Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah “Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Pencegahan
Kejadian KTD Pada Remaja”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Determinan Sosial Kesehatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dan penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Bariana Widiati,S.KM, MPH selaku dosen
pengampu mata kuliah Determinan Sosial Kesehatan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Penulis menyadari, bahwa penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penyusun nantikan untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................................
1. Latar Belakang...............................................................................................................4
2. Rumusan Masalah..........................................................................................................5
3. Tujuan............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................................................
1. Definisi KTD Dan Jenis KTD........................................................................................6
a. Definisi KTD.....................................................................................................6
b. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kehamilan Remaja..............................................7
c. Respon Awal Remaja Terhadap KTD..........................................................................8
2. Sebab Akibat KTD.........................................................................................................9
3. Pencegahan Dan Bentuk Dukungan Keluarga.............................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan tidak diinginkan (KTD) artinya kehamilan yang tidak diharapkan oleh kedua
belah pihak juga satu pihak saja. kata Kehamilan tidak di inginkan biasa juga diartikan menjadi
Kehamilan tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy). Kehamilan yang tidak dikehendaki artinya
kehamilan yg terjadi karena alasan saat yang tak sempurna atau karena kehamilan tadi tidak
diinginkan. (Juli, 2016)
World Health Organization (WHO) menjelaskan ada19% dari 16 juta remaja berusia 15-
19 tahun di seluruh dunia mengalami kehamilan tidak diinginkan di tahun 2011. pada Indonesia
angka KTD pula cukup tinggi, hal ini bisa dicermati asal Badan Koordinasi Famili Berencana
Nasional (BKKBN) pada tahun 2013 diketahui bahwa dari jumlah penduduk remaja ada 34 juta
atau 19,6% mengalami KTD serta angka seks bebas diseluruh kota akbar di Indonesia
melampaui nomor 50%. (Emilia, et al., 2016)
Kehamilan tidak diinginkan bisa menyampaikan dampak yg sangat fatal bagi kehidupan
baik dari segi fisik, sosial, psikologi, serta spiritual. dampak asal segi fisik artinya remaja tadi
akan mencoba menggugurkan kandungannya dan berdampak di kematian remaja tersebut bila
tak ditangani secara baik serta benar. dari psikologi, remaja yg mengalami ini akan berusaha lari
dari kenyataan, tidak bertanggung jawab, dan pula akan meneruskan kehamilannya namun
menggunakan rasa terpaksa dan tidak nyaman. asal akibat sosial, remaja tersebut akan dikucilkan
dikalangan sahabat-sahabat, tetangga, serta pula rasa tidak nyaman saat keluar rumah. asal segi
spiritual, remaja tadi pula akan merasa sangat terpukul, bersalah, dan mengganggap bahwa
dirinya sudah tak pantas lagi buat melanjutkan biologi. (Irmawati, 2017)
Imbas kehamilan tidak diinginkan pada remaja jauh lebih berat bila dibandingkan dengan
akibat kehamilan tidak diinginkan di gerombolan usia yang lebih tua baik secara fisik, pula
psikologis. Hal ini terjadi sebab pada masa remaja pertumbuhan serta perubahan fisik, kognitif,
serta psikologis belum optimal. Jika proses pertumbuhan dan perkembangan belum optimal, dan
ditambah memakai adanya kejadian ini maka, dampak yg dirasakan jauh lebih berat. (Kirana, et
al.,2018)
Faktor penyebab terjadinya KTD di remaja antara lain kurangnya pengetahuan perihal
kesehatan reproduksi, pergaulan bebas, serta kurangnya isu wacana pendidikan seks. keliru satu
faktor yang mensugesti insiden kehamilan diluar nikah adalah pola asuh orang tua. Faktor
pengetahuan wacana kesehatan reproduksi, pergaulan bebas, pendidikan seks yang kurang serta
pola asuh orang tua, berafiliasi menggunakan insiden KTD pada remaja. (Novi, 2015)
Keluarga termasuk orang terdekat menggunakan remaja. pemberian makna terhadap
kehamilan serta reaksi keluarga terhadap kehamilan terutama yg tidak diinginkan menjadi sangat
4
penting pada pengambilan keputusan menghadapi KTD. oleh karena itu keluarga mempunyai
kiprah yang sangat penting pada dilemma kehamilan tidak diinginkan. (Aprianti, et al., 2018).
Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk dukungan interpersonal yg meliputi sikap,
tindakan, serta penerimaan terhadap anggota keluarga, menjadi akibatnya anggota keluarga
merasa bahwa dirinya dilindungi da nada yg memperhatikan. Dukungan keluarga mengacu di
dukungan-dukungan sosial yg ditinjau sang anggota famili sebagai sesuatu yg selalu siap
menyampaikan pertolongan dan bantuan bila diperlukan.anggota keluarga memandang bahwa
orang yg bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan serta kontribusi Bila
diharapkan. (Aprianti, et al., 2018)
Dukungan famili dalam merawat remaja yang mengalami KTD sebagai hal yang sangat
berarti bagi keluarga itu sendiri juga bagi famili yang lain. Dukungan keluarga tadi bisa
dijadikan model dan bahan evaluasi bagi keluarga serta rakyat mengingat tingginya tingkat
kerentanan remaja baik berasal aspek bio, psiko, sosial, kultural, serta spiritual dan kompleksnya
akibat yang ditimbulkan baik bagi remaja itu senditi, famili, pula rakyat, maka peneliti tertarik
buat meggali lebih pada ihwal dukungan famili pada melakukan perawatan di remaja yg
mengalami kehamilan tidak diinginkan. (Iram & Susilowati, 2017)
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas sekiranya dapat dirumuskan permasalahan yaitu :
1. bagaimana cara keluarga dalam memberi dukungan pada remaja sebagai bentuk
pencegahan KTD?
C. Tujuan
Bagaimana cara keluarga dalam memberi dukungan pada remaja sebagai bentuk pencegahan
KTD
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kehamilan Tidak Direncanakan adalah kehamilan yang terjadi ketika pasangan belum
membuat keputusan untuk memiliki kehamilan, atau kehamilan terjadi akibat kegagalan dari
metode kontrasepsi. Sedangkan Kehamilan Tidak Diinginkan terjadi ketika perempuan yang
memiliki kehamilan, tidak menginginkan untuk melanjutkan kehamilan dan mungkin tidak ingin
menghadapi konsekuensi secara fisik, emosional, sosial dan kesehatan sebagai akibat dari
kehamilan. Banyak orang yang mengalami Kehamilan Tidak Direncanakan menganggap
kehamilan ini sebagai sebuah kejutan yang menyenangkan. Bahkan pada pasangan yang
berencana untuk tidak memiliki anak, Kehamilan Tidak Direncanakan mungkin dapat diterima
oleh pasangan.
Pada beberapa kasus, Kehamilan Tidak Direncanakan menjadi hal yang membahagiakan
bagi pasangan yang mengetahui bahwa mereka tidak subur tetapi sangat menginginkan seorang
anak. Dalam kasus lain, pasangan juga mungkin tidak dapat menerima kehamilan yang tidak
direncanakan, dan segala perubahan yang menyertai kehamilan tersebut. Pada kasus ini,
kehamilan yang terjadi bukan hanya tidak direncanakan tapi juga tidak diinginkan. Terkadang
salah satu pasangan dapat menerima Kehamilan Tidak Direncanakan dan yang lain tidak
menginnginkan kehamilan tersebut. Dengan kata lain, Kehamilan Tidak Diinginkan adalah
kehamilan yang tidak direncanakan, tapi tidak semua kehamilan yang tidak direncanakan adalah
kehamilan yang tidak diingikan.
Reaksi pasangan terhadap Kehamilan Tidak Direncanakan dapat berbeda-beda dari waktu
ke waktu. Beberapa pasangan atau mereka yang telah menjadi orang tua merasa takut, ragu dan
khawatir ketika menghadapi situasi kehamilan tidak direncanakan. Namun mereka akan terbiasa
dengan istilah kehamilan tidak direncanakan, khususnya jika mereka mendapatkan dorongan dan
dukungan dari keluarga, teman atau konseling yang bermanfaat. Pasangan lain mungkin dapat
menerima Kehamilan Tidak Direncanakan pada awalnya, dan kemudian merasa ragu ketika
berhadapan dengan realitas sosial yang terjadi ketika menginginkan kehamilan tersebut. Dalam
6
situasi diatas, pasangan yang menghadapi Kehamilan Tidak Direncanakan seringkali memiliki
keputusan yang berubah-ubah terhadap kehamilan yang tidak direncanakan.
Perubahan hormonal, timbulnya kesadaran seksual dan peer pressure. Menurut Kalmuss et al
(2003, dalam Maurer & Smith 2010) masa remaja adalah masa dimana kesedaran seksual,
keingintahuan dan keinginan untuk bereksperimen meningkat. Tekanan teman sebaya
mempengaruhi remaja untuk terlibat dalam aktivitas seksualnya. Hal ini sebagaimana disebutkan
oleh Wong (2000) bahwa remaja dihadapkan pada harapan adanya perilaku peran seksual yang
matang baik dari teman sebaya maupun orang dewasa. Remaja yang terlibat dalam aktivitas
seksual biasanya mempunyai teman yang melakukan hal itu juga.
8
mengambil keputusan tersebut atas inisiatif mereka sendiri serta pengaruh orang lain seperti
orang tua dan teman lelakinya. Keputusan untuk mendapatkan aborsi diambil karena takut dan
merasa tidak siap serta karena selaan dari masyarakat sekitar. Pengambilan keputusan terhadap
tindak lanjut kehamilan bermuara pada sikap terhadap janin yang dikandungnya. Jika penolakan
lebih domain, maka jalur yang ditempuh adalah aborsi. Sedangkan jika penerimaan yang lebih
domain, maka keputusan yang diambil adalah melanjutkan kehamilan.
Keluarga termaksud orang terdekat dengan remaja. Pemberian makna terhadap kehamilan
dan reaksi keluarga terhadap kehamilan terutama yang tidak diinginkan menjadi sangat penting
dalam pengambilan keputusan mengahadapi KTD. Bagi keluarga yang memahami arti
kehamilan, aborsi hanya akan menambah dosa dan dan membahayakan bagi ibu dengan KTD.
9
semuanya
g. Senang bereksplorasi
1. Biarkan mereka bergaul dengan teman-teman yang telah menjadi ibu di usia remaja
Sebuah penelitian di Amerika membuktikan bahwa ratusan remaja perempuan yang
memiliki hubungan baik dengan teman-teman mereka yang telah menjadi seorang ibu di
usia remaja, tidak melakukan kesalahan yang sama dan menyelesaikan kuliahnya tepat
waktu.
2. Batasi, namun bicarakan tentang konten seksual di TV dengan anak Sebuah
penelitian juga menemukan bahwa konten seksual di televisi berkaitan dengan
meningkatkan kehamilan pada remaja. Para remaja yang banyak menonton konten
seksual di televisi lebih mungkin untuk hamil atau menghamili.
3. Libatkan mereka dengan olahraga
Cara paling mudah untuk mengurangi risiko kehamilan pada remaja adalah dengan
melibatkan dan mendukung mereka berpartisipasi dalam bidang olahraga. Aktivitas fisik
dapat menjadi hal positif, seperti peningkatan harga diri, mengurangi stres dan
10
kecemasan, serta membuat tubuh lebih sehat.
4. Bicarakan seks
Ya, Anda benar, berbicara tentang seks dengan anak bukanlah hal yang mudah. Namun,
penelitian membuktikan bahwa orang tua memiliki peran terhadap keputusan anak
tentang seks, cinta, dan hubungan mereka dengan teman-teman. Seks harus dibicarakan
secara terbuka dan tanpa celaan, sebelum anak Anda menjadi remaja. Dan ini adalah jenis
pembicaraan yang harus terus dilakukan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan di
Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 yaitu tingkat pengetahuan remaja tentang pencegahan
kehamilan tidak diinginkan mayoritas baik yaitu 54orang (79,4%) salah satunya dipengaruhi oleh
pendidikan. Mayoritas responden mendapatkan informasi pencegahan kehamilan tidak
diinginkan dari sekolahan. Hal ini menunjukkan bahwa Pendidikan tentang kehamilan tidak
diinginkan dapat mempengaruhi pengetahuan remaja tentang pencegahan kehamilan tidak
diinginkan.Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan indvidu sejak dalam
ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi individu dengan lingkungannya secara formal.Proses
dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun
kelompok.
B. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan untuk dapat dijadikan masukan bagi penelitian lain untuk dapat mengembangkan
penelitian ini dengan sampel lebih luas.
2. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan agar meningkatkan perannya terutama dalam peningkatan pengetahuan kesehatan
reproduksi tentang kehamilan tidak diinginkan mengingat adanya siswa yang belum paham
tentang kehamilan tidak diinginkan.
3. Bagi masyarakat/ keluarga
12
Diharapkan untuk bisa meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan tidak diinginkan agar
dapat mendidik anaknya supaya tidak terpengaruh dalam seks bebas sehingga menyebabkan
kehamilan tidak diinginkan.
4. Bagi Instituti Pendidikan
Diharapkan instituti pendidikan memberikan pembinaan kepada siswa
DAFTAR PUSATKA
1. https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pencegahan+kehamilan+tidak+diinginkan&oq=pencegahan+k
ehamilan+t#d=gs_qabs&t=1669602371045&u=%23p%3D88qqPSkiaVsJ
13