Dosen MK : Amir,S.Kep.Ns.MM
Makalah
Di Susun oleh :
T.A 2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt.
Karena berkat dan rahmat karunianya lah sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Health Belive Dalam Praktik Pelayanan
Keperawatan”. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada baginda Nabi
Muhammad Saw. Beserta keluarga,para sahabatnya, bahkan umatnya yang masih
mengikuti ajaran beliau hingga akhir zaman.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Health Belive........................................................................................3
B. Manfaat Health Belive...........................................................................................4
C. Konsep Health Belive.............................................................................................4
D. Kekurangan dan Kelebihan Health Belief Model...................................................8
E. Penerapan Health Belief.........................................................................................9
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Health Belief Model atau model kepercayaan adalah suatu bentuk
penjabaran dari model sosiopsikologis (Notoatmodjo,2010). Didalam model
sosiopsikologis ini terdapat 4 variabel yang menjadi ukuran dari sikap dan
keyakinan individu (Notoatmodjo, 2010). Variabel-variabel sosiopsikologis
pada umumnya terdiri dari 4 kategori: (1) pengertian kerentanan terhadap
penyakit, (2) pengertian keseluruhan dari penyakit, (3) keuntungan dari
pengambilan tindakan, dalam menghadapi penyakit, dan (4) kesiapan
tindakan individu, akan tetapi masalah utama dari model ini adalah rantai
penyebab langsung antara sikap dan perilaku belum dapat dijelaskan
sehingga akan dijabarkan dalam model kepercayaan kesehatan (Notoatmodjo,
2010).
Munculnya model ini didasaarkan pada kenyataan bahwa problem-
problem kesehatan ditandai oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat
untuk menerima usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang
diselenggarakan oleh provider (Notoatmodjo, 2010). Kegagalan ini akhirnya
memunculkan teori yang menjelaskan perilaku pencegahan penyakit
(preventive health behavior), yang oleh Becker (1974) dikembangkan dari
teori lapangan (Field theory, Lewin, 1954) menjadi model kepercayaan
kesehatan (Health Belief Model) (Notoatmodjo, 2010).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Health Belive ?
2. Apa Manfaat Health Belive ?
3. Konsep Health Belive ?
4. Kekurangan dan kelebihan Health Belive ?
5. Penerapan Health Belive ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Health Belive
2. Untuk mengetahui Manfaat Health Belive
1
3. Untuk mengetahui Konsep Health Belive
4. Untuk mengetahui Kekurangan dan kelebihan Health Belive
5. Untuk mengetahui Penerapan Health Belive
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Manfaat Health Belive
Model Kepercayaan kesehatan (HBM) ini digunakan untuk meramalkan
perilaku peningkatan kesehatan. Model kepercayaan kesehatan merupakan
model kognitif yang berarti bahwa khususnya proses kognitif dipengaruhi
oleh informasi dari lingkungan. Menurut model kepercayaan kesehatan
kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung
secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau penilaian kesehatan yaitu
ancaman yang dirasakan dari sakit dan pertimbangan tentang keuntungan dan
kerugian.
Penilaian pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang
akan muncul. Hal ini mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir penyakit
atau kesakitan betul-betul merupakan ancaman bagi dirinya. Asumsinya
adalah bahwa bila ancaman yang dirasakan tersebut maka perilaku
pencegahan juga akan meningkat.
Penilaian kedua yang dibuat adalah antara keuntungan dan kerugian dari
perilaku dalam usaha untuk memutuskan tindakan pencegahan atau tidak
yang berkaitan dengan dunia medis dan mencakup berbagai ancaman,
seperti check up untuk pemeriksaan awal dan imunisasi.
Penilaian ketiga yaitu petunjuk berperilaku sehat. Hal ini berupa berbagai
informasi dari luar atau nasihat mengenai permasalahan kesehatan, misalnya
media massa, promosi kesehatan dan nasihat orang lain atau teman.
1. Perceived seriousness/severity
Perceived seriousness disebut juga sebagai keparahan yang
dirasakan. Keparahan yang dirasakan bermaksud sebagai presepsi
seseorang terhadap tingkat keparahan penyakit yang diderita individu
(Anies, 2006). Sehingga perceived seriousness juga memiliki hubungan
4
dengan perilaku sehat, jika presepsi keparahan individu tinggi maka ia
akan berperilaku sehat (Conner, dkk, 2003).
Perceived seriousness ini juga mengacu pada tingkat keparahan
kondisi (konsekuensi medis yang meliputi kecacatan, rasa sakit, atau
kematian) dan dampaknya terhadap gaya hidup (konsekuensi social yang
meliputi kemampuan kerja, hubungan social, dan lain-lain) (Hochbaum,
1958). Contohnya individu percaya bahwa merokok dapat menyebabkan
kanker (Subagiyo, 2014).
2. Perceived susceptibility
Perceived susceptibility disebut juga sebagai kerentanan yang
dirasakan atau sebagai presepsi subyektif seseorang tentang risiko terkena
penyakit (Anies, 2006). Perceived susceptibility ini juga mengacu pada
keyakinan tentang kemungkinan mendapatkan suatu penyakit, misalnya,
seorang wanita pasti percaya ada kemungkinan mendapatkan penyakit
kanker payudara sebelum dia mendapatkan mammogram (Hayden, 2009).
3. Perceived benefit
Perceived benefits disebut juga sebagai manfaat yang dirasakan. Ini
mengacu pada persepsi seseorang tentang efektivitas berbagai tindakan
yang tersedia untuk mengurangi ancaman penyakit atau penyakit (atau
untuk menyembuhkan penyakit) (Lamorte, 2016). Jalannya tindakan yang
dilakukan seseorang untuk mencegah (atau menyembuhkan) penyakit
atau penyakit bergantung pada pertimbangan dan evaluasi dari yang
dirasakan dan manfaat yang dirasakan, sehingga orang tersebut akan
menerima tindakan kesehatan yang disarankan jika dianggap bermanfaat.
Ketika seseorang yakin bahwa ia rentan terhadap sesuatu penyakit dan
juga sudah mengetahui bahaya penyakit tersebut, ia tidak akan begitu saja
menerima tindakan kesehatan yang dianjurkan kepadanya, kecuali bila ia
yakin bahwa tindakan tersebut dapat mengurangi ancaman penyakit dan
ia sanggup melakukannya (Anies, 2006). Contohnya individu yang sadar
akan keuntungan deteksi dinipenyakit akan terus melakukan perilaku
sehat seperti medical check up rutin. Contoh lain adalah kalau terdapat
5
seseorang tidak merokok, maka dia tidak akan terkena kanker (Subagiyo,
2014).
4. Perceived barriers
Perceived barriers disebut juga sebagai rintangan yang dirasakan. Ini
mengacu pada perasaan seseorang terhadap hambatan untuk melakukan
tindakan kesehatan yang disarankan (Lamorte, 2016). Ada variasi yang
luas dalam perasaan penghalang, atau hambatan, yang menghasilkan
analisis biaya/manfaat. Orang tersebut mempertimbangkan keefektifan
tindakan terhadap persepsi bahwa hal itu mungkin mahal, berbahaya
(misalnya, efek samping), tidak menyenangkan (misalnya menyakitkan),
menyita waktu, atau merepotkan (Glanz, 2008). Contoh dari komponen
ini adalah jika terdapat seseorang yang terbiasa merokok, kemudian tidak
merokok, maka pasti merasakan mulut terasa masam. Contoh lain yakni
SADARI (periksa payudara sendiri) untuk permpuan dirasa susah dalam
menghitung masa subur, sehingga membuat perempuan enggan untuk
melakukan SADARI (Subagiyo, 2014).
5. Cues to action
Cues to action disebut juga sebagai strategi untuk mengaktifkan
kesiapan. Inilah rangsangan yang dibutuhkan untuk memicu proses
pengambilan keputusan untuk menerima tindakan kesehatan yang
direkomendasikan (Lamorte, 2016). Isyarat ini bisa bersifat internal
(misalnya nyeri dada, mengi, dan lain-lain) atau eksternal (misalnya
pesan-pesan kesehatan melalui media massa, nasihat atau anjuran teman
atau konsultasi dengan petugas kesehatan) (Anies, 2006). Bila seseorang
termotivasi dan dapat merasakan tindakan yang menguntungkan untuk
diambil, perubahan aktual sering terjadi bila ada isyarat eksternal atau
internal untuk memicu tindakan. Besarnya isyarat yang dibutuhkan untuk
memicu tindakan akan bergantung pada motivasi untuk berubah dan
keuntungan yang dirasakan (Hochbaum, 1958). Contoh dari komponen
ini salah satunya, saat ini, banyak dokter atau media massa
merekomendasikan bertindak dalam konteks berhenti merokok
(Subagiyo, 2014) .
6
6. Self-efficacy
Self-efficacy disebut sebagai keyakinan dalam kemampuan
seseorang untuk mengambil tindakan (Anies, 2006). Ini mengacu pada
tingkat kepercayaan seseorang terhadap kemampuannya untuk berhasil
melakukan perilaku. Self-efficacy adalah konstruksi dalam banyak teori
perilaku karena berhubungan langsung dengan apakah seseorang
melakukan perilaku yang diinginkan (Lamorte, 2016).
7
D. Kekurangan dan Kelebihan Health Belief Model
Gottwald & Brown (2012) memaparkan beberapa kelebihan dan
kekurangan dari Health Belief Model, yang akan dipaparkan dalam bentuk
table dibawah ini
Kelebihan Kekurangan
HBM memprediksi seseorang apakah HBM mengasumsikan keputusan
mungkin melakukan tindakan kesehatan dibuat secara rasional
pencegahan
HBM membantu untuk memprediksi Dibutuhkan pandangan bio-medis
apakah seseorang dapat mengubah tentang kesehatan
perilaku mereka
HBM menggambarkan pentingnya Bukti bahwa model ini efektif dalam
kepercayaan individu dan memeriksa kaitannya dengan perilaku kesehatan
bagaimana perubahan dalam seperti penyalahgunaan alkohol atau
kepercayaan dapat menyebabkan merokok yang terbatas
perubahan perilaku
HBM membantu seseorang untuk HBM tidak mengakui faktor penentu
memeriksa biaya dan manfaat dari kesehatan yang lebih luas
tindakan apa pun
HBM menggambarkan sifat kompleks HBM tidak mengenal peran keluarga,
pengambilan keputusan dan berbagai kehidupan sosial, lingkungan budaya
faktor yang mempengaruhi perubahan sebagai faktor politik
Hambatan yang dirasakan diikuti oleh HBM tidak menyadari bahwa tidak
kerentanan yaitu dua dimensi terpenting semua isyarat untuk bertindak memiliki
dalam memprediksi perubahan bobot yang sama, misalnya sebuah
poster tidak akan memiliki dampak
yang sama seperti keluarga yang tidak
sehat.
8
spesifikasi yang tepat terhadap kondisi ketika individu membuat pertimbangan
tertentu (Mulana, 2009: 58).
3. HBM hanya memerhatikan keyakinan kesehatan. Kenyantaannya orang dapat
membuat banyak pertimbangan tentang perilaku yang tidak berhubungan
dengan kesehatan, tetapi masih memengaruhi kesehatan. Sebagai contohnya,
seseorang dapat bergabung dengan kelompok olahraga karena kontak sosial
atau ketertarikan pada seseorang dalam kelompok tersebut. Keputusan yang
diambil tidak ada kaitannya dengan kesehatan, tetapi memengaruhi kondisi
kesehatannya (Mulana, 2009: 58).
4. Berkaitan dengan ukuran komponen-komponen HBM, banyak studi
menggunakan konsep operasional dan pengenalan yang berbeda sehingga sulit
dibandingkan. Hal ini menunjukkan hasil yang tercampur dan prediksi yang
tidak konsisten. Analisis model ini menunjukkan bahwa berbagai prediktor
dapat berubah sewaktu-waktu (Mulana, 2009: 58).
Penampilan diri
Rasa aman
9
risiko berdasarkan sifat
atau perilaku seseorang,
ketinggiannya dirasakan
rentan jika rendah
Perceived Menentukan dan Keseriusan yang
seriousness/severity menjelaskan dirasakan dengan
konsekuensi dari risiko terjangkitnya HIV/
dan kondisinya AIDS
Perceived benefits Menentukan tindakan Manfaat penggunaan
untuk memperjelas efek kondom yang dirasakan
positif yang diharapkan
dan menjelaskan bukti
efektivitas
Perceived barriers Mengidentifikasi dan Hambatan yang
mengurangi hambatan dirasakan untuk
melalui kepastian penggunaan kondom
Cues to action Memberikan informasi Peristiwa pribadi dan
bagaimana caranya? lingkungan yang
dengan promosikan memotivasi seseorang
kesadaran untuk menggunakan
kondom
Self efficacy Memberikan pelatihan, Keyakinan akan
bimbingan dan kemampuan seseorang
penguatan positif untuk berhasil
menggunakan kondom
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Health Belive atau model kepercayaan kesehatan adalah sebuah bentuk
perilaku dimana seseorang memberikan penilaian dan penjabaran terhadap
kesehatan dari segi sosio-psikologis. Sedangkan perilaku adalah respon
individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan
mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.
Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.
Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga
kadang-kadang seseorang tidak sempat memikirkan penyebab menerapkan
perilaku tertentu.
Secara bahasa, Health Belief Model (HBM) memilki tiga kata utama
sebagai sebuah konsep, yakni health, believe, dan modal. Health diartikan
sebagai keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun social, dan tidak
hanya bebas dari penyakit dan catat (World Health Organization (WHO),
2017).
B. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan- kesempatan berikutnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Health_belive_,model.2010
http://smiqilover.blogspot.com/2009/12/
promosikesehatanhealthbelivemodel.html
12