Anda di halaman 1dari 22

REVIEW JURNAL

PEMBELAJARAN KOMUNITAS DENGAN HEALTH BELIEF MODEL (HBM)


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I

Disusun Oleh :
Dini Andini C1614201043
Acep Tohir C1714201032
Ajeng Adinda M C1714201033
Anis Khoirunnisa C1714201034
Ari setiawan C1714201035
Awal Febriyan C1714201036
Azizah Fakhrunnia C1714201037
Dede Fikri Haikal C1714201038
Eka Hardianti Budiana C1714201040
Eva Sofhia C1714201041
Febby Firmansyah C1714201042
Ilma Himawati C1714201044
Lusi C1714201047
Maulana Ahmad M C1714201048
Mukhsin Abdulah C1714201051

3B
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul “REVIEW JURNAL
PEMBELAJARAN KOMUNITAS HMB” Penulisan laporan ini merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah studi Keperawatan jiwa II

Dalam penulisan laporan ini saya merasa masih banyak kekeurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami sehingga ksaya dapat menyelesaikan tugas ini.

Tasikmalaya,05 November 2019

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .............................................................................................................................................. 1


B. Rumusan masalah ....................................................................................................................................... 1
C. Tujuan .............................................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN

A. Review Jurnal ................................................................................................................................................ 2


BAB III SATUAN ACARA PENYALUHAN
BAB IV PENUTUP

A. Simpulan.......................................................................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta
tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa
berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Perubahan juga dapat
terjadi pada perilaku dari seseorang maupun suatu kelompok
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon
(Notoatmojo,1993), sedangkan Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.
Perilaku kesehatan masyarakat merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
kualitas kesehatan masyarakat. Sebagian besar penyakit bermula dari perubahan
perilaku yang buruk.
Penurunan kualitas kesehatan masyarakat akibat perilaku kesehatan masyarakat
yang buruk ini kemudian menjadi suatu hal yang sangat krusial bagi petugas
kesehatan. Perilaku yang buruk, rusaknya lingkungan, dan penurunan kualitas
kesehatan menjadi siklus yang harus diputus untuk menciptakan kehidupan
masyarakat yang sehat.
Melalui teori Health Belief Model, kita mampu mempelajari perilaku kesehatan
masyarakat yang akan mempermudah pemahaman tehadap perubahan kualitas
kesehatan masyarakat. Melalui pemahaman dan pengaplikasian teori Health Belief
Model yang baik akan tercipta kualitas kesehatan masyarakat indonesia yg baik
pula.
B. Rumusan Masalah
1. bagaiaman konsep health belief model ?
2. bagaimana penerapan dari health belief model?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep health belief model
2. Untuk mengetahui penerapan dari health belief model

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian HBM
Health Belief Model (HBM) seringkali dipertimbangakan sebagai kerangka utama
dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan manusia dan telah mendorong
penelitian perilaku kesehatan sejak tahun 1950-an. Hal ini menjadikan HBM
sebagai model yang menjelaskan pertimbangan seseorang sebelum mereka
berperilaku sehat. Oleh karena itu, HBM memiliki fungsi sebagai model
pencegahan atau preventif (Salihat, 2009).
Health belief model merupakan suatu konsep yang mengungkapkan alasan
dari individu untuk mau atau tidak mau melakukan perilaku sehat (Janz &
Becker,
1984 as cited in Putri, 2016). Health belief model juga dapat diartikan
sebagai sebuah konstruk teoretis mengenai kepercayaan individu dalam
berperilaku sehat (Conner, 2005 as cited in Putri, 2016).
Teori Health Belief Model merupakan salah satu teori yang digunakan
untuk memahami dan mengidentifikasi bagaimana dan kemana
mengarahkan strategi untuk perubahan perilaku dan juga menjelaskan
pada tiap aspek penting beberapa perilaku manusia. Teori ini dapat
digunakan untuk meramalkan atau memodifikasi perilaku kesehatan
karena kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan,
penanganan, dan dapat dikaitkan dengan perkembangan penyakit kronis
yang tergantung secara langsung pada hasil dari keyakinan atau penilaian
kesehatan (Kirscht, 1988 dalam Salhat, 2009; Machfoedz, 2006 as cited in
Ummuzahro, 2015).
B. Komponen
Health Belief Model memiliki empat konstruksi utama yaitu persepsi kerentanan
yang dirasakan (perceived susceptibility), keseriusan yang dirasakan (perceived
seriousness), manfaat yang didapatkan (perceived benefits), dan hambatan yang
dihadapi (perceived barriers) (Jones & Bartlett, 2010 as cited in Ummuzahroh,
2015).

2
Dalam perkembangannya, perilaku/tindakan seseorang untuk mencegah atau
mengobati penyakit juga dipengaruhi oleh self-efficacy dan petunjuk/pendorong
untu bertindak (cues to action) (Jones & Bartlett, 2010 as cited in Ummuzahroh,
2015).
C. Kelebihan dan kekurangan
1. Kelebihan
a. Mudah di gunakan
b. Bentuk intervensi yang praktis bagi tenaga kesehatan khususnya untuk
tindakan preventif
c. Analisator perilaku yang beresio terhadap kesehatan
2. Kekurangan
a. Rosenstock berpendapat bahwa model HBM mungkin lebih berlaku untuk
masyarakat kelas menengah saja.
b. Sheran dan Orbel (1995) menyatakan dalam penelitian sebelumnya, item
kuesioner HBM tidak random dan dapat dengan mudah dibaca oleh
responden sehingga validasinya diragukan.
c. Penelitian cross sectional untuk memperjelas hubungan perilaku dan
keyakinan seseorang.

D. Review Jurnal

Kriteria dan Pembenaran


Introduction Metodologi Result Discusscion
Judul 1
Health Belief Tuberkulosis Penelitian ini Hasil Hasil penelitian
Penderita (TB) menggunaka penelitian ini ini sejalan
Tuberkulosis merupakan n menyimpulkan dengan
Paru Relaps Di penyakit pendekatan tigabelas tema, penelitian
Balai menular fenomenolog antara lain Wahyuningsih
Kesehatan (airborne i deskriptif pengertian (2013), yang
Masyarakat desease) yang kambuh, tanda memaparkan
(Balkesmas) penyebab bertujuan dan gejala gejala klinis
Wilayah kematian untuk kambuh, cara terbanyak yang
Klaten:Studi utama dari mendapatka penularan dialami
Fenomenologi agen infeksius, n kekambuhan, penderita TB
dan masih pemahaman faktor yang paru yaitu
menjadi mendalam menyebabkan 91,8%
masalah tentang arti kekambuhan, penderita
kesehatan dan makna resiko kambuh, mengalami
global. pengalaman tindakan sesak napas
TB yang setiap health belief pencegahan Pada penelitian
tahunnya penderita kekambuhan, ini seluruh

3
mengalami tubekulosis dampak partisipan
peningkatan, paru relaps. kambuhnya memperoleh
disebabkan TB, tanda dan dukungan dari
oleh masalah gejala penyakit keluarga.
ekonomi dan TB kambuh Sumber
sosial, membaik, dukungan
kegagalan hambatan yang partisipan
program TB, dirasakan dalam
pademi HIV, penderita TB menjalankan
dan resistensi kambuh, pengobatan ini
obat anti TB support adalah istri,
(Kemenkes RI, system, anak, kakak dan
2014, h3). penderita TB orang tua, hal
Dampak TB kambuh ini disebabkan
selain mengalami karena mereka
merugikan gangguan tinggal
secara harga diri, berdekatan
ekonomi dan kondisi dengan orang-
sosial, ada emosional orang tersebut.
dampak yang penderita TB Keluarga juga
lebih kambuh, sebagai
mengancam kualitas dukungan sosial
yaitu dampak pelayanan bagi anggota
dari TB kasus penderita TB keluarga lainnya
relaps.Kasus kambuh di yang sedang
ini berakibat BALKESMAS menghadapi
menurunnya masalah
produktifitas, kesehatan, yang
meningkatkan mana keluarga
sumber mempunyai
penularan TB, peran penting
resistensi obat dalam
anti menentukan
tuberkulosis, keputusan
tingkat dalam
keberhasilan mematuhi
pengobatan tindakan
lebih rendah, kesehatan yang
hingga dianjurkan.
kematian Selain itu,
(Depkes, keluarga juga
2014). berperan
penting dalam
tahap-tahapan
perawatan
kesehatan,
mulai dari
tahapan
peningkatan
kesehatan,
pencegahan,
pengobatan,

4
sampai
rehabilitasi
(Effendi &
Makhfudli,
2009, h180).
Hasil penelitian
ini juga di
dukung
penelitian
Nurhidayati,
Dhian dan
Khoirunisa
(2016) yang
menyimpulkan
adanya
hubungan
dukungan
kelurga dengan
kepatuhan
minum obat
penderita TB di
kawedanan
Pedan.
Judul 2
Analisis Penyakit TB Jenis Hasil Tidak ada
Faktor Yang paru adalah penelitian ini penelitian Di hubungan
Berhubungan penyakit adalah sinilah antara
Dengan menular penelitian keluarga kerentanan
Kepatuhan kronis yang deskriptif mempunyai yang dirasakan
Minum Obat disebabkan analitik peran yang (perceived
Pasien Tb oleh bakteri dengan sangat penting susceptibility),
Paru Mycobacteriu pendekatan bagi kepatuhan keseriusan yang
Berdasarkan m cross pasien TB dirasakan
Health Belief tuberculosis. sectional paru. Selain (perceived
Model Di Penularan sebgai pihak seriuousness),
Wilayah Kerja utama yang selalu manfaat dan
Puskesmas penyakit TB mendukung rintangan yang
Umbulsari, paru adalah untuk dirasakan
Kabupaten oleh bakteri kesembuhan (perceived
Jember yang terdapat pasien, benefit and
dalam droplet keluarga juga barriers), serta
yang bertanggung faktor
dikeluarkan jawab sebagai pendorong
penderita Pengawas (cues) dengan
sewaktu Minum Obat kepatuhan
bersin bahkan (PMO) yang minum obat
bicara nantinya akan pasien TB paru.
(Muttaqin, berperan Tidak ada faktor
2007). untuk yang
Menurut Amin mengawasi mempunyai
dalam dan hubungan

5
penelitian mengingatkan paling dominan
Asmariani secara terus dengankepatuh
(2012), menerus an minum obat
kegagalan kepada pasien pasien TB paru
penderita TB agar pasien berdasarkan
paru dalam meminum model
pengobatan obatnya secara kepercayaan
dapat teratur dan kesehatan
diakibatkan tepat waktu (Health Belief
oleh banyak sesuai dengan Model) karena
faktor, seperti dosis yang keempat faktor
obat,penyakit sudah tersebut secara
dan ditetapkan bersamasama
penderitanya oleh petugas memiliki
sendiri. kesehatan. Di hubungan
Berdasarkan sini peran dengan
berbagai petugas kepatuhan
penelitian, kesehatan juga minum obat.
terbukti sangat penting
bahwa paling terutama
banyak hanya untuk turut
sepertiga dari serta dalam
penderita memberikan
yang minum pelayanan
atau kesehatan
melakukan yang terbaik,
pengobatan terutama
persis seperti tentang
yang pendidikan
dianjurkan kesehatan dan
penyampaian
informasi
kepada pasien.
Karena
semakin jelas
informasi yang
diberikan,
maka akan
semakin
membuat
pasien
tersebut
paham
sehingga
nantinya
diharapkan
dapat
membantu
meningkatkan
kepatuhannya.
Jurnal 3

6
Pengaruh Tuberkulosis Desain yang Berdasarkan Motivasi yang
health belief merupakan digunakan uji statistik kurang dalam
model dan masalah dalam korelasi mencegah
motivasi kesehatan, penelitian Spearman Rho, penularan
dengan baik dari sisi adalah didapatkan penyakit dan
pencegahan angka analitik hasil p 0.001 kesadaran
penularan kematian atau korelasional untuk health masyarakat,
tuberculosis mortalitas, dengan belief model terutama
paru di dan angka pendekatan dan p 0.021, masyarakat
puskesmas kejadian metode yang berarti kecil, yaitu
gurah penyakit atau cross bahwa bahwa keluarga
kabupaten morbiditas. sectional. nilai p 0.001 merupakan
Kediri Tuberkulosis Sedangkan dan 0.021 < kuncu pokok
adalah suatu sampel 0.05. Dari hasil dalam
penyakit dalam tersebut memutuskan
menular yang penelitian ini didapatkan rantai
sebagian besar yang adalah bahwa H1 penularan
disebabkan Sebagian diterima yang penyakit
oleh kuman penderita berarti ada tuberculosis
Mycobacteriu tuberculosis pengaruh paru. Konsep
m (TB) paru di health belief utama dalam
tuberculosis. Puskesmas model dan Health belief
Tujuan Gurah motivasi model yaitu
penelitian ini dengan BTA dengan kerentanan
yaitu untuk (+) sebanyak pencegahan yang dirasakan,
mengetahui 22 penularan keseriusan yang
pengaruh responden. tuberculosis dirasakan,
health belief Instrument paru di manfaat dan
model dan penelitian ini Puskesmas rintangan yang
motivasi menggunaka Gurah dirasakan dan
dengan n kuesioner Kabupaten isyarat untuk
pencegahan pada Kediri Tahun bertindak
penularan masing- 2016.
tuberculosis masing
paru. variabel.
Populasi Analisis uji
sebanyak 35 variabel
responden menggunaka
yakni terdiri n uji bivariat
dari BTA(-) berupa uji
sebanyak 13 Spearman
responden Rho dengan
dan BTA(+) tingkat
sebanyak 22 signifikan
responden α=0,05,
sehingga
mampu
menjawab
tujuan
penelitian
Jurnal 4

7
Studi Kasus Ketidakpatuha Penelitian Hasil Kepatuhan
Ketidakpatuha n orang ini adalah penelitian seseorang
n Orang kontak studi kasus meliputi dalam
Kontak serumah yang persepsi penanganan
Serumah terhadap dilakukan di kerentanan, TB adalah
terhadap anjuran Kelurahan persepsi mencakup
Anjuran pemeriksaan Pajajaran keseriusan, semua aspek
Pemeriksaan Tuberkulosis Kota persepsi untuk
Tuberkulosis (TB) Bandung. manfaat mengikuti
merupakan Subjek pemeriksaan sesuai dengan
fenomena penelitian orang kontak saran atau
kompleks, adalah serumah, dan anjuran
dinamis dari sembilan isyarat untuk petugas
faktor yang orang melakukan kesehatan.
berkaitan kontak tindakan Pengetahuan
dengan serumah dan berdasarkan dan persepsi
perilaku. enam orang HBM. seseorang akan
Populasi perawat Persepsi berpengaruh
sembilan Puskesmas orang kontak terhadap
orang kontak Pasirkaliki. serumah kepatuhan
serumah dan Pengumpula tentang mengikuti
enam orang n kerentanan TB prosedur ini,
perawat data meliputi sedangkan
Puskesmas dilakukan adanya ketidakpatuhan
Pasirkaliki dengan studi perasaan takut merupakan
dokumentasi tertular, suatu fenomena
, observasi melakukan yang kompleks,
pasif tidak pemisahan, dinamis dari
berstruktur, dan berbagai faktor
wawancara menerima yang berkaitan
mendalam, takdir. dengan perilaku
dan diskusi Persepsi orang
kelompok kontak
terarah. Data serumah
dianalisis mengenai
dengan keseriusan
menggunaka penyakit TB
n model yaitu
Miles dan kematian,
Huberman, perasaan
yaitu malu atau
reduksi data, minder.
penyajian Persepsi orang
data, dan kontak
penarikan serumah
kesimpulan. tentang
manfaat
skrining yaitu

8
akan diketahui
apakah orang
kontak
serumah
terkena TB
atau tidak.
Isyarat untuk
melakukan
tindakan
pemeriksaan
TB menurut
orang
kontak
serumah yaitu
apabila
mereka sudah
sakit atau
muncul gejala-
gejala TB.
Hasil
penelitian dari
perawat
menunjukkan
bahwa perawat
mengetahui
bahwa salah
satu standar
program
penanggulanga
n TB (P2TB)
adalah
pemeriksaan
TB pada orang
kontak
serumah
penderita TB
paru terutama
yang basil
tahan asam
(BTA) positif
dan anak
dengan TB.
Pemeriksaan
TB tersebut
dilakukan
dengan
pemeriksaan
dahak

9
sewaktu-pagi-
sewaktu
(SPS).
Persepsi
perawat
mengenai
hambatan
dalam
menjalankan
peran dan
fungsinya
yaitu adanya
keterbatasan
jumlah tenaga
di puskesmas,
pendidikan
perawat masih
rendah, dan
perawat
mendapat
tugas
limpahan di
klinik.

P I C O T
(Patient/Clinica (Interventio (Comparasion) (Outcome) (Time)
l Problem) n)
Judul Pengaruh Edukasi Health Belief Model Terhadap Kualitas Hidup Penderita
Jurnal Tuberculosis Di Pkm Tamansari Kota Tasikmalaya

Jawab YA YA YA YA YA
 Masalah dari Rancangan Berdasarkan Berdasar Penelitia
jurnal ini penelitian ini hasil Uji T hasil n ini
adalah adalah berpasangan penelitian dilaksan
Tuberkulosis quasiexperi terlihat nilai tentang akan di
yang menjadi ment dengan mean pengaruh PKMTam
masalah one group perbedaan edukasi ansari
utama pre and antara Health Belief ota
kesehatan posttest pengukuran Model Tasikmal
masyarakat. design. pertama dan terhadap aya pada
 Populasi Metode kedua adalah kualitas hidup 2017
dalam penelitian 8.17391 dengan penderita
penelitian ini dengan standar tuberkulosis
penderita menggunaka devisiasi di PKM
Tuberculosis n jenis 3.28163. Tamansari
yang aktif pendekatan perbedaan ini Kota
berobat Survey Cross di uji dengan uji Tasikmalaya
Sectional T berpasangan dapat diambil

10
Kecamatan yang menghasilkan kesimpulan
Tamansari bertujuan nilai p pada sebagai
sebanyak 46 untuk kolom sig “(2 berikut:
orang. mengetahui tailed dengan
1. Kualitas
pengaruh hasil nilai
hidup
edukasi p=0.000,
penderita
Health Belief sehingga dapat
Tuberkulo
Model disimpulkan
sis
dengan ada perbedaan
sebelum
kualitas siginifikan
diberikan
hidup kualitas hidup
intervensi
penderita penderita TB
edukasi
tuberculosis sebelum
Health
di edukasi HMB
Belief
Kecamatan sehingga
Model
Tamansari terdapat
pada
Kota pengaruh
penderita
Tasikmalaya edukasi HMB
tuberkulos
. terhadap
is di PKM
kualitas hidup
Tamansari
penderita
Kota
tuberkulosis di
Tasikmala
PKM Tamansari
ya adalah
Kota
sebesar
Tasikmalaya.
76.3043.
2. Kualitas
hidup
penderita
Tuberkulo
sis
sesudah
diberikan
intervensi
edukasi
Health
Belief
Model
pada
penderita
tuberkulos
is di PKM
Tamansari
Kota
Tasikmala
ya adalah
sebesar

11
84.4783.
3. Terdapat
pengaruh
edukasi
Health
Belief
Model
pada
penderita
tuberkulos
is di PKM
Tamansari
Kota
Tasikmala
ya dengan
nilai p=
0,000.

12
13
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Masalah kesehatan sesuai prioritas


Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian
atau mortalitas, dan angka kejadian penyakit atau morbiditas. Tuberkulosis
adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculos. Sesuai dengan masalah tersebut kami akan
memberikan penyuluhan mengenai : "health belief model : penyakit
tuberkulosis (TBC) ” berdasarkan prioritas dari masalah masalah kesehatan
tersebut
B. Area / pesan pokok
“Health belief model : penyakit tuberkulosis (TBC)”
C. Tujuan pendidikan
a. TIK
setelah mengikuti penyuluhan ini mahasiswa S1 keperawatan 3B
universitas muhammadiyah tasikmalaya dapat : menjelaskan tentang
health belief model : penyakit tuberkulosis (TBC).
b. TIU
Setelah mengikuti penyuluhan ini mahasiswa S1 keperawatan 3B
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya diharapkan akan dapat
menerapkan health belief model : penyakit tuberkulosis (TBC) sesuai
dengan ilmu yang didapatkan di mata kuliah keperawatan komunitas.
D. Sasaran
Kelompok masyarakat Taman Sari Gobras.
E. Hari / tanggal
Jumat, 06 Desember 2019
F. Tempat
Posbindu Taman sari Gobras
G. Pelaksana
Mahasiswa S1 Keperawatan kelas 3B
H. Waktu / durasi
2 X 15 menit / 30 menit
I. Isi / materi
Membahas mengenai pengertian TBC, Tanda dan gejala, aplikasi HBM

14
J. Metode pendidikan
Seminar dan diskusi
K. Media yang digunakan
Alat bantu seperti : power point, leaflet, dll
L. Rencana kegiatan
Tahap kegiatan Kegiatan pengajaran
Pendahuluan 1. Moderator memberi salam
2. Moderator memperkenalkan semua
anggota penyuluh
3. Moderator membuat kontrak waktu
4. menjelaskan tujuan penyuluhan
Penyajian 1. Menggali pengetahuan masyarakat
tentang pengertian TBC
2. Memberikan reinforcement dan
meluruskan konsep
3. Menjelaskan tanda dan gejala TBC
4. Menjelaskan aplikasi HBM
5. Menjelaskan pencegahan penularan TBC
6. Memberikan kesempatan pada
masyarakat untuk bertanya
7. Memberikan reinformen (+) dan
menjawab pertanyaan
Penutup 1. Presenter bersama masyarakat
menyimpulkan materi
2. Presenter mengadakan evaluasi
3. Presenter memberi salam
4. Moderator menyimpulkan hasil diskusi
5. Moderator memberi salam
M. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Peserta penyuluhan 15 orang
- Setting tempat teratur, berbentuk persegi panjang
- Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. valuasi Proses
- Selama proses berlangsung diharapkan masyarakat dapat mengikuti
seluruh kegiatan
- Selama kegiatan berlangsung diharapkan masyarakat aktif
N. Lampiran materi selengkapnya
1. Pengertian TBC
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium
tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya,
tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI). Tuberculosis

15
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer , 1999).
2. Tanda dan gejala
a. Batuk. Pada tahap selanjutnya, batuk bisa menghasilkan dahak
berwarna abu-abu atau kuning yang bisa bercampur dengan darah
b. Perhatikan penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan.
c. Kelelahan
d. Demam
e. Berkeringat di malam hari adalah salah satu cara tubuh melindungi
dari penyakit. Berkeringat di malam hari dapat dimulai dengan
demam dan akhirnya menyebabkan keringat berlimpah diikuti oleh
menggigil.
f. Panas dingin
g. Kehilangan nafsu makan
h. Amati urine yang berubah warna (kemerahan) atau urine keruh. Ini
merupakan gejala yang muncul pada tahap selanjutnya
3. Aplikasi HBM
1. Kerentanan ( Perceived Susceptibility )
yaitu seseorang merasakan keyakinan / percaya akan kemungkinan
sakit yang terjadi pada dirinya. Misalnya seseorang wanita yang
beresiko mempunyai pasangan yang TBC, akan merasakan dirinya
rentan terkena suatu penyakit di pernafasan paru.
2. Keseriusan (Perceived Severity/seriousility)
yaitu seseorang memprediksikan tingkat keparahan apabila
menderita penyakit tersebut.
3. Hambatan ( Perceived Barrier )
yaitu hambatan yang ada dalam seseorang berperilaku sehat,
misalnya pada kasus perempuan yang beresiko terkena penyakit
TBC, dia akan mencari pencegahan dengan pendeteksian dini melalui
pemeriksaan lab namun dari pihak suami tidak mendukung, hal ini
merupakan hambatan.
4. Keuntungan ( Benefitt )
Yaitu seseorang menimbang keuntungan yang diperoleh antara
biaya yang dikeluarkan dengan tingkat sakitnya, misalnya apakah
efektif biaya yang dikeluarkan pada pemeriksaan TBC yang mahal

16
bila dibandingkan dengan tingkat keseriusan atau resiko
penyakitnya.
5. Cues to action
Pasien sudah mengerti kebiasaan seperti apa yang harus mereka
lakukan saat berobat ke puskesmas, misalnya setelah memberikan
keluhan yang dirasakan saat itu, dokter memberikan pertanyan
sugestif “suntik, ya?”, dengan spontan pasien akan berbaring dan
membuka bajunya siap untuk disuntik.
6. Cara pencegahan
Untuk penderita
a. Minum obat sampai habis sesuai petunjuk
b. Menutup mulut ketika batuk atau bersin
c. Tidak meludah di sembarang tempat
d. Meludah di tempat yang terkena sinar matahari langsung atau
ditempat yang sudahada karbol/lisol
Untuk keluarga
a. Jemur kasur seminggu sekali
b. Buka jendela lebar-lebar agar udara dan sinar matahari bisa
langsung masuk
Pencegahan lain
a. Imunisasi BCG pada bayi
b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi

17
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Health Belief Model (HBM) seringkali dipertimbangakan sebagai kerangka
utama dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan manusia dan telah
mendorong penelitian perilaku kesehatan sejak tahun 1950-an. Hal ini
menjadikan HBM sebagai model yang menjelaskan pertimbangan seseorang
sebelum mereka berperilaku sehat. Oleh karena itu, HBM memiliki fungsi
sebagai model pencegahan atau preventif (Salihat, 2009).
Health belief model merupakan suatu konsep yang mengungkapkan alasan
dari individu untuk mau atau tidak mau melakukan perilaku sehat (Janz &
Becker,
B. Saran
Diharapkan terapi komplementer yang terdapat dari jurnal diatas dapat di
aplikasikan kedalam Heaalth Belief Model

18
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/358597831/Tugas-2-makalah-health-belief-model

Nurhidayati, Istianna. dkk, 2019.” Health Belief Penderita Tuberkulosis Paru Relaps Di
Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) Wilayah Klaten:Studi Fenomenologi.”Cendikia
Utama Vol. 8.
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0,5&q=health+belief+model+penya
kit+tuberkulosis#d=gs_qabs&u=%23p%3DNnB10SQgpxkJ (Di akses pada 05 Desember
2019)

Safri, Firman Maulana, Tintin Sukartin dan Elida Ulfiana. 2013.” Analisis Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Tb Paru Berdasarkan Health Belief
Model Di Wilayah Kerja Puskesmas Umbulsari, Kabupaten Jember.”
https://scholar.google.com/scholar?start=20&q=health+belief+model+penyakit+tuber
kulosis&hl=en&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=%23p%3DC6CYTlYPjDkJ (Di Akses pada 05
Deseember 2019)Lismayant, Lilis dan Nina Pamela Sari. 2017. Pengaruh Edukasi
Health Belief Model Terhadap Kualitas Hidup Penderita Tuberculosis Di Pkm
Tamansari Kota Tasikmalaya. ResearchGate.
https://www.researchgate.net/signup.SignUp.html (Diakses pada 05 Desember 2019)

19

Anda mungkin juga menyukai