Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

”TRANSTHEORITICAL MODEL”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 9

FAUZIA MUHAMMAD 2211211037

WINGSI ALFAJRI 2211212005

NILAM MUTHIA 2211212037

IREN ENDJELINA PERANGIN ANGIN 2211213031

RICCI PURNAMA SARI 2211213039

DOSEN PENGAMPU:

HAMIDATUL YUNI, S.ST,M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat,
rahmat, kesehatan dan kesempatan hinggan makalah ini dapat terselesaikan. Sholawat serta
salam tak lupa pula kita kita kirimkan kejunjungan Nabi besar Muhammad SAW, nabi yang
telah membawa kita kembali ke jalan Allah, hingga kita dapat berada difase sekarang ini.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, dengan segala kerendahan hati saya ingin
menyampaikan makalah yang telah saya susun dengan penuh dedikasi dan konsentrasi.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan informasi dan pemahaman
yang lebih mendalam mengenai topik yang dibahas, serta memberikan sudut pandang yang
baru dan berbeda dalam memandang permasalahan tersebut. Saya berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
Transtheoritical Model.
Penyusunan makalah ini tentu tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu di sini. Namun, atas nama pribadi dan
institusi yang saya wakili, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam
penyusunan makalah ini.
Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat menjadi kontribusi yang bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa yang akan datang. Sekian dan terima
kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 4
1.3 TUJUAN ..................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
2.1 DEFINISI DAN TEORI ................................................................................................... 6
2.2 SEJARAH ........................................................................................................................ 7
2.3 ASPEK PERILAKU DAN TUJUAN ......................................................................... 8
2.4 KOMPONEN UTAMA DAN FASE-FASE ............................................................... 9
2.5 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ..................................................................... 11
2.6 CONTOH PENERAPAN.......................................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................... 13
PENUTUP................................................................................................................................ 13
3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................... 13
3.2 SARAN ..................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

The Transtheoritical Model adalah model pembentukan perilaku yang berfokus


padakemampuan individu dalam membuat keputusan daripada pengaruh sosial dan
biologis (Velicer,Prochaska, Fava, Norman, & Redding, 1998; Scholl, 2002 dalam Lenio,
n.d).

The Transtheoritical Model (TTM) dikembangkan pada tahun 1980an oleh


sekelompok peneliti yaitu Prochaska dan DiClemente di University of Rhode Island
ketika mereka sedang belajar bagaimana perokok bisa melepaskan kebiasaan atau
kecanduan sebagai perubahan perilaku yang menjelaskan proses mulai dari diperolehnya
suatu perilaku baru hingga pada pemeliharaan perilaku tersebut. Pada awal 1980-an
James Prochaska dan Carlo DiClemente memperkenalkan konsep SCM (Stage of Change
Model) perubahan perilaku. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh beberapa pakar
seperti Velicer, Fava, Norman, dan Redding (1998), menjadi konsep yang lebih spesifik
diteliti dan menjadi kerangka dalam menghentikankebiasaan merokok (smoking
cessation), konsep itu dinamakan Transtheoretical
Model karena merupakan penggabungan dari konsep yang diteliti oleh masing
masing dari ke-4 pakar namun dispesifikkan untuk smoking cessation. Tahapan
perubahan berguna dalam menjelaskan kapan terjadinya perubahan dalam kognitif,
emosi, dan perilaku. (Conner & Norman, 2003).Dari studi awal tentang merokok, model
dengan cepat diperluas untuk mencakup penyelidikan dan penerapan pada berbagai
perilaku kesehatan dan kesehatan mental.Selanjutnya, TTM mulai diaplikasikan secara
luas bahkan diluar konteks klinis. TTM adalahmodel-tahapan yang dominan digunakan
dalam kesehatan psikologi dan promosi kesehatan(Conner & Norman, 2003). S Prochaska
bersama sesama psikolog John Norcross dan Carlo DiClemente dalam Changing for
Good menyempurnakan tentang The Transtheoritical Model dan juga dipublish dalam
bentuk jurnal.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Transtheoritical Model?


2. Bagaimana sejarah Transtheoritical Model?
3. Bagimana teori Transtheoritical Model?
4. Bagaimana aspek perilaku Transtheoritical Model?
5. Apa tujuan teori Transtheoritical Model?
6. Bagaimana komponen utama dan fase-fase Transtheoritical Model?
7. Apa kelebihan dan kekurangan Transtheoritical Model?
8. Apa contoh penerapan Transtheoritical Model?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui definisi Transtheoritical Model


2. Mengetahui sejarah Transtheoritical Model
3. Mengetahui teori Transtheoritical Model
4. Mengetahui aspek perilaku Transtheoritical Model
5. Mengetahui tujuan teori Transtheoritical Model
6. Mengetahui komponen utama dan fase-fase Transtheoritical Model
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Transtheoritical Model
8. Mengetahui contoh penerapan Transtheoritical Model
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DAN TEORI

• The Transtheoritical Model adalah model pembentukan perilaku yang berfokus


padakemampuan individu dalam membuat keputusan daripada pengaruh sosial
dan biologis (Velicer,Prochaska, Fava, Norman, & Redding, 1998; Scholl, 2002
dalam Lenio, n.d).
• The Transtheoretical Model menurut Prochaska dan DiClemente (1983) adalah
suatu model yang integratif tentang perubahan perilaku. Kunci pembangun dari
teori lain yang terintegrasi. Model ini menguraikan bagaimana orang-orang
memodifikasi perilaku masalah ataumemperoleh suatu perilaku yang positif dari
perubahan perilaku tersebut. Model ini adalah suatu perubahan yang disengaja
untuk mengambil suatu keputusan dari individu tersebut. Model melibatkan
emosi, pengamatan dan perilaku, melibatkan pula suatu kepercayaan diri.
• Transtheoretical Model menyebutkan bahwa perubahan perilaku adalah proses
yang terjadi secara bertahap, berusaha untuk mengubah perilaku untuk bergerak
melalui tahapan yang berbeda menggunakan berbagai proses untuk mendapatkan
perubahan dari satu tahap ke tahap berikutnya sampai perilaku yang diinginkan
tercapai. Transtheoretical Model memiliki nilai dalam memfasilitasi dan
mengakselerasi perubahan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan, baik untuk
perilaku adiktif maupun non-adiktif.

Transtheoretical Model adalah perubahan perilaku atas kesiapan individu untuk


memiliki tindakan yang lebih sehat, memberikan strategi, atau proses perubahan untuk
memandu individu untuk berperilaku sehat melalui tahapan perubahan dan pemeliharaan
kesehatan. Model ini menjelaskan bagaimana individu memodifikasi perilaku yang menjadi
masalah dan memperoleh perilaku positif. Transtheorical model adalah model yang fokus
pada pembuatan keputusan oleh individu. Asumsi dasar model ini adalah pada dasarnya
individu tidak dapat merubah perilaku dalam waktu yang singkat, terutama pada perilaku
yang menjadi kebiasaan sehari-hari.lima tahapan menuju perubahan bagi individu: Pre-
contemplation, Contemplation, Preparation, Action, dan Maintanance. Model transteoritikal
merupakan model biopsikososial yang integratif, mengenai perubahan perilaku yang
disengaja.Tidak seperti model ataupun teori perilaku lainnya yang eksklusif hanya terfokus
pada dimensi tertentu, seperti pengaruh sosial atau biologi. Model ini juga berupaya
menyatukan dan mengintegrasikan konstruksi kunci dari beberapa teori menjadi suatu model
perubahan perilaku yang komperhensif agar dapat digunakan dalam beragam perilaku,
populasi dan keadaan (pengobatan, upaya pencegahan, atau upaya pembuat kebijakan).
Model ini adalah suatu perubahan yang disengaja untuk mengambil suatu keputusan dari
individu tersebut. Model melibatkan emosi, pengamatan dan perilaku, melibatkan pula suatu
kepercayaan diri. Model ini dikembangkan dari pengalaman dalam pelaksanaan program
yang berhubungan dengan perilaku merokok dan pemakaian obat-obatan terlarang. Program
ini meneliti perubahan sebagai sesuatu proses dan mengakui bahwa tiap orang memiliki
tingkat kesediaan atau motivasi yang berbeda untuk berubah. Transtheoretical model
mengemukakan enam tahap (stage) terpisah. TM menjelaskan tahapan pembentukan atau
perubahan perilaku dengan memasukkan beberapa komponen utama yaitu, the stages of
change, the processes of change, decisional balance, dan self- efficacy (Prochaska et al.,
2009). Decisional balance menyangkut pertimbangan baik dan buruknya perubahan yang
akan dilakukan, self efficacy menyangkut keyakinan akan kemampuan diri dalam mengatasi
situasi yang berisiko tanpa kembali pada kebiasaan lama serta termination menyangkut hasrat
untuk kembali pada kebiasaan lama. Tiga komponen tersebut merupakan variabel yang saling
terkait dengan stage of change dan processes of change (Prochaska et al.,2009)

2.2 SEJARAH

The Transtheoritical Model (TTM) dikembangkan pada tahun 1980an oleh


sekelompok peneliti yaitu Prochaska dan DiClemente di University of Rhode Island
ketika mereka sedang belajar bagaimana perokok bisa melepaskan kebiasaan atau
kecanduan sebagai perubahan perilaku yang menjelaskan proses mulai dari diperolehnya
suatu perilaku baru hingga pada pemeliharaan perilaku tersebut. Pada awal 1980-an
James Prochaska dan Carlo DiClemente memperkenalkan konsep SCM (Stage of Change
Model) perubahan perilaku. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh beberapa pakar
seperti Velicer, Fava, Norman, dan Redding (1998), menjadi konsep yang lebih spesifik
diteliti dan menjadi kerangka dalam menghentikankebiasaan merokok (smoking
cessation), konsep itu dinamakan Transtheoretical Model karena merupakan
penggabungan dari konsep yang diteliti oleh masing-masing dari ke-4 pakar namun
dispesifikkan untuk smoking cessation. Tahapan perubahan berguna dalam menjelaskan
kapan terjadinya perubahan dalam kognitif, emosi, dan perilaku. (Conner & Norman,
2003).Dari studi awal tentang merokok, model dengan cepat diperluas untuk
mencakup penyelidikan dan penerapan pada berbagai perilaku kesehatan dan kesehatan
mental.Selanjutnya, TTM mulai diaplikasikan secara luas bahkan diluar konteks klinis.
TTM adalahmodel-tahapan yang dominan digunakan dalam kesehatan psikologi dan
promosi kesehatan(Conner & Norman, 2003). S Prochaska bersama sesama psikolog John
Norcross dan Carlo DiClemente dalam Changing for Good menyempurnakan tentang
The Transtheoritical Model dan juga dipublish dalam bentuk jurnal.

2.3 ASPEK PERILAKU DAN TUJUAN

2.3.1 Aspek-Aspek Perilaku Trans Theoritical Model


a. Aspek Biologis
Dalam aspek ini perilaku manusia akan sangat mempengaruhi dan juga dengan
situasi serta lingkungan dimana dia berada. Interaksi psikologi sosial juga cukup
mempengaruhi tingkah laku dan juga perilaku seseorang. Contohnya saja ketika
ketika kita merawat anak dan juga motif biologis lainnya yang dapat
mempengaruhi perilaku manusia.
b. Aspek Psikologis
Menurut Walgito (2010) psikologis merupakan ilmu tentang perilaku atau
aktivitas-aktivitas individu. Perilaku atau aktivitas-aktivitas tersebut berupa
perilaku yang tampak dan perilaku yang tidak tampak demikian juga dengan
aktivitas yaitu aktivitas-aktivitas motorik dan juga aktivitas-aktivitas emosional
Proses kehidupan psikis manusia selalu diikuti oleh ketiga aspek psikologis
yaitu aspek kognitif, aspek emosional atau perasaan dan aspek kemauan atau
hubungan interpersonal.
- Kognitif
Proses kognitif sangat berperan dalam pengambilan keputusan bagi
setiap individu, sejalan dengan proses kognitif menjadi dasar akan
timbulnya prasangka.
- Emosi
Menurut Hude (2006) emosi adalah suatu gejala psikofisiologis yang
menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku.
- Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri atas dua atau lebih
orang yang memiliki pola interaksi yang konsisten (Lestari, 2010)
c. Sikap
Sikap sangat mempengaruhi perilaku seseorang, dimana di dalamnya terdapat
tingkah laku atau tindakan seseorang, persepsi da juga cara berfikir seseorang
yang di dalam dirinya merasa bahwa apa yang telah dilakukannya akan berkaitan
dengan sebuah situasi dan juga nilai yang ada di dalam dirinya.

2.3.2 Trans Theoritical Model (TTM) bertujuan untuk :

1. Memahami perubahan perilaku individu


2. Menggambarkan bagaimana orang bergerak secara dinamis melalui enam tahap
3. TTM sebagai pedoman utama untuk perubahan perilaku kesehatan yang positif
4. Menguraikan bagaimana orang-orang memodifikasi perilaku masalah atau
memperoleh suatu perilaku yang positif dari perubahan perilaku tersebut
5. Transtheoretical Model dapat memudahkan suatu analisa dari mekanisme
mediational.
6. Sebagai sarana dalam memfasilitasi dan mengakselerasi perubahan perilaku yang
berkaitan dengan kesehatan, baik yang bersifat adiktif maupun non adikti

2.4 KOMPONEN UTAMA DAN FASE-FASE

A. Stages of change ( Tahapan Perubahan )


Stages of change merupakan aspek yang temporal dalam TTM. Teori ini beranggapan
bahwa perubahan merupakan proses yang akan terus terjadi sepanjang waktu. Ada 6
tahapan perubahan, yakni :
a) Pre Contemplation ( Pra Perenungan )
Tahap pre contemplation terjadi ketika seseorang tidak memiliki niat untuk mengganti
perilakunya. Individu yang berada di tahap ini bisa saja sudah mendapat informasi
atau belum mendapat informasi tentang konsekuensi perilakunya. Atau dia sudah
pernah mencoba untuk merubahnya dan menjadi tidak peduli tentang hal tersebut.

b) Contemplation ( Perenungan )
Tahap ini adalah tahap dimana individu telah memiliki kesadaran akan problem yang
dihadapinya dan mulai berpikir untuk itu. Namun pada tahap ini, individu belum
membentuk komitmen untuk segera mengubah perilaku lamanya. Individu masih
menimbangnimbang pro dan kontra dalam mengubah perilakunya agar menjadi lebih
sehat.
c) Preparation ( Persiapan )
Di tahap ini, individu mulai berniat untuk merubah perilakunya. Rencana
dibuat untuk mengurangi perilaku yang menjadi masalah dimana individu dapat
memilih beberapa solusi yang potensial. Individu dapat lanjut pada tahap selanjutnya
ketika individu telah menetapkan rencananya dan yakin bahwa dia dapat
mengikutinya.

d) Action ( Tindakan )
Di tahap ini, dimana individu membuat modifikasi spesifik dalam perilakunya
untuk menghadapi masalahnya dalam kata lain untuk mencapai target behavior.
Tindakan memerlukan komitmen waktu dan energy untuk dapat benar - benar
mengubah perilakunya. Termasuk dalam menghentikan perilaku lama dan
memodifikasi gaya hidup serta lingkungan yang bisa membuatnya kembali ke
perilaku lamanya.

e) Maintenance ( Pemeliharaan )
Tahap di mana individu telah membuat perubahan yang terlihat/besar dalm
gaya hidup mereka dan juga berusaha untuk mencegah perilaku lamanya kembali,
tetapi mereka tidak mengaplikasikan proses sebanyak ketika tahapan action. Di
tahapan ini, individu akan kurang tergoda untuk kembali ke perilaku lamanya dan
kepercayaan diri merka akan bertambah untuk meneruskan perubahan mereka.

f) Termination ( Pemutusan )
Individu yang telah berada pada tahap ini memiliki kepercayaan diri 100% dan
terhindar dari godaan. Sekalipun mereka depresi, cemas, bosan, kesepian, marah, atau
stress, individual pada tahapan ini yakin bahwa mereka tidak akan kembali ke gaya
hidup tidak sehat sebagai salah satu cara coping. Seolah-olah, perilaku baru mereka
telah menjadi suatu kebiasaan.

B. Processes of Changes ( Proses Perubahan )


Processes of Changes merupakan aktivitas yang dilakukan individu untuk maju di
tiap tahapnya. Hal ini penting sebagai panduan dalam program intervensi seperti variabel
yang perlu disiapkan individu dalam proses berpindah dari satu tahap ke tahap yang lain. Ada
10 proses di dalamnya, yakni :
a) Conciousness raising merupakan peningkatan kesadaran tentang penyebab,
konsekuensi, cara penanganan suatu perilaku.
b) Dramatic relief merupakan proses dimana individu diharapkan untuk
mengekspresikan perasaannya terhadap perilaku yang menjadi masalah.
c) Self re-evaluation merupakan pandangan individu bagaimana dirinya dengan perilaku
yang menjadi masalahnya dan bagaimana jika tidak.
d) Enviromental re-evaluation merupakan pandangan individu melihat lingkungan
sekitarnya jika ia melakukan hal yang menjadi masalah dan bagaimana jika tidak.
e) Self liberation merupakan keyakinan individu bahwa dia mampu berkomitmen dan
bertindak merubah kebiasaan buruknya.
f) Social liberation merupakan kebutuhan peningkatan sosial atau alternatif khususnya
untuk orang-orang yang tertindas (minoritas).
g) Counterconditioning merupakan kebutuhan individu untuk mempelajari perilaku
sehat yang bertujuan untuk mengganti perilaku tidak sehat.
h) Stimulus control menghapus petunjuk untuk perilaku/kebiasaan yang tidak sehat dan
menambah petunjuk untuk perilaku sehat.
i) Contingency management merupakan reward atau punishment yang diri kita berikan
saat melakukan perilaku sehat maupun tidak sehat.
j) Helping relationship merupakan dukungan yang diterima individu dari orang lain
ketika ia melakukan perilaku sehat.
C. Decisional balance ( Keputusan Seimbang )
Individu menimbang pro dan kontra dari perilakunya.
D. Self efficacy
Keyakinan individu untuk dapat mengatasi masalahnya dan tidak kembali pada hal
tersebut.

2.5 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihan dari teori ini adalah teori ini mudah untuk diterapkan untuk Memberikan
kesadaran pada perilaku individu yang tidak memerlukan perubahan drastis dalam
perilakunya dalam tempo cepat akan tetapi perubahan secara bertahap dan memerlukan
waktu dan suasana kondusif.
Kelemahan dari teori ini adalah jika tidak ada intervensi yang direncanakan, Individu
akan terjebak pada tahap awal. Selain itu proses tertentu dan prinsip Prinsip tertentu perlu
diterapkan di tiap tahap agar terjadi kemajuan di tiap Tahapnya.

2.6 CONTOH PENERAPAN

1. Pre-Contemplation
Pada awalnya ibu tidak memiliki niat untuk merubah pola makannya karena ibu merasa tidak
ada masalah dengan pola makannya. Ibu cenderung menghindari membaca, memikirkan, dan
membicarakan tentang resiko-resiko atas kebiasaannya tersebut.
2. Contemplation
Ibu mulai merasa bahwa keadaanya saat ini ada hubungannya dengan pola makan yang
dijalani. Ibu sudah mulai mengetahui atau menyadari bahwa perilaku yang ia miliki adalah
sebuah masalah dan mulai memikirkan baik buruknya jika ia tetap melakukan perilaku
tersebut. Tetapi ibu belum membuat komitmen untuk mengambil tindakan dalam waktu dekat
3. Preparation
Pada tahap ini, ibu sudah mSalah satu contoh penerapan TTM pada kesehatan ibu dan anak
adalah ibu dengan anemia, Seorang ibu hamil yang tidak suka makan sayuran dan daging
merah sehingga ibu mengeluh lemah, lesu, sering pusing dan tidak rajin minum multivitamin
atau tablet Fe yang diberikan oleh Nakes saat ANC. Setelah periksa, hasilnya hb ibu sebesar
10gr%, Penyelesaian dengan teknik TTM dapat dipaparkan sebagai berikut:
ulai memiliki keinginan untuk melakukan perubahan perilaku, dan ibu mulai mencari tahu
tentang pola makan yang baik dan sehat, ibu juga konsutasi kepada tenaga kesehatan.
4. Action
Ibu sudah memulai melakukan perubahan pada perilakunya. Ibu sudah memulai untuk
mengatur pola makan, mulai makan sayuran dan daging serta mengkonsumsi tablet Fe sesuai
anjuran tenaga kesehatan.
5. Maintenance
Ibu mempertahankan perilaku untuk tetap mengatur pola makan yang baik dan berusaha agar
perilaku lama yang ia tinggalkan tidak kembali lagi. Ibu sudah yakin dan bisa mengontrol
dirinya untuk makan sayuran dan daging serta mengkonsumsi tablet Fe agar tidak terjadi
anemia kembali.
6. Termination
Ibu benar-benar meninggalkan kebiasaan buruknya dan tetap menjaga pola hidup yang
jauh lebih sehat dan yakin tidak akan kembali ke kebiasaan lama nya.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

The Transtheoritical Model adalah model pembentukan perilaku yang berfokus


padakemampuan individu dalam membuat keputusan daripada pengaruh sosial dan
biologis (Velicer,Prochaska, Fava, Norman, & Redding, 1998; Scholl, 2002 dalam Lenio,.

Aspek-aspek yaitu;

• Aspek biologis
• Aspek psikologis
• Sikap.

KOMPONEN UTAMA DAN FASE-FASE

1. Stages of change ( Tahapan Perubahan )


• Pre Contemplation ( Pra Perenungan )
.1 Contemplation ( Perenungan )
• Preparation ( Persiapan )
• Action ( Tindakan )
• Maintenance ( Pemeliharaan )
• Termination ( Pemutusan )

2. Processes of Changes ( Proses Perubahan )


• Conciousness raising
• Dramatic relief
• Self re-evaluation
• Enviromental
• Self liberation.
• Social liberation

3.2 SARAN

Demikianlah makalah ini kami susun dan besar harapan kami agar makalah ini dapat
bermanfaat dalam menambah pengetahuan kita bersama. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami
meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar nantinya dapat diperbaiki
sehingga makalah ini dapat dimanfaatkan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Decy Situngkir. (2016). Dasar-dasar Promosi Kesehatan | Decy Situngkir. 1–17.

Dewi, W. W. A., Tamitiandini, D., & Yustisia, I. R. (2020). Transtheoritical approach


adaptation model for environmental awareness behavior in Bali. 13(1), 135–154.

http://eprints.undip.ac.id/10932/1/Jurnal_StopSmoking!.pdf diakses pada tanggal 19-04-2023


pukul 22.00 WIB

https://repositori.uinalauddin.ac.id/19791/1/2021_Book%20Chapter_Promosi%20Kesehatan
%20dan%20Perilaku%20Kesehatan.pdf diakses pada tanggal 19-04-2023 pukul 22.45
WIB

Irwan (2017). Etika dan Perilaku Kesehatan. CV. ABSOLUTE MEDIA

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. In Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai