MAKALAH
Oleh:
Firda Devi Candranita 1611011003
Musrifatul Hasanah 1611011006
Maulana Imanullah 1611011007
Balqis Rahmania Surya 1611011009
Intan Ayu Islami 1611011014
Iqbal Abdi Firdaus 1611011034
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Trend Dan Isu
Keperawatan Keluarga: Pengaruh Gadget Terhadap Interaksi Sosial dalam
Keluarga” ini untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu Keperawatan Keluarga Ibu Ns. Yeni Suryaningsih, M.Kep. Meskipun
banyak hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tetapi penulis
berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis
sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Keluarga yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah yang
disusun. Serta rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu mendukung
terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam membuat makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara
terus menerus dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga
pemenuhan dan metode keperawatan kesehatan berubah mengikuti gaya hidup
masyarakat yang berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan
dengan perubahan tersebut. Definisi dan filosofi terkini dari keperawatan
memperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang ditunjukkan secara
keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat maupun sakit serta
dalam interaksinya dengan keluarga dan komunitas. Tren praktik keperawatan
meliputi perkembangan di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki
kemandirian yang lebih besar.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan,
adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan
sosial dari individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi
yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998).
Keperawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek
keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Keperawatan keluarga dapat difokuskan pada anggota keluarga
individu, dalam konteks keluarga, atau unit keluarga. Terlepas dari identifikasi
klien, perawat menetapkan hubungan dengan masing-masing anggota keluarga
dalam unit dan memahami pengaruh unit pada individu dan masyarakat (Ali,
2010).
Tujuan keperawatan keluarga dari WHO di Eropa yang merupakan praktek
keperawatan termodern saat ini adalah promoting and protecting people health
merupakan perubahan paradigma dari cure menjadi care melalui tindakan
preventif dan mengurangi kejadian dan penderitaan akibat penyakit.
Perawat keluarga memiliki peran untuk memandirikan keluarga dalam
1
merawat anggota keluarganya, sehingga keluarga mampu melakukan fungsi
dan tugas kesehatan, Friedman menyatakan bahwa keluarga diharapkan
mampu mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, diantaranya fungsi
afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan fungsi perawatan keluarga.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud trend dan issue keperawatan keluarga?
2. Bagaimana trend dan issue keperawatan keluarga di Indonesia?
3. Bagaimana trend dan issue global dalam keperawatan keluarga?
4. Bagaimana gambaran beserta analisis kasus trend dan issue dalam
keperawatan keluarga saat ini?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui maksud dari trend dan issue keperawatan keluarga.
2. Mengetahui trend dan issue keperawatan keluarga di Indonesia.
3. Mengetahui trend dan issue global dalam keperawatan keluarga?
4. Mengetahui gambaran beserta analisis kasus trend dan issue dalam
keperawatan keluarga saat ini.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Leahey mengatakan bahwa faktor terpenting yang menciptkan
kesenjangan ini adalah “cara perawat menjabarkan konsep masalah
sehat dan sakit. Hal ini merupakan kemampuan “berfikir saling
memengaruhi”: dari tingkat individu menjadi tingkat keluarga (saling
memengaruhi)”.
b. Kebutuhan untuk membuat perawatan keluarga menjadi lebih mudah
untuk di integrasikan dalam praktik.
Sebagian dari restruturisasi ini juga termasuk kecenderungan pasien
dipulangkan dalam “keadaan kurang sehat dan lebih cepat” dan
pengurangan jumlah rumah sakit, pelayanan dan staf, serta
pertumbuhan pelayanan berbasis komunitas. Perubahan ini me
nyebabkan peningkatan tekanan kerja dan kelebihan beban kerja dalam
profesi keperawatan. Waktu kerja perawat dengan klien individu dan
klien keluarga menjadi berkurang. Oleh karena itu, mengembangkan
cara yang bijak dan efektif untuk mengintegrasikan keluarga ke dalam
asuhan keperawatan merupakan kewajiban perawat keluarga. Menurut
Wright dan Leahey, mengatasi kebutuhan ini dengan menyusun
wawancara keluarga selama 15 menit atau kurang. Pencetusan gagasan
dan strategi penghematan waktu yang realistik guna mempraktikan
keperawatan keluarga adalah isu utama praktik dewasa ini.
c. Peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia pelayanan kesehatan
kepada keluarga.
Menurut Wright dan Leahey dalam Robinson, mengingatkan kita
bahwa terdapat kebutuhan akan kesetaraan yang lebih besar dalam
hubungan antara perawat dan keluarga, hubungan kolaboratif yang
lebih baik, dan pemahaman yang lebih baik akan keahlian keluarga.
Perkembangan penggunaan Internet dan email telah memberikan
banyak keluarga informasi yang dibutuhkan untuk belajar mengenai
masalah kesehatan dan pilihan terapi mereka. Gerakan konsumen telah
memengaruhi pasien dan keluarga untuk melihat diri mereka sebagai
konsumen, yang membeli dan mendaptkan layanan kesehatan seperti
layanan lain yang mereka beli. Dilihat dari kecenderungan ini, anggota
4
keluarga sebaiknya diberikan kebebasan untuk memutuskan apa yang
baik bagi mereka dan apa yang mereka lakukan demi kepentingan
mereka sendiri.
d. Bagaimana bekerja lebih efektif dengan keluarga yang kebudayaannya
beragam.
Kemungkinan, isu ini lebih banyak mendapatkan perhatian dikalangan
penyedia pelayanan kesehatan, termasuk perawat, dibandingkan isu
lainnya pada saat ini. Kita tinggal di masyarakat yang beragam, yang
memiliki banyak cara untuk menerima dan merasakan dunia, khusunya
keadaan sehat dan sakit. Dalam pengertian yang lebuh luas, budaya
(termasuk etnisitas, latarbelakang agama, kelas sosial, afiliasi regional
dan politis, orientasi seksual, jenis kelamin, perbedaan generasi)
membentuk persepsi kita, nilai, kepercayaan, dan praktik. Faktor
lainnya, seperti pengalaman sehat dan sakit, membentuk cara kita
memandang sesuatu. Meskipun terdapat semua upaya tersebut guna
dapat bekerja lebih efektif dengan keluarga yang beragam,
memberikan perawatan yang kompeten secara budaya tetap menjadi
tantangan yang terus dihadapi.
2. Isu Pendidikan
Menurut Hanson dan Heims, yang melaporkan sebuah survei pada sekolah
keperawatan di Amerika Serikat yang mereka lakukan terkait cakupan
keperawatan keluarga di sekolah tersebut, terdapat perkembangan
pemaduan muatan keperawatan keluarga dan ketrampilan klinis kedalam
program keperawatan pascasarjana dan sarjana. Masih belum jelas muatan
apa yang tepat diberikan untuk program sarjana dan pascasarjana dan
bagaimana cara mengajarkan ketrampilan klinis. Tidak kesepakatan
mengenai fokus program sarjana dan pascasarjana terkait dengan
keperawatan keluarga. Akan tetapi, terdapat beberapa konsensus bahwa
praktik keperawatan tingkat lanjut pada keperawatan keluarga melibatkan
pembelajaran muatan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk bekerja
dengan seluruh keluarga dan individu anggota keluarga secara bersamaan.
Perawat keluarga dengan praktik tingkat lanjut dapat bekerja sebagai
5
terapis keluarga pada keluarga yang bermasalah. Akan tetapi, masih belum
jelas muatan dan ketrampilan apa yang dibutuhkan dalam keperawatan
keluarga untuk para perawat yang dipersiapkan di program praktik tingkat
lanjut lainnya (program perawat spesialis klinis dan praktisi). Bahasa lebih
lanjut mengenai cakupan dan level muatan dan ketrampilan klinis perlu
dilakukan.
3. Isu Penelitian
Dibidang keperawatan keluarga, perawat peneliti telah membahas
hasil kesehatan dan peralihan keluarga yang terkait dengan kesehatan.
Teori perkembangan, teori stres, koping, dan adaptasi, teori terapi
keluarga, dan teori sistem telah banyak memandu penilitian para perawat
peneliti keluarga. Menurut Janice Bell dalam editor journal of family
nursing, dalam editorial “Wanted :Family Nursing Intervention,”
mengeluhkan mengenai kurangnya naskah penelitian intervensi
keperawatan yang ia terima untuk dikaji.
Dengan tidak memadainya jumlah studi intervensi,kita mengalami
kekurangan bukti ilmiah yang dibutuhkan untuk mendukung evikasi
strategi dan program keperawatan keluarga. Selain itu,dibutuhkan
penelitian keperawatan keluarga yang sebenarnya: sebagian besar
penelitian keperawatan keluarga sebenarnya merupakan penelitian yang
terkait dengan keluarga ( yang berfokus pada anggota keluarga),bukan
penelitian keluarga (yang berfokus pada seluruh keluarga sebagai sebuah
unit).
6
yang spesifik diantaranya keperawatan keluarga. Akibatnya, jelas sekali
bahwa keperawatan keluarga menjadi sasaran yang spesifik dengan masalah
keperawatan (kesehatan) yang spesifik pula.
Bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh perawat keluarga adalah
perawatan kesehatan dirumah. Agar mempunyai arah yang pasti terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga, Departemen Kesehatan telah
menerbitkan surat keputusan No. HK.00.06.5.1.311 bulan Januari 2012
tentang penerapan pedoman perawatan kesehatan dirumah.
7
keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta peran secara
aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan
sosial, keagamaan, kesenian, olahraga dan pendidikan.
5. Keluarga Sejahtera Tahap IV
Keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan baik
yang bersifat dasar, sosial psikologis, maupun pengembangan serta telah
dapat pula memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi
masyarakat.enerapan pedoman perawatan kesehatan dirumah.
8
Sedangkan trend dan issue nasional yang hingga sekarang masih menjadi
kekuatan perbincangan diantaranya:
1. Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan.
2. Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang kesehatan.
3. Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan.
4. Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan
masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta
asuransi kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu.
9
3. Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi
penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang
berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah.
4. Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan
yang ketak serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang
mengutamakan kualitas pendidikan.
5. Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta
pelayanan kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang
tinggi.
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Gambaran Kasus
Pengguna handphone di Indonesia pada tahun 2005-2010 telah menyentuh
rentan umur mulai dari 10 hingga 50 tahun atau lebih. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa penggunaan gadget (handphone) tidak memberikan
batasan umur bagi penggunanya. Pada umumnya gadget digunakan untuk
melakukan komunikasi jarak jauh yang dalam kata lain komunikasi tersebut
dapat dilakukan tanpa bertemu secara langsung. Namun seiring
berkembangnya teknologi, fitur yang terdapat pada gadget semakin
berkembang dan beragam. Kini gadget selain berfungsi untuk mempermudah
manusia melakukan komunikasi antar pribadi, gadget juga dapat menjadi
media aktualisasi diri yaitu dengan penggunaan fitur social media seperti
facebook, twitter, instagram, dan path. Selain itu gadget juga digunakan
sebagai alat hiburan, gadget kini memliki fitur games atau fitur hiburan dan
informasi lainnya seperti youtube sebagai penghilang jenuh di waktu
senggang (Lestari, 2015).
Namun yang terjadi adalah penggunaan gadget ini mulai sulit terkontrol,
mulai dari waktu penggunaan hingga tempat penggunaan. Pengguna gadget
ini menggunakan gadget-nya kapanpun dan dimanapun. Pada awalnya gadget
yang berfungsi memudahkan upaya interaksi antar individu kini mulai
berdampak sebaliknya. Pengguna gadget kini lebih sering menghabiskan
waktunya dengan gadgetnya daripada bercengkrama atau sekedar
menghabiskan waktu mengobrol bersama dengan anggota keluarga yang lain.
Penggunaan gadget yang tidak terkontrol seperti inilah yang dapat
mengganggu proses interaksi sosial. Atau bahkan bisa jadi terisolasi dari
lingkungan sosialnya, termasuk di dalam lingkungan sosial terdekatnya yaitu
keluarga.
Kehadiran gadget pada kebanyakan rumah tangga telah mengubah pola
interaksi keluarga, sehingga tidak tercapai suatu rumah tangga yang harmonis
dikarenakan kurangnya komunikasi sosial terhadap keluarga. Hanny Muchtar
11
Darta sebagai emotional intellegence parenting consultant merasa prihatin
saat memperhatikan interaksi sebuah keluarga dalam suatu resto. Terlihat
sang ayah dan kedua anak sibuk dengan laptopnya masing-masing sementara
sang ibu sibuk dengan Blackberrynya. Mereka bersama secara fisik tetapi
tidak ada kebersamaan secara emosional karena masing-masing sibuk dengan
gadgetnya (Prabowo, 2016).
Menurut Psikolog Seksual, Zoya Amirin, apabila sepasang suami istri
tidak bisa mengendalikan penggunaan gadget, maka gadget dapat
mempengaruhi psikologis dan kehidupan seksual pasangan suami istri, yang
pada gilirannya menyebabkan keretakan rumah tangga. Ternyata lebih
mencengangkan lagi di Kabupaten Berau 90 persen lebih akar permasalahan
dalam kasus perceraian, berawal dari kecanduan gadget, khususnya lupa diri
dalam bermedia sosial. Psikolog Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak (P2TP2A) Berau, Etna Anjani Trunoyudho
mengatakan, pada dasarnya penggunaan gadget yang berlebihan mempunyai
dampak mengurangi kualitas hubungan di dalam keluarga (Beraunews, 2018).
B. Pembahasan Kasus
Penggunaan gadget pada era teknologi seperti sekarang dapat
mempengaruhi aspek kehidupan lainnya. Dimana seperti yang dikatakan oleh
McLuhan bahwa media dapat mengubah pola komunikasi seserorang. Gadget
sebagai media secara umum memiliki fungsi positif pagi penggunanya.
Namun penggunaan gadget yang kurang cerdas baik secara kuantiitas atau
kualitas dapat memberikan dampak yang lain, termasuk pada keluarga
sebagai lingkungan sosial terdekat bagi suatu individu. Keluarga sebagai
kelompok primer bagi suatu individu memiliki peran dalam hal sosial.
Penggunaan gadget yang tidak cerdas pada anggota keluarga berpotensi untuk
mengubah peran-peran dari keluarga tersebut dan mempengaruhi fungsi
keluarga secara keseluruhan bagi setiap anggota keluarga (Lestari, 2015).
Penggunaan gadget dalam keluarga mempengaruhi keseluruhan interaksi
sosial dalam keluarga tersebut. Dimana interaksi yang biasanya dilakukan
antara orang tua pada anaknya sebagai bentuk pengasuhan dan komunikasi
12
untuk menciptakan kekukuhan keluarga akan terganggu, hal tersebut
dikarenakan keluarga merupakan kesatuan sistem yang utuh, dimana bila
salah satu anggota keluarga mengalami kesulitan dalam melakukan interaksi
secara langsung, hal tersebut membuat keluarga secara sadar atau tidak akan
mengurangi atau melakukan perubahan dalam pola interaksi sosialnya.
Interaksi yang pada awalnya dilakukan secara langsung (tatap muka) kini
mulai digantikan menjadi interaksi dengan gadget. Perubahan dalam pola
interaksi sosial dalam keluarga tersebut menghasilkan pola sikap yang
menjadi lebih individualis. Peran emosional dan kontak sosial yang tidak
dilakukan secara utuh. Bentuk interaksi sosial dalam keluarga yang
dipengaruhi oleh penggunaan gadget dapat mengubah fungsi dari keluarga itu
sendiri. Dimana perilaku antar orangtua, atau orangtua kepada anak dalam
pengasuhannya tidak terjalin secara utuh, dimana komunikasi, kedekatan,
dukungan maupun keterlibatan orang tua tidak lagi dirasakan atau dilakukan
dengan maksimal.
Terganggunya interaksi sosial dalam keluarga juga berdampak pada hal
lainnya. Mulai dari dampak kepada tugas perkembangan keluarga, fungsi
keluarga, hingga tingkat kesejahteraan keluarga. Tugas perkembangan
keluarga salah satu diantaranya adalah menjalin persaudaraan yang harmonis.
Tentu saja tugas tersebut tidak bisa dilakukan tanpa adanya interaksi sosial
yang intensif dan berkualitas. Sedangkan fungsi keluarga saling berhubungan
dengan tugas perkembangan keluarga. Ketika tugas tidak dijalankan, maka
tentu saja keluarga seperti tidak memiliki fungsi, kerena terhambat pada
interaksi sosial tersebut. Dampaknya, tingkat kesejahteraan keluarga pun
tidak tercapai secara maksimal karena ada beberapa kebutuhan yang tidak
terpenuhi utamanya pada kebutuhan emosional yang seharusnya di dapat dari
proses interaksi antar keluarga.
Untuk mengatasi hal ini, peran keperawatan keluarga khususnya perawat
keluarga adalah memberikan problem solving yang melibatkan keluarga
secara langsung. Memberikan edukasi langsung kepada keluarga serta
memberi arahan kepada keluarga tentang apa yang harus dilakukan agar
interaksi sosial dalam keluarga lebih baik atau meningkat intensitasnya. Misal
13
dengan memberikan program sederhana dalam bentuk aturan yang tidak
memberatkan keluarga serta tidak membebani keluarga dalam segi tenaga
bahkan materi. Sebagai contoh bisa diterapkan pemberlakuan watktu tertentu
untuk keluarga jika akan mengakses gadget untuk hal-hal tertentu. Sebaiknya
di dalam keluarga ada kesepakatan penggunaan gadget, baik untuk anak dan
orangtua. Pemberlakuan progam 18-21 misal, artinya pada pukul 18.00-21.00
dimana biasanya ayah, ibu, anak sudah berada seluruhnya di rumah, maka
waktu tersebut harus digunakan untuk melakuakn aktifitas bersama tanpa
gadget. Misalnya, makan malam bersama (no gadget) sambil menceritakan
keseharian masing-masing, bisa juga diisi dengan menemani anak belajar
atau bermain (Beraunews, 2018).
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trend dan issue dalam keperawatan keluarga adalah sesuatu yang sedang
dibicarakan oleh banyak orang berdasarkan fakta dan juga sesuatu yang
dibicarakan banyak orang namun belum jelas fakta atau buktinya dalam ruang
lingkup keperawatan keluarga. Dalam masyarakat, keluarga berperan sebagai
pelestari suatu masyarakat, pemelihara fisik anggotanya dalam pembentukan
kelestarian masyarakat, wadah sosialisasi anak sebagai sarana kontrol sosial.
Keluarga merupakan kesatuan sistem yang utuh, dimana bila salah satu
anggota keluarga mengalami kesulitan dalam melakukan interaksi secara
langsung, hal tersebut membuat keluarga secara sadar atau tidak akan
mengurangi atau melakukan perubahan dalam pola interaksi sosialnya.
Bentuk interaksi sosial dalam keluarga yang dipengaruhi oleh penggunaan
gadget dapat mengubah fungsi dari keluarga itu sendiri. Dimana perilaku
antar orangtua, atau orangtua kepada anak dalam pengasuhannya tidak
terjalin secara utuh, dimana komunikasi, kedekatan, dukungan maupun
keterlibatan orang tua tidak lagi dirasakan atau dilakukan dengan maksimal.
B. Saran
Perawat keluarga dengan praktik tingkat lanjut dapat bekerja sebagai
terapis keluarga pada keluarga yang bermasalah. peran keperawatan keluarga
khususnya perawat keluarga adalah memberikan problem solving yang
melibatkan keluarga secara langsung. Memberikan edukasi langsung kepada
keluarga serta memberi arahan kepada keluarga tentang apa yang harus
dilakukan agar interkasi sosial dalam keluarga lebih baik atau meningkat
intensitasnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, dkk .2013. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, & Praktik.
Jakarta : EGC.
16