Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MENGENAI

“PERAN MASYARAKAT UNTUK MENURUNKAN


ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI”
Diampu oleh Dosen Sri Widarti, S.SI.T., MKM

Disusun oleh :
Asmaul Husna 1219238
Elpi Anggraini 1219240
Ferina Dewi Rahayu 1219241
Nurlianti Aisyah 1219243
Putri Anggreani 1219244
Silfia Yuni Astuti 1219249
Yani Tri Artati 1219251
Yuswahapsari 1219252
Pinky Ardhi 1118222

DII KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN MULIA MADANI
YOGYAKARTA
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan YME telah melimpahkan karuninaya sehingga kami
dapat menyelesaikan maklah mengenai “ peran masyarakat untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi ” guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak
pihak yang membantu dan memberikan doa, khususnya untuk Dosen Mata Kuliah Ilmu
Kesehatan Masyarakat yakni Ibu Sri Widarti, S.SI.T., MKM.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan khususnya bidang kesehatan.

Yogyakarta, 2 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1-3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1-3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................3
1.3 Tujuan...................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................4-7
2.1 Peran Masyarakat untuk menurunkan AKI dan AKB ......................................4-7
BAB III PENUTUP.....................................................................................................8-9
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................8
3.2 Saran......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia indikator status kesehatan masih ketinggalan dari negara-negara ASEAN
seperti angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) masih cukup tinggi,
target MPS yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan AKI menjadi 125 per
100.00 kelahiran hidup. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target tersebut telah
ditentukan empat strategi yakni : meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan
maternal, meningkatkan kemitraan lintas sektor, memberdayakan ibu dan keluarga, serta
memberdayakan keluarga.
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih terus menjadi sorotan di dunia. Angka kematian
ibu dan anak sebagai indikator keberhasilan pencapaian KIA, dilaporkan sudah mengalami
penurunan tiap tahunnya. Namun faktanya di Indonesia sendiri masih belum bisa mencapai
target MDGs pada tahun 2015. Maka, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dengan
memanfaatkan peran masyarakat baik melalui keluarga ataupun kader-kader kesehatan.
Melalui Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan juga
Panduan Promosi Kesehatan bagi Petugas di Puskesmas yang diterbitkan oleh Kementrian
Kesehatan Indonesia diharapkan target-target terkait KIA bisa tercapai.
Angka Kematian Ibu dan Anak di Indonesia sudah mengalami penurunan sejak tahun
2004. Seiring dengan hal tersebut angka harapan hidup dan taraf kesehatan ibu dan anak pun
mengalami peningkatan. Pencapaian ini diawali dengan meningkatnya upaya pelayanan
kesehatan di masyarakat. Pada tahun 2008, jumlah PONEK di Indonesia mulai mengalami
peningkatan. Meski demikian target MDGs pada tahun 2015 terkait KIA masih belum bisa
tercapai. Selain itu ternyata masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang pencapaian
pembangunan kesehatannya masih di bawah rata-rata, seperti Aceh, NTB, NTT, Sulawesi
Tenggara dan Barat, Maluku, serta Papua. Maka diperlukan kegiatan pendampingan
khususnya di wilayah tersebut agar pelayanan kesehatan khususnya bagi ibu dan anak bisa
terpenuhi dan target SDGs bisa tercapai.
Faktor ekonomi, sosial, budaya, dan peran serta masyarakat yang menjadi determinan
kematian ibu dan bayi. Peran serta masyarakat khususnya yang terkait dengan upaya

1
kesehatan ibu dan bayi masih belum bagus. Keluarga dan masyarakat masih masih belum
berdaya untuk mencegah terjadinya 4 terlalu dalam kehamilan atau persalinan, terlalu muda
hamil, terlalu tua hamil, terlalu banyak anak dan terlalu pendek jaraknya dan 3 terlambat,
terlambat mengambil keputusan mencari pelayanan kesehatan terampil, terlambat tiba di
rumah sakit karena masalah transportasi dan terlambat dalam tindakan medis.
Dalam mempercepat keberhasilan penurunan AKI dan AKB disamping faktor akses
dan pelayanan, masyarakat dengan segenap potensi dan peran sertanya juga merupakan
agenda prioritas. Pentingnya Peran Serta Masyarakat (PSM) dalam pembangunan kesehatan
telah diakui semua pihak. Hasil uji coba yang dikaji secara statistik membuktikan bahwa
PSM amat menentukan keberhasilan, kemandirian dan kesinambungan pembangunan
kesehatan.
Dengan merangkum pendapat beberapa ahli, bahwa yang dimaksud dengan PSM
adalah suatu proses keterlibatan yang bertanggung jawab dalam suatu kegiatan dari suatu
kelompok individu yang merupakan suatu unit kegiatan dalam proses pengambilan
keputusan, kontribusi dalam pelaksanaannya dan pemanfaatan hasil kegiatan, sehingga
terjadi peningkatan kemampuan kelompok tersebut dalam mempertahankan perkembangan
yang telah dicapai, serta mengembangkan derajat kesehatan dan kesejahteraan secara
mandiri. Dalam perkembangannya saat ini, konsep PSM mulai digantikan oleh konsep
pemberdayaan, karena dinilai lebih bersifat proaktif dan mandiri, tidak sekedar terlibat atau
menjadi bagian dari suatu kegiatan. Konsep pemberdayaan sebagaimana dikemukakan oleh
Departemen Kesehatan4 diartikan sebagai segala upaya fasilitasi yang bersifat noninstruktif
guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi
masalah, merencanakan dan memecahkan masalah dengan memanfaatkan potensi setempat
dan fasilitas yang ada.
Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa PSM dan pemberdayaan sebagai
upaya untuk membangun kesehatan masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki, serta upaya untuk
mengembangkannya, ternyata belum memberikan hasil seperti yang diharapkan. Kemitraan
dukun bayi – bidan, posyandu, polindes dan peningkatan kepedulian masyarakat melalui
program Gerakan Sayang Ibu (GSI), SIAGA, KIP/K, Radio Sahabat Bidan dan ada juga
Center of Mother Education (COME) atau Sarana Belajar (SABAR). Semua itu diarahkan

2
kepada upaya menjamin kehamilan dan persalinan yang aman. Ketidaksesuaian dengan
harapan ini dapat ditunjukkan dari indikator cakupan akses (K1) kurang dari 70% dan
cakupan pelayanan antenatal (K4) kurang dari 60% menunjukkan manajemen KIA yang
belum optimal, pelayanan masih bersifat pasif atau KIE belum optimal.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa yang dimaksud dengan peran masyarakat?
 Bagaimana peran masyarakat untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui apa itu peran masyarakat
 Untuk mengetahui peran yang dilakukan masyarakat dalam upaya menurunkan
angka kematian ibu dan anak

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Peran masyarakat untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak
Peran masyarakat adalah keikutsertaan individu, keluarga dan kelompok masyarakat
dalam setiap menggerakkan upaya kesehatan yang juga merupakan tanggung jawab
kesehatan diri, keluarga, dan masyarakat. Peran masyarakat adalah proses untuk :
Menumbuhkan dan meningkatkan rasa tanggung jawab dan Mengembangkan kemampuan
untuk bisa menyadari akan pentingnya kesehatan.
Peran masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu, keluarga
maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehtan diri, keluarga
ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya (Dep Kes RI, 1997, hal 5). Tujuan peran
masyarakat untuk: 1. Meningkatkan peran dan kemandirian, dan kerjasama dengan
lembagalembaga non pemerintah yang memiliki visi yang sesuai; 2. Meningkatkan kuantitas
jejaring kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat; 3. Memperkuat peran
aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses pembangunan melalui peningkatan jaringan
kemitraan dengan masyarakat (Dep Kes RI, 1997, hal 5).
Pelaksanaan pendampingan memerlukan kerjasama atau peran dari berbagai pihak
selain pemerintah. Antara lain peran petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas dan adil, serta peran aktif masyarakat dalam keluarga maupun sebagai kader
kesehatan. Dalam panduan ini lebih ditekankan terhadap peran dari etugas kesehatan di
puskesmas dan keluarga dalam mengurangi AKI sehingga kesejahteraan KIA bisa tercapai.
Puskesmas memiliki 3 fungsi utama, yaitu:
a. Merupakan pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
b. Merupakan pusat pemberdayaan masyarakat.
c. Merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama, yang terdiri atas pelayanan
kesehatan individu dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dalam menjalankan fungsinya, terdapat upaya wajib dan upaya pengembangan yang dapat
dilakukan oleh puskesmas.
Berikut adalah upaya wajib puskesmas:
a. Promosi Kesehatan

4
b. Kesehatan Lingkungan
c. Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f.Pengobatan
Sedangkan untuk upaya pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada, yaitu:
1. Kesehatan Sekolah
2. Kesehatan Olah Raga
3. Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Kesehatan Kerja
5. Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Kesehatan Jiwa
7. Kesehatan Mata
8. Kesehatan Usia Lanjut
9. Pembinaan Pengobatan Tradisional.
Selain itu, upaya pengembangan puskesmas dapat pula berupa upaya inovatif yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Contohnya, penyuluhan, pengkaderan, dan
pembentukan keluarga sehat.
Dalam menjalankan fungsi serta upayanya, promosi kesehatan memegang peran yang
cukup besar dan memiliki efek perubahan yang cukup signifikan. Dalam promosi kesehatan
ini dikenal adanya 3 jenis asaran, yaitu sasaran primer, sasaran sekunder dan sasaran tersier.
Sasaran primer merupakan individu yang meliputi pasien dan keluarganya. Dalam hal ini
diharapkan minimal tiap pasien dan keluarga dapat menerapkan gaya hidup yang sehat baik
melalui penyuluhan ataupun pengkaderan. Sasaran sekunder dikhususkan kepada golongan
pemerintahan misalnya para pejabat ataupun pemuka agama termasuk didalamnya para
petugas kesehatan. Dalam sasaran ini diharapkan mampu membantu tercapainya sasaran
primer. Sedangkan untuk sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik utamanya di
bidang kesehatan. Harapannya dapat membuat kebijakan yang tidak merugikan masyarakat
dan membantu mendukung tersedianya sumber daya dalam bidang kesehatan.

5
Dalam melakukan promosi kesehatan, dibutuhkan strategi yang terdiri dari
pemberdayaan, yang didukung oleh bina suasana dan advokasi, serta dilandasi oleh
semangat kemitraan. Langkah-langkah promosi kesehatan di masyarakat sendiri meliputi:
1. Pengenalan Kondisi Wilayah
2. Identifikasi Masalah Kesehatan
3. Survai Mawas Diri
4. Musyawarah Desa atau Kelurahan
5. Perencanaan Partisipatif
6. Pelaksanaan Kegiatan
7. Pembinaan Kelestarian
Sejak era SJSN diberlakukan, pemerintah juga mencanangkan Program Indonesia
Sehat. Program ini memiliki sasaran berupa meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan
sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu:
a. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak
b. Meningkatnya pengendalian penyakit
c. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di
daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan
d. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat
dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan
e. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin
f. Meningkatnya respon terhadap sistem kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari fungsi upaya kesehatan masyarakat
(UKM) dari Puskesmas. Karena keluarga merupakan lembaga terkecil dari masyarakat,
maka pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari pemberdayaan keluarga. Pemberdayaan
masyarakat yang selama ini dilaksanakan di bidang kesehatan dipandu dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Dalam pedoman ini disebutkan bahwa
pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan merupakan kelanjutan dari pemberdayaan
keluarga melalui pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah

6
tangga. Tujuan dari pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif itu tidak lain adalah
terciptanya Desa Sehat dan Kelurahan Sehat
Salah satu contoh pemberdayaan di masyarakat adalah dengan dibentuknya kader-
kader kesehatan dari berbagai usia. Mulai dari dewasa muda dan dewasa tua. Melalui kader-
kader kesehatan inilah tiap individu masyarakat bisa dibina. Melalui kader ini juga bisa
dilakukan promosi kesehatan termasuk penggunaan alat kontrasepsi yang diharapkan dapat
mengurangi angka kematian ibu maupun anak. Selain itu penerapan perilaku hidup bersih
dan sehat juga bisa dipantau oleh para kader.
Peran masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat:
1. Sebagai pelaku yaitu masyarakat sendiri yang akan memainkan peran utama dalam
pelaksanaan program- program pemberdayaan masyarakat, serta peran pemerintah Desa
lebih merupakan pelengkap dan penunjang termasuk menentukan aturan dasar
kegiatannya. Bagi pemerintah Desa, dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat dianggap
sebagai suatu proses belajar usaha melalui proses evaluasi terhadap segala hal yang telah
dicapai dalam pelaksanaan usaha, serta mempelajari berbagai kendala yang dihadapi.
Peran masyarakat sebagai pelaku dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa
Waung dapat di kategorikan baik.
2. Sebagai partisipan yaitu partisipasi social mengandung makna agar masyarakat lebih
berperan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, mengusahakan penyusunan
kegiatan- kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui mekanisme dari bawah ke atas
3. Sebagai peserta, yaitu keterlibatan masyarakat dan aktif dalam kegiatan yang telah
direncanakan dan dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat.
Harapannya bagi masyarakat dan Desa kegiatan tersebut bisa berjalan dengan lancer.
Peran masyarakat sebagai peserta dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Waung
dapat di kategorikan baik.

7
BAB 3
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dalam mempercepat keberhasilan penurunan AKI dan AKB disamping faktor akses
dan pelayanan, masyarakat dengan segenap potensi dan peran sertanya juga merupakan
agenda prioritas. Pentingnya Peran Serta Masyarakat (PSM) dalam pembangunan kesehatan
telah diakui semua pihak. Hasil uji coba yang dikaji secara statistik membuktikan bahwa
PSM amat menentukan keberhasilan, kemandirian dan kesinambungan pembangunan
kesehatan.
Pelaksanaan pendampingan memerlukan kerjasama atau peran dari berbagai pihak
selain pemerintah. Antara lain peran petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas dan adil, serta peran aktif masyarakat dalam keluarga maupun sebagai kader
kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari fungsi upaya kesehatan masyarakat
(UKM) dari Puskesmas. Karena keluarga merupakan lembaga terkecil dari masyarakat,
maka pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari pemberdayaan keluarga. Pemberdayaan
masyarakat yang selama ini dilaksanakan di bidang kesehatan dipandu dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Dalam pedoman ini disebutkan bahwa
pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan merupakan kelanjutan dari pemberdayaan
keluarga melalui pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah
tangga. Tujuan dari pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif itu tidak lain adalah
terciptanya Desa Sehat dan Kelurahan Sehat.
Salah satu contoh pemberdayaan di masyarakat adalah dengan dibentuknya kader-
kader kesehatan dari berbagai usia. Mulai dari dewasa muda dan dewasa tua. Melalui kader-
kader kesehatan inilah tiap individu masyarakat bisa dibina. Melalui kader ini juga bisa
dilakukan promosi kesehatan termasuk penggunaan alat kontrasepsi yang diharapkan dapat
mengurangi angka kematian ibu maupun anak. Selain itu penerapan perilaku hidup bersih
dan sehat juga bisa dipantau oleh para kader.

8
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Kami
menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. oleh karna itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat terkhusus di perkembangan dunia pendidikan

9
DAFTAR PUSTAKA

Aryoso, S. Pengembangan Pola Operasional Dalam Percepatan Penurunan Angka Kematian

Ibu dan Anak, Program Litbang dalam Mendukung Percepatan Penurunan Angka Kematian

Ibu dan Anak, Policy Paper, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen

Kesehatan R.I. 2003

Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, 2016, Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia.

Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan: Panduan Bagi Petugas Kesehatan

diPuskesmas, 2011, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai