Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TUGAS III
The Health Belief Model/Model Kepercayaan Kesehatan
(Resenstock & Becker)

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I

Dosen Pengampu :
Ani Auli Ilmi, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom
Rasdiyanah, S.Kep.,Ns.,M.Kkep.,Sp.Kep.Kom

OLEH:
KELOMPOK 2
Fatiha Izza Tuslamia (70300117010)
Hesti Wulandari (70300117014)
Adriana Febriani (70300117016)

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena dengan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “The Health Belief Model/Model Kepercayaan Kesehatan
(Resenstock & Becker)” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas I. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.
Tujuan suatu pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
membentuk sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing, membentuk
watak dan jiwa sosial, berbudaya, berakhlak dan berbudi luhur, serta
berwawasan pengetahuan yang luas dan menguasai teknologi. Makalah ini
dibuat oleh penulis untuk membantu memahami materi tersebut. Mudah-
mudahan makalah ini memberikan manfaat dalam segala bentuk kegiatan
belajar, sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses pencapaian
yang telah direncanakan.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, segala kritikan dan saran yang membangun akan kami terima dengan
lapang dada sebagai wujud koreksi atas diri tim penyusun yang masih belajar.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II KONSEP
A. Pengertian The Health Belief Model/Model Kepercayaan Kesehatan ....... 3
B. Sejarah Perkembangan The Health Belief Model/Model Kepercayaan
Kesehatan ................................................................................................... 4
C. Konsep The Health Belief Model/Model Kepercayaan Kesehatan ............ 5
D. Manfaat The Health Belief Model/Model Kepercayaan Kesehatan ........... 9
E. Menurut para Ahli ........................................................................................ 10
F. Kelebihan dan Kekurangan The Health Belief Model/Model Kepercayaan
Kesehatan .................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15
FORM PENILAIAN MAKALAH ....................................................................... 16
FORM PENILAIAN PRESENTASI TOPIK PRESENTASI ............................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan bisa terjadi setiap saat dan merupakan proses yang dinamik
serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang
semula. Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan.
Perubahan juga dapat terjadi pada perilaku dari seseorang maupun suatu
kelompok.
Kepercayaan merupakan anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang
dipercayai itu benar atau nyata, sedangkan kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
Kepercayaan kesehatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
kualitas kesehatan masyarakat. Sebagian besar penyakit bermula dari
perubahan perilaku yang buruk yang dilandasi atas kepercayaan.
Penurunan kualitas kesehatan masyarakat akibat perilaku kesehatan
masyarakat yang buruk ini kemudian menjadi suatu hal yang sangat krusial bagi
petugas kesehatan. Perilaku yang buruk, rusaknya lingkungan, dan penurunan
kualitas kesehatan menjadi siklus yang harus diputus untuk menciptakan
kehidupan masyarakat yang sehat.
Melalui teori Health Belief Model, kita mampu mempelajari perilaku
kesehatan masyarakat yang akan mempermudah pemahaman tehadap
perubahan kualitas kesehatan masyarakat. Melalui pemahaman dan
pengaplikasian teori Health Belief Model yang baik akan tercipta kualitas
kesehatan masyarakat Indonesia yang baik pula.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian The Health Belief Model/Model
Kepercayaan Kesehatan.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan The Health Belief Model/Model
Kepercayaan Kesehatan.
3. Untuk mengetahui konsep The Health Belief Model/Model Kepercayaan
Kesehatan.
1
4. Untuk mengetahui manfaat The Health Belief Model/Model Kepercayaan
Kesehatan.
5. Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai The Health Belief
Model/Model Kepercayaan Kesehatan.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan The Health Belief
Model/Model Kepercayaan Kesehatan.

2
BAB II
KONSEP

A. Pengertian The Health Belief Model/Model Kepercayaan Kesehatan


Health Belief Model (HBM) seringkali dipertimbangakan sebagai
kerangka utama dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan manusia dan
telah mendorong penelitian perilaku kesehatan sejak tahun 1950-an. Hal ini
menjadikan HBM sebagai model yang menjelaskan pertimbangan seseorang
sebelum mereka berperilaku sehat. Oleh karena itu, HBM memiliki fungsi
sebagai model pencegahan atau preventif (Salihat, 2009).
Bila ditelusuri menggunakan susunan kata, teori Health Belief Model
terdiri 3 kata dasar yaitu health, menurut UU No. 36 tahun 2009 Tentang
Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial danekonomi. Kata dasar yang kedua yaitu belief dalam bahasa inggris
artinya percaya atau keyakinan. Menurut peneliti belief adalah keyakinan
terhadap sesuatu yang menimbulkan perilaku tertentu. Sedangkan kata yang
terakhir yaitu model adalah seseorang yang bisa dijadikan panutan atau contoh
dalam perilaku, cita-cita dan tujuan hidup yang akan dicapai individu. Biasanya
teori modeling ini sangat efektif pada perkembangan anak di usia dini, namun
dalam materi peneliti kali ini teori modeling diumpakan sebuah issue atau
pengalaman pengobatan dari seseorang yang memiliki riwayat sakit yang sama
dan memilih serta menjalani pengobatan alternative yang mendapatkan hasil
yang positif (Putri, 2016).
Health Belief Model merupakan suatu konsep yang mengungkapkan
alas an dari individu untuk mau atau tidak mau melakukan perilaku sehat (Janz
& Becker, 1984 as cited in Putri, 2016). Health Belief Model juga dapat diartikan
sebagai sebuah konstruk teoretis mengenai kepercayaan individu dalam
berperilaku sehat (Conner, 2005 as cited in Putri, 2016).
Health Belief Model merupakan salah satu model konseptual yang
digunakan untuk memahami dan mengidentifikasi bagaimana dan kemana
mengarahkan strategi untuk perubahan perilaku dan juga menjelaskan pada tiap
aspek penting beberapa perilaku manusia. Model ini dapat digunakan untuk
meramalkan atau memodifikasi perilaku kesehatan karena kemungkinan

3
individu akan melakukan tindakan pencegahan, penanganan, dan dapat
dikaitkan dengan perkembangan penyakit kronis yang tergantung secara
langsung pada hasil dari keyakinan atau penilaian kesehatan (Kirscht, 1988
dalam Salhat, 2009; Machfoedz, 2006 as cited in Ummuzahro, 2015).
Konsep utama dari Health Belief Model adalah perilaku sehat ditentukan
oleh kepercayaan individu atau persepsi tentang penyakit dan sarana yang
tersedia untuk menghindari terjadinya suatu penyakit (Putri, 2016).
Dari pengertian-pengertian mengenai Health Belief Model yang sudah
dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa Health Belief Model adalah model
yang menspesifikasikan bagaimana individu secara kognitif menunjukkan
perilaku sehat maupun usaha untuk menuju sehat atau penyembuhan suatu
penyakit. Health Belief Model ini didasari oleh keyakinan atau kepercayaan
individu tentang perilaku sehat maupun pengobatan tertentu yang bisa membuat
diri individu tersebut sehat ataupun sembuh (Putri, 2016).

B. Sejarah Perkembangan The Health Belief Model/Model Kepercayaan


Kesehatan
Pada tahun 1950-an peneliti kesehatan publik Amerika Serikat mulai
mengembangkan suatu model yang memiliki target indikasi untuk program
edukasi kesehatan. (Hochbaum 1958; Rosenstock 1966 as cited in
Ummuzahroh, 2015). Tapi, psikolog sosial di Amerika Serikat ini mendapati
masalah dengan sedikitnya orang yang berpartisipasi dalam program
pencegahan dan deteksi penyakit. Penelitian yang terus berkembang
melahirkan model kepercayaan sehat atau Health Belief Model (Ummuzahror,
2015).
Irwin Rosenstock (1974) adalah tokoh yang mencetuskan Health Belief
Model untuk pertama kali bersama Godfrey Hochbaum (1958). Yaitu teori yang
dirancang agar dapat memahami dengan baik bagaimana orang
mempersepsikan ancaman suau penyakit. Mereka mengembangkannya dengan
mengemukakan kerentanan yang dirasakan untuk penyakit TBC. (Hochbaum,
1958 pada Jones and Barlett, 2010 1966 as cited in Ummuzahroh, 2015).
Rosenstock dan lebih jauh oleh Becker selama 1970-1980an
mengembangkan Health Belief Model untuk memprediksi perilaku kesehatan
preventif dan juga respon untuk perawatan pada pasien yang sakit akut dan
4
kronis. Namun akhir-akhir ini Health Belief Model dikembangkan untuk
memprediksi berbagai perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Health
Belief Model adalah model kognitif yang menjelaskan dan memperediksi
perilaku sehat dengan fokus pada sikap dan perilaku pada individu
(Widyautama, 2016).
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2010), munculnya model ini
didasarkan pada kenyataan bahwa problem-problem kesehatan ditandai oleh
kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima usaha pencegahan dan
penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh provider (Ummuzahroh,
2015).

C. Konsep The Health Belief Model/Model Kepercayaan Kesehatan


Health Belief Model memiliki empat konstruksi utama yaitu persepsi
kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility), keseriusan yang
dirasakan (perceived seriousness), manfaat yang didapatkan (perceived
benefits), dan hambatan yang dihadapi (perceived barriers) (Jones & Bartlett,
2010 as cited in Ummuzahroh, 2015).
Dalam perkembangannya, perilaku/tindakan seseorang untuk mencegah
atau mengobati penyakit juga dipengaruhi oleh self-efficacy dan
petunjuk/pendorong untuk bertindak (cues to action) (Jones & Bartlett, 2010 as
cited in Ummuzahroh, 2015).
Sementara itu perubahan perilaku yang dilakukan oleh individu
dipengaruhi oleh modifying factors antara lain usia, jenis kelamin, ras/suku,
motivasi, kepribadian, sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan (Jones & Bartlett,
2010 as cited in Ummuzahroh, 2015).
1. Persepsi terhadap kerentanan (perceived susceptibility)
Perceived Susceptibility adalah kepercayaan seseorang dengan
menganggap menderita penyakit adalah hasil melakukan perilaku
tertentu. Hal ini mengacu pada persepsi subyektif seseorang menyangkut
risiko yang timbul dari kondisi kesehatannya. Perceived susceptibility juga
diartikan memiliki hubungan positif dengan perilaku sehat. Jika persepsi
kerentanan terhadap penyakit tinggi maka perilaku sehat yang dilakukan
seseorang juga tinggi. Ketika seseorang percaya bahwa mereka beresiko
terhadap sebuah penyakit, mereka akan lebih sering melakukan sesuatu
5
untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut. Namun, sebaliknya ketika
seseorang percaya bahwa mereka tidak beresiko atau memiliki resiko
yang rendah, maka perilaku yang tidak sehat cenderung dihasilkan.
Contoh dari perceived susceptibility adalah seorang pekerja seks
komersial yang memiliki kepercayaan bahwa pekerjaannya memiliki
resiko yang tinggi untuk tertular penyakit infeksi menular seksual maupun
HIV maka dia akan menggunakan kondom ketika berhubungan untuk
mencegah dirinya terkena penyakit tersebut.
2. Persepsi terhadap keseriusan (perceived severity)
Perceived severity merupakan kepercayaan subjektif dari individu
terhadap seberapa parah konsekuensi secara medis (kematian, cacat
dan rasa sakit) maupun dari segi sosial (efek terhadap pekerjaan,
kehidupan keluarga) dari penyakit yang akan dideritanya. Perceived
severity dapat terbentuk dari informasi medis maupun pengetahuan
individu, namun juga dapat terbentuk atas kepercayaan individu tentang
kesulitan dari sebuah penyakit yang tercipta atau mempengauhi hidup
mereka secara umum. Perceived seriousness juga memiliki hubungan
yang positif dengan perilaku sehat. Jika persepsi keparahan individu
tinggi maka ia akan berperilaku sehat. Contohnya adalah individu percaya
kalau merokok dapat menyebabkan kanker maka dia akan berhenti
merokok karena besar masalah kesehatan yang akan dia alami apabila
terus merokok.
Ketika perceived susceptibility dikombinasikan dengan perceived
severity akan menghasilkan penerimaan ancaman (perceived threat).
Asumsinya adalah apabila seseorang berfikit kesakitan akan betul-betul
mengancam dirinya maka ancaman yang di rasakan meningkat dan
menyebabkan perilaku pencegajan juga meningkat.
3. Persepsi terhadap keuntungan (Perceived benefits)
Perceived Benefits adalah kepercayaan terhadap keuntungan dari
metode yang disarankan untuk mengurangi resiko penyakit. Penerimaan
susceptibility sesorang terhadap suatu kondisi yang dipercaya dapat
menimbulkan keseriusan (perceived threat) menghasilkan suatu kekuatan
yang mendukung ke arah perubahan perilaku. Ini tergantung pada
kepercayaan seseorang terhadap efektivitas dari berbagai upaya yang
6
tersedia dalam mengurangi ancaman penyakit, atau keuntungan-
keuntungan yang dirasakan (perceived benefit) dalam mengambil upaya-
upaya kesehatan tersebut. Ketika seorang memperlihatkan suatu
kepercayaan terhadap adanya kepekaan (susceptibility) dan keseriusan
(seriousness), sering tidak diharapkan untuk menerima apapun upaya
kesehatan yang direkomendasikan kecuali jika upaya tersebut dirasa
manjur dan cocok. Contohnya adalah individu yang sadar akan
keuntungan deteksi dini penyakit akan terus melakukan perilaku sehat
seperti medical check up rutin.
Perceived benefits secara ringkas berarti persepsi keuntungan
yang memiliki hubungan positif dengan perilaku sehat. Individu yang
sadar akan keuntungan deteksi dini penyakit akan terus melakukan
perilaku sehat.
4. Persepsi terhadap hambatan (perceived barriers)
Perceived barriers secara singkat berarti persepsi hambatan atau
persepsi menurunnya kenyamanan saat meninggalkan perilaku tidak
sehat. Perceived barriers atau hambatan yang dirasakan untuk berubah,
atau apabila individu menghadapi rintangan yang ditemukan dalam
mengambil tindakan tersebut. Aspek-aspek negatif yang potensial dalam
suatu upaya kesehatan (seperti: ketidakpastian, efek samping), atau
penghalang yang dirasakan (seperti: khawatir tidak cocok, tidak senang,
gugup), yang mungkin berperan sebagaihalangan untuk
merekomendasikan suatu perilaku. Contoh lain SADARI (periksa
payudara sendiri) untuk perempuan yang dirasa agak susah dalam
menghitung masa subur membuat perempuan enggan SADARI.
Hubungan perceived barriers dengan perilaku sehat adalah
negatif. Jika persepsi hambatan terhadap perilaku sehat tinggi maka
perilaku sehat tidak akan dilakukan.
5. Cuest to action
Tambahan dari empat kepercayaan heaalth belief model adalah
cues of action atau pemicu. Pemicu timbulnya perilaku adalah kejadian,
orang, atau barang yang dapat mendorong seseorang merubah
perilakunya. Cues to action bisa juga dikatakan sebagai hal yang
mempercepat tindakan atau membuat seseorang merasa butuh
7
mengambil tindakan atau melakukan tindakan nyata untuk melakukan
perilaku sehat. Cues to action juga berarti dukungan atau dorongan dari
lingkungan terhadap individu yang melakukan perilaku sehat.
Bentuk dari cues of action banyak bentuknya salah satunya yaitu
illness of family member, media reports, saran dari orang lain, nasehat
dari petugas kesehatan, poster, dll.
6. Self-efficacy
Self-efficacy adalah keyakinan pada kemampuan diri sendiri unuk
melakukan sesuatu Seseorang umumnya tidak mencoba melakukan
sesuatu yang baru kecuali mereka berpikir mereka mampu
melakukannya. Jika seseorang percaya sebuah perilaku baru itu berguna
(perceived benefit), tetapi tidak berfikir dia mampu melakukannya
(perceived barrier), kemungkinan besar bahwa perilaku itu tidak akan
dilakukan.
7. Faktor lainnya (modifying factors)
Selain 6 faktor pembentuk di atas (5 pembentuk utama) ada juga
yang di sebut modifying factors yang dapat di bagi kedalam 3 variabel
yaitu :
1) Variabel demografi yang terdiri dari usia, jenis kelamin, latar
belakang budaya, sosial dan ekonomi.
2) Variabel psikologis yang terdiri dari kepribadian, kelas sosial,
tekanan sosial.
3) Variabel struktural yang terdiri dari pengetahuan dan
pengalaman tentang masalah.

8
Gambar 1 Concept of the Health Belief Model
Sumber: Stretcher, V., & Rosenstock I.M. (1997). The Health Belief Model. In
Glanz K., Lewis F.M., & Rimer B.K., (Eds). Health Education: Theory,
Research and Practice. San Fransisco: Jossey-Bass

Model ini menjelaskan dan memprediksikan kemungkinan terjadinya


perubahan perilaku yang dihubungkan dengan pola keyakinan (belief) atau
perasaan (perceived) tertentu. Model ini didasarkan atas sekuensi agar
perubahan perilaku terjadi yaitu:
1. Adanya perasaan bahwa kesehatannya dalam keadaan terancam.
2. Adanya perasaan individu tentang kerentanannya dan keseriusan
penyakit.
3. Faktor perubahan atau keterbatasan (modifying factors) berkaitan
dengan umur, jenis kelamin, etnis, kepribadian, sosial ekonomi dan
pengetahuan yangberhubungan dengan perasaan tentang adanya
manfaat dan hambatan dalam perubahan perilaku.
4. Adanya petunjuk, edukasi, gejala atau media informasi yang dapat
mempengaruhi seseorang tentang bahaya penyakit sehingga merasa
perlu mengambil tindakan (Jones & Bartlett, 2010 as cited in
Ummuzahroh, 2015).

D. Manfaat The Health Belief Model/Model Kepercayaan Kesehatan


Model Kepercayaan Kesehatan (HBM) ini digunakan untuk meramalkan
perilaku peningkatan kesehatan. Model kepercayaan kesehatan merupakan
9
model kognitif yang berarti bahwa khususnya proses kognitif dipengaruhi oleh
informasi dari lingkungan. Menurut model kepercayaan kesehatan kemungkinan
individu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung secara langsung
pada hasil dari dua keyakinan atau penilaian kesehatan yaitu ancaman yang
dirasakan dari sakit dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian.
Penilaian pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko
yang akan muncul. Hal ini mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir
penyakit atau kesakitan betul-betul merupakan ancaman bagi dirinya.
Asumsinya adalah bahwa bila ancaman yang dirasakan tersebut maka perilaku
pencegahan juga akan meningkat.
Penilaian kedua yang dibuat adalah antara keuntungan dan kerugian
dari perilaku dalam usaha untuk memutuskan tindakan pencegahan atau tidak
yang berkaitan dengan dunia medis dan mencakup berbagai ancaman,
seperti check up untuk pemeriksaan awal dan imunisasi.
Penilaian ketiga yaitu petunjuk berperilaku sehat. Hal ini berupa berbagai
informasi dari luar atau nasihat mengenai permasalahan kesehatan, misalnya
media massa, promosi kesehatan dan nasihat orang lain atau teman.

E. Menurut para Ahli


Menurut Rosenstock (1974, 1977), model ini dekat dengan Pendidikan
Kesehatan Konsep : Perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan
dan sikap. Secara khusus bahwa persepsi seseorang tentang kerentanan dan
kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam
perilaku kesehatannya. Aspek-aspek pokok perilaku kesehatan menurut
Rosenstock:
1. Ancaman
a) Persepsi tentang kerentanan diri terhadap penyakit (atau
kesediaanmenerima diagnosa penyakit).
b) Persepsi tentang keparahan penyakit/kondisi kesehatannya.
2. Harapan
a) Persepsi tentang keuntungan suatu tindakan.
b) Persepsi tentang hambatan-hambatan untuk melakukan tindakan
itu.

10
3. Pencetus tindakan:
a) Media,
b) Pengaruh orang lain,
c) Hal-hal yang mengingatkan (reminders).
4. Faktor-faktor Sosio-demografi (pendidikan, umur, jenis
kelamin/gender, sukubangsa).
5. Penilaian diri (Persepsi tentang kesanggupan diri untuk melakukan
tindakan itu).

Ancaman suatu penyakit dipersepsikan secara berbeda oleh setiap


individu. Health Belief Model menurut Becker (1979) ditentukan oleh :
1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan.
2. Menganggap serius masalah.
3. Yakin terhadap efektivitas pengobatan.
4. Tidak mahal.
5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan.

Model Kepercayaan Kesehatan oleh Becker (1974, 1979) menyatakan


bahwa :
1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu.
2. Bagaimana menyadarkan masyarakat tersebut jika dirinya dapat
mengalami masalah kesehatan tertentu setiap saat.
3. Menganggap masalah kesehatan serius.
4. Terjadinya masalah kesehatan tertentu bukan saja dapat
menyebabkan kesakitan tetapi juga bahaya kematian.
5. Meyakini efektifitas tujuan pengobatan dan pencegahan. Model
pengobatan dini dapat mencegah ke tahapan yang parah, sehingga
tidak perlu dirujuk ke RS.
6. Biaya yang tidak mahal karena hanya dengan mengubah kebiasaan
buruk di masyarakat. Jika dibandingkan dengan biaya yang harus
dikeluarkan untuk kesembuhan ditambah dengan hilangnya
produktifitas (waktu kerja).
7. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan.
Melaksanakan anjuran oleh petugas kesehatan merupakan tujuan
dari perubahan perilaku (Becker, 2009).
11
F. Kelebihan dan Kekurangan The Health Belief Model/Model
Kepercayaan Kesehatan
Kelebihan The Health Belief Model/Model Kepercayaan Kesehatan
antara lain sebagai berikut:
1. Mampu mengidentifikasi sebab perilaku sehat dan tidak sehat yang
berbeda antar individu.
2. Dasar untuk menyusun intervensi perilaku sehat yang berlaku untuk
perorangan.
3. The Health Belief Model bersifat mudah dan sederhana dalam
menjelaskan perilaku sehat (Conner & Norman, 2013).

Kekurangan The Health Belief Model/Model Kepercayaan Kesehatan


antara lain sebagai berikut:
1. Tidak ada acuan yang jelas tentang bagaimana mengoperasionalisasikan
konstruk-konstruk dalam The Health Belief Model.
2. Beragamnya operasionalisasi peneliti tentang The Health Belief Model
melemahkan posisinya sebagai model psikologi yang koheren.
3. Hanya sedikit studi yang menggunakan The Health Belief Model untuk
memahami perilaku yang berhubungan dengan masa lalu.
4. Komponen dalam The Health Belief Model tidak bisa menjelaskan
hubungan antara efek struktur sosial dengan perilaku sehat.
5. The Health Belief Model mulanya dianggap kurang komperhensif untuk
menjelaskan bagaimana hubungan antara health belief dengan tahapan
psikologis dalam pembuatan keputusan dan tindakan.
6. Penerapan The Health Belief Model terbatas pada kelompok tertentu, sulit
digeneralisasi (Hayden, 2014).

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. The Health Belief Model/Model Kepercayaan Kesehatan adalah model
yang menspesifikasikan bagaimana individu secara kognitif
menunjukkan perilaku sehat maupun usaha untuk menuju sehat atau
penyembuhan suatu penyakit. The Health Belief Model/Model
Kepercayaan Kesehatan ini didasari oleh keyakinan atau kepercayaan
individu tentang perilaku sehat maupun pengobatan tertentu yang bisa
membuat diri individu tersebut sehat ataupun sembuh.
2. Rosenstock dan lebih jauh oleh Becker selama 1970-1980an
mengembangkan The Health Belief Model untuk memprediksi perilaku
kesehatan preventif dan juga respon untuk perawatan pada pasien yang
sakit akut dan kronis. Namun akhir-akhir ini The Health Belief Model
dikembangkan untuk memprediksi berbagai perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan. The Health Belief Model adalah model kognitif yang
menjelaskan dan memperediksi perilaku sehat dengan fokus pada sikap
dan perilaku pada individu.
3. The Health Belief Model memiliki empat konsep utama yaitu persepsi
kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility), keseriusan yang
dirasakan (perceived seriousness), manfaat yang didapatkan (perceived
benefits), dan hambatan yang dihadapi (perceived barriers). Dalam
perkembangannya, perilaku/tindakan seseorang untuk mencegah atau
mengobati penyakit juga dipengaruhi oleh self-efficacy dan
petunjuk/pendorong untuk bertindak.
4. Model Kepercayaan Kesehatan (HBM) ini digunakan untuk meramalkan
perilaku peningkatan kesehatan. Kemungkinan individu akan melakukan
tindakan pencegahan tergantung secara langsung pada hasil dari dua
keyakinan atau penilaian kesehatan yaitu ancaman yang dirasakan dari
sakit dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian.
5. Menurut Rosenstock (1974, 1977), model ini dekat dengan Pendidikan
Kesehatan Konsep : perilaku kesehatan merupakan fungsi dari
pengetahuan dan sikap. Secara khusus bahwa persepsi seseorang
13
tentang kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi
keputusan seseorang dalam perilaku kesehatannya. Model Kepercayaan
kesehatan oleh Becker (1974, 1979) : percaya bahwa mereka rentan
terhadap masalah kesehatan tertentu, bagaimana menyadarkan
masyarakat tersebut jika dirinya dapat mengalami masalah kesehatan
tertentu setiap saat, menganggap masalah kesehatan itu serius,
terjadinya masalah kesehatan tertentu bukan saja dapat menyebabkan
kesakitan tetapi juga bahaya kematian, meyakini efektifitas tujuan
pengobatan dan pencegahan, biaya yang tidak mahal karena hanya
dengan mengubah kebiasaan buruk di masyarakat dan menerima
anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan.
6. Kelebihan HBM : 1) mampu mengidentifikasi sebab perilaku sehat dan
tidak sehat yang berbeda antar individu, 2) dasar untuk menyusun
intervensi perilaku sehat yang berlaku untuk perorangan, 3) bersifat
mudah dan sederhana dalam menjelaskan perilaku sehat.
Kekurangan HBM : 1) tidak ada acuan yang jelas tentang bagaimana
mengoperasionalisasikan konstruk-konstruk dalam HBM, 2) beragamnya
operasionalisasi peneliti tentang HBM melemahkan posisinya sebagai
model psikologi yang koheren, 3) hanya sedikit studi yang menggunakan
HBM untuk memahami perilaku yang berhubungan dengan masa lalu, 4)
komponen dalam HBM tidak bisa menjelaskan hubungan antara efek
struktur sosial dengan perilaku sehat, 5) mulanya dianggap kurang
komperhensif untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara HBM
dengan tahapan psikologis dalam pembuatan keputusan dan tindakan,
6) penerapan HBM terbatas pada kelompok tertentu, sulit digeneralisasi.

B. Saran
Dari makalah ini diharapkan dapat membantu masyarakat maupun
tenaga kesehatan untuk lebih mengetahui tentang konsep dan penerapan The
Health Belief Model/Model Kepercayaan Kesehatan sehingga dapat di gunakan
untuk menyusun langkah konkrit dalam tindakan preventif terhadap perilaku
masyarakat yang tidak sehat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Becker, M. (2009). The Health Belief Model and Personal Health Behaviour :
Chares B. Slack Inc., New Jersey.

Conner, M dan Norman, P. (2013). Predicting Health Behaviour, Research and


Practice with Social Cognition Model. Buckingham: Open Univeristy
Press.

Hayden, Joanna Aboyoun. (2014). Introduction to Health Behavior Theory,


Second Edition. Burlington: Jones and Bartlett.

Salihat, Kurnia. 2009. Hubungan Persepsi Literatur. Universitas Indonesia :


Jakarta.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124279-S-5618-Hubungan%20persepsi-
Literatur.pdf (Diakses pada 28 Agustus 2017)

Putri, Devi. 2016. Gambaran Health Belief Model Pada Penderita Kanker Yang
Memilih Dan Menjalani Pengobatan Alternatif. Universitas Sunan Ampel :
Surabaya.
http://digilib.uinsby.ac.id/13200/ (Diakses pada 28 Agustus 2017)

Ummuzahroh, 2015. Konsep Health Belief Model.


https://www.scribd.com/document/286894081/Konsep-Health-Belief-Model-
doc (Diakses pada 28 Agustus 2017)

Widyautama, A. 2016. Studi Deskriptif Mengenai Health Belief pada Mahasiswa


Perokok Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Universitas Islam
Bandung : Bandung.
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/4816/06bab2_wi
dyautama_10050010126_skr_2016.pdf?sequence=6&isAllowed=y
(Diakses 28 Agustus 2017)

15
FORM PENILAIAN MAKALAH

Topik : The Health Belief Model/Model Kepercayaan Kesehatan (Resenstock & Becker)
No. Aspek Penilaian Bobot Nilai Nilai

Isi dari Makalah


Judul dan pengantar makalah jelas dan tepat
Menjawab pertanya/masalah
1. Masalah dibahas dengan dalam
Penggunaan teori yang tepat dan jelas
50
Terkait antar topik dan pembahasan
Tidak plagiarisme

Alur Penulisan
2. Mudah dipahami
Saling terkait antara paragraf 20
Saling terkait antar tema

Format penulisan
3. Memperhatikan kaidah penulisan dan EYD
Penulisan menggunakan format APA 10
Kerapihan penulisan

Penggunaan refensi
Referensi jelas (teksbook/buku wajib maksimal 10 tahun
4. terakhir dan jurnal maksimal 5 tahun terakhir)
Jumlah referensi yang digunakan
10
Penggunaan referensi lain seperti berita online, data
statistik, sumber harus tepat dan jelas.

5. Waktu pengumpulan
10
Sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
Total Nilai 100
Catatan :
.................................................................................................................................

Tanggal Presentasi : Nama Anggota Kelompok


Dosen Pengampu : Ani Auli Ilmi S.Kep.,Ns.,M.Kep., Sp.Kep.Kom 1. Fatiha Izza Tuslamia
Rasdiyanah S.Kep.,Ns.,M.Kep., Sp.Kep.Kom 2. Hesti Wulandari
3. Adriana Febriani
Tanda Tangan :............................................

16
FORM PENILAIAN PRESENTASI TOPIK PRESENTASI

No Penilaian Bobot Nilai Nilai


1. Kulaitas tampilan dari PPT 10
Penyaji memperkenalkan diri dan
2. 10
mengemukakan tujuan presentasi dengan jelas
Penyaji menjelaskan isi atau konsep dari
3. 15
masalah dengan jelas dan tepat
Penyaji menyimpulkan isi atau konsep setelah
4. 15
Presentasi
Penyaji mampu mengelola waktu presentasi
5. 10
dan diskusi dengan tepat
Penyaji menggunakan media dan metode
6. 10
presentasi dan diskusi dengan tepat
7. Penyaji mampu memaparkan masalah dengan tepat 15
Penyaji mampu menghidupkan suasana diskusi yang
8. 15
kondusif dan aktif
Total Nilai 100

Catatan :
.................................................................................................................................

Tanggal Presentasi : Nama Anggota Kelompok


Dosen Pengampu : Ani Auli Ilmi S.Kep.,Ns.,M.Kep., Sp.Kep.Kom 1. Fatiha Izza Tuslamia
Rasdiyanah S.Kep.,Ns.,M.Kep., Sp.Kep.Kom 2. Hesti Wulandari
3. Adriana Febriani
Tanda Tangan :............................................

16

Anda mungkin juga menyukai