Anda di halaman 1dari 19

MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN

NURUL ARININGTYAS, S.ST., MPH


Health Belief Model

• Secara bahasa, Health Belief Model (HBM)


memilki tiga kata utama sebagai sebuah
konsep, Yakni health, believe, dan model.
Health diartikan sebagai keadaan sempurna
baik fisik, mental, maupun social, dan tidak
hanya bebas dari penyakit dan catat World
Health Organization (WHO, 2017).
• Belief dalam bahasa inggris memiliki arti percaya atau
keyakinan.
• belief yaitu sebuah keyakinan terhadap sesuatu yang
menimbulkan tindakan atau perilaku tertentu, misalnya
seseorang percaya bahwa mandi akan membuat tubuh
bersih dari kotoran.
• Sedangkan menurut Hayden (2017)
keyakinan sangat erat kaitannya dengan budaya yang
dianut dimana seseorang mempresepsikan tentang sesuatu
benar meskipun tidak benar dari suatu kebenaran.
Sehingga dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa belief merupakan suatu keyakinan terhadap sesuatu
baik benar atau salah yang dipengaruhi oleh budaya
sehingga dari keyakinan tersebut akan menimbulkan suatu
tindakan atau perilaku dari seseorang.
• Model adalah representasi dari suatu objek,
benda, atau ide-ide dalam bentuk yang
disederhanakan dari kondisi atau fenomena
alam yang ada (Mahmud, 2008).
• Sedangkan pengertian model yang mengacu
pada Health Belief Model ini adalah suatu
representasi dari suatu ide dalam suatu kondisi
yang dirasakan oleh seseorang. Sejauh ini Health
Belief Model adalah teori yang paling umum
digunakan dalam pendidikan kesehatan dan
promosi kesehatan (Glanz & Lewis, 2010;
National Cancer Institute /NCI, 2010).
• Health Belief Model ini juga menjadi salah satu
dari teori perilaku kesehatan (Maulana, 2010).
Dimana teori kesehatan perilaku adalah kombinasi
antara pengetahuan,Pendapat, dan tindakan yang
dilakukan oleh individu atau kelompok yang
mengacu pada kesehatan mereka (Kennedy, 2011).
• Hubungan antara keyakinan terhadap kesehatan
dan perilaku sangat berkaitan erat terhadap
kepercayaan dan perilaku dimana yang diyakini
seseorang dalam mengambil tindakan positif atau
negatif Lewin(1951 dalam Charles Abraham dan
Paskah Sheeran 2015).
Transtheoritical Model

Transtheoretical Model yang diperkenalkan oleh


James Prochaska, John Norcross dan Carlo
DiClemente (1994) dalam W. F, Velicer, dkk.
(1998), menggambarkan bahwa seseorang
dianggap berhasil dan permanen mengadopsi
suatu perilaku bila telah melalui lima “tahap
perubahan” meliputi:
A. Pra Perenungan (Precontemplation).

• Tahap manakala seseorang tidak peduli untuk


melakukan aksi terhadap masa depan yang
dapat diperkirakan, biasanya diukur dalam
enam bulan berikutnya. Orang pada tahap ini
disebabkan oleh tidak tahu atau kurang tahu
mengenai konsekuensi suatu perilaku atau
mereka telah mencoba berubah beberapa kali
dan patah semangat terhadap kemampuan
berubahnya.
B. Perenungan (Contemplation)
• Tahap manakala seseorang peduli untuk
berubah pada enam bulan berikutnya. Mereka
lebih peduli kemungkinan perubahan tetapi
seringkali peduli terhadap kosenkuensi secara
akut. Keseimbangan antara biaya dan
keuntungan perubahan dapat menimbulkan
amat sangat ambivalen, sehingga dapat
menahan seseorang dalam tahap ini untuk
waktu yang lama.
C. Persiapan (Preparation)
• Tahap manakala seseorang peduli melakukan
aksi dengan segera di masa mendatang,
biasanya diukur bulan berikutnya. Mereka
telah secara khusus melakukan beberapa aksi
yang signifikan pada tahun sebelumnya.
D. Aksi (Action)
• Tahap manakala seseorang telah membuat
modifikasi yang spesifik dan jelas pada gaya
hidupnya selama enam bulan terakhir. Karena
aksi ini dapat diamati, perubahan perilaku
sering setarakan sebagai aksi. Dalam
Transtheoretical Model, aksi hanya satu dari
lima tahap, tidak semua modifikasi perilaku
disebut sebagai aksi.
D. Pemeliharaan (Maintenance)
• Tahap manakala seseorang berupaya untuk
mencegah kambuh tetapi mereka tidak
menerapkan proses perubahan sesering
aksinya. Mereka tidak tergiur untuk kembali
dan meningkatkan dengan lebih percaya diri
untuk melanjutkan perubahannya.
Teori sebab akibat

• Merupakan prinsip sebab-akibat yang ilmunya dan


pengetahuan yang secara otomatis bisa diketahui tanpa
membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang
lain; bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan
keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya
akibat sesuatu atau berbagai hal lain yang
mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa
ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan
keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu
manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi
keraguan apapun.
• Kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu
kejadian (sebab) dan kejadian kedua (akibat atau
dampak), yang mana kejadian kedua dipahami
sebagai konsekuensi dari yang pertama.
Kausalitas merupakan asumsi dasar dari ilmu
sains. Dalam metode ilmiah, ilmuwan merancang
eksperimen untuk menentukan kausalitas dari
kehidupan nyata. Tertanam dalam metode ilmiah
adalah hipotesis tentang hubungan kausal.
Tujuan dari metode ilmiah adalah untuk menguji
hipotesis tersebut.
Stress dan Coping
• Coping Stres Coping merupakan suatu proses yang dilakukan
setiap waktu dalam lingkungan keluarga, lingkungan kerja,
sekolah maupun masyarakat. Copingdigunakan seseorang
untuk mengatasi stress dan hambatan–hambatan yang
dialami.Dalam kamus psikologi (Chaplin, 2002; 112), coping
behavior diartikansebagai sembarang perbuatan, dalam mana
individu melakukaninteraksi dengan lingkungan sekitarnya,
dengan tujuan menyelesaikansesuatu (tugas atau masalah).
• Lazarus dan Folkman (dalam Sarafino ;1997) mengartikan
coping adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk
mengatur kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi yang
menekan dengan kemampuan mereka dalam memenuhi
tuntutan tersebut. Sedangkan (dalam Smet 1994 ; 143)
• Lazarus dan Folkman mendefinisikan
copingsebagai sesuatu proses dimana individu
mencoba untuk mengelola jarak yang ada
antara tuntutan-tuntutan, baik itu tuntutan
yang berasal dari individu maupun yang
berasal dari lingkungan dengan sumber-
sumber daya yang mereka gunakan dalam
menghadapi stress.
• Rasmun mengatakan bahwa coping adalah dimana
seseorang yang mengalami stres atau ketegangan
psikologik dalam menghadapi masalah kehidupan sehari-
hari yang memerlukan kemampuan pribadi maupun
dukungan dari lingkungan, agar dapat mengurangi stres
yang dihadapinya. Dengan kata lain, coping adalah
proses yang dilalui oleh individu dalam menyelesaikan
situasi stressful. Coping tersebut adalah merupakan
respon individu terhadap situasi yang mengancam
dirinya baik fisik maupun psikologik. (Rasmun, 2004 ; 29)
• Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
copingadalah segala usaha individu untuk mengatur
tuntutan lingkungan dan segala konflik yang muncul,
mengurangi ketidaksesuaian/kesenjangan persepsi
antara tuntutan situasi baik yang berasal
dariindividu maupun lingkungan dengan sumber
daya yang mereka gunakan dalam menghadapi
stress.Berdasarkan beberapa pengertian
diatascopingstress merupakan suatu bentuk upaya
yang dilakukan individu untuk mengatasi dan
meminimalisasikan situasi yang penuh akan tekanan
(stress) baik secara kognitif maupun dengan
perilaku.
TERIMAKASIH
TUGAS
• BUATLAH MAKALAH KELOMPOK DENGAN
TEMA:
1. Health Belief Model
2. Transtheoritical Model
3. Teori sebab akibat
4. Stress dan Coping

Anda mungkin juga menyukai