Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja ini yang berjudul “modul penyakit
akibat kerja, diagnosis dan pencegahannya” selesai dengan tepat waktu. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas Kelompok dalam mata kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja yang dibimbing oleh Ibu Dr drg Wiworo Haryani M.Kes .
Sesuai dengan segmentasi Mahasiswa Ahli Jenjang Terapan Terapis Gigi.
28 Januari 2021
Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................II
DAFTAR ISI......................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan..........................................................................................................................15
Saran....................................................................................................................................16
Daftar Pustaka......................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumasan maslah dari makalah ini adalah :
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Adanya ketentuan dan syarat-ayarat K3 yang selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi ( up to date )
b. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap rekayasa.
c. Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan-
pemeriksaan langsung di tempat kerja.
4
2.2 Kapasitas Kerja,Beban Kerja,Lingkungan Kerja
Kapasitas kerja,beban kerja, dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen
utama dalam system kesehatan kerja. Dimana hubungan interaktif dan serasi
antara ketiga komponen tersebut akan menghasilkan kesehatan kerja yang baik
dan optimal.
Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang
baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar pekerja dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja
terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan
seseorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat kerja pada saat
bekerja, misalnya panas,debu,zat kimia dan lain-lain, dapat merupakan bebam
tambahan trhadap pekerja. Beban beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri
atau bersama sama menjadi gangguan atau penyakit akibat kerja.
Perhatian yang baik pada kesehatan kerja dan perlindungan risiko bahaya
di tempat kerja menjadikan pekerja dapat lebih nyaman dalam bekerja. Dalam
Undang-undang No. 36 tahun 2009 dinyatakan bahwa kesehatan kerja
diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal sejalan dengan program perlindungan tenaga
kerja
5
2.3 Tujuan Pelayanan Kesehatan Kerja
Tujuan Pelayanan Kesehatan Kerja menurut Permennakertrans No. 03/Men/1982:
6
2.4 Jenis Program Pelayanan Kesehatan Kerja.
Sebagaimana pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya, dalam
perusahaan juga memiliki program pelayanan dalam kesahatan karyawannya.
Program ini dilaksanakan dengan pendekatan menyeluruh (komprehensif)
yaitu meliputi pelayanan preventif, promotif,kuratif dan rehabilitatif.
a. Pelayanan Preventif.
Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat
kerja, penyakitmenular dilingkungan kerja dengan menciptakan kondisi
pekerja dan mesin atau tempatkerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik
maupun lingkungan kerja yang memadai dantidak menyebabkan sakit atau
mebahayakan pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1. Pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas:
a. Pemeriksaan awal/sebelum kerja.
b. Pemeriksaan berkala.
c. Pemeriksaan khusus.
2. Imunisasi.
3. Kesehatan lingkungan kerja.
4. Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan.
5. Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja.
6. Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi aman
(pengenalan,pengukuran dan evaluasi).
b. Pelayanan Promotif.
Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dimaksudkan agar
keadaan fisik danmental pekerja senantiasa dalam kondisi baik. Pelayanan ini
diberikan kepada tenaga kerjayang sehat dengan tujuan untuk meningkatkan
kegairahan kerja, mempertinggi efisiensi dandaya produktifitas tenaga
kerjaKegiatannya antara lain meliputi:
7
1. Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan kerja.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja yang sehat.
3. Peningkatan status kesehatan (bebas penyakit) pada umumnya.
4. Perbaikan status gizi.
5. Konsultasi psikologi.
6. Olah raga dan rekreasi.
c. Pelayanan Kuratif.
Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat
kerjadengan pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun
pengobatan umumnyaserta upaya pengobatan untuk mencegah meluas penyakit
menular dilingkungan pekerjaan.Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang
sudah memperlihatkan gangguankesehatan/gejala dini dengan mengobati
penyakitnya supaya cepat sembuh dan mencegahkomplikasi atau penularan
terhadap keluarganya ataupun teman kerjanya.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1. Pengobatan terhadap penyakit umum.
2. Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
d. Pelayanan Rehabilitatif.
Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau
kecelakaan parahyang telah mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan
ketidakmampuan bekerja secarapermanen, baik sebagian atau seluruh kemampuan
bekerja yang baisanya mampu dilakukansehari-hari.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya
yang masihada secara maksimal.
2. Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai
kemampuannya.
8
3. Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima tenaga
kerja yang cacat akibat kerja.
2.5 Syarat Penanggung Jawab Pelayanan Kesehatan Kerja
1. Golongan fisik
a. Kebisingan dapat mengakibatkan gangguan pada pendengaran sampai dengan
Non-induced hearing loss
b. Radiasi (sinar radio aktif) dapat mengakibatkan kelainan darah dan kulit
c. Suhu udara yang tinggi dapat mengakibatkan heat stroke, heat cramps, atau
hyperpyrexia. Sedangkan suhu udara yang rendah dapat mengakibatkan frostbite,
trenchfoot atau hypothermia.
d. Tekanan udara yang tinggi dapat mengakibatkan caison disease
e. Pencahayaan yang tidak cukup dapat mengakibatkan kelahan mata.
Pencahayaan yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya kecelakaan.
9
2. Golongan kimia
a. Debu dapat mengakibatkan pneumokoniosis
b. Uap dapat mengakibatkan metal fume fever, dermatitis dan keracunan
c. Gas dapat mengakibatkan keracunan CO dan H2S
d. Larutan dapat mengakibatkan dermatitis
e. Insektisida dapat mengakibatkan keracunan
3. Golongan infeksi
a. Anthrax
b. Brucell
c. HIV/AIDS
4. Golongan fisiologis Dapat disebabkan oleh kesalahan kontruksi, mesin, sikap
badan yang kurang baik, salah cara melakukan suatu pekerjaan yang dapat
mengakibatkan kelelahan fisik bahkan lambat laun dapat menyebabkan perubahan
fisik pada tubuh pekerja.
4. Golongan mental
Dapat disebabkan oleh hubungan kerja yang tidak baik atau keadaan pekerjaan
yang monoton yang menyebabkan kebosanan.
10
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik
6. Penyakit yang disebabkan oleh berillium atau persenyawaannya yang beracun.
7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaannya yang beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang beracun.
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh flour atau persenyawaannya yang beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaahidrokarbon
alifatik atau aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau
homolognya yang beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan
seperti karbon monoksida, hidrogen sianida, hidrogen sulfida atau derivatnya
yang beracun, amoniak, seng, braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat,
tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang
mengion.
11
26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau
biologik.
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen,
minyak mineral, antrasena, atau persenyawaan, produk atau residu dari zat
tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang didapat
dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau
kelembaban udara tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat
12
c. Informasi tentang ini dapat ditanyakan dalam anamnesis atau dari data
penyakit di perusahaan
13
2.8 Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Pencegahan Berikut ini adalah penerapan konsep lima tingkatan pencegahan
penyakit (five level of prevention disease) pada penyakit akibat kerja, yakni:
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat.
Kesehatan kerja adalah ilmu yang mendalami masalah hubungan dua arah antara
pekerjaan dan kesehatan.
Kapasitas kerja merupakan status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta
kemampuan fisik yang prima diperlukan agar pekerja dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik.
Beban kerja merupakan beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja
terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan
seseorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat kerja, misalnya
panas,debu,zat kimia dan lain-lain, dapat merupakan bebam tambahan trhadap
pekerja. Beban - beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama
sama menjadi gangguan atau penyakit akibat kerja
Program Pelayanan kesehatan kerja lebih ditekankan pada pelayanan:
1. Promotif
2. Preventif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif
15
5. Pembinaan dan pengawasan Perlengkapan untuk Kesehatan Tenaga Kerja.
3.2 Saran
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi pembaca
16
Daftar Pustaka
file:///C:/Users/Toshiba/Downloads/PAK,diagnosis%20dan
%20pencegahan.pdf
http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-pelayanan-kesehatan.html
https://dokumen.tips/documents/tugas-pokok-pelayanan-kesehatan-kerja.html
17