Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

TREND DAN ISU KEPERAWATAN KELUARGA

DOSEN PEMBIMBING:

Ns. Ari Pristiana Dewi, M.Kep

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1711113827 Denita Laura 1711113942 Annisa Fatma Zafasia

1711114000 Fellya Alma Hesti 1711113801 Atika Putri Tamiya

1711113804 Annisa Sri Sakinah 1711113878 Deby Cristine Sianturi

1711114005 Wahyu Sofyan Salim N 1711113914 Farah Soraya

1711113803 Elsi Gusmia 1711114053 Almawaddah Rahma

1711113904 Ega Afriani 1711113906 Agustina Angraini

1711113983 A An Defitri 1711113812 Anisa Anidia

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karunianya, sehingga studi kasus manajemen pemasaran ini dapat diselesaikan.
Tugas ini di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunitas II.

Tugas studi kasus ini berisi tentang “Trend dan Isu Keperawatan
Keluarga”. Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini.

Penyusun menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan


makalah ini, untuk itu kritik dan saran akan sangat berharga untuk penulis dalam
memperbaiki penulisan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
setiap usaha kita, Amin.

Pekanbaru, 13 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................3
1.3 Tujuan Pembelajaran.........................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................4
1.5 Klasifikasi Istilah...............................................................................6
1.6 Identifikasi Masalah..........................................................................6
1.7 Analisis Masalah...............................................................................7
1.8 Mind Map..........................................................................................10
1.9 Learning Objektif..............................................................................10

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Trend dan Isu Keperawatan Keluarga...................................11
2.2 Trend dan Isu Keperawatan Keluarga …………………..................16
2.3 Model The Family Health Nursing ……............................................17
2.4 Tantangan perawat Keluarga dalam Trend dan Isu Keperawatan
keluarga......................................................................................................19
2.5 Standar Kompetensi Perawat Keluarga....................19
2.6 Contoh Perubahan di Keperawatan keluarga....................................19
2.7 Bentuk Area Kebijakan Praktek Keperawatan Keluarga ………………
2.8 Area Riset keperawatan Keluarga
2.9 Peran Perawat dalam mengatasi Trend dan Isu Keperawatan Keluarga
2.10 Dampak Trend dan Isu Keperawatan Keluarga ……………………
2.11 Pergeseran peran perawat Tradisional ke Perawat Spesialis
2.12 Persyaratan Perawat keluarga ………………………………………
2.13 Bentuk Pelayanan Keperawatan Keluarga ………………………
BAB III PENUTUP

3
3.1 Kesimpulan.......................................................................................20
3.2 Saran.................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................21

4
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara
terus menerus dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan
dan metode keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat
berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
Definisi dan filosofi terkini dari keperawatan memperlihatkan trend holistic dalam
keperawatan yang ditunjukkan secara keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik
dimensi sehat maupun sakit serta dalam interaksinya dengan keluarga dan
komunitas. Tren praktik keperawatan meliputi perkembangan di berbagai tempat
praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar.
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan
atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara
asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di
rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara
empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas
kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan,
adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari
individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling
ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998).
Keperawatan keluarga dapat difokuskan pada anggota keluarga individu,
dalam konteks keluarga, atau unit keluarga. Terlepas dari identifikasi klien,
perawat menetapkan hubungan dengan masing-masing anggota keluarga dalam
unit dan memahami pengaruh unit pada individu dan masyarakat. Tujuan
keperawatan keluarga dari WHO di Eropa yang merupakan praktek keperawatan
termodern saat ini adalah promoting and protecting people health merupakan
perubahan paradigma dari cure menjadi care melalui tindakan preventif dan
mengurangi kejadian dan penderitaan akibat penyakit .

5
Perawat keluarga memiliki peran untuk memandirikan keluarga dalam
merawat anggota keluarganya, sehingga keluarga mampu melakukan fungsi dan
tugas kesehatan, Friedmen menyatakan bahwa keluarga diharapkan mampu
mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, diantaranya fungsi afektif,
sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan fungsi perawatan keluarga. Perawatan
kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga
sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka kami
menarik rumusan permasalahan yaitu bagaimana trend dan isu keperawatan
keluarga?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Tujuan Umum
Mahasiswa/i mengetahui dan memahami tentang trend dan isu
keperawatan keluarga
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui definisi dari trend dan isu keperawatan keluarga
b) Mengetahui tahap perkembangan, dan tugas perkembangan keluarga
serta masalah dan solusi untuk menanganinya
c) Mengetahui konsep keluarga sejahtera

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi mahasiswa/i
Mahasiswa/i dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan bacaan
tentang trend dan isu keperawatan keluarga
2. Bagi institusi
Sebagai sarana pengembangan dan pemahaman ilmu pengetahuan
untuk menunjang proses pembelajaran.

6
SKENARIO 2

Seorang perawat keluarga melihat kecenderungan pergeseran peran


tradisional perawat keluarga menjadi peran spesialisasi perawat keluarga sebagai
bagian kepakaran dalam bidang keperawatan. Perawat keluarga tersebut
mempelajari definisi dan model the Family Health Nurse yang dikembangkan
oleh WHO. Perawat Keluarga juga memiliki kompetensi dan tingkat kepakaran
dalam menjalankan tugasnya. Saat ini perubahan demografi, kemajuan teknologi
dan perubahan sistem pelayanan kesehatan menjadi isu dan tantangan bagi
perawat keluarga. Beberapa area kebijakan juga menjadi prioritas bagi praktik
keperawatan keluarga sehingga perlu dilakukan riset keperawatan dalam area-area
ini. Perawat juga perlu meningkatkan kompetensinya sehingga dapat memberikan
pelayanan dalam bentuk perawatan kesehatan di rumah (Home Health Nursing)
sesuai peraturan perundangan yang berlaku

1.5 Step I Terminologi (Klarifikasi Istilah)


1. Kepakaran: Seseorang yang ahli dalam bidangnya dan sudah mempelajari
ilmu tersebut dalam waktu yang lama dan berulang kali.
2. Kompetensi: Kemampuan dasar yang dimiliki seseorang yang didalamnya
terdapat ilmu dan praktik yang harus dapat dilakukannya dimana biasanya
pada suatu pekerjaan ataupun kesenian.
3. Demografi: Ilmu yang mempelajari kependudukan manusia.
4. Tantangan: Suatu hal atau objek yang menggugah tekad untuk
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah; rangsangan (untuk bekerja
lebih giat dsb)
5. Home Health Nursing: Praktik keperawatan profesional perawatan di
tempat tinggal klien dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
keluarga dalam upaya promotif, preventif maupun kuratif dan rehabilitatif
dengan berkolaborasi dan melibatkan peran aktif keluarga.
6. The Family Health Nurse: Perawat kesehatan keluarga yang melakukan
praktik keperawatan untuk mencapai askep yang bertujuan meningkatkan

7
derajat kesehatan keluarga dengan usaha upaya promotif, preventif
maupun kuratif dan rehabilitatif.

1.6 Step II Identifikasi Masalah

1. Jelaskan bagaimana pergeseran peran tradisional perawat keluarga menjadi


peran spesialisasi perawat keluarga?
2. Apa hal yang melatarbelakangi pergeseran pergeseran peran tradisional
perawat keluarga menjadi peran spesialisasi perawat keluarga tersebut?
3. Apa bagian kepakaran keperawatan keluarga, peran tradisional dan peran
spesialisasi perawat?
4. Apa dampak dari pergeseran peran tradisional perawat keluarga menjadi
peran spesialisasi perawat keluarga tersebut?
5. Apa standar kompetensi pada Keperawatan keluarga?
6. Mengapa perubahan demografi, kemajuan teknologi dan perubahan sistem
pelayanan kesehatan menjadi isu dan tantangan bagi perawat keluarga?
7. Bagaimana cara perawat dalam menangani isu dan tantangan tersebut?
8. Mengapa perlu dilakukan riset keperawatan untuk menetapkan area
kebijakan di wilayah tersebut?
9. Apa saja area kebijakan yang menjadi prioritas bagi praktik keperawatan
keluarga?
10. Apa yang terjadi jika perawat tidak dapat mencapai kompetensi dalam
Home Health Nursing tersebut?

1.7 Step III Analisa Masalah


1. Peran perawat tradisional dulunya masih seputar pengkajian secara umum
dengan masih menggunakan ramuan keluarga, tanaman obat keluarga yang
mengikuti tradisi dari keluarga tersebut. Seiring perubahan waktu peran
tradisional tersebut berubah menjadi peran spesialisasi perawat keluarga
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang harus dimiliki perawat
selain itu perkembangan teknologi juga membantu perawat untuk

8
mengakses mengenai ilmu yang perlu diperbarui setiap waktunya.
Sehingga pengkajian yang dilakukan sudah mampu memberikan
spesifikasi dalam setiap permasalahannya.
2. Hal yang melatarbelakangi pergeseran peran tradisional ke spesialisasi
yakni dari keadaan demografi atau penduduk dan lingkungan
kependudukan di setiap area keluarga. Kemajuan teknologi dan perubahan
sistem pelayanan kesehatan yang baru secara berkala diperlukan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan kepakaran perawat terhadap
bidangnya. Hal ini juga merupakan kompetensi yang harus dijalani
perawat karena sudah diatur dalam Undang-Undang..

3. Bagian kepakaran keperawatan keluarga diantaranya:


a. Kepakaran keperawatan keluarga pasangan baru menikah
b. Kepakaran keperawatan keluarga childbearing
c. Kepakaran keperawatan keluarga anak usia pra sekolah
d. Kepakaran keperawatan keluarga anak usia sekolah
e. Kepakaran keperawatan keluarga remaja
f. Kepakaran keperawatan keluarga dewasa awal
g. Kepakaran keperawatan keluarga dewasa pertengahan
h. Kepakaran keperawatan keluarga lansia

Selain itu, kepakaran perawat dalam peran tradisional dimana perawat


masih menggunakan racikan dan ramuan dalam pengobatan yang berbeda
dengan peran spesialisasi yang telah memiliki konsep yang lebih spesifik
dalam askep.

4. Dampak dari pergeseran peran tersebut membuat tantangan baru bagi


perawat keluarga,baik dari segi pengembangan ilmu pengetahuan, IPTEK
dan kompetensi yang dimiliki oleh perawat. Meningkatkan ilmu
pengetahuan yang telah berkembang setiap waktunya ataupun perubahan
lainnya dapat berdampak pada peningkatan citra perawat di masyarakat,
peningkatan kesehatan keluarga secara holistik dan komprehensif,
kepuasan masyarakat meningkat karena ilmu yang dimiliki perawat lebih

9
mendalam dan spesifik sehingga lebih terarah serta peran dan tanggung
jawab perawat jadi lebih kompleks dan besar.
5. Standar kompetensi yang dimiliki perawat keluarga diantaranya:
- Perawatan luka
- pemasangan kateter
- Mampu memandikan pasien
- Mengetahui tugas perkembangan keluarga dari pasangan baru menikah
hingga lansia
- Mampu melakukan askep keluarga
6. – Perubahan demografi : Jadi,jika semakin banyak penduduk dilingkungan
keluarga maka terjadi peningkatan daftar keluarga yang harus dilakukan
pengkajian dan intervensi terhadap masalah mereka masing-masing.
Sehingga jika terjadi peningkatan angka kesakitan pada keluarga maka
angka risiko penyakit tinggi dan hal tersebut membuat perawat harus
benar-benar memahami mengenai masalah tersebut.
- Kemajuan teknologi : Jika setiap keluarga dapat mengakses informasi
tentang kesehatan secara mudah melalui teknologi maka profesi perawat
jadi kurang berperan dikarenakan sudah dapat mengkses melalu media
internet sehingga masyarakat lebih membutuhkan alat dibanding tenaga
kesehatan
- Pelayanan Kesehatan : jika pada suat pelkes terjadi perubahan dari segi
sistem atau operasional nya maka akan menuntut perawat untuk
beradapatasi dengan sistem yang baru. Selain itu, di rumah sakit
penampungan pasien hanya ditetapkan dalam kurun waktu yang singkat
sehingga perawat harus mampu memenuhi kebutuhan klien hingga pasien
dilakukan perawatan dirumah.
- Penelitian baru : Terjadi penemuan baru ataupun teori baru yang
menyebabkan perlunya penyesuaian terhadap teori tersebut dengan
mempelajari ilmunya.
7. Meningkatkan pengetahuan perawat, kompetensi yang dimiliki sehingga
pelayanan kesehatan dirumah dapat diberikan dengan baik

10
8. – Untuk menilai atau menemukan data dan fakta yang akan membantu
proses keperawatan yang akan diberikan dikeluarga
– agar menemukan masalah dalam keluarga. Sehingga nantinya akan
ditemukan kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut.
9. Beberapa tindakan yang khusus dilakukan oleh perawat saja(tidak
termasuk pemberian obat). Selain itu aspek etik juga perlu diterapkan
karena untuk mengatur keperawatan keluarga tersebut.
10. – Proses keperawatan tidak maksimal sehingga penurunan kepercayaan
keluarga dan masyarakat.
– outcome tidak akan didapat dengan maksimal
– Menjadi masalah dalam pemberian pelayanan
– menurunnya mutu pelayanan sehingga berpengaruh pada citra perawat
– menurunnya kesehatan keluarga karena ketidaktahuan

1.8 Step V Pembuatan Skema (Mind Map)

Perawat Keluarga

Tradisional

Spesialisasi

Definisi Model Kompetensi Tingkat Kepakaran

Demografi Teknologi Perubahan Sistem Pelayanan

Isu dan Tantangan

11
Kompetensi

Kebijakan dan Perundang-undangan

1.9 Step VI Perumusan Tema dan penentuan Learning Objective


Tema: Trend dan Isu keperawatan Ke. Learning objective yang telah
disepakati yaitu sebagai berikut:
1. Definisi Trend dan isu Keperawatan Keluarga
2. Isu dan Trend dalam Keperawatan Keluarga
3. Model the Family Health Nursing
4. Tantangan dalam keperawatan keluarga
5. Standar Kompetensi dalam Keperawatan Keluarga
6. Contoh dari setiap perubahan dalam Keperawatan Keluarga
7. Bentuk area kebijakan praktik Keperawatan Keluarga
8. Area Riset Keperawatan Keluarga
9. Peran Perawat dalam keperawatan Keluarga
10. Dampak dari Trend dan Isu keperawatan Keluarga
11. Pergeseran perawat Tradisional ke perawat Spesialisasi
12. Persyaratan perawat Keluarga
13. Bentuk Pelayanan Keperawatan Keluarga

12
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Trend dan isu Keperawatan Keluarga

Trend adalah sesuatu yang sedang booming, actual dan sedang


hangat diperbincangkan. Sedangkan isu adalah suatu peristiwa atau kejadian
yang dapat diperikirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang. Jadi,
Trend dan isu keperawatan keluarga adalah sesuatu yang booming,actual dan
sedang hangat diperbincangkan serta desas desus dalam ruang lingkup
keperawatan keluarga.

2.2 Trend dan isu Keperawatan keluarga

1. Global
 Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola
perilaku keluarga. Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global
sehingga penyebarannya semakin meluas.
 Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat
mobilisasi penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran
yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah.
 Standar kualitas yang semakin diperhatikan
menimbulkan persaingan yang ketat serta menumbuhkan munculnya
sekolah-sekolah yang mengutamakan kualitas pendidikan.
 Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta
pelayanan kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang
tinggi.
 Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat
system yang belum berkembang.
 Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES
sudah menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model
keperawatan keluarga di rumah tapi perlu disosialisasikan.
 Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.
 Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
13
 Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
 Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi.

2. Pelayanan
 SDM belum dapat menjawab tantangan global dan belum ada
perawat keluarga.
 Penghargaan / reward rendah.
 Bersikap pasif.
 Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal.
 Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah.

3. Pendidikan
 Lahan praktik terbatas
 Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
 Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.
 Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
 Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.

4. Profesi
 Standar kompetensi belum disosialisasikan.
 Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan.
 Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.
 Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.
 Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.
 Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik
keperawatan
5. Perubahan ekonomi
Yaitu berdampak terhadap pengurangan berbagai anggaran
untuk pelayanan kesehatan, sehingga berdampak terhadap orientasi
manajemen kesehatan atau keperawatan dari lembaga sosial ke
orientasi bisnis.

14
6. Kependudukan
Dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia dan
bertambahnya umur harapan hidup, akan membawa dampak terhadap
lingkup dari praktik keperawatan. Pergeseran tersebut terjadi yang
dulunya lebih menekankan pada pemberian pelayanan kesehatan atau
perawatan pada “hospital-based” ke “community-based”.
7. Tuntutan Profesi Keperawatan
Karakteristik Profesi yaitu:
1.    Memiliki dan memperkaya tubuh pengetehuan (body of
knowledge) melalui penelitian
2.    Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada
orang lain
3.    Pendidikan yang memenuhi standar
4.    Terdapat pengendalian terhadap praktik
5.    Bertanggungjawab dan bertanggung gugat(Accounttable) terhadap
tindakan keperawatan yang dilakukan gabung
6.    Merupakan karier seumur hidup
7.    Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi

Isu terbaru dalam keperawatan keluarga (Friedman, dkk, 2013)

1. Isu praktik
a. Kesenjangan bermakna antara teori dan penelitian serta praktik
klinis.
Wright dan Leahey mengatakan bahwa faktor terpenting yang
menciptakan kesenjangan ini adalah “cara perawat menjabarkan
konsep masalah sehat dan sakit”.
b. Kebutuhan untuk membuat perawatan keluarga menjadi lebih
mudah untuk diintegrasikan dalam praktik.
Dalam beberapa tahun ini, terjadi restrukturisasi pelayanan
kesehatan besar-besaran, yang mencakup perkembangan pesat
sistem pengelolaan perawatan berupa sistem pemberian layanan

15
kesehatan yang kompleks, multi unit, dan multi level sedang
dibentuk. Terjadi kecenderungan pasien dipulangkan dalam bentuk
“keadaan kurang sehat dan lebih cepat” dan pengurangan jumlah
pelayanan, dan staf. Bwaktu kerja perawat dan klien keluarga
menjadi berkurang.
c. Peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia pelayanan
kesehatan kepada keluarga.
Perkembangan penggunaan internet dan email telah memberikan
banyak keluarga informasi yang diperlukan untuk beljaar mengenai
masalah kesehatan dan pilihan terapi mereka. Gerakan konsumen
telah memengaruhi pasien dan keluarga untuk melihat diri mereka
sebagai konsumen, yang membeli dan mendapatkan pelayanan
kesehatan seperti layanan lain yang mereka beli.
d. Bagaimana pekerja lebih efektif dengan keluarga yang
kebudayaannya beragam.
Faktor seperti pengalaman sehat sakit, membentuk cara kita
memandang sesuatu. Meskipun terdapat semua upaya tersebut
guna dapat bekerja lebih efektif dengan keluarga yang beragam,
memberikan perawatan yang kompeten secara budaya tetap
menjadi tqntangan yang terus dihadapi.
e. Globalisasi ksperawatan keluarga menyuguhkan kesempatan baru
yang menarik bagi perawat keluarga.
Globalisasi mempunyai dampak negatif yang bermakna bagi
kesehatan yaitu ancaman epidemi di seluruh dunia seperti
HIV/AIDS menjadi jauh lebih besar.
2. Isu pendidikan
Muatan apa yang harus diajarkan dalam kurikulum keperawatan keluarga
dan bagaimana cara menyajikannya.
3. Isu penelitian
Kebutuhan untuk meningkatkan penelitian terkait intervensi keperawatan
keluarga.
4. Isu kebijakan

16
Kebutuhan akan lebih terlibatnya perawat keluarga dalam membentuk
kebijakan yang mempengaruhi keluarga.

2.3 The Family Health Nursing

Tujuannya untuk mencapai potensi kesehatan penuh untuk semua, melalui


pencapaian tujuan utama yaitu mempromosikan dan melindungi kewehatan
masyarakat secara keseluruhan, dan mengurangi kejadian dan penderitaan dari
penyakit utama dan cidera. Ada 3 nilqi dasar yang membentuk landasan etis yaitu:

1. Kesehatan sebagai hak asasi manusia yang fundamental


2. Kesetaraan dalam kesehatan dan solidaritas dalam aksi antarnegara,
antarkelompok orang di dalam negara dan antargender.
3. Partisipasi oleh dan pertanggungjawaban individu, kelompok, dan
komunitas dan dari lembaga, organisasi, dan sektor dalam pembangunan
kesehatan.

The Family Health Nurse akan membantu individu dan keluarga untuk
mengatasi penyakit kronis kecacatan atau selama masa stres, dengan
menghabiskan waktu bekerja di rumah pasien dan dengan keluarga mereka. The
Family Health Nurse memiliki peran perawat sepanjang keseluruhan rangkaian
perawatan, termasuk promosi kesehatan, pencegahan penyakit, rehabilitas dan
memberikan perawatan bagi mereka yang sakit dalam tahap akhir kehidupan.

The Family Health Nurse menunjukkan bahwa fokus perawat hanya pada
orang yang hidup dalam keluarga, karena konsep ini dipahami secara umum,
perannya mencakup lebih dari sekedar itu dan termasuk semua orang dalam
komunitas, apakah mereka hidup dengan orang lain atau sendirian, apakah mereka
memiliki rumah atau tunawisma atau terpinggirkan dalam beberapa cara, dan itu
juga termasuk komunitas itu sendiri.

2.4 Tantangan dalam Perawat Keluarga

17
Salah satu tantangan dalam keperawatan yaitu adanya keberagaman klien
dalam hal usia, budaya, etnis, status kesehatan, dan sikap dalam menghadapi
petugas kesehatan, sehingga perawat harus memiliki wawasan yang luas dan
keterampilan yang banyak. Riset keperawatan akan menjadi suatu kebutuhan
dasar yang harus dilaksanakan oleh perawat di era global. Meningkatnya
kualitas layanan, sangat ditentukan oleh hasil kajian-kajian dan pembaharuan
yang dilaksanakan berdasarkan hasil penelitian. Adapun klasifikasi dari
tantangan profesi keperawatan meliputi :

1. Terjadi pergeseran pola masyarakat Indonesia

(a). Pergeseran pola masyarakat agrikultural ke masyarakat industri dan


masyarakat tradisional berkembang menjadi masyarakat maju.

(b). Pergeseran pola kesehatan yaitu adanya penyakit dengan kemiskinan


seperti infeksi, penyakit yang disebabkan oleh kurang gizi dan pemukiman
yang tidak sehat, adanya penyakit atau kelainan kesehatan akibat pola
hidup modern.

(c). Adanya angka kematian bayi dan angka kematian ibu sebagai
indikator derajat kesehatan.

(d). Pergerakan umur harapan hidup juga mengakibatkan masalah


kesehatan yang terkait dengan masyarakat lanjut usia seperti penyakit
generatif.

(e). Masalah kesehatan yang berhubungan dengan urbanisasi, pencemaran


kesehatan lingkungan dan kecelakaan kerja cenderung meningkat sejalan
dengan pembangunan industry.

(f). Adanya pegeseran nilai-nilai keluarga mempegaruhi berkembangnya


kecenderungan keluarga terhadap anggotanya menjadi berkurang.

(g). Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan


penghasilan yang lebih besar membuat masyarakat lebih kritis dan mampu

18
membayanr pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat
dipertanggungjawabkan.

2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Perkembangan IPTEK menuntut kemampuan spesifikasi dan


penelitian bukan saja dapat memanfaatkan IPTEK, tetapi juga untuk menapis
dan memastikan IPTEK sesuai dengan kebutuhan dan social budaya
masyarakat Indonesia yang akan diadopsi. IPTEK juga berdampak pada biaya
kesehatan yang makin tinggi dan pilihan tindakan penanggulangan masalah
kesehatan yang makin banyak dan kompleks selain itu dapat menurunkan
jumlah hari rawat Perkembangan IPTEK harus diikuti dengan upaya
perlindungan terhadap untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman,
hak untuk diberitahu, hak untuk memilih tindakan yang dilakukan dan hak
untuk didengarkan pendapatnya. Oleh karena itu, pengguna jasa pelayanan
kesehatan perlu memberikan persetujuan secara tertulis sebelum dilakukan
tindakan (informed consent)

3. Globalisasi dalam pelayanan kesehatan

Globalisasi yang akan berpengaruh terhadp perkembangan


pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan ada 2 yaitu ;

(a). Tersedianya alternatif pelayanan

(b). persaingan penyelenggaraan pelayanan untuk menarik minat pemakai


jasa pemakai kualitas untuk memberikan jasa pelayanan kesehatan yang
terbaik.

Untuk hal ini berarti tenaga kesehatan, khususnya tenaga


keperawatan diharapkan untuk dapat memenuhi standar global dalam
memberikan pelayanan / asuhan keperawatan. Dengan demikian diperlukan
perawat yang mempunyai kemampuan professional dengan standar
internasional dalam aspekintelektual,interpersonal dan teknikal, bahkan peka

19
terhadap perbedaan social budaya dan mempunyai pengetahuan transtrutural
yang luas serta mampu memanfaatkan alih IPTEK.

4. Tuntutan profesi keperawatan

Keyakinan bahwa keperawatan merpakan profesi harus disertai


dengan realisasi pemenuhan karakteristik keperawatan sebagai profesi yang
disebut dengan professional

2.5 Standar Kompetensi dalam Perawat Keluarga

Kompetensi perawat keluarga (KEPMENKES RI NOMOR


908/MENKES/SK/VII/2010)

1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan keluarga meliputi:


a. mengumpulkan data tentang keluarga dan anggota keluarga yang
berisiko atau sakit, termasuk melakukan pengkajian fisik pada anggota
keluarga
b. Mengidentifikasi hubungan keluarga dengan komunitas sekitarnya dan
sumber-sumber yang ada di komunitasnya.
c. Mengidentifikasi faktor resiko lingkungan yang dapat mempengaruhi
kesehatan anggota keluarga.
d. Mengidentifikasi nilai-nilai dan keyakinan keluarga yang berhubungan
dengan kesehatan anggota keluarga.
2. Melakukan analisa data dan rumusan diagnosa keperawatan
a. Mengolah data hasil pengkajian
b. Merumuskan diagnosa keperawatan
c. Mensintesa data yang sudah diolah
3. Menyusun perencanaan keluarga
a. Melakukan penetapan prioritas masalah keperawatan
b. Menetapkan tujuan keperawaran
c. Menetapkan rencana intervensi keperawatan keluarga
4. Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga meliputi:

20
a. Intervensi keperawatan dasar dalam pemenuhan kebutuhan dasar
keluarga
b. Terapi keperawatan
c. Terapi komplementer
d. Pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan pada keluarga
e. Monitoring kesehatan keluarga dan kepatuhan dalam pelayanan
kesehatan
f. Melakukan tindakan kedaruratan dalam pelayanan keperawatan
keluarga, dll
5. Melakukan evaluasi pencapaian tujuan asuhan keperawatan keluarga
6. Melakukan kolaborasi dengan petugas kesehatan yang lain dalam asuhan
keperawatan keluarga
7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan format
yang tersedia
8. Merujuk individu dan keluarga dalam penanganan masalah yang
memerlukan penanganan diluar kewenangannya
9. Melakukan koordinasi pelayanan yang diperlukan individu dan keluarga

Selain hal diatas, kompetensi yang harus dimiliki perawat diantaranya:


1. Praktik professional, etis, legal dan peka budaya
a. Bertanggunggugat terhadap praktik professional
b. Melaksanakan praktik keperawatan
c. Melaksanakan praktik legal
2. Pemberian Asuhan dan Manajemen Askep
a. Menerapkan prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen askep
b. Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan
c. Melakukan pengkajian keperawatan
d. Menyusun rencana keperawatan
e. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana
f. Mengevaluasi asuhan tindakan keperawatan
g. Menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan interpersonal
dalam pemberi pelayanan.

21
h. Menciptakan dan mempertahankan lingkungan aman
i. Menggunakan hubungan interpersonal dalam pelayanan keperawatan
j. Menggunakan delegasi dan supervise dalam pelayanan askep

3. Pengembangan professional

a. Melaksanakan peningkatan professional dalam praktik keperawatan


b. Melaksananakan peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan askep
c. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab
profesi.

Terdapat beberapa Kompetensi spesifik dari home health nursing yang


juga harus dimiliki perawat,yakni :

1. Foundational : Berupa pengetahuan, skill, dan keputusan yang diaplikasikan


perawat dalam praktis klinis terhadap pasien dan keluarga (pengkajian,
monitoring, perencanaan, komunikasi, membangun dan mempertahankan
hubungan perawat-klien, intervensi, implementasi dan evalusi.

2. Organizational : Kompetensi yang berhubungan dengan pemenuhan harapan


petugas kesehatan (manajemen waktu, kemampuan berorganisasi, koordinasi
perawatan, membuat rujukan, dan kemampuan penggunaan tekhnologi)

3. Sistem : kompetinsi meliputi kemampuan pembiayaan, administrasi, dan


mengarahkan sistem pelayanan kesehatan (advokasi terhadap pasien dan keluarga,
kerangka kerja organisasi bagi home health nursing)

2.6 Contoh Perubahan di Keperawatan Keluarga

1. Terjadi pergeseran pola masyarakat Indonesia


a. Angka kelahiran meningkat makan akan mempengaruhi angka kematian
bayi dan angka kematian ibu sebagai indikator derajat kesehatan.
b. Pergerakan umur harapan hidup juga mengakibatkan masalah kesehatan
yang terkait dengan masyarakat lanjut usia seperti penyakit generatif.
2.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Perkembangan IPTEK
menuntut kemampuan spesifikasi dan penelitian bukan saja dapat

22
memanfaatkan IPTEK, tetapi juga untuk menapis dan memastikan IPTEK
sesuai dengan kebutuhan dan social budaya masyarakat Indonesia yang akan
diadopsi. IPTEK juga berdampak pada biaya kesehatan yang makin tinggi
dan pilihan tindakan penanggulangan masalah kesehatan yang makin banyak
dan kompleks selain itu dapat menurunkan jumlah hari rawat (Hamid, 1997;
Jerningan,1998).
3.Globalisasi dalam pelayanan kesehatan
a. Tersedianya alternatif pelayanan
b. persaingan penyelenggaraan pelayanan untuk menarik minat pemakai
jasa pemakai kualitas untuk memberikan jasa pelayanan kesehatan yang
terbaik.

Beberapa contoh perubahan dalam keperawatan keluarga,diantaranya :

1. Perubahan ekonomi
Membawa dampak terhadap pengurangan berbagai anggaran untuk pelayanan
kesehatan sehingga berdampak terhadap orientasi manajemen
kesehatan/keperawatan daei lembaga sosial ke orientasi bisnis.
2. Kependudukan
Dengan bertbahnya jumlah penduduk di Indonesia, dan bertambahnya umur
harapan hidup, maka akan membawa dampak terhadap lingkungan dari praktik
keperawatan. Pergeseran tersebut terjadi yang dulunya lebih menekankan pada
pemberian pelayanan kesehatan/perawatan pada “hospital-based” ke
“community-based”.
3. Ilmu pemgetahuan dan teknologi kesehatan/keperawatan
Era kesejagatan dengan era komputerisasi, sehingga perawat dituntut untuk
menguasai teknologi komputer didalam melaksanakan Management
Information Sysgem (MIS).
4. Tuntutan profesi keperawatan
Karakteristik profesi yaitu: memiliki dan memperkaya tubuh pengetahuan
(body of knowledge) melalui penelitian, memiliki kemampuan memberikan
pelayanan yang unik kepada orang lain, pendidikan yang memenuhi standar,
terdapat pengendalian terhadap praktik, bertanggung jawab dan bertangggung

23
gugat (accountable) terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan,
merupakan karier seumur hidup, mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi.

2.7 Bentuk Area Kebijakan Praktik Keperawatan Keluarga

1. Peningkatan Jangkauan Pelayanan


Peningkatan jangkangaun pelayanan dalam keperawatan
keluarga diantaranya penyediaan sumber dana dan sumber daya manusia
yang professional serta penyediaan secara pelayanan secara merata dan
terjangakau oleh masyarakat.
2. Penetapan Prioritas Sasaran Pelayanan
Sasaran upaya pelayanan kesehatan untuk keluarga beresiko yang
memerlukan tindak lanjut. Sedangkan upaya perluasan untuk keperawatan
keluarga berpenghasilan rendah, tinggal didaerah terpencil,kumuh
perkotaan.
3. Penggerakan dan Pemberdayaan Keluarga dan Lingkungan
Kebijakan ini dilakukan dengan melibatkan peran serta anggota keluarga
dan lingkungan serta kolaborasi dengan disiplin lainnya.
4. Peningkatan kualitas Pelayanan
Kebijakan ini dilakukan dengan pendekatan holistic dan koordinasi secara
terpadu baik lintas sector dan program serta berintegrasi dengan program
kesehatan.
5. Pemantapan tatanan Pelayanan Keperawatan Keluarga
Kebijakan ini dapat dilaksanakan pada tatanan pelayanan di Puskesmas
ataupun rumah sakit. Berkolaborasi dengan pemberi pelayanan di bidang
kesehatan ataupun diluar bidang kesehatan.
6. Peningkatan Pembiayaan Pelayanan Keperawatan Keluarga

2.8 Area Riset Keperawatan Keluarga

Berdasarkan kegunaannya, area riset keperawatan keluarga dapat dibedakan


menjadi 4, yakni:

1. Penelitian Dasar

24
Penelitian ini untuk memahami gejala yang muncul pada suatu masalah,
kemudian dianalisa oleh perawat dan disimpulkan sehingga akan menjadi
sebuah teori baru.
2. Penelitian Terapan
Penelitian ini untuk memperbaiki atau memodifikasi sistem atau program
yang sudah ada. Dengan cara menerapkan suatu sistem atau metode baru,
namun masih dalam tahap uji coba.
3. Penelitian tindakan
Penelitian ini untuk mencari suatu dasar pengetahuan praktis guna
memperbaiki situasi disuatu keluarga. Dilakukan ketika penyelesaian
masalah perlu dilakukan. Misalnya untuk peningkatan kesehatan keluarga
yang baru transmigrasi.
4. Penelitian evaluasi
Penelitian ini untuk melakukan penilaian terhadap pelaksanaan suatu
program dalam rangka mencari umpan balik. Contohnya meneliti tingkat
kepuasan klien/keluarga yang telah diberikan intervensi.

Sasaran pelayanan keperawatan keluarga (KEPMENKES RI NOMOR


908/MENKES/SK/VII/2010) :

1. Keluarga sehat
Fokus pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
2. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
3. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut seperti penyakit terminal,
penyakit kronik, dll.

2.9 Peran perawat Keluarga dalam mengatasi trend dan isu

Dalam kemajuan teknologi ini seorang perawat mempunyai peran yang


besar, baik di masyarakat maupun di rumah sakit. Peran perawat sebagai
educator seperti memberikan informasi kepada klien mengenai tindakan yang
akan diberikan.

25
Salah satu peran perawat dalam menghadapi trend dan isu keperawatan
keluarga yaitu meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan melalui
peningkatan skill dan pengetahuan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan khusus
(workshop), seperti workshop mengenai kegawatdaruratan, stroke, luka bakar,
keperawatan bayi dan anak, dan family nursing.

Juga sebagai care giver dalam memberikan layanan kesehatan


menggunakan  dan memanfaatkan teknologi  tele health guna mempermudah
dan meningkatkan hasil kerja dalam memberikan layanan asuhan keperawatan.
Sebagai change agent teknologi sebelumnya perawat merupakan tenaga
yang paling sering berhubungan dengan pasien oleh karena itu setiap sistem
teknologi yang baru maka perawat harus mempu mengusai dan menerapkannya.
Perawat saat ini harus mampu mencari informasi terbaru mengenai dunia
teknologi kesehatan agar tidak ketinggalan zaman. Dengan mempelajarinya
maka kita akan mengetahui bagaimana cara mengoperasikan teknologi baru dan
mampu memanfaatkannya di dunia kesehatan. Selain itu,terdapat beberapa peran
lain,yakni :
a. caregiver, dengan penggunaan telehealth atau telenursing yang berbasis
teknologi dan menjadikan tindakkan lebih efisien dan cepat, janglauan tanpa
batas. Tetap dapat mengontrol dan memberikan pelayanan secara
berkelanjutan.
b. fasilitator, dengan menggunakan teknologi dan sistem jnformasi, perawat
akan menyediakan layanan komunikasi dan informasi kepada klien
mengenai penyakit. Peran secara aktif untuk berpartisipasi dalam
mengakses, menerima, dan mengetahui kelanjutan dari pengobatan medis
c. motor penggerak dalam profesi dirumah sakit. Penggunaan teknologi untuk
penggunaan media pendokumentasian keperawatan yang berbasis
komputerisasi.

2.10 Dampak Trend dan Isu dalam Keperawatan Keluarga

1. Praktik keperawatan

26
a. Pengurangan anggaran
Terjadi dilema dimana disatu sisi perawat terus mengupayakan
peningkatan kualitas layanan kesehatan, disatu sisi yang lain pemerintah
memotong alokasi anggaran untuk pelayanan keperawatan yang dapat
berdampak terhadap kinerja perawat.
b. Otonomi dan akuntabilitas
Dengan melibatkan perawat dalam pengambilan keputusan di
pemerintahan, merupakan hal yang sangat positif dalam meningkatkan
otonomi dan akuntabilitas perawat indonesia. Semakin meningkatnya
otonomi perawat semakin tingginya tuntutan kemampuan yang harus
dipersiapkan.
c. Teknologi
Penguasaan dan keterlibatan dalam perkembangan IPTEK dalam praktik
keperawatan merupakan suatu keharusan
d. Tempat praktik
Tempat praktik dimasa depan meliputi pada tatanan klinik (RS),
komunitas, praktik mandiri di rumah/berkelompok.
e. Perbedaan batas kewenangan praktik
Belum jelasnya batas kewenangan praktik keperawatan pada setiap
jenjang pendidikan
2. Tantangan pendidikan keperawatan
Di masa depan pendidikan keperawatan dihadapkan pada suatu tantangan
dalam meningkatkan kualitas lulusannya dituntut menguasai kompetensi-
kompetensi profesional. Isi kurikulum program pendidikan ke depan, juga harus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Tantangan perubahan IPTEK
Riset keperawatan akan menjadi suatu kebutuhan dasar yang harus
dilaksanakan oleh perawat di era global. Meningkatnya kualitas layanan,
sangat ditentukan oleh hasil kajian-kajian dan pembaharuan yang
dilaksanakan berdasarkan hasil penelitian.

2.11 Pergeseran Perawat Tradisional ke Perawat Spesialis

27
Peran perawat tradisional dulunya masih seputar pengkajian secara umum
dengan masih menggunakan ramuan keluarga, tanaman obat keluarga yang
mengikuti tradisi dari keluarga tersebut. Seiring perubahan waktu peran
tradisional tersebut berubah menjadi peran spesialisasi perawat keluarga dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan yang harus dimiliki perawat selain itu
perkembangan teknologi juga membantu perawat untuk mengakses mengenai
ilmu yang perlu diperbarui setiap waktunya. Sehingga pengkajian yang dilakukan
sudah mampu memberikan spesifikasi dalam setiap permasalahannya.
Hal yang melatarbelakangi pergeseran peran tradisional ke spesialisasi
yakni dari keadaan demografi atau penduduk dan lingkungan kependudukan di
setiap area keluarga. Kemajuan teknologi dan perubahan sistem pelayanan
kesehatan yang baru secara berkala diperlukan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan kepakaran perawat terhadap bidangnya. Hal ini juga merupakan
kompetensi yang harus dijalani perawat karena sudah diatur dalam Undang-
Undang.
2.12 Persyaratan Perawat Keluarga

1. Telah menyelesaikan pendidikan formal Ners (perawat) yang diakui.


Pendidikan formal di Indonesia adalah D-3 keperawatan yang menghasilkan
perawat professional “pemula” dan PSIK yang menghasilkan Ners, yang
memiliki kemampuan professional yang tinggi, yaitu (1) keterampilan
intelektual, (2) keterampilan teknis, dan (3) keterampilan interpersonal dengan
berlandaskan etik dan melaksanakan profesinya sesuai dengan standar praktik
keperawatan.

2. Telah melakukan proses registrasi sebagai ners (perawat). Perawat yang


telah menyelesaikan secara formal pendidikannya harus melalui proses
legislasi sebagai ners (perawat) dengan tahap :

a. Registrasi adalah proses pendaftaran seorang ners (perawat) yang telah


lulus pendidikan formal di dinas kesehatan provinsi, sesuai dengan
keputusan Menkes No 1239 tahun 2001.

28
b. Sertifikasi adalah proses penilaian terhadap kemampuan seorang ners
(perawat) untuk dinyatakan cakap melaksanakan kewenangan (kompetensi)
yang dimiliki. Namun, belum dilalui sehingga setelah tahap registrasi
seorang ners (perawat) akan memperoleh lisensi.

c. Lisensi adalah proses pembelian bukti tertulis setelah seorang ners


(perawat) dinyatakan cakap untuk dapat melaksanakan kewenangannya. Di
Indonesia disebut dengan surat izin perawat (SIP).

d. Memiliki institusi yang mempunyai kewenangan untuk memberikan


asuhan keperawatan keluarga. Meskipun telah mempunyai SIP, kegiatan
keperawatan keluarga yang diberikan kepada kliennya harus mempunyai
institusi berbadan hukum yang secara legal bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan keperawatan, mutu asuhan yang diberikan, dan untuk
meningkatkan kepercayaan publik, serta dapat dilakukan upaya tanggung
gugat oleh klien bila tidak sesuai standar asuhan.

e. Mematuhi standar praktik dan etik profesi yang ditetapkan oleh PPNI
atau pemerintah. Standar praktik yang ada bertujuan agar asuhan yang
diberikan ners (perawat) mempunyai mutu sesuai dengan kaidah profesi.
Etik profesi yang dapat mengendalikan bagaimana seorang ners (perawat)
berperilaku yang santun kepada klien dan tidak merugikan klien atau publik.

Kualifikasi tenaga pelayanan keperawatan keluarga (KEPMENKES RI


NOMOR 908/MENKES?/SK/VII/2010) :

Dilakukan oleh seorang perawat, baik laki-laki maupun perempuan yang


mempunyai latar belakang pendidikan minimal D3 keperawatan dengan
pengalaman kerja minimal 3 tahun dan memiliki izin memberikan pelayanan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta telah memperoleh pelatihan
tambahan tentang pelayanan keperawatan keluarga.

2.13 Bentuk Pelayanan Keperawatan Keluarga

29
Bentuk pelayanan keperawatan keluarga adalah perawatan kesehatan di rumah,
yang tertuang dalam peraturan Depkes SK No. HK.00.06.5.1.311 bulan januari
2012 tentang pedoman perawatan kesehatan di rumah.
 Vital sign
 Memasang NGT
 Memasang kateter
 Memasang peralatan O2
 Memasamg infus dan obat
 Penyuntikan (IV, IM, IC, SC)
 Suction
 Penggantian tube pernapasan
 Perawatan luka dekubitus
 Pengambilan preparat
 Kebersihan diri
 Pendidikan kesehatan
 Konseling kasus terminal
 Konsultasi/Telepon
 Fasilitasi ke dokter rujukan
 Menyiapkan menu makanan
 Membersihkan tempat tidur pasien
 Fasilitasi kegiatan sosial
 Fasilitasi perbaikan sarana pasien

Selain itu, bentuk pelayanan yang dapat diberikan diantaranya :

1. Melakukan tindakkan keperawatan sesuai kebutuhan perkembangan keluarga

2. Melakukan tindakkan kolabkratif dengan tim kesehatan terkait seperti medik,


gizi, fisioterapi dan lain lain.

3. Melakukan observasi dari pemantauam status kesehatan seluruh anggota


keluarga

4. Melakukan tindakkan keguawatdaruratan dalam pelayanan keperawatan


keluarga

30
5. Melakukan kontrol infeksi dirumah

6.melakukan konseling baik yang bersifat dukungan atau kritikal

7. Melibatkan keluarga dalam penanganan masalah kesehatan anggotanya dan


pemantauan keteraturan atau kepatuhan klien dan keluarga melaksanakan
intervensi keperawatan dan pengobatan

8. Memfasilitasi pemanfaatan sumber sumber dikomunitas guna menunjang


penanganan masalah kesehatan anggota keluarganya

9. Melakukan kegiatan rujukan terutama kasus kontak serumah

10. Melakukan perawatan tindaklanjut serta penilaian hasil

11. Melakukan koaborasi lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan
pelayanan keperawatan keluarga

12. Melakukan perawatan kesehatan dirumah

13. Melakukan pendokumentasian pelayanan dan asuhan keperawatan keluarga

Bentuk Pelayanan yang diberikan oleh perawat keluarga adalah perawatan


kesehatan di rumah menurut SK DepKes No. HK.00.06.51.311 tentang penerapan
pedoman perawatan kesehatan dirumah. Tipe pelayanan yang diberikan adalah :
1. Perawatan Berdasarkan penyakit
Perawatan yang memerlukan pemantauan proses penyembuhan agar tidak
terjadi kekambuhan dan perawatan ulang di rumah sakit

2. Pelayanan Kesehatan Umum


Pelayanan focus pada pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
dengan cara penyuluhan ataupun konsultasi.

3. Pelayanan Kesehatan Khusus


Pelayanan yang perlu teknologi tinggi, seperti pediatric care,
chemotherapy dan hospice care. Melalui persiapan teknologi medis dan
keperawatan memungkinkan situasi rumah sakit dapat dirumah sehingga
efisiensi terhadap biaya yang dikeluarkan klien.

31
Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan home
care adalah:

1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan

2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik

3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik

4. Pelayanan informasi dan rujukan

5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan

6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan

7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan social

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

32
Sikap dan pola perilaku keluarga dapat dipengaruhi oleh dunia tanpa batas
(global village). Kemajuan teknologi di bidang transportasi mengakibatkan
tingkat mobilisasi penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran
yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah. Pelayanan
keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah menyusun
pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperawatan keluarga di
rumah tapi perlu disosialisasikan serta munculnya perhatian dari pihak
pemerintah mengenai masalah kesehatan masyarakat seperti diberikannya
bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya bagi keluarga
yang tidak mampu. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga
akibat system yang belum berkembang.

3.2 Saran

Pelayanan keperawatan keluarga harus dikembangkan karena keperawatan


keluarga dapat mengurangi kejadian atau penderitaan akibat penyakit dengan
perubahan paradigma dari cure menjadi care melalui tindakan preventif.

33
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin,H.2001.Dasar-dasar keperawatan professional.Jakarta: Widya Medika.

Ali, Z. (2010). Pengantar keperawatan keluarga. Jakarta: EGC

https://www.academia.edu/32356937/Tren_Dan_Isu_Keperawatan_Keluarga_Kel
ompok_3.Docx

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


908/MENKES/SK/VII/2010

Kuntoro, A. (2010). Buku ajar manajemen keperawatan. Yogyakarta: Nuha


Medika

World Health Organization.(2000).

Potter, Praticia A.2005.Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4.Jakarta: EGC.

Friedman,dkk. (2013) Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, & Praktik.
Jakarta: EGC

34

Anda mungkin juga menyukai