang
akan digunakan untuk menganalisa yaitu menggunakan Kai Kuadrat
(chi square) dengan komputerisasi.
I. Jalanya Penelitian
Penelitian merupakan urutan karya atau langkah – langkah yang dilakukan
selama penelitiandari awal hingga penelitian berakhir. Jalanya penelitian yang
dilakukan dalam penelitian ini pada dasarnya adalah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Persiapan meruapakan rencangan yang berfungsi sebagai karengka awal
dalam penelitian ini. Langkah- langkah yang dilakukan dalam tahap
persiapan yaitu :
a. Melakukan perizinan kepada pimpinan institusi dan tempat penelitian
b. Melakukan Pra survey
c. Pemiihan masalah dan membuat rumusan masalah
d. Penyusunan dan pengumpulan proposal penelitian
e. Proses bimbingan
f. Penyusunan skala dan instrumen penelitian
g. Presentasi proposal penelitian
2. Tahap pelaksanaan
Proses dimana pengambilan dan dan pengolahan data dengan
menggunakan langkah-langkah
a. Meminta surat izin penelitian dari institusi
b. Menbuat surat persetujuan responden
c. Menyerahakan suarat ke tempat penelitian
d. Membuat kuesioner
e. Pengambilan data kuesioner
f. Pengolahan data melalui :
1) Penyuntingan data (Editing)
2) Member kode (Coding)
3) Memasukan data (Entry)
4) Mengecek kembali data (Clening)
DAFTAR PUSTAKA
Alisa, F., et al. (2020). "HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN MANAJEMEN DIRI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI
PUSKESMAS ANDALAS KOTA PADANG." Menara Ilmu 14(2).
Friedman, M. M., Bowden, V. R., dan Jones, E.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga:Riset, Teori, dan Praktik, alih bahasa, Akhir Yani, S. Hamid et al., Edisi 5.
Jakarta: EGC
Hasdianah. 2012. Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa dan Anak – Anak Dengan
Solusi Herbal. Yogyakarta : Nuha Medika
Kusuma, H. and W. Hidayati (2013). "Hubungan antara motivasi dengan efikasi diri pada
pasien diabetes mellitus tipe 2 di Persadia Salatiga." Jurnal Keperawatan Medikal
Bedah 1(2).
Kurniadi, H & Nurrahmani, U. (2015). Stop! Gejala penyakit jantung koroner, kolesterol
tinggi, diabetes melitus, hipertensi. Yogyakarta: Istana Medis.
Astuti N. EFIKASI DIRI DAN MANAJEMEN DIRI PADA PASIEN DENGAN DIABETES
TIPE 2: SEBUAH REVIEW SISTEMATIK Jurnal Photon.2020.
Feist, Jess, Feist, J G, Roberts, Tomi-Ann. Teori Kepribadian. Salemba Humanika. 2017.
Pramesthi IR, Purwanti OS. HUBUNGAN PENGETAHUAN PENGELOLAAN DIABETES
MELITUS DENGAN EFIKASI DIRI PADA PENYANDANG DIABETES MELITUS TIPE II 2020.
Trisnawati, KS., Setyorogo, Soedijono. 2013. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe
2 Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah
Kesehatan. Vol 5 No. 1 : 6-11
LeMone, Burke, & Bauldoff, (2016). Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa.Jakarta: EGC
IDF. 2013. IDF Diabetes Atlas Sixth Edition, International Diabetes Federation
2013.retrieved from file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/english-6th.pdf
Hasanat, N. (2015). Manajemen Diri DiabetesAnalisis Kuantitatif Faktor-
FaktorPsikososialPada Pasien Diabetes Melitus Tipe II.Yogyakarta. retrieved from
file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/596-2413-1-PB.pdf
Ariani, Y. (2011). Hubungan Antara Motivasi dengan Efikasi Diri Pasien DM Tipe 2 Dalam
Konteks Asuhan Keperawatan Di RSUP.H.Adam Malik Medan. Retrieved from
file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/digital_20282755-T%20Yesi
%20Ariani.pdf
Friedman. (2014). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, & Praktik : ECG
Kozier, e. a. (2010). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik. Jakarta, EGC.