Dosen Pengampu :
M.Iqbal Sutisna,S.Kep.,M.Kep.
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Teori Keperawatan Health Belief Model” dengan tepat waktu. Teori
Keperawatan Health Belief Model ini disusun guna memenuhi tugas dari Bapak
M.Iqbal Sutisna, S.Kep.,M.Kep pada mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan
di Insititut Kesehatan Rajawali Bandung
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
BAB II PENUTUP...........................................................................................17
A. Kesimpulan......................................................................................17
B. Saran.................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan bisa terjadi setiap saat dan merupakan proses dinamik serta
tidak dapat dielakkan.Berubah berarti beranjak dari keadaaan yang semula.
Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Berubah juga
dapat terjadi pada perilaku dari seseorang maupun suatu kelompok.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari penulisan masalah ini
adalah :
1. Mengetahui konsep dari Health Belief Model
2. Mengetahui komponen Health Belief Model
3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari Health Belief Model
4. Mengetahui contoh penerapan Health Belief Model
2
BAB II
PEMBAHASAN
Teori Health Belief Model merupakan salah satu teori yang digunakan
untuk memahami dan mengidentifikasi bagaimana dan kemana mengarahkan
strategi untuk perubahan perilaku dan juga menjelaskan pada tiap aspek
penting beberapa perilaku manusia.teori ini dapat digunakan untuk
meramalkan atau memodifikasi perilaku kesehatan karena memungkinkan
3
individu akan melakukan tindakan preventif (pencegahan), penanganan, dan
dapat dikaitkan dengan perkembangan penyakit kronis yang tergantung
secara langsung pada hasil dari keyakinan atau penilaian kesehatan (Kirscht,
1988 dalam Salhat, 2009;Machfoedz, 2006 as cited in Ummuzahro, 2015).
Konsep utama dari health belief model adaalh perilaku sehat ditentukan
oleh kepercayaan individu atau presepsi tentang penyakit dan sarana yang
tersedia untuk menghindari terjadinya suatu penyakit.
4
Rosenstock dan lebih jauh oleh Baker selama 1970-1980an
mengembangakan teori health belief model untuk memprediksi perilaku
kesehatan preventif dan juga respon untuk perawatan pada pasien yang sakit
akut dan kronis,Namun akhir akhir ini teori health belief model di
kembangkan untuk memprediksi berbagai perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan.Health belief model adalah kognitif yang menjelaskan dan
memprediksi perilaku sehat dengan fokus pada sikap dan perilaku pada
individu ( Widyautama,2016).
1.Ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injury or
illness) Hal ini mengacu pada sejauh mana seorang berpikir bahwa penyakit atau
kesakitan betul-betul merupakan ancaman bagi dirinya. Oleh karena itu, jika
ancaman yang dirasakan meningkat, perilaku pencegahan juga akan meningkat
(Maulana, 2009: 53).
3.Petunjuk berperilaku juga diduga tepat untuk memulai proses perilaku, yang
disebut sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol ( salient position ). Hal
ini berupa berbagai informasi dari luar atau nasihat mengenai permasalahan
5
kesehatan (misalnya media massa, kampanye, nasihat orang lain, penyakit dari
anggota keluarga yang lain atau teman) (Maulana, 2009: 54)
Fokus asli HBM adalah perilaku pencegahan yang berkaitan dengan dunia
medis seperti check-up, screening,dan immuni-zation
Salah satu contoh kegunaan HBM yakni dalam kegiatan imunisasi sehingga
memberikan kesan bahwa orang yang mengikuti program imunisasi akan
menjadikan percaya akan hal-hal berikut :
Saat ini HBM telah diaplikasikan juga pada kebiasaan seseorang yang
dikaitkan dengan perkembangan kondisi kronis seperti:Perilaku merokok, diet,
olah raga, penggunaan alkohol dll.
6
pada persepsi subyektif seseorang menyangkut risiko yang timbul dari kondisi
kesehatannya. Perceived susceptibility juga diartikan milki hubungan positif
dengan perilaku sehat. Jika persepsi kerentanan terhadap penyakit tinggi maka
perilaku sehat yang dilakukan seseorang juag tinggi.Ketika seseorang percaya
bahwa mereka beresiko terhadap sebuah penyait,mereka akan lebih sering
melakukan sesuatu untuk mencegah terjadinya penyakit tesebut.
Namun,sebaliknya ketika seseorang percaya bahwa mereka tidak beresiko atau
memiliki resiki yang rendah,maka perilaku yang tidak sehat cenderung di hasilkan
. Contoh dari perceived susceptibility adalah seoarang pekerja seks komersial
yang memiliki kepercayaan bahwa pekerjaannya memiliki resiko yang tinggi untk
tertular penyakit infeksi menular seksual maupun HIV maka dia akan
menggunakan kondom ketika berhubungan untuk mencegah dirinya terkena
penyakit tersebut.
7
Perceived Benefits adalah kepercayaan terhadap keuntungan dari metode yang
di sarankan untuk mengurangi resiko penyakit .Penerimaan susceptibility
seseorang terhadap suatu kondisi yang di percaya dapat menimbulkan keseriusan (
perceived threat ) menghasilkan suatu kekuatan yang mendukung ke arah
perubahan prilaku .Ini tergantung pada kepercayaan seseorang terhadap
epektivitas dari berbagai upaya yang tersedia dalam mengurangi ancaman
penyakit , atau keuntungan yang di rasakan ( perceived benefit ) dalam mengambil
upaya -upaya kesehatan tersebut.Ketika seorang memperlihatkan sesuatu
kepercayaan terhadap adanya kepekaan ( susceptibility ) dan keseriusan
( seriousness ),sering tidak diharapkan untuk menerima apapun upaya kesehatan
yang direkomendasikan kecuali jika upaya tersebut dirasa manjur dan
cocok.Contohnya adalah individu yang sadar akan keuntungan deteksi dini
penyakit akan terus melakukan prilaku sehat seperti medikal cekup rutin.
5. Cuest to action
8
Tambahan dari empat kepercayaan health belief model adalah cues of action
atau pemicu.Pemicu timbulnya perilaku daalh kejadian,orang,atau barang yang
mendorong seseorang merubah perilakunya.Cues to action bisa juga dikatakan
sebagai hal yang mempercepat tindakan atau membuat seseorang merasa butuh
mengambil tindakan atau melakukan tindakan nyata untuk melakukan perilaku
sehat.Cues to action juga berarti dukungan atau doongan dari lingkungan terhadap
individu yang melakukan perilaku seht.
Bentuk dari cues of action banyak bentuknya salah satunya yaitu ilness of
family member, media reports,saran dari orang lain,nasehat dari petugas
kesehatan,poster,dll.
6. Self – efficacy
9
Model ini menjelaskan dan memprediksi kemungkinann terjadinya perubahan
perilaku yang dihubungkan dengan pola keyakinan (belief)atau perasaaan
(perceived) tertentu.Model ini didasarkan atas sekuensi agar perubahan perilaku
terjadi yaitu :
a) Adanya perasaan bahwa kesehatannya dalam keadaan terancam.
b) Adanya perasaaan individu tentang kerentanannya dari keseriusan
penyakit.
c) Faktor perubhan atau keterbatasan (modifying factors)berkaitan dengan
umur,jenis kelamin,etnis,kepribadian,sosial ekonomi dan pengetahuan
yang berhubungan dengan perasaaan tentang adanya manfaat dan
hambatan dalam perubahan perilaku.
d) Adanya petunjuk,edukasi,gejala atau media informasi yang dapat
mempengaruhi seseorang tentang bahaya penyakit sehingga merasa
perlu mengambil tindakan (Jones & Bartlett,2010 as cited in
Ummuzagroh,2015).
10
d) HBM tidak menyadari bahwa tidak semua isyarat untuk bertindak
memiliki bobot yang sama.
I. Pendahuluan
11
kelamin. Faktor yang dapat dikendalikan antara lain merokok, hipertensi, penyakit
diabetes melitus, obesitas dan dislipidemia.
Hipertensi dapat berkembang dari komplikasi ringan sampai komplikasi
berat seperti stroke. Diperlukan suatu upaya kesehatan untuk menurunkan
prevalensi hipertensi di masyarakat melalui pengobatan hipertensi yang sudah
ada. Upaya pencegahan lain dengan mengendalikan faktor risiko hipertensi untuk
mengurangi risiko komplikasi.
A. Hasil penelitian
Sebesar 36,67% berada pada kelompok umur 71-80 tahun di Desa Sidokarto,
kecamatan Godean, Sleman, Yogyakarta
B. Pembahasan
12
arteros klerotik,gangguan metabolisme,gangguan sistem homoestatik,gangguan
irama jantung serta penurunan kemampuan untuk oksigenasi.
13
Responden yang sudah menjadi pecandu rokok akan menambah dosis rokok
yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.
Health Belief Model pada kasus perokok ini adalah perubahan sikap dari
seseorang sebagai perokok aktif menjadi tidak perokok.Adapun pembahasan
kasus ini akan di pilih berdasarkan psda komponen HBM.Antara lain.
a. Perceived Susceptibility
14
c. Persepsi terhadap keuntungan ( Perceived benefits)
Sebesar responden setuju bahwa merokok itu merupakan hak asasi manusia
sehingga merokok dapat dimana saja dan kapan saja. Selain itu ikalan dan
persepsi yang dibangun oleh produsen rokok memberikan gamabran kepada
masyarakat seakan – aka bahwa merokok itu banyak manfaatnya.
e. Cuest to action
Bentuk dari cuest to action banyak bentuknya salah satunya yaitu ilnes of
family member, media reports, saran dari orang lain, nasehat dari petugas
kesehatan, poster dll
Pengaruh orang orang terdekat seperti keluarga, teman, sahabat, promosi
larangan, dan bahaya rokok, saran dari orang yang dijadikan panutan maupun
petugas kesehatan ikut menentukan perilaku seseorang untuk berhenti merokok
f. Self efficacy
Self efficacy dapat di artikan sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri
atau rasa percaya diri menjadi tolak ukur awal bagi seseorang untuk melakukan
usaha berhenti merokok atau tidak merokok bagi yang bukan perokok. Dari
keyakinan diri inilah yang akan memperlihatkan kesungguhan seseorang untuk
melakukan usaha berhenti merokok.
g. Faktor lainnya (modifying factors)
Modifying factors dapat dibagi menjadi 3 variable yaitu :
1. Variable demografi terdiri dari usia, jenis kelamin, latar belakang budaya,
sosial dan ekonomi
2. Variable psikologis terdiri dari kepribadian, kelas sosial, tekanan sosial
3. Variable struktural terdiri dari pengetahuan dan pengalaman tentang masalah
h. Likelihood of behivor
15
Dari faktor faktor diatas akan menghasilkan kemungkinan kemungkinan terjadi
perubahan perilaku sehat yaitu :
1. Pada perokok : akan berhenti merokok atau tetap merokok
2. pada non perokok : akan tetap tidak merokok atau mencoba coba untuk
merokok.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124279-S-5618-Hubungan%20persepsi-
Literatur.pdf (Di akses pada 28 Agustus 2017)
Putri, Devi. 2016.Gambaran Health Belief Model Pada Penderita Kanker Yang
Memilih Dan Menjalani Pengobatan Alternatif . Universitas Sunan Ampel :
Surabaya
UniversitasIslam Bandung :
Bandunghttp://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/4816/06bab2_
widyautama_10050010126_skr_2016.pdf?sequence=6&isAllowed=y (Di akses28
Agustus 2017)
18