Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN JIWA

KOPING TIDAK EFEKTIF

Disusun Oleh :

Feby Abellita

2211011158

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang limbah dan dampaknya untuk masyarakat.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat
dilakukan perbaikan pada makalah.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan dampaknya
bagi masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jember, 10 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................................. 2
1.3 Manfaat................................................................................................................ 2
BAB II .................................................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 3
2.1 Trend Issue Keperawatan Jiwa : Koping Tidak Efektif ......................................... 3
2.2 Definisi Trend dan Issue ...................................................................................... 4
2.3 Konsep Trend dan Issue Keperawatan Jiwa : Koping Tidak Efektif ..................... 5
2.4 Trend Dan Issue Yang Sedang Dibicarakan Dalam Keperawatan Jiwa : Koping
Tidak Efektif ..................................................................................................................... 5
2.4.1 Keluarga .......................................................................................................... 6
2.4.1 Psikodinamika.................................................................................................. 7
2.5 Masalah bidang kesehatan di Indonesia Mengenai Trend dan Issue
Keperawatan Jiwa : Koping Tidak Efektif ......................................................................... 7
2.5.1 Stigma Terhadap Pengidap Gangguan Kesehatan Mental .............................. 7
2.5.2 Rendahnya Pemahaman Mengenai Kesehatan Mental ................................... 8
2.5.3 Kesehatan Mental di Indonesia Masih Menjadi Hal Tabu ................................ 8
2.5.4 Deskriminasi terhadap Pengidap Gangguan Mental ........................................ 8
2.5.5 Akses terhadap Kesahatan Mental Belum Merata ........................................... 8
2.6 Peluang Ilmu Keperawatan di Masa Mendatang Terkait Trend dan Issue
Keperawatan Jiwa : Koping Tidak Efektif ......................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2014
Pasal 1tentang keperawatan menyebutkan bahwa keperawatan adalah kegiatan
pemberian asuhan kepada individu, keluarga, atau masyarakat, baik dalam keadaan
sakit maupun sehat (Harahap, 2019).

Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara


terusmenerus dan terlibat dalam masyarakat yang yang berubah, sehingga
pemenuhan dan metode keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup
masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan perubahan
tersebut. Keperawatan menetapkan diri dari ilmu social bidang lain karena focus
asuhan keperawatan bidang lain meluas. Tren dalam pendidikan keperawatan
adalah berkembangnya jumlah peserta keperawatan yang menerima pendidikan
keperawatan, baik peserta didik dari D3 keperawatan, S1 keperawatan atau
kesehatan masayrakat sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu S2. Tren paraktik
keperawatanmeliputi berbagai praktik di berbagai tempat praktik dimana perawat
memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus menerus
meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan.
Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren
dalam keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari
keperawatan yang mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi:
pendidikan, teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari organisasi
keperawatan professional menggambarkan trend dan praktik keperawatan
(Rahmawati, 2017).

Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien untuk


mendapatkan kembali kesehatanntya melalui proses penyembuhan. Proses
penyembuhan lebih dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu, sekalipun
keterampilan suatu tindakan yang meningkatkan kesehatan fisik merupakan suatu
hal yang penting bagi pemberi asuhan (Harahap, 2019).

Sebagai seorang perawat dalam melakukan suatu asuhan keperawatan yang


professional harusnya dapat melakukan suatu proses keperawatan dengan baik dan
benar. Proses keperawatan merupakan suatu penerapan pemecahan masalah
secara ilmiah yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah pasien,
merencanakannya secara sistemati, dan melaksanakannya serta mengevaluasi
hasil tindaka keperawatan yang telah dilaksanakan (Harahap, 2019).

1
1.2 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Trend dan Issue Dalam Dunia Keperawatan
2. Untuk Mengetahui Maksud Dari Koping Tidak Efektif
3. Untuk Mengetahui Peluang Ilmu Keperawatan Terhadap Trend dan Issue :
Koping Tidak Efektif

1.3 Manfaat
Meningkatkan pemahaman perawat terhadap perkembangan trend
dan isu koping tidak lengkap sebagai dasar dalam mengembangkan ilmu dan
Mengetahui keterkaitan keperawatan dengan trend dan isu koping tidak lengkap
yang berkembang dalam bidang kesehatan sebagai landasan dalam melakukan
penelitian.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Trend Issue Keperawatan Jiwa : Koping Tidak Efektif


Kesehatan keluarga terdiri dari kesehatan fisik dan mental keluarga yang
saling ketergantungan dimana kesehatan fisik dan mental tidak dapat dipisahkan
karena saling mempengaruhi. Kesehatan mental akan mempengaruhi kesehatan
fisik begitu juga sebaliknya. Kesehatan mental keluarga merupakan sebuah
interaksi,kesehatan keluarga juga menunjukkan kepada keadaan,dimana terjadi
proses internal atau dinamika,seperti hubungan interpersonal keluarga. Fokus
terletak pada hubungan antara keluarga dan subsistem-subsistem lainnya,seperti
subsistem orangtua atau keluarga dan para anggotanya. Jika dari anggota keluarga
itu mengalami fisik atau mentalnya tidak sehat maka keluarga akan merasakan
kecemasan yang mengakibatkan stress pada keluarga (Pardede, 2022).

Teori stress keluarga dari Hill (1949) dan McCubbin & Petterson (1983) dalam
Friedman,1998) mengemukakan bahwa stressor keluarga dapat menjadi suatu
krisis,berhubungan dengan adanya sumber koping keluarga dan persepsi pada
stressor tersebut. Sedangkan sumber koping dan persepsi dalam pengembangan
strategi koping keluarga untuk mengatasi krisis/masalah. Bila keluarga memiliki
sedikit sumber kopingnya baik secara individu maupun kolektif,maka proses koping
tidak akan pernah dimulai dan krisis dapat terjadi ketika stress.

Sumber koping keluarga merupakan kekuatan individual dan kekuatan


bersama pada saat menghadapi kejadian/stressor sebagai penyebab stress.
Sumber koping tersebut antara lain: Jaminan ekonomi,kesehatan,pengetahuan
sikap (intelegensi), kedekatan, semangat kerja sama,hubungan dengan yang lain
serta dukungan sosial. Koping keluarga adalah proses aktif saat keluarga
memamfaatkan sumber keluarga yang ada dan mengembangkan perilaku serta
sumber baru yang akan memperkuat unit keluarga dan mengurangi dampak
peristiwa hidup penuh stress (McCubbin,1979 dalam Friedman,1998).

Dengan bergeser dari tingkat individu ke tingkat koping keluarga, koping


menjadi semakin kompleks, karena kesulitan dalam mengkaji upaya koping
keluarga, sebagian besar studi mengenai kelurga menjelaskan kombinasi individu
dan respon koping keluarga yang dibuat oleh anggota keluarga dan keluarga.
Respon atau perilaku koping keluarga adalah tindakan atau kognisi khusus yang
dilakukan keluarga saat beradaptasi terhadap stres, sedangkan pola dan strategi
koping adalah respon serupa yang berkelompok menjadi kumpulan yang homogen.
Strategi koping keluarga dan individu terbentuk serta berubah sepanjang
waktu,sebagai respon terhadap tuntutan atau stresor yang dialami (Friedman,1998).

3
Teori tekanan keluarga menjadi dasar dalam mengurangi masalah melalui
strategi koping yang efektif. Hal ini mencakup penanggulangan sebagai proses aktif
untuk mengatur situasi perubahan tekanan/stressor yang meliputi pemamfaatan
keberadaan sumber daya keluarga dan pengembangan perilaku baru sehingga
akan memperkuat unit keluarga dalam mengurangi dampak peristiwa yang penuh
tekanan.

2.2 Definisi Trend dan Issue


Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan
analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang
terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat. Trend
adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta (Rahmawati, 2017).

Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial,
politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian,
ataupun tentang krisis. Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak
namun belum jelas faktannya atau buktinya

Trend atau issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang


sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat
dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan
jiwa baik dalam tatanan regional maupun global. Ada beberapa tren penting yang
menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa di antaranya adalah sebagai berikut :

a) Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa


b) Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa
c) Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
d) Kecenderungan situasi di era global
e) Kecenderungan penyakit jiwa
f) Globalisasi dan perubahan orientasi sehat
g) Kecenderungan penyakit jiwa
h) Meningkatnya masalah psikososial
i) Trend bunuh diri pada anak

4
2.3 Konsep Trend dan Issue Keperawatan Jiwa : Koping Tidak Efektif

KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF

STRES DAN CEMAS

STRESOR YANG MENGANCAM

Pada awal mengalami stress, koping yang terlebih dahulu dilakukan


adalah koping yang bersumber dari anggota keluarga itu sendiri. (Burgess
1979,dalam Friedman,1998) mengatakan koping mengandalkan kelompok keluarga
membutuhkan displin anggota keluarga karena didalamnya akan ada pembagian
tugas yang harus dipikul oleh setiap anggota keluarga. Contoh koping adalah
membuat struktur lebih yang besar,meningkatkan kontrol dalam keluarga dan
memodifikasi proses pengambilan keputusan,

Dengan adanya masalah dari salah satu anggota keluarga,contohnya;


mengalami penyakit kronis, penyakit yang membuat keluarga malu atau penyakit
yang susah disembuhkan seperti: gangguan jiwa, penyakit stroke, HIV AIDS,dll.
Dengan keadaan ini keluarga akan mengalami stress karena anggota keluarga yang
mengalami masalah itu sudah menjadi stressor bagi keluarga dan akan menjadi
stressor keluarga yang berkepanjangan sehingga koping keluarga mejadi tidak
efektif.

Koping keluarga tidak efektif adalah suatu keadaan keluarga yang


menunjukkan resiko tinggi perilaku dekstruktif dalam berespon terhadap
ketidakmampuan untuk mengatasi stresor internal atau eksternal karena
ketidakmampuan (fisik,psikologis,dan kognitif) yang dimiliki (Keliat dkk,2013).
Koping keluarga tidak efektif adalah Perilaku orang terdekat bagi klien (anggota
keluarga atau orang terdekat lainnya) yang membuat ketidakmampuan kapasitas
mereka dan kapasitas klien untuk secara efektif melaksanakan tugas yang
esensial,baik untuk adaptasi klien terhadap masalah kesehatan (Nanda,2005)

2.4 Trend Dan Issue Yang Sedang Dibicarakan Dalam Keperawatan Jiwa : Koping
Tidak Efektif
Data yang dapat ditemukan didalam keluarga meliputi ketegangan dalam
keluarga,menurunnya toleransi satu sama lain,permusuhan dalam

5
keluarga,perasaan malu dan bersalah,perasaan tidak berdaya,agitasi,mengingkari
masalah,harga diri rendah dan penolakan.

Penyebab gangguan ini adalah :

1. Orang yang penting atau berpengaruh dalam keluarga tidak mampu


mengekspresikan perasaan seperti memendam rasa
bersalah,kecemasan,permusuhan,keputusasaan.
2. Pola pengambilan keputusan keluarga yang sewenang-wenang(otoriter).
3. Hubungan antar anggota keluarga yang penuh dengan keragu-raguan.

2.4.1 Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah,perkawinan,atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya,mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan satu budaya (Bailon &
Maglaya,1978 dalam Friedman,1998). Keluarga adalah dua atau lebih
individu yang tergabung karena ikatan tertentu saling membagi pengalaman
dan melakukan pendekatan emosional,serta mengidentifikasikan diri
mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman,1998).

Keluarga dapat memberikan perawatan kesehatan pada anggotanya


yang sakit dengan membawa ke tempat-tempat fasilitas kesehatan untuk
perawatan maupun rehabilitasi. Perawatan kesehatan ini dapat dilakukan
oleh semua anggota keluarga secara bergiliran agar selain funsi ini dapat
berjalan dengan baik tentu saja hal ini akan mengurangi beban bagi
keluarga.

Selain dari fungsi perawatan kesehatan, ada faktor lain yang


mempengaruhi kesehatan keluarga. Menurut Notoatmodjo (2003) faktor
umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, jenis pekerjaan, penghasilan,
status perkawinan, etnis atau budaya, besar keluarga, struktur keluarga dan
paritas keluarga dapat mempengaruhi kesehatan dalam keluarga,baik
kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Friedman (1992, dalam Nies &
Mc.Ewen,2001) mengemukakan enam alasan pemberdayaan keluarga,
yaitu: bila salah satu keluarga mngalami disfungsi maka berdampak pada
anggota dan seluruh keluarga, potensi keluarga tergantung dari peran
keluarga dari setiap aspek perawatan keluarga secar preventif dan
rehabilitatif, potensi dapat ditingkatkan melalui perawatan dan mengurangi
resiko pada lingkungan dan gaya hidup dan cara promosi kesehatan, self-
care, pendidikan kesehatan, dan konseling keluarga, diskusi tentang
penyakit atau faktor resiko untuk meningkatkan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah, funsgsi individu yang optimal hanya dapat tercapai

6
bila mendapatkan bantuan dari sebagian besar keluarga, dan keluarga
merupakan sistem pendukung utama.

2.4.1 Psikodinamika
Koping adalah sebagai respon (kognitif,perilaku,atau persepsi)
terhadap ketegangan hidup eksternal yang berfungsi untuk mencegah
,menghindari,atau menngendalikan distress emosional (Pearlin &
Schooler,1978 dalam Friedman,1998). Koping merupakan sebuah istilah
yang terbatas pada perilaku atau kognisi aktual yang ditampilkan seseorang
bukan pada sumber yang mungkin mereka gunakan. Koping terdiri atas
upanya pemecahan masalah yang dihadapi oleh individu dengan tuntutan
yang sangat relevan dengangan kesejahteraannya,tetapi membebani
sumber seseorang (Lazarus dkk,1974 dalam Friedman,1998). Koping
Keluarga adalah sebagai proses aktif saat keluarga memamfaatkan sumber
keluarga yang ada dan mengembangkan perilaku serta sumber baru yang
akan memperkuat unit keluarga dan mengurangi dampak peristiwa hidup
penuh stress (Mc Cubbin,1979 dalam Friedman,1998). Tuntutan terus-
menerus memaksa keluarga beradaptasi dalam upanya
bertahan,berlanjut,dan bertumbuh. Proses dan strategi koping keluarga
sangat penting guna membuat hal ini mungkin.

Persepsi dan penanganan keluarga terhadap masalahnya melalui


pemamfaatan berbagai sumber dan strategi koping amatlah penting bagi
keberhasilan keluarga mengatasi tuntutan yang ada. Selain itu yang paling
penting,proses dan strategi keluarga berfungsi sebagai proses atau
mekanisme vital yang memfasilitasi fungsi keluarga. Tanpa keluarga yang
efektif,fungsi efektif,sosialisasi,ekonomi,dan perawatan kesehatan tidak
dapat dicapai secara adekuat. Oleh karena itu,proses dan strategi koping
keluarga mengandung proses yang mendasar yang memungkinkan
keluarga mengukuhkan fungsi keluarga keluarga yang diperlukan. Mengkaji
sumber,strategi koping,dan proses keluarga memberikan landasan guna
membantu keluarga dalam beradaptasi dan mencapai derajat kesejahteraan
lebih tinggi.

2.5 Masalah bidang kesehatan di Indonesia Mengenai Trend dan Issue


Keperawatan Jiwa : Koping Tidak Efektif

2.5.1 Stigma Terhadap Pengidap Gangguan Kesehatan Mental


Stigma atau nilai buruk yang diberikan kepada pengidap kesehatan
mental di Indonesia didapatkan melalui pengaruh lingkungan yang buruk.
Labelling. pengucilan, dan stereotip terhadap pengidap gangguan
kesehatan mental membuat orang yang menderita gangguan mental
memilih bungkam atau tidak berkonsultasi kepada ahli. Akibatnya,
berdasarkan data dari Riskesdas pada tahun 2018, 12 juta penduduk

7
berusia di atas 15 tahun mengalami depresi dan 19 juta penduduk di atas
15 tahun mengalami gangguan mental emosional.

2.5.2 Rendahnya Pemahaman Mengenai Kesehatan Mental


Di Indonesia, informasi mengenai kesehatan mental masih belum
banyak dipahami oleh masyarakat. Minimnya pengetahuan tentang
kesehatan mental membuat penilaian masyarakat terhadap pengidap
gangguan kesehatan mental menjadi negatif Akibatnya, terjadi salah
penanganan terhadap penderita kesehatan mental.

2.5.3 Kesehatan Mental di Indonesia Masih Menjadi Hal Tabu


Keterbatasan pemahaman dan pengetahuan mengenai kesehatan
mental di Indonesia tidak dapat lepas dari nilai-nilai tradisi budaya atau
kepercayaan masyarakat. Sebagian masyarakat masih mempercayai
penyebab kesehatan mental berasal dari hal-hal supernatural atau takhayul
sehingga pengidap gangguan kesehatan mental menganggap gangguan
yang terjadi dalam dirinya adalah aib. Pemahaman ini membuat orang yang
membutuhkan bantuan tenaga ahli enggan untuk ditangani. Tak jarang,
pengidap gangguan kesehatan mental merasa malu untuk berada di
masyarakat.

2.5.4 Deskriminasi terhadap Pengidap Gangguan Mental


Kesadaran masyarakat yang rendah tidak jarang mengakibatkan
munculnya diskriminasi terhadap pengidap gangguan kesehatan mental.
Bentuk diskriminasi tersebut dapat berupa perlakuan kasar, penghinaan,
maupun perundungan. Tak jarang pula masyarakat menjauhi pengidap
gangguan kesehatan mental serta keluarganya.

2.5.5 Akses terhadap Kesahatan Mental Belum Merata


Akses terhadap kesehatan mental di Indonesia masih sulit. Anggaran
pemerintah untuk kesehatan mental, kapasitas rumah sakit jiwa, serta
bangsal psikiatri di rumah sakit umum masih belum dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat Indonesia. Di Indonesia, ada delapan provinsi yang
tidak memiliki rumah sakit jiwa dan tiga provinsi tidak memiliki seorang pun
psikiater, Kernenterian Kesehatan Indonesia memprediksi setidaknya 90%
orang dengan gangguan kesehatan mental tidak mendapatkan akses
terhadap perawatan yang memadai.

2.6 Peluang Ilmu Keperawatan di Masa Mendatang Terkait Trend dan Issue
Keperawatan Jiwa : Koping Tidak Efektif
Perawat perlu menyadari bahwa kesulitan dan beban keperawatan sangat
banyak sehingga diperlukan secepat mungkin dalam merawat pasien khususnya
pasien stroke. Telehealth merupakan salah satu sarana yang memungkinkan para
profesional keperawatan/kesehatan mempunyai kemampuan untuk menawarkan

8
layanan ini kepada keluarga dari kejauhan. Home telehealth bisa efektif dalam tidak
hanya menilai kebutuhan perawatan kesehatan korban stroke dan keperawatan,
tetapi juga dalam memberikan dukungan informasi dan emosional kepada mereka.

Kesiapan terhadap telehealth tampaknya tergantung pada:

1. Keperawatan dan keamanan rumah


2. Waktu yang tepat layanan yang ditawarkan
3. Kebutuhan yang dirasakan untuk keperawatan
4. Tingkat beban keperawatan.

Metode beban keperawatan menilai, yang mungkin berguna dalam


memprediksi kesiapan mereka terhadap layanan telehealth, telah tersedia. Penilaian
kenyamanan klien dengan dan kepentingan dalam teknologi serta keterbatasan
pendengaran dan visual juga mungkin penting dalam penerimaan dan penggunaan
telehealth. Identifikasi potensial untuk penggunaan, kesiapan dan penerimaan
telehealth sangat penting sebelum mengembangkan, melaksanakan dan
mengevaluasi program-program menggunakannya.

Perbedaan tingkat pengalaman dan harapan antara perawat dan


keperawatan mungkin telah menyebabkan disparitas dengan kepuasan mereka
dalam kinerja peralatan telehealth. Pelatihan perawat dan keperawatan untuk
mengembangkan keterampilan komunikasi yang tepat sesuai dengan teknologi dan
membantu mereka untuk mencapai tingkat minimal kenyamanan dengan telehealth
adalah penting untuk menggunakan dan keefektifannya.

Pelayanan keperawatan di masa ke depan akan memanfaatkan


perkembangan tekhnologi informasi, misalnya mengaplikasikan telehealth.
Telehelath dalam keperawatan bisa dikembangkan untuk digunakan dalam bidang
pendidikan maupun bidang pelayanan keperawatan. Dalam bidang pelayanan
keperawatan telehealth dapat membantu kegiatan asuhan keperawatan pada
pasien di rumah atau dikenal dengan home care.

Dengan adanya kontribusi telehealth dalam pelayanan keperawatan di rumah


atau homecare, akan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan oleh pasien dan
keluarga. perawat. instansi pelayanan kesehatan dan termasuk juga pemerintah
dalam hal ini adalah Departemen Kesehatan.

Menurut hokum. Telehalth juga diperbolehkan jika perawat sudah mempunyai


SIP atau SIPP. dalam PERMENKES RI No. HK.02.02/MENKES/148/1/2010 tentang
izin dan penyelenggaraan praktek perawat BAB I Pasal 1 nomor 3 dijelaskan bahwa
Surat Izin Praktek Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti tertulis
yang diberikan kepada perawat untuk melakukan praktek keperawatan secara
perorangan dan/atau berkelompok. BAB II Pasal 3 Nomor 1 dijelaskan setiap
perawat yang menjalankan praktek wajib memiliki SIPP. Telehealth juga biasa

9
digunakan untuk berkomunikasi antar petugas kesehatan dengan jarak Jauh jika
perawat tersebut belum memiliki pengalaman yang luas guna untuk memberikan
diagnosa atau pemberian obat kepada pasien dengan benar.

Nomor 1 dijelaskan setiap perawat yang menjalankan praktek wajib memiliki


SIPP. Telehealth juga biasa digunakan untuk berkomunikasi antar petugas
kesehatan dengan jarak jauh jika perawat tersebut belum memiliki pengalaman
yang luas guna untuk memberikan diagnosa atau pemberian obat kepada pasien
dengan benar.

Namun demikian untuk bisa mengaplikasikan telehealth dalam bidang


keperawatan banyak sakali tantangan dan hambatannya misalnya: faktor biaya,
sumberdaya manusia, kebijakan dan perilaku.

Penggunaan telehealth dalam keperawatan itu diperbolehkan, karena kita


boleh menggunakan telehealth dalam berkomunikasi keperawatan jarak jauh.
Karena untuk mempermudah berkomunikasi dan memberi asuhan keperawatan
pasien dirumah (home care).

Dengan kemajuan teknologi di bidang keperawatan terutama telehealth maka


beban kerja perawat akan berkurang, memangkas waktu dan blaya yang digunakan.
Telehealth sangat besar peluangnya untuk diterapkan di Indonesia yang memiliki
wilayah yang sangat luas dan tidak memungkinkan jika dilakukan kunjungan rumah.
Telehealth merupakan inovasi baru di dunia keperawatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Repubublik Indonesia dengan jumlah penderita
stroke yang cukup tinggi.

Peran perawat dalam penerapan trend issue pada yaitu dapat melakukan
perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan (Care giver) dengan lebih baik.
Pemberian asuhan keperawatan akan lebih baik dengan adanya Telehealth atau
Telenursing yang berbasis teknologi. Dengan adanya telnologi telenursing ini
perawat hendaknya dapat melakukan tindakan keperawatan dengan lebih efisien
dan tepat. Dengan demikian Perawat sebagai pemberi layanan keperawatan
dengan asuhan keperawatannya dituntut semakin profesional dan mengedepankan
perkembangan teknologi kesehatandalam memberi pelayanan kesehtan. Dengan
memanfaatkan kecanggihan tekhnologi, asuhan keperawatan tersebut bisa
diberikan hasil yang lebih baik. Perawat juga dapat melakukan perannya sebagai
kolaborator dengan tim kesehatan lain dengan memanfaatkan komunikasi pada
telenursing sehingga pelayanan kepada pasien lebih meningkat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, T. H. (2019). Fungsi Proses Keperawatan dalam Melakukan Tindakan


Keperawatan.

Pardede, J. A. (2022). Koping Keluarga Tidak Efektif dengan Pendekatan Terapi Spesialis
Keperawatan Jiwa. OSF Preprints.

Rahmawati, D. R. (2017). MAKALAH TREND DAN issu. Academia.Edu.


https://www.academia.edu/40766275/MAKALAH_TREND_DAN_issu

Friedman (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Keliat, Dkk. (2013). Ilmu Keperawatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC

NANDA. (2008), Nursing Diagnoses : Definition & Classification, Philadelphia : AR

eng, BEM. (2021). Mengenal Isu Kesehatan Mental dan Tantangannya di Indonesia.
https://bem.eng.ui.ac.id/index.php/2021/05/24/mengenal-isu-kesehatan-mental-
dan-tantangannya-di-indonesia/, diakses pada 10 September 2022, Pukul 16.55
WIB.

Sypib, Stikess. (2019). Isu Terbaru Dalam Keperawatan Keluarga.


https://stikesypib.ac.id/blog/isu-terbaru-dalam-keperawatan-keluarga/ diakses
pada 10 September 2022, Pukul 18.45 WIB.

11

Anda mungkin juga menyukai