Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era globalisasi merupakan era yang segala sesuatunya bergerak dengan cepat, baik
teknologi, sosial-budaya, hingga perekonomian semua berkembang terus menerus. Oleh
karenanya setiap perusahaan pun berusaha meningkatkan kualitasnya secara terus
menerus, tidak hanya melalui proses produksi yang ditingkatkan, namun juga kualitas
pekerja juga perlu ditingkatkan.
Pekerja menurut Pasal 1 Butir 1 Undang-undang No 13 Tahun 2003, adalah setiap
orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Gizi kerja
adalah pemberian gizi yang diterapkan kepada masyarakat tenaga kerja dengan tujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan, efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-
tingginya sedangkan manfaat yang diharapkan dari pemenuhan gizi kerja adalah untuk
meningkatkan dan mempertahankan ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan
gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas kerja Secara khusus gizi kerja adalah zat makanan
yang bersumber dari bahan makanan yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan lingkungan kerjanya (Tarwaka dkk, 2004).
Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari
kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan.3
Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam
jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai penyakit
defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekwensi fungsional yang lebih ringan dan
kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena factor gizi. 6 Masalah kecukupan
pangan dan gizi mutlak didapatkan oleh tenaga kerja, tanpa makanan dan minuman yang
cukup maka kebutuhan akan energi untuk bekerja akan diambil dari energi cadangan yang
yang terdapat dalam sel tubuh. Kekurangan makanan yang terus menerus akan
menyebabkan susunan fisiologis tubuh terganggu. Apabila hal ini terjadi akibatnya tenaga
kerja yang bersangkutan tidak dapat melakukan pekerjaan secara baik dan produktivitas
kerjanya akan menurun bahkan dapat mencapai target rendah.2
Ketidakseimbangan antara energi asupan dan energi pengeluaran juga akan
menimbulkan masalah pada berat badan. Kelebihan energi asupan mengakibatkan berat
badan berlebih sehingga efek jangka panjang dari kelebihan energi asupan dapat terjadi
obesitas. Kekurangan energi asupan dibanding dengan energi yang dikeluarkan cenderung
akan mengakibatkan kekurangan berat badan.
Melalui gizi kerja yang baik, permasalahan kesehatan kerja dapat diatasi dengan
menerapkan program diet dan juga aktivitas fisik pada pekerja. Diet dan aktivitas fisik di
tempat kerja mampu menurunkan angka penyakit degeneratif. Melalui promosi kesehatan
kerja di tempat kerja terkait diet dan promosi aktivitas fisik, dapat meningkatkan kualitas
kesehatan dan produktivitas pada pekerja (WHO, 2008).
Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2018 sebanyak 133,94 juta orang,
naik 2,39 juta orang dibanding Februari 2017. Sejalan dengan itu, Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 69,20 persen, meningkat 0,18 persen poin. Sedangkan
jumlah dokter Indonesia pada awal desember 2019 mencapai 142,193 orang. (BPS, KKI)
https://www.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/1484/februari-2018--tingkat-pengangguran-
terbuka--tpt--sebesar-5-13-persen--rata-rata-upah-buruh-per-bulan-sebesar-2-65-juta-
rupiah.html
https://www.kki.go.id/
Namun, peningkatan jumlah pekerja ini tidak serta merta diikuti dengan pelayanan
kesehatan kerja yang baik. Kenyataan yang sangat memprihatinkan adalah tidak semua
tenaga kerja mendapatkan pelayanan kesehatan kerja dari tempat kerjanya. Di negara
berkembang, tenaga kerja yang mendapat pelayanan kesehatan kerja hanya mencapai 5-
10%.3 Di Indonesia sendiri, pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja diwajibkan dan telah
diatur dalam perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan tersebut antara lain UU
No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Keputusan Menteri Kesehatan Kepmenkes No.
1758/Menkes/SK/XII/2003 Tentang Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar, serta
Peraturan Menteri Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Koperasi No. Per-
03/Men/1982 pasal 2 tentang Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja. Menurut Peraturan
Menteri Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Koperasi No. Per-03/Men/1982
pasal 2 tentang Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja, salah satu elemen pelayanan
kesehatan kerja adalah memberikan nasihat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat
kerja, pemilihan APD, gizi dan penyelenggaraan makanan di tempat kerja.5
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya tentang gizi kerja dan hubungannya
dengan kelelahan di tahun 2012 pada salah satu perusahaan penghasil bulu mata palsu di
Purbalingga didapatkan hasil sebanyak 50% pekerja mengalami defisit konsumsi energi.
Setelah diuji menggunakan analisis regresi logistik didapatkan hasil bahwa pekerja yang

2
mempunyai tingkat konsumsi energi defisit akan mempunyai probabilitas 75,57 % untuk
terjadinya kelelahan.9

1.2. Permasalahan
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan, rumah sakit beroperasi 24 jam sehari.
Pelayanan tersebut dilaksanakan oleh pekerja kesehatan rumah sakit. Dokter jaga
merupakan salah satu pekerja kesehatan yang selalu ada di setiap rumah sakit yang
bertugas pada pelayanan rawat inap, rawat jalan atau poliklinik dan pelayanan gawat
darurat serta merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit karena
merupakan pihak langsung yang menangani pasien. Kewaspadaan tinggi amat diperlukan
untuk memberikan layanan keperawatan yang baik kepada pasien. Apabila dokter
mengalami kelelahan, maka dampak buruk akibat kelelahan tidak hanya dapat merugikan
bagi dokter itu sendiri namun dapat berdampak pula kepada pasien. Hal-hal buruk seperti
penanganan yang tidak cekatan, kesalahan memberikan penanganan serta hal lain yang
lebih fatal dapat terjadi bila dokter dalam kondisi kelelahan.12
RS X merupakan sarana pelayanan kesehatan yang bekerja selama 24 jam dengan
pembagian unit kerja yang terintegrasi. Dokter jaga yang bertugas berjumalh 2 orang, 1
orang di igd dan 1 orang di rawat inap dan poliklinik. Kegiatan dokter jaga di RS X Bogor
diatur dengan sistem shift dengan jam kerja untuk shift pagi yaitu pukul 07.00 – 14.00 WIB
(7 jam), shift siang pada pukul 14.00 – 19.00 (5 jam) dan shift malam pada pukul 19.00 –
07.00 WIB (12 jam). Saat ini pihak rumah sakit sudah menyediakan makanan kepada dokter
jaga di tiap shift. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada analisa yang menunjukkan apakah
makanan yang disediakan sudah mencukupi kebutuhan gizi para dokter.

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
Menganalisa gambaran mengenai asupan gizi dokter jaga di rumah sakit.
1.3.2. Tujuan khusus
1. Mendapat gambaran mengenai makanan yang disediakan perusahaan
kepada dokter.
2. Mendapat gambaran mengenai kecukupan jumlah energi yang diterima
(input) bagi dokter jaga untuk aktivitasnya di rumah sakit.

1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Tenaga Kerja

3
a) Dapat diketahuinya jumlah zat gizi yang diterima dengan zat gizi yang harus
dikeluarkan serta komposisi zat gizi yang baik sehingga dapat digunakan sebagai
acuan untuk perbaikan gizi pekerja.
b) Menambah pengetahuan tentang jenis makanan yang sehat dan bergizi
1.4.2. Bagi Sektor Kesehatan
Sebagai masukan untuk lebih memperhatikan kebutuhan tenaga kerja dalam
melaksanakan aktivitas sehingga dapat lebih meningkatkan produktivitas pekerja.
1.4.3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menambah perkembangan khasanah ilmu pengetahuan, khususnya aplikasi
gizi pada pekerja sektor perusahaan formal.
1.4.4. Bagi Penulis
a) Dapat menerapkan ilmu yang didapat untuk dapat diterapkan di tempat kerja.
b) Sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah gizi kerja

4
AB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Gizi merupakan proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. 7 Gizi kerja adalah nutrisi atau
kalori yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis
pekerjaannya. Tenaga kerja memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh,
untuk perbaikan termasuk pekerjaan. Gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja
tenaga kerja setinggi-tingginya.8
Status gizi diartikan sebagai keadaan kesehatan seseorang atau sekelompok orang
yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran-ukuran gizi tertentu. 3

2.2 Kebutuhan Gizi Tenaga Kerja


Tubuh manusia memperoleh zat gizi dalam bentuk makanan baik yang berasal dari
tumbuhan maupun dari hewan. Kebutuhan tubuh akan zat gizi tidak dapat dipenuhi hanya
dengan satu atau dua macam bahan makanan saja, karena pada umumnya tidak ada satu bahan
makanan yang mengandung bahan makanan secara lengkap. Gizi mempunyai nilai yang
sangat penting bagi tubuh, yaitu, 1) untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan
perkembangan dan 2) memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari. 9
Bahan-bahan makanan pada umumnya mengandung karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air.8 Sesuai dengan fungsinya zat-zat gizi dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu, zat tenaga yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein. Zat pembangun yang
terdiri dari protein, mineral, air. Zat pengatur yang terdiri dari vitamin, mineral, protein, air.

Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolisme :


2.2.1 Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah untuk menyediakan energi bagi tubuh.
seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan akan menjadi
gemuk. Apabila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan

5
untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun.10
2.2.2 Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena
zat ini selain berfungsi 3ebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat
pembangun dan pengatur. Protein selain akan digunakan bagi pembangunan struktur
tubuh juga akan disimpan untuk digunakan dalam keadaan darurat, sehingga
pertumbuhan atau kehidupan dapat terus terjamin dengan wajar, akan tetapi dalam
keadaan tidak diterimanya makanan yang tidak bergizi secara terus menerus, dengan
sendirinya akan terjadi gejala-gejala kekurangan protein diantaranya adalah
pertumbuhan kurang, daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap penyakit dan daya
kerja merosot.9
2.2.3 Lemak
Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi bagi
tubuh. fungsi utama dari lemak adalah untuk memberi tenaga pada tubuh. disamping
fungsinya sebagai sumber tenaga, lemak juga merupakan bahan pelarut dari beberapa
vitamin yaitu vitamin A, D,E dan K.
2.2.4 Vitamin
Vitamin merupakan zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah
yang sangat sedikit, namun penting untuk mempertahankan kesehatan tubuh. menurut
sifatnya vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak
(vitamin A, D, E dan K) dan vitamin yang larut dalam air (B dan C). walaupun
vitamin hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun akan berpengaruh besar
terhadap tubuh apabila kita kekurangan vitamin.
Faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan vitamin adalah :
 Kurang memakan bahan makanan yang mengandung vitamin.
 Tubuh kekurangan zat-zat tertentu, sehingga penyerapan vitamin dalam tubuh
terganggu.
 Akibat penyakit saluran pencernaan misalnya disentri atau typus.
 Adanya zat-zat tertentu dalam bahan makanan atau dalam obat yang akan
mengganggu penyerapan vitamin itu.
 Dalam tubuh terjadi interaksi dari beberapa vitamin, kekurangan salah satu
vitamin akan menyebabkan terganggunya fungsi vitamin lain.

2.2.5 Mineral

6
Mineral adalah bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi
tubuh secara keseluruhan.11
2.2.6 Air
Pada proses metabolisme tubuh sangat memerlukan sekali akan air.
Kehilangan 10% dari cairan tubuh akan sangat membahayakan. Kematian biasanya
terjadi biasanya bila kehilangan cairan tubuh mencapai 20% dari berat badan.
Sedangkan pada orang dewasa lebih kurang 65% air berfungsi sebagai zat
pembangun dan zat pengatur.

2.3 Status Gizi


Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi
esensial, status gizi lebih terjadi karena tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah
berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksik yang membahayakan. Baik pada status gizi
kurang, maupun status gizi lebih terjadi gangguan gizi. 11

2.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi


1. Konsumsi makanan
Seseorang yang dalam kehidupannya sehari-hari mengkonsumsi makanan yang
kurang asupan zat gizi, akan mengakibatkan kurangnya simpanan zat gizi pada tubuh
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apabila keadaan ini berlangsung
lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya akan terjadi kemerosotan
jaringan.7
2. Status Kesehatan
Tingginya penyakit parasit dan infeksi pada alat pencernaan dan penyakit lain yang
diderita juga akan mempengaruhi ststus gizi seseorang. Memburuknya keadaan akibat
penyakit infeksi adalah akibat beberapa hal, antara lain :
1. Turunnya nafsu makan, sehingga masukan zat gizi kurang padahal tubuh memerlukan
zat gizi lebih banyak untuk menggantikan jaringan tubuhnya yang rusak akibat bibit
penyakit.
2. Penyakit infeksi sering dibarengi oleh diare dan muntah yang menyebabkan penderita
kehilangan cairan dan sejumlah zat gizi seperti berbagai mineral, dan sebagainya.
3. Penyakit diare menyebabkan penyerapan zat gizi dari makanan juga terganggu,
sehingga secara keseluruhan mendorong terjadinya gizi buruk.

3. Faktor Lingkungan Kerja

7
Menurut Sugeng Budiono, faktor lingkungan kerja menunjukkan pengaruh yang jelas
terhadap gizi kerja. Beban yang berlebihan menyebabkan penurunan berat badan,
sebaliknya motivasi yang kuat, kadang-kadang meningkatkan selera makan yang
menjadikan sebagai salah satu penyebab bertambahnya berat badan dan kegemukan. 5
2.4 Penilaian Status Gizi Perorangan
Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi
seseorang dengan cara pengumpulan data yang bersifat objektif maupun subjektif, untuk
kemudian dibandingkan dengan standar baku yang telah tersedia. Penilaian status gizi dapat
dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung.

Komponen nilai status gizi meliputi :


1. Asupan pangan
2. Pemeriksaan biokimia
3. Pemeriksaan klinis dan riwayat mengenai kesehatan
4. Pemeriksaan antropometri
5. Data psikososial

2.4.1 Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung


2.4.1.1 Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung
dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Merupakan penilaian status gizi
yang paling sulit karena berbagai sebab, pekerja sering lupa mengingat jenis makanan yang
telah disantap dan sulitnya menghitung komposisi makanan secara akurat. Komponen
anamnesis asupan pangan mencakup : a) Ingatan pangan selama 24 jam; b) Kuesioner
frekuensi pangan; c) Riwayat pangan; d) Catatan pangan. Data yang diperoleh kemudian
dicocokkan dengan nilai yang tercantum dalam daftar komposisi bahan pangan dan daftar
komposisi makanan siap santap.

Metode survei konsumsi makanan meliputi :


a) Ingatan Pangan 24 Jam
Mengingat kembali dan mencatat jumlah serta jenis makanan dan minuman yang
telah dikonsumsi selama 24 jam merupakan metode pengumpulan data yang paling
banyak dan paling mudah digunakan. Proses ini dipandu oleh pewawancara terlatih,
idealnya adalah seorang ahli gizi. Keberhasilan menjaring informasi dengan cara ini

8
tergantung pada daya ingat pekerja, kemampuan pekerja dalam memperkirakan ukuran
makanan yang telah disantap serta kemampuan pewawancara.
b) Kuesioner Frekuensi Pangan (Food Frequency Questionnaire/FFQ)
Tujuan mengisi FFQ adalah melengkapi data yang tidak dapat diperoleh melalui
ingatan 24 jam. Pekerja diberi tugas untuk melaporkan frekuensi makanan yang lazim
dikonsumsi berdasarkan daftar makanan dalam periode tertentu. Data yang didapat
dengan FFQ merupakan data frekuensi, yakni berapa kali sehari, seminggu, atau sebulan
orang menyantap makanan tertentu
c) Riwayat Pangan (Dietary History)
Dengan cara ini, data yang diperoleh akan lebih lengkap dibandingkan dengan dua
cara terdahulu. Keterangan dapat dijaring melalui riwayat pangan adalah keadaan
ekonomi, kegiatan fisik, latar belakang etnik dan budaya, pola makan dan kehidupan
rumah tangga, nafsu makan, kesehatan gigi dan mulut, allergi makanan, serta makanan
yang tidak disenangi, keadaan saluran pencernaan, penyakit menahun, obat yang
digunakan, perubahan berat badan serta nasalah pangan dan gizi.
Cara ini sesungguhnya menerapkan tiga komponen anamnesis asupan pangan, yaitu
ingatan pangan 24 jam, kuesioner frekuensi pangan, dan catatan pangan. Dengan ingatan
pangan 24 jam diperoleh data tentang pola makan responden secara umum. Informasi ini
selanjutnya dibandingkan dengan kuesioner frekuensi pangan dan dilakukan pencatatan
makanan selama tiga hari dengan menggunakan ukuran rumah tangga.
d) Catatan Pangan
Cara ini menuntut motivasi dan pengertian pekerja dan pewawancara dan
membutuhkan waktu yang lebih lama. Pasien diminta mencatat semua makanan dan
minuman yang telah dikonsumsi selama paling sedikit 3 hari dalam seminggu, yakni 2
hari biasa dan 1 hari libur.
Catatan harus rinci, termasuk bagaimana cara makanan dipersiapkan dan dimasak.
Ukuran porsi makanan sebaiknya dicatat dengan mengacu pada ukuran rumah tangga
(URT). Makanan yang telah diukur ini kemudian disalin ke dalam gram. Zat gizi yang
terkandung dicari pada daftar komposisi makanan.
Dalam pelaksanaan metode ini tidak jarang terjadi kesalahan karena pekerja tidak
mampu mengkuantifikasi jumlah dengan tepat. Kekeliruan ini dapat dikurangi dengan
meminta pekerja menimbang sendiri makanan dan minuman yang telah dikonsumsi pada
waktu tertentu. Data yang diperoleh terbukti cukup tepat, dan bermanfaat terutama untuk
digunakan dalam konsultasi gizi. Cara ini dikenal sebagai weight food records.

9
e) Pengamatan
Pengamatan langsung terhadap apa yang dimakan oleh pasien memang merupakan
cara yang paling tepat, meskipun dibutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang
lebih tinggi. Cara ini cocok diterapkan pada pasien di rumah sakit.

2.4.1.2 Statistik Vital


Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data
beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan
kematian akibat penyebab tertentu dan data lain yang berhubungan dengan gizi. 7

2.4.2 Penilaian Status Gizi Secara Langsung


Indeks Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia, maka antropometri gizi
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh
dari berbagai tinggkat umur dan tingkat gizi.7
Ada beberapa indeks antropometri yang umumnya dikenal, yaitu : 7
a) Berat badan menurut umur (BB/U)
b) Tinggi badan menurut umur (TB/U)
c) Berat badan menurut inggi badan (BB/TB)
d) Lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U)

Indikator BB/U menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini karena mudah berubah.
Namun indikator BB/U tidak spesifik karena berat badan selain dipengaruhi oleh umur
juga dipengaruhi oleh umur juga dipengaruhi oleh TB. Indikator TB/U menggambarkan
status gizi masa lalu, dan indikator BB/TB menggambarkan secara sensitif dan spesifik
status gizi saat ini.3

Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan digunakan untuk memantau Indeks Massa
Tubuh (IMT) orang dewasa. IMT atau Body Mass Tubuh (BMI) merupakan alat atau cara
yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut :

Sedangkan rumus untuk menghitung berat badan ideal seseorang adalah :

10
BB Normal = (Tinggi badan dalam centimeter-100) ± 10%

Bila usia lebih dari 40 tahun, tinggi badan (perempuan) kurang dari 150 cm, tinggi badan
(laki-laki) kurang dari 160 cm, maka rumusnya menjadi
BB Normal = (Tinggi badan dalam centimeter-100)

Sedangkan status gizi seseorang berdasarkan Indeks Massa tubuh adalah


Status gizi Indeks Massa Tubuh
Kurang < 18,5
Normal 18,5 - 24,9
Overweight 25,0 – 26,9
Obese 1 27,0 – 29,9
Obese 2 > 30,0

2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja


1) Jenis Kelamin
Ukuran dan daya tubuh wanita berbeda dengan pria. Pria lebih sanggup menyelesaikan
pekerjaan berat yang biasanya tidak sedikitpun dapat dikerjakan wanita. Beberapa data menunjukkan
bahwa tenaga kerja wanita lebih diperlukan pada suatu industri yang memerlukan ketrampilan dan
ketelitian daripada tenaga kerja pria.

2) Umur
Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam umur pertengahan 20 dan kemudian
menurun dengan bertambahnya umur dan akan berkurang sebanyak 20% pada usia 60 tahun.
Berkurangnya kebutuhan tenaga tersebut dikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik. 5
3) Status Kesehatan
Seorang tenaga kerja yang sakit biasanya kehilangan produktivitasnya secara nyata, bahkan
tingkat produktivitasnya menjadi nihil sekali. Keadaan sakit yang menahun menjadi sebab rendahnya
produktivitas untuk relatif waktu yang panjang. Keadaan diantara sehat dan sakit juga menjadi
turunnya produktivitas yang sering dapat dilihat secara nyata bahkan besar. 5
4) Gangguan Biologis Tenaga Kerja Wanita

11
Tenaga kerja wanita mempunyai berbagai gangguan yang berhubungan dengan fungsi
kelaminnya yang akan berpengaruh terhadap produktivitas kerjannya, antara lain: Siklus haid yang
tidak teratur, kehamilan, masa nifas, menopause. 5
5) Masa Kerja
Adalah kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja disuatu tempat. Masa kerja dapat
mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Akan memberikan pengaruh positif pada kinerja
bila dengan semakin lamanya personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya.
6) Pendidikan
Pendidikan dan pelatihan membentuk dan menambah pengetahuan dan keterampilan tenaga
kerja untuk melakukan pekerjaan dengan aman, selamat dalam waktu yang cepat. Pendidikan akan
mempengaruhi seseorang dalam cara berfikir dan bertindak dalam menghadapi pekerjaan. 5
7) Gangguan Lingkungan Kerja
Gangguan lingkungan juga dapat mempengaruhi para pekerja, yaitu :
Gangguan Fisik Yang meliputi :
1) Suhu
2) Radiasi kelembaban
3) Sinar
4) Suara dan getaran
Gangguan KimiaYang meliputi :
1) Logam
2) Debu
3) Aerosol
4) Gas
5) Uap dan kabut
Gangguan Biologis Yang meliputi :
1) bakteri
2) virus
3) Parasit

2.6 Penilaian Produktivitas Kerja


Menurut Anto Dajan (1976), produktivitas kerja dapat diukur dengan menggunakan rumus :

Rpo = K/M

12
Keterangan :
Rpo = rasio produktivitas dan juga dinamakan indeks produktivitas.
K = kuantitas (output) barang yang dihasilkan.
M = jumlah jam kerja per orang.

2.7 Hubungan Status Gizi Dengan Produktivitas


Menurut Emil Salim, bahwa gizi kerja adalah gizi yang diterapkan pada karyawan untuk
memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan tempat kerja dengan tujuan dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas yang setinggi-tingginya. Sedangkan menurut Suma’mur, gizi kerja berarti
nutrisi yang diperlukan oleh para pekerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan sesuai
dengan jenis pekerjaan. Nutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang berupa karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral dan air, keenam komponen tersebut dapat diubah menjadi energi.
Energi diperlukan manusia untuk mempertahankan proses kerja tubuhnya dan menjalankan
kegiatankegiatan fisik.8,10,12
Dalam hubungannya dengan produktivitas kerja, seseorang tenaga kerja dengan keadaan gizi
yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik. 5 Seseorang yang kurus
dengan kekurangan berat badan tingkat berat maupun ringan, yaitu IMT < 17,0 dan IMT 17,0-18, 4
maka orang tersebut akan kurang mampu bekerja keras, sedangkan orang yang gemuk atau kelebihan
berat badan , yaitu IMT 25,1-27,0 dan IMT > 27,0 maka orang tersebut kurang gesit dan lamban
dalam bekerja. Sedangkan orang yang mempunyai berat badan normal dengan IMT 18,5-25,0 akan
lebih lincah dalam bekerja.13,14

2.8 Cara Menghitung Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi seseorang dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut perhitungan
berdasarkan komponen penggunaan energi :
1. Tentukan Status Gizi.
Cara menentukan status gizi dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass
Index ( BMI ). Cara ini digunakan untuk mengetahui status gizi orang dewasa berusia 18 tahun
atau lebih.
2. Hitung Besarnya BMR
BMR Rumus Harris-Bennedict
Laki-laki = 66,42 + (13,75 BB) + (5 TB) – (6,78 U)
Perempuan = 655,1 + (9,65 BB) + (1,85 TB) – (4,68 U)

13
Keterangan :
BB = berat badan (dalam kg)
BMR = basal metabolic rate (kkal)
TB = tinggi badan
U = Usia (dalam tahun)
BMR merupakan jumlah energi yang dikeluarkan untuk aktivitas vital tubuh seperti denyut
jantung, bernafas, transmisi elektrik pada otot dan lain-lain.

Tabel Basal Metbolisme Rate (BMR) untuk laki-laki dan perempuan berdasarkan Berat Badan
Energi (Kal)
Jenis kelamin BB (Kg)
10 – 18 thn 18 – 30 thn 30 – 60 thn
Laki - laki 55 1625 1514 1499
60 1713 1589 1556
65 1801 1664 1613
70 1889 1739 1670
75 1977 1814 1727
80 2065 1889 1785
85 2154 1964 1842
90 2247 2039 1899

Perempuan 40 1224 1075 1167


45 1291 1149 1207
50 1357 1223 1248
55 1424 1296 1288
60 1491 1370 1329
65 1557 1444 1359
70 1624 1518 1369
75 1691 1592 1450

3. Hitung besar SDA (Specific Dynamic Action)

SDA merupakan jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengolah makanan dalam tubuh, antara
lain untuk proses pencernaan dan penyerapan zat-zat gizi oleh usus. Besarnya SDA kurang lebih
10 % dari Basal Metabolic Rate (BMR).
SDA = 10 % BMR
4. Tambahkan perkiraan keluaran energi dengan berbagai kebutuhan energi ekstra untuk
pertumbuhan, kehamilan, atau laktasi secara tepat. Nilai energi pertumbuhan ditetapkan sebesar 2
kkal/kgbb untuk anak berusia 10-14 tahun; 1 kkal/kg pada usia 15 tahun; dan 0,5 kkal/kg pada

14
usia 16-18 tahun. Kebutuhan energi pada kehamilan dapat ditentukan sebesar 203-263 kkal/hari,
dengan mengasumsikan bahwa pertambahan berat badan adalah 10-12 kg dan tidak ada
perubahan tingkat kegiatan. Kebutuhan energi rata-rata pada saat laktasi ditetapkan sebesar 478-
574 kkal/hari selama 6 bulan pertama, dengan asumsi tak ada perubahan tingkat kegiatan dan
pengurangan lemak ibu lebih dari 2 kg setelah 6 bulan.

5. Hitung Total Energi


Energi Total = (Faktor Aktifitas Fisik X BMR) + Tambahan keluran energi

Untuk besarnya faktor aktifitas fisik, sebagai berikut :

Tabel : Faktor Aktifitas Fisik


Aktivitas Jenis Aktivitas Laki- Perempuan
laki
Istirahat Tidur, baring,duduk 1,2 1,2
Ringan Menulis, mengetik 1,4 1,4
sekali
Ringan Menyapu, menjahit, mencuci 1,5 1,5
piring,menghias ruang
Ringan- Sekolah, kuliah, kerja kantor 1,7 1,6
sedang
Sedang Mencangkul, menyabit rumput 1,8 1,7
Berat Menggergaji pohon dengan gergaji 2,1 1,8
tangan
Berat sekali Mendaki gunung, menarik becak 2,3 2,0
(Sumber : Burke, 1992)

6. Hitung Energi Latihan ( olahraga) per hari


Tabel 8 : Kebutuhan energi berdasarkan aktifitas olahraga ( Kalori / menit )
Berat Badan ( Kg )
50 60 70 80 90
Aktifitas Olahraga
Lari 5.5 mnt / km 10 12 15 17 19
5 mnt / km 10 12 15 17 19
4,5 mnt / km 11 13 15 18 20
4 mnt / km 13 15 18 21 23
Senam 3 4 5 5 6

2.9 Perhitungan Nilai Kalori

15
Keseimbangan energi merupakan kesesuaian antara energi yang dihasilkan dengan energi yang
dikeluarkan. Untuk menghitung nilai kalori dibutuhkan beberapa instrumen, antara lain:
1. Nilai Kalori Makanan :
a. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori
b. Setiap 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori
c. Setiap 1 gram protein menghasilkan 4 kalori

2. Daftar Komposisi Bahan Makanan ( DKBM )


DKBM berupa tabel yang memuat berbagai jenis makanan beserta kandungan zat gizinya. Kandungan
zat gizi yang terbaca dalam DKBM merupakan kandungan setiap 100 gram bahan makanan
(lampiran)
3. Ukuran Rumah Tangga ( URT )
URT merupakan daftar takaran bahan makanan.
Misalnya: 1 sendok makan gula pasir = 8 gram,
1 sdm tepung susu = 5 gram
1 sdm tepung beras, tepung sagu = 6 gram
1 sdm terigu, maizena, hunkwe = 5 gram
1 sdm minyak goreng, margarine = 10 gram
1 gelas nasi = 140 gram = 70 gram beras
1 potong pepaya (15X15 cm) = 100 gram
1 potong sedang pisang ( 3X15 cm) = 50 gram
1 potong sedang tempe (4X6X1 cm) = 25 gram
1 potong sedang daging(6X5X2 cm) = 50 gram
1 potong sedang ikan ( 6X5X2 cm) = 50 gram
1 biji besar tahu (6X6X2,5 cm) = 100 gram

16
BAB III
HASIL OBSERVASI

3.1. Profil Tempat Kerja


Warung Makan TL merupakan perusahaan keluarga, memiliki 6 karyawan, rata-rata
kunjungan 20-30 pengunjung/hari. Warung Makan TL menyediakan makanan Jawa Timur sederhana
dan kamar asrama bagi pekerjanya. Jam buka pelayanan Minggu s/d Jumat pukul 10.00s.d 14.00 dan
16.00-21.00 WIB.
3.2. Aktifitas Tenaga Kerja
Karyawan bekerja 6 hari kerja dengan hari libur pada hari sabtu, setiap karyawan memiliki
tanggung jawab yang berbeda. Tiga orang bertanggung jawab terhadap dapur sebagai koki, satu orang
bertanggung jawab sebagai kasir, dua orang bertanggung jawab terhadap pelayan. Koki dapur
hanyalah tiga ibu rumah tangga, kasir dipegang oleh pemilik warung makan, dua pelayan adalah laki-
laki. Upah yang diterima karyawan; 1 juta untuk koki dan 800.000 untuk pelayan. Untuk karyawan
tidak disediakan uang makan tetapi mendapat makan dari pemilik. Uang gaji bulanan adalah gaji
bersih tanpa tambahan apapun. Koki masak datang jam 08.00 dan pulang pukul 19.00. Pelayan dan 1
orang koki ikut tinggal bersama dengan pemilik.
Pada makalah ini kami melakukan observasi pada tenaga kerja dengan metode wawancara
dan catatan pangan selama tiga hari.

Hasil Observasi :

Keterangan Pekerja A Pekerja B Pekerja C

Identitas
Pekerjaan Koki Kasir Pelayan
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Laki-laki

17
Usia 42 tahun 50 tahun 18 tahun
TB 160 cm 155 163
BB 60 kg 55 53

Kebutuhan Energi
IMT 60 = 23,4 55 = 22,9 53 = 19,9
1,6 x 1,6 1,55 x 1,55 1,63 x 1,63
Status gizi Normal Normal Normal
BMR 655,1 + (9,65x60) + 655,1 + (9,65 x 55) + 66,42 + (13,75 x 53) +
(1,85x160) -(4,68x42) (1,85x155) – (4,68x50) (5 x 163) – (6,78x 18)
= 1334 kkal = 1239 kkal = 1488 kkal
SDA 133,4 123,9 148,8
Aktivitas Fisik Ringan-sedang = 1,6 Ringan-sedang = 1,6 Ringan-sedang = 1,7
Tambahan energi - - -
Total energi 1,6 x (1334+133,4) = 1,6 x (1239+123,9) = 1,7 x (1488+148,8) =
2347,84 2180,64 2782,56
Energi Latihan Per - - -
Hari

Aktivitas
Aktivitas
Pukul
Pekerja A Pekerja B Pekerja C
Hari Pertama
05.00 Bangun tidur, Shalat, Bangun tidur, Shalat, tidur Bangun tidur, shalat,
mandi, membersihkan kembali mandi, menyapu 30
tempat tidur, masak 30 menit, mengepel, 30
menit, mencuci baju, menit, belanja ke pasar
menjemur baju, 1,5 jam mengendarai
berangkat mengendarai motor
motor
08.00 Menyiapkan bumbu dan Mandi, menjaga cucu 1 jam, ikut Mengelap meja,
bahan masakan. membantu memasak di dapur membersihkan tempat jus,
menata buah-buahan
untuk jus.
10.00 Makan pagi, memasak Makan Pagi, membantu memasak, Makan Pagi, membuka
kembali melayani kasir dan menerima warung dan bersih-bersih
pesanan di telepon.
12.00 Memasak jika ada Melayani kasir dan pesanan Melayani pengunjung,
pesanan mengantar makanan

18
memakai motor
14.00 Sholat, istirahat Shalat, makan siang, istirahat tidur Shalat, makan siang,
menonton tv, makan siang mencuci piring, menyapu
siang dan mengepel ruang
makan pengunjung
16.00 Memasak kembali, Mandi, sholat, bermain dengan Membeli es batu
makan snack cucu, melayani kasir memakai motor 30 menit,
kembali melayani
pengunjung
18.00 Sholat, pulang ke rumah Shalat, menonton tv, melayani Melayani pengunjung,
kasir mengantar pesanan
19.00 Memasak makan malam, Sholat, makan malam, melayani Melayani pengunjung,
makan malam, mencuci kasir, menonton tv membuat jus, memasak
piring, mandi nasi goreng, makan
malam, menutup warung
serta membersihkan
tempat makan dan menata
meja
22.00 Sholat, tidur Tidur Mandi, shalat,Tidur
24.00 Tidur Tidur Tidur
Hari Kedua
06.00 Bangun tidur, Shalat, Bangun tidur, Sholat, mandi, Bangun tidur, mandi,
mandi, membersihkan membersihkan tempat tidur, membersihkan kamar
tempat tidur, masak 30 memandikan cucu mandi
menit, mencuci baju,
menjemur baju,
berangkat mengendarai
motor
08.00 Membuat bumbu masak Bermain bersama cucu, membantu Menyapu, mengepel
dan menyiapkan bahan menyiapkan bumbu ruang makan, menata box
tissue
10.00 Memasak, mencuci Melayani kasir dan pemesanan Melayani pengunjung,
piring, membersihkan membantu masak,
dapur mambantu mencuci,
mengantar pesanan
14.00 Sholat, makan siang, Shalat, makan siang, istirahat tidur Shalat, makan siang,
istirahat nonton tv dan siang membersihkan ruang
tidur-tiduran sejenak makan, istirahat nonton tv

19
16.00 Sholat, kembali Shalat, mandi, melayani kasir dan Melayani pengunjung,
memasak pelayanan membantu masak,
mambantu mencuci,
mengantar pesanan
18.00 Sholat, pulang ke rumah Shalat, Melayani kasir dan
dengan memakai motor pesanan telepon
19.00 Menyiapkan makan Makan malam, Melayani kasir dan Melayani pengunjung,
malam, mandi, pesanan telepom membuat jus, makan
menyetrika malam, menutup warung
serta membersihkan
tempat makan dan menata
meja
22.00 Sholat, tidur Nonton tivi, shalat, tidur
Shalat,Tidur
24.00 Tidur Tidur
Hari ketiga
06.00 Sholat, Mandi, mencuci Shalat, mandi, belanja ke pasar Shalat, mandi, cuci motor
baju, menyiapkan diantar mobil
sarapan, berangkat
08.00 Membersihkan ruang
10.00 Membantu memasak, melayani makan
Memasak, snack pagi
12.00 kasir dan pemesanan telepon Melayani pengunjung,
mengantarkan pesanan
14.00 Sholat, istirahat Shalat, Istirahat Shalat, istirahat
16.00 Sholat, memasak Melayani kasir dan pemesanan Melayani pengunjung,
kembali telepon membeli es batu memakai
motor
18.00 Sholat, pulang ke rumah, Shalat, Melayani kasir dan Shalat, Melayani
memasak makan malam pemesanan telepon pengunjung, mengantar
pesanan
20.00 Makan malam, Mandi, Shalat, makan malam Melayani pengunjung,
menyetrika membuat jus, makan
malam, menutup warung
serta membersihkan
tempat makan dan menata
meja
22.00 Shalat, tidur
Tidur Mandi, shalat, tidur
24.00 Tidur

20
Hasil Perhitungan Kalori Bahan Makanan per Hari pada Tenaga Kerja A :
Hasil wawancara dan observasi

Hari Jam Menu Jumlah K P L Kalori


Roti bakar meises 80 gr 42 6,9 3,4 227,2
10 Susu Kental 2sdm 13,6 2 2,2 80
manis
Pisang goreng 1 buah/ 17,5 0,9 10,4 158
12 100 gr
Air putih 2 gelas 0 0 0 0
Nasi putih 150 gr 42,9 0,3 3,6 195
Ayam goreng 50 gr 1,9 13,1 11,6 166
1
14 Sayur sop 100 gr 10,5 1,8 7 104
Teh 10 gr 0,3 0 0 1,3
Gula pasir 8 gr 8 0 0 31
16 Mie bakso kuah 150 gr 29,7 17,5 3 222
Nasi goreng 200 gr 40,2 7 34,4 500
20 Bakso daging 50 gr 0,1 11,8 14,9 185
Telur dadar 60 gr 0,7 6,9 8,8 112,2
Total 1981,7

Bubur ayam 200 gr 57,2 10,2 4,2 318


10
Teh 10 gr 0,3 0 0 1,3
Gula pasir 8 gr 8 0 0 31
12 Lemper 50 gr 17,8 1,1 2,1 94
Nasi putih 200 gr 57,2 4,8 0,4 260
Ayam goreng 50 gr 3,8 4,3 6,7 88,5
14 Tempe goreng 25 gr 0,9 3,7 10,1 103
Tahu goreng 50 gr 1,9 13,1 11,6 166
Sayur Asem 100gr 5,7 1,8 2,7 49
2 16 Pisang molen 100gr 18,2 1,6 15,4 212
Nasi uduk 200 gr 47 4,2 3 236
Telur dadar 50 gr 0,6 5,8 7,3 93,5
20 Rempelo Ayam 50 gr 0 14,5 2,3 83
Teh 10gr 0,3 0 0 1,3
Gula pasir 1 sdm 8 0 0 31
Semur tahu 50 gr 5,3 6,8 2,3 68,5
Sambal 5 gr 0,9 0,2 0,3 5,1
Minyak goreng 1 sdt 0 0 5 43,1
Total 1884,2

3 Roti pisang 100 gr 32 3,3 1,3 147


Bihun goreng 100gr 22,9 1,9 15,2 237
Bakso sapi 30gr 0 7,1 9 111
10
Telur dadar 50gr 0,6 5,8 7,3 93,5
Teh 10 0,3 0 0 1,3
Gula pasir 1 sdt 8 0 0 31
12 Kue Nagasari 100 39,9 2,1 2,8 185

21
Nasi 200 gr 57,2 4,8 0,4 260
Sayur sop ayam 100gr 3,4 5,9 3,8 72
Tempe goreng 25gr 3,8 4,3 6.7 88,5
14 Tahu goreng 50gr 0,9 3,7 10,1 103
Krupuk 20gr 11,9 0,6 6,1 105,4
Teh 10gr 0,3 0 0 1,3
Gula pasir 8gr 8 0 0 31
Nasi 200 gr 57,2 4,8 0,4 260
Ikan selar 50 gr 0 10,7 1,1 56
19
Minyak goreng 2 sdm 0 0 20 172,4
Sayur bayam 100 1,9 1,5 0,2 12
Total 1967,3

Hasil Perhitungan Kalori Bahan Makanan per Hari pada Tenaga Kerja B :
Hasil wawancara dan observasi:

Hari Jam Menu Jumlah K P L Kalori


Roti bakar meises 80 gr 42 6,9 3,4 227,2
10
Susu skim cair 100gr 4,9 3,4 0,2 35
12 Pisang goreng 100 gr 17,5 0,9 10,4 158
Nasi 200 gr 57,2 4,8 0,4 260
Tempe goreng 50 gr 7,7 8,6 13,4 177
14 Sayur sop 100gr 10,5 1,8 7 104
Teh 10gr 0,3 0 0 1,3
1 Gula pasir 8gr 8 0 0 31
16 Mie bakso kuah 150gr 29,7 17,5 3 222
Nasi 200 gr 57,2 4,8 0,4 260
Telur ceplok 50 gr 0 6,5 7,6 95,5
20 Sayur Sop 100 gr 10,5 1,8 7 104
Teh 10 gr 0,3 0 0 1,3
Gula pasir 8 gr 8 0 0 31
Total 1707,2

2 Bubur ayam 200gr 57,2 10,2 4,2 318


10 Teh 10gr 0,3 0 0 1,3
Gula pasir 8gr 8 0 0 31
12 Lemper 100gr 35,5 2,2 4,2 188
Nasi 200gr 57,2 4,8 0,4 260
Tempe bacem 25gr 4,4 2,7 3,8 59,2
Tahu goreng 50gr 0,9 3,7 10,1 103
14 Sayur asem 100gr 5,7 1,8 2,7 49
Ayam goreng 50gr 1,9 13,1 11,6 166
Jus Jeruk peras 100gr 21,8 0,2 0,1 83
Gula pasir 8gr 8 0 0 31
20 Nasi soto 200 gr 28,6 2,4 0,2 130
Teh 10gr 0,3 0 0 1,3
Pisang raja 50gr 11,7 0,5 0,3 46

22
Gula pasir 8gr 8 0 0 31
Total 1497,7

Nasi goreng 200gr 40,2 7 34,4 500


Bakso daging 80gr 0,1 18,8 23,9 296
10
Telur ceplok 50gr 0,5 6 7,6 95,5
Susu skim cair 100gr 4,9 3,4 0,2 35
Nasi 200 gr 57,2 4,8 0,4 260
Ayam goreng 50 gr 1,9 13,1 11,6 166
Tempe goreng 25gr 3,8 4,3 6,7 88,5
14
3 Tahu goreng 50gr 0,9 3,7 10,1 103
Krupuk udang 15gr 9 0,4 4,5 79,1
Jus mangga 100gr 21,8 0,2 0,1 83
Nasi 200 gr 28,6 2,4 0,2 130
Sayur kangkung 100 gr 1,5 1,6 0,1 11
20
Ikan kembung 50gr 0 8 7,5 101
goreng
Total 1920,1

Hasil Perhitungan Kalori Bahan Makanan per Hari pada Tenaga Kerja C :
Hasil wawancara dan observasi

Hari Jam Menu Jumlah K P L Kalori


Nasi 150gr 42,9 3,6 0,3 195
Tahu goreng 25gr 0,4 1,8 5,1 51,5
Tempe goreng 50gr 7,7 8,6 13,4 177
10 Sayur asem 100gr 5,7 1,8 2,7 49
Kerupuk udang 10gr 6,7 0,6 2,8 54,9
Teh 10gr 0,3 0 0 1,3
Gula pasir 5gr 5 0 0 19,4
12 Pisang goreng 100 gr 8,8 0,4 5,2 79
1 Nasi 200gr 57,2 4,8 0,4 260
Sayur bayam 100gr 4,1 1 0,1 19
wortel
14
Krupuk Kere 15gr 9 0,4 4,5 79,1
Tahu Goreng 50gr 0,9 3,7 10,1 103
Tempe bacem 25gr 4,4 2,7 3,8 59,2
16 Mie bakso
Nasi goreng 200 gr 40,2 7 34,4 500
20
Bakso daging 30gr 0 7,1 9 111
Total 1969,8

2 10 Nasi 200gr 57,2 4,8 0,4 260


Sayur tempe 100gr 16,7 15,9 17 265
Tahu goreng 50gr 0,9 3,7 10,1 103
Teh 10gr 0,3 0 0 1,3
Gula pasir 8gr 8 0 0 31

23
12 Lemper 50 gr 17,8 1,1 2,1 94
Nasi 200 gr 57,2 4,8 0,4 260
Sayur asem 100gr 5,7 1,8 2,7 49
14 Ayam goreng 50gr 1,9 13,1 11,6 166
Krupuk udang 10gr 6 0,3 3 52,7
Jus Jeruk peras 50gr 10,9 0,1 0,1 41,5
16 Siomay 100gr 10,9 9,5 1,4 71
Sambal 20gr 4,5 0,8 1,1 20,4
19 Nasi soto 200 gr 28,6 2,4 0,2 130
Total 1544,9

Nasi goreng 200 gr 40,2 7 34,4 500


7 Bakso daging 80 gr 0,1 18,8 23,9 296
Telur ceplok 50 gr 0,5 6 7,6 95,5
Nasi 200 gr 57,2 4,8 0,4 260
Tempe goreng 25 gr 3,8 4,3 6,7 88,5
Tahu goreng 50gr 0,9 3,7 10,1 103
14 Ayam goreng 50gr 1,9 13,1 11,6 166
3 teh 10gr 0,3 0 0 1,3
Gula pasir 8gr 8 0 0 31
Sayur sop ayam 100gr 3,4 5,9 3,8 72
Nasi 200 gr 57,2 4,8 0,4 260
Telur dadar 50gr 0,6 5,8 7,3 93,5
20
Sayur kangkung 100gr 1,5 1,6 0,1 11
Jus mangga 50gr 7,1 0,1 0,1 27,5
Total 2005,3

24
BAB IV
PEMBAHASAN

Dari hasil observasi dan wawancara pada pekerja di warung makan TL, 2 perempuan dan 1
laki-laki. Dari hasil analisis kami, ditemukan pemasukan dan pengeluaran energi yang bervariasi.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa yang kami lakukan sehari terlihat:
1. Tenaga kerja A, jenis kelamin perempuan, pekerjaan koki, status gizi normal, kebutuhan
energi 2.347,84 kkal. Dari analisis intake dan kebutuhan energi pada hari pertama ditemukan
kekurangan energi sebesar 366,14 kkal, hari kedua ditemukan kekurangan energi sebesar
463,64 kkal, hari ketiga ditemukan kekurangan energi sebesar 815,35 kkal. Rata-rata
kekurangan energi perhari sebesar 548,35 kkal. Kekurangan energi per hari lebih 10% dari
kebutuhan energi yang diperlukan (tidak dapat ditolerir). Rata-rata komposisi karbohidrat
48%, lemak 38,3%, dan protein 14%. Presentasi komposisi zat gizi karbohidrat kurang, lemak
lebih, dan untuk protein sesuai (nutrisurvey). Tenaga kerja A tidak dalam keadaan sakit,
mengandung atau menyusui.
2. Tenaga kerja B, jenis kelamin perempuan, pekerjaan kasir, status gizi normal, kebutuhan
energi 2180,64 kkal. dari analisis intake dan kebutuhan energi pada hari pertama ditemukan
kekurangan energi sebesar 473,44 kkal, hari kedua ditemukan kekurangan energi sebesar
682,94 kkal, hari ketiga ditemukan kekurangan energi sebesar 260,54 kkal. Rata-rata
kekurangan energi perhari sebesar 472,3 kkal. Kekurangan/kelebihan energi per hari lebih
10% dari kebutuhan energi yang diperlukan (tidak dapat ditolerir). Rata-rata komposisi
karbohidrate 54%, lemak 33%, dan protein 13,3%. Presentasi komposisi zat gizi karbohidrat
kurang, lemak lebih, dan untuk protein sesuai. Pekerja B dalam keadaan sehat.
3. Tenaga kerja C, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan pelayan, status gizi normal, kebutuhan
energi sebesar 2782,56 kkal. dari analisis intake dan kebutuhan energi pada hari pertama
ditemukan kekurangan energi sebesar 812,76 kkal, pada hari kedua ditemukan kekurangan
energi sebesar 1237,66 kkal, pada hari ketiga ditemukan kekurangan energi sebesar 777,26
kkal. Rata-rata kekurangan energi perhari sebesar 942,56 kkal. Kekurangan/kelebihan energi
perhari lebih 10% dari kebutuhan energi yang diperlukan (tidak dapat ditolerir). Rata-rata
komposisi karbohidrat 47%, lemak 39,3%, dan protein 13,3%. Presentasi komposisi zat gizi
karbohidrat kurang, lemak lebih, dan protein sesuai. Pekerja C kekurangan energi sangat
banyak dikarenakan kegiatan bekerja yang lebih tinggi dengan asupan yang kurang
mencukupi.

25
Walaupun intake ketiga pekerja kurang dari kebutuhan energi harian, IMT ketiga pekerja masih
dalam keadaan normal. Ketiga pekerja saat dilakukan penelitian dalam keadaan sehat tanpa keluhan
kesehatan. Asupan yang didapatkan dari ketiga pekerja tidak seimbang, tetapi hal ini belum cukup
akurat mengingat hanya kuisioner dilakukan 3x24 jam.

BAB V
KESIMPULAN

KESIMPULAN
1. Gizi pekerja memiliki peranan penting untuk meningkatkan derajat kesehatan, meningkatkan
produktivitas pekerja sehingga meningkatkan pendapatan.
2. Status gizi pekerja diketahui dengan menggunakan rumus IMT berdasarkan tinggi badan dan
berat badan.
3. Food recall digunakan untuk mendata intake pekerja selama 3 hari serta menggunakan
nutrisurvey untuk pengolahan jumlah intake yang masuk.

26
4. Perhitungan jumlah energi yang dibutuhkan berdasarkan Faktor Aktifitas Fisik X BMR
ditambahkan dengan tambahan keluran energi.
5. Perhitungan jumlah kalori yang diterima dari bahan makanan mengacu pada daftar ukuran
rumah tangga ( URT ) yang kemudian dianalisa jumlah total kalorinya serta total dari masing
masing komposisi zat gizinya (Karbohidrat,Lemak dan Protein ).
6. Dari analisa komposisi zat makanan yang dinilai selama tiga hari, terdapat proporsi yang
tidak seimbang antara karbohidrat, lemak, dan protein.
7. Ketidakakuratan pengambilan data food recall karena yang paling baik adalah diambil dalam
waktu 7 x 24 jam.

SARAN

Memberikan penerangan atau penyuluhan kepada para pekerja tentang status gizi
pekerja, keseimbangan energi, menu makanan yang sehat dan seimbang dari proporsi zat
gizinya, agar pekerja dapat memilih makanan yang benar-benar sehat sehingga status gizi
yang normal tetap dipertahankan dan yang tidak normal menjadi lebih baik.
Dengan pengetahuan yang benar mengenai gizi, maka orang akan tahu dan berupaya
untuk mengatur pola makannya sedemikian rupa sehingga seimbang yaitu tidak
berkekurangan dan tidak berkelebihan, dengan memanfaatkan bahan pangan setempat yang
ada.
Jadi, masalah gizi yang timbul apakah itu gizi pada pekerja telah tercukupi, kurang
atau berlebih, salah satu penyebab utama adalah perilaku pekerja atau individu itu sendiri,
yakni tidak adanya ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dan kecukupan gizinya.
Dengan mengkonsumi makanan sehari-hari yang beraneka ragam, kekurangan zat gizi
pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis
makanan lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Jadi, untuk mencapai
masukan zat gizi yang seimbang pada para pekerja tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu
jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka ragam bahan makanan. Hal ini
berarti ada saling ketergantungan antar zat gizi.
Berikut adalah pedoman ini dibahas pertama kali dalam Widya Karya Pangan dan
Gizi ke-V, April 1993. Setelah disepakati dan dikaji ulang dalam beberapa tahap, maka
Pesan-Pesan Dasar Gizi Seimbang ini dapat dijabarkan sebagai berikut:15
1. Makanlah aneka macam makanan

27
Makanan yang beraneka ragam dijamin dapat memberikan manfaat besar terhadap
kesehatan. Sebab zat gizi tertentu, yang tidak terkandung dalam satu jenis bahan makanan,
akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari bahan makanan yang lain. Juga sebaliknya, masing-
masing bahan makanan dalam susunan aneka ragam menu seimbang akan saling melengkapi.
Kesimpulannya, makan hidangan yang beraneka ragam dapat menjamin terpenuhinya
kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan gizi
seseorang.

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi


Setiap orang dianjurkan makan cukup hidangan mengandung sumber zat tenaga atau
energi, agar dapat hidup dan melaksanakan kegiatannya sehari-hari, seperti bekerja, belajar,
berolah raga, berekreasi, kegiatan sosial, dan kegiatan yang lain.
Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi bahan makanan sumber
karbohidrat, protein, dan lemak.

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.


Terdapat 2 kelompok karbohidrat, yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat
sederhana. Bahan makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung,
gandum), umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang), dan bahan makanan lain yang banyak
mengandung karbohidrat (sagu, pisang). Sedangkan gula digolongkan sebagai karbohidrat
sederhana yang tidak mengandung gizi lain.
Konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari kecukupan energi, atau 3 - 4
sendok makan setiap harinya. Seyogyanya, sekitar 50 - 60% kebutuhan energi diperoleh dari
karbohidrat kompleks, atau setara dengan 3 - 4 piring nasi.
Apabila energi yang diperoleh melebihi 60% berasal dari karbohidrat kompleks, maka
biasanya kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi.

4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.
Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk meningkatkan
jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E, dan K, serta menambah
lezatnya hidangan.

28
Konsumsi lemak dan minyak paling sedikit 10% dari kebutuhan energi. Dianjurkan,
konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari tidak lebih dari 25% dari kebutuhan
energi.

5. Gunakan garam beryodium


Garam beriodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3 (kalium iodat)
sebanyak 30 - 80 ppm. Garam beriodium yang dikonsumsi setiap hari bermanfaat untuk
mencegah timbulnya Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI).
Garam mengandung natrium. Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu timbulnya
penyakit tekanan darah tinggi. Karena itu hindari konsumsi garam yang berlebihan.
Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 g atau 1 sendok teh setiap harinya.

6. Makanlah makanan sumber zat besi


Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat
menimbulkan penyakit anemia gizi. Anemia gizi dapat diderita oleh semua golongan umur.
Terutama ibu hamil, anak balita, anak sekolah, dan tenaga kerja wanita. Karena itu, konsumsi
makanan sumber zat besi perlu diperbanyak. Bahan makanan sumber zat besi antara lain
adalah semua sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur, dan daging.
Ibu hamil dan penderita anemia gizi diharuskan mengkonsumsi tablet tambah darah
(pil besi) sesuai dengan anjuran.

7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai usia 4 bulan


Air susu ibu (ASI) mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang
dan menjadi sehat sampai ia berumur 4 bulan. Kolostrum, yakni ASI yang keluar pada hari
pertama, agar diberikan kepada bayi.

8. Biasakan makan pagi


Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Buat orang dewasa,
makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan
meningkatkan produktivitas kerja.
Kebiasaan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya
sehari-hari. Jenis hidangan untuk makan pagi dapat dipilih dan disusun sesuai dengan

29
keadaan, dan akan lebih baik bila terdiri dari makanan sumber zat tenaga, zat pembangun,
dan zat pengatur.

9. Minumlah air bersih, aman, dan cukup


Air minum harus bersih dan bebas kuman. Karenanya, air minum harus terlebih dulu
dididihkan. Sedangkan air minum dalam kemasan, yang banyak beredar di pasaran, juga
harus terlebih dulu diproses oleh pabriknya sesuai dengan ketentuan pemerintah dan
memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Cairan yang dikonsumsi seseorang, terutama air minum, sekurang-kurangnya 2 Liter
atau setara dengan delapan gelas setiap harinya, agar proses faali dalam tubuh berlangsung
dengan lancar dan seimbang.

10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga teratur


Kegiatan fisik dan olah raga, secara teratur dan cukup takarannya, dapat membantu
mempertahankan derajat kesehatan yang optimal bagi yang bersangkutan.
Kegiatan fisik dan olah raga, yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi,
dapat mengakibatkan berat badan lebih atau berat badan kurang bagi yang bersangkutan.
Untuk mempertahankan berat badan normal, upayakan agar kegiatan fisik dan olah raga
selalu seimbang dengan masukan energi yang diperoleh dari makanan sehari-hari. Bila
kegiatan sehari-hari kurang gerak fisik, upayakan untuk berolah raga secara teratur dan cukup
takarannya atau mencari kegiatan lain yang setara.

11. Hindari minum minuman beralkohol


Kebiasaan minum minuman beralkohol secara berlebihan dapat menimbulkan
terhambatnya proses penyerapan zat gizi, hilangnya zat gizi yang penting meskipun orang
tersebut mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang cukup, kurang gizi, penyakit
gangguan hati serta kerusakan saraf otak dan jaringan. Di samping itu, minum minuman
beralkohol dapat menyebabkan ketagihan, mabuk, dan tak mampu mengendalikan diri.
Kehilangan kendali diri sering menjadi pencetus tindak kriminal.

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

30
Makanan yang aman adalah yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme
atau bakteri, tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, telah diolah dengan tata cara
yang benar sehingga fisik dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan dengan
keyakinan masyarakat. Makan makanan yang tidak aman dapat menyebabkan gangguan
kesehatan, antara lain menderita keracunan makanan yang dapat menyebabkan kematian.

13. Bacalah label pada makanan yang dikemas


Peraturan perundang-undangan menetapkan, setiap produk makanan yang dikemas
harus mencatumkan keterangan pada labelnya mengenai: bahan-bahan yang digunakan,
susunan (komposisi) zat gizi, tanggal kadaluarsa dan keterangan penting yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

1. Soetrisno,etal.. Kebugaran dan Produktivitas kerja Tenaga Kerja selamaBerpuasa Ramadhan.


Buletin Penelitian Kesehatan. ISSN. Jakarta, 2000.

2. Susanti, Wiwik. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita di
Perusahaan Rokok Pamor Kudus, Skripsi S-1.Universitas Negeri Sebelas Maret. 2002: 1-2.

3. Soekirman. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Dirjen P dan K. Jakarta. 2000: 6-65.

4. Z. Siti. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. 2000. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/IND/IS-2010/indeks-htm tanggal 12 Oktober 2011.

31
5. Budiono, A.M. Sugeng. Bunga Rampai HIPERKES DAN KK. Badan Penerbit UNDIP.
Semarang, 2003 : 145-146.

6. Mengenal Gizi Kerja. http://banyakilmu.blogspot.com/2010/09/mengenal-gizi-kerja.html


Diunduh tanggal 12 Oktober 2011.

7. Supariasa, I Dewa Nyoman.Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta, 2002 : 8-99.

8. Suma’mur PK.Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Toko Gunung Agung. Jakarta,
1996 : 197.

9. Kartasaepoetra.. Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan dan ProduktivitasKerja. Rineka Cipta.
Jakarta, 2002: 1-61.

10. Budiyanto, Agus Krisno.Dasar Dasar Ilmu Gizi. UMM PRSS. Malang, 2001: 19.

11. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Percetakan PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2006
: 134 – 228.

12. Salim, Emil. Green Company Pedoman Pengelolan Lingkungan Kesehatan Kerja. PT.
ASTRA INTERNASIONAL TBK. Jakarta, 2002 : 232.

13. Puslitbang Gizi Bogor. Pedoman Praktis Memantau Status Gizi Orang Dewasa. Bogor: 2001.
http://www.gizi.net/pedoman-gizi/indeks-html diunduh tanggal 21Oktober 2011.

14. Gizi Kerja. Materi kuliah Magister Kedokteran Kerja. Dr. Ance Adriani, MS, SpOK, SpGK.

15. Pemenuhan kecukupan gizi bagi pekerja. www.gizikia.depkes.go.id/archives/747 diunduh


tanggal 12 Oktober 2011.

32

Anda mungkin juga menyukai