Anda di halaman 1dari 11

The Health Belief Model

Tugas Keperawatan Komunitas

The Health Belief Model

Disusun Oleh

Felia Nur (04101003002)

Nurjana Rachmawati (04101003009)

Melly Indah Purwanti (04101003015)

Putri Pratiwi (04101003026)

Ronita Sitanggang (04101003030)

Annis Pertiwi (04101003037)

Rahma Metalia (04101003046)

Harpri br. G munthe (04101003050)

Ulfa Novita Sari (04101003057)

ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
Kata Pengantar
0
The Health Belief Model

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya
penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah Keperawatan Komunitas ini
tepat waktu. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang The Health Belief Model yang sesuai
dengan kurikulum pada semester .

Ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah dan kepada berbagai media yang telah
membantu memberikan informasi dalam menyelesaikan makalah ini. Serta ucapan terima kasih
kepada teman-teman yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, seperti
kata pepatah Tiada Gading yang tak retak. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membantu teman-
teman serta pembaca dalam mempelajari Keperawatan Komunitas.

Indralaya, 31 Maret 2014

Kelompok Health Belief Model

1
The Health Belief Model

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini masalah kesehatan dalam masyarakat dan komunitas menjadi lebih
kompleks. Hal ini disebabkan dengan bertambah majunya teknologi namun tidak disertai
tingkat pengetahuan masyarakat. Kemajuan telah memberikan dampak positif dan negatif
dimana orang yang mencari tahu akan mendapatkan segala informasi, namun orang yang
tidak ingin tahu akan tetap tertinggal walau lingkungannya berubah dengan cepat. Selain
itu seseorang menjadi lebih individualisme dalam menyikapi sesuatu dan berfikir rumit
untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan contohnya kegiatan kesehatan yang diadakan
petugas pelayanan kesehatan setempat.
Masalah-masalah kesehatan yang muncul pada masyarakat, dimana dalam
mengadakan program kesehatan untuk menyelesaikan masalah dibutuhkan kerjasama dan
pertisipasi orang-orang yang berisiko atau sakit. Oleh sebab itu kami akan membahas
Health Belief Model dimana akan mempelajari bagaimana seorang ikut berpartisipasi
dalam kegiatan untuk meningatkan derajat kesehatan dan mempertahankannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud The Health Belif Model?
2. Bagaimana konsep utama atau gagasan Health Belief Model?
3. Bagaimana kerangka model Health Belief Model?
4. Apa kelemahan dari Health Belief Model?
C. Tujuan
1. Mengetahui model dalam keperawatan komunitas
2. Mengetahui tentang health belief model
3. Mengetahui keterbtasan health belief model
D. Manfaat
1. Menambah referensi tentang model dalam keperawatan komunitas.
2. Menambah pengetahuan kepada mahasiswa.

2
The Health Belief Model

3
The Health Belief Model

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian The Health Belief Model

Teori ini dikembangkan pada tahun 1950 oleh sekelompok psikolog yang berkerja di
pelayanan Kesehatan Masyarakat United State yang bermula dari keingintahuan menjawab
pertanyaan kenapa orang tidak berpartispasi pada rogram kesehatan masyarakat seperti skrening
TB dan kanker serviks. The health belief model menekankan pada titik keretanan individu
maupun masyarakat terhadap penyakit dan kemungkinan tindakan pencegahan [1].

Health belief model itu sendiri adalah model kognitif yang menjelaskan dan memprediksi
health behavior apa yang akan dilakukan dengan fokus pada belief individu akan perceived
[2]
seriousness, perceived susceptibility, cues to action dan perceived benefits and barriers .
Individu melakukan perilaku sehat tertentu tergantung pada dua faktor yaitu apakah individu
tersebut merasakan ancaman kesehatan dan apakah individu meyakini bahwa perilaku sehat
tertentu secara efektif dapat mengurangi ancaman yang dirasakan.

B. Konsep utama atau gagasan

Ada 6 konsep utama atau gagasan[3] yang mempengaruhi sesorang untuk memutuskan
berpartisipasi program pencegahan, skrening dan menanggulangi penyakit yakni:

1. Keyakinan diri mereka sendiri bila rentan terhadap masalah kesehatan (Perceived
Susceptibility).
2. Memandang masalah sebagai masalah serius (perceived severity)
3. Keyakinan bahwa tindakan pengobatan atau upaya pencegahan dapat mengurangi
masalah kesehatan (perceived benefits).
4. Keyakinan kefektivan biaya (perceive barriers) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
mendapatkan manfaat lebih.
5. Adanya faktor lain yang mendorong (misalnya televisi atau tenakes yang mengingatkan
untuk ikut berpartisipasi (cue to action)).

4
The Health Belief Model

6. Adanya kenyamanan dari kemampuan indivudu untuk mengikuti (self-efficacy).


Gambar dibawah ini merupakan gambar strategi yang digunakan untuk mengubah
perilaku masyarakat sesuai dengan konsep atau gagasan yang membuat mereka mau ikut
berpartisipasi.

Gambar 1 [4]

Teori Lewin menganut konsep bahwa seorang individu hidup pada lingkup kehidupan
sosial atau bermasyarakat. Di dalam kehidupan ini individu akan bernilai, baik postif maupun
negatif, di suatu daerah atau wilayah tertentu. Implikasi dalam kesehatan dipercayai bahwa
penyakit atau sakit adalah suatu daerah negatif sedangkan sehat adalah wilayah positif.

C. Variabel Kunci dan Kerangka Model


Ada empat variabel kunci[5] yang mempengaruhi individu untuk melawan atau mengobati
penyakitnya, yakni:
1) Kerentanan yang dirasakan (Perceive susceptibility)
Suatu tindakan pencegahan terhadap suatu penyakit akan timbul bila seseorang telah
merasakan bahwa ia atau keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut.
2) Keseriusan yang dirasakan (Perceive seriousness)

5
The Health Belief Model

Tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakit akan didorong
pula oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap individu atau masyarakat. Contohnya
penyakit polio dirasakan lebih serius dibandingkan dengan flu. Oleh karena itu, tindakan
pencegahan polio akan lebih banyak dilakukan dibandingkan pencegahan atau pengobatan
flu.
3) Manfaat dan rintangan-rintangan yang dirasakan (Perceive benefits and barriers)
Apabila individu merasa dirinya rentan pada oenyakit-penyakit gawat(serius), ia akan
melakukan tindakan tertentu yang bergantung pada manfaat yang dirasakan dan rintangan-
rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut. Pada umumnya manfaat
lebih menentukan daripada rintangan yang mungkin ditemukan dalam melakukan tindakan
tersebut.
4) Isyarat atau tanda-tanda (Cues)
Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan, kegawatan dan
keuntungan tindakan, maka diperlukan isyarat yang berupa faktor-faktor eksternal. Faktor
eksternal tersebut misalnya pesan-pesan di media massa, nasihat dan saran dari kawan-
kawan dan keluarga. Keempat variabel tersebut bisa dirangkum dalam dua skema berikut:

[6]
Gambar 2. Health Belief Model

6
The Health Belief Model

Gambar 3. Skema Health Belife Model dalam bahasa Indonesia[5]

Variabel demografis (umur, jenis


kelamin, suku bangsa atau kelompok
etnis)
Variabel sosial psikologis (peer dan
reference groups, kepribadian
pengalaman sebelumnya)
Variabel struktur (kelas sosial, akses
akses ke pelayanaan kesehatan, dsb)

Kecenderungan yang Manfaat yang


dilihat (preceived) dilihat dari
mengenai Ancaman yang dilihat pengambilan
gejala/penyakit. mengenai gejala dan tindakan dikurangi
Syaratnya yang dilihat penyakit. biaya (rintangan)
mengenai gejala dan yang dilihat dari
penyakit. pengambilan.

Pendorong (cues) untuk Kemungkinan


bertindak (kampanye mengambil
media massa, peringatan tindakan tepat
dari dokter/dokter gigi, untuk perilaku
tulisan dalam surat sehat/sakit.
kabar, majalah).

7
The Health Belief Model

D. Kelemahan Health Belief Model

Ada beberapa keterbatasan [7] health belief model yang membatasi kegunaannya dalam
kesehatan masyarakat. Keterbatasan model adalah sebagai berikut:

1. Lebih didasarkan penelitian terapan dalam permasalahan pendidikan kesehatan daripada


penelitian akademis.
2. Didasarkan pada beberapa asumsi yang dapat diragukan, seperti pemikiran bahwa setiap
pilihan perilaku selalu berdasarkan pertimbangan rasional. Selain rasionalisasinya
diragukan, HBM juga tidak memberikan spesifikasi yang tepat terhadap kondisi ketika
individu membuat pertimbangan tertentu.
3. Hanya memerhatikan keyakinan kesehatan. Kenyataannya, banyak orang dapat membuat
banyak pertimbangan tentang perilaku yang tidak berhubungan dengan kesehatan, tetapi
masih mempengaruhi kesehatan. Sebagai contoh, seseorang dapat bergabung dengan
kelompok olahraga karena kontak sosial atau ketertarikan pada seseorang dalam
kelompok tersebut. Keputusan itu tidak ada hubungan dengan kesehatan tetapi dapat
mempengaruhi kesehatannya.
4. Terkait dengan ukuran dari komponen-komponen HBM. Banyak studi menggunakan
konsep operasional dan pengenalan berbeda sehingga sulit dibandingkan. Hal ini
menunjukkan hasil yang tercampur dan prediksi yang tidak konsisten. Analisis model ini
menunjukkan bahwa berbagai prediktor dapat berubah sewaktu-waktu.

8
The Health Belief Model

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Health belief model adalah model kognitif yang menjelaskan dan memprediksi health behavior
apa yang akan dilakukan dengan fokus pada belief individu akan perceived seriousness,
perceived susceptibility, cues to action dan perceived benefits and barriers. Model ini
menekankan pada titik keretanan individu maupun masyarakat terhadap penyakit dan
kemungkinan tindakan pencegahan.

B. Saran
Banyaknya keterbatasan pada model ini, diharapkan mahasiswa mempelajari model lain. Serta
dalam dalam praktiknya model ini dikolaborasikan dengan model lain untuk kefektifan.

9
The Health Belief Model

DAFTAR PUSTAKA

[1] Susan B Bastable.Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan


Pembelajaran. Jakarta.EGC;1999.
[2] anonim. http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-health-belief-model.html.
Diakses pada 24 Maret 2014.
[3] Bensley, Robert J., & Fisher, Jodi Brookins. Media Pendidikan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: EGC; 2003.
[4] Departement Of Health And Human Service. Theory at a Glance: A Guide For Health
Promotion Practice (Second Edition). United States:National Institutes of Health; 2005.
[5] Soekidjo Notoadmodjo. Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta; 2010.
[6] anonim._.Chapter 4: Health Belief Model (Jones and Bartlett publisher).
http://www.jblearning.com/samples/0763743836/chapter%204.pdf (online). Diakses pada
25 Maret 2014.
[7] Heri D.J Maulana. Promosi Kesehatan.Jakarta:EGC; 2009.

10

Anda mungkin juga menyukai