KELOMPOK II
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan ini, kami telah mengalami berbagai hal baik suka maupun
duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai
pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus kami
sampaikan terima kasih.
Dalam penyusunan ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatau permasalahan yang berhubungan
dengan judul makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan
oran lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali
salah berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya
adalah proses yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta
memungkinkan individu berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan
sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis
yang maknanya dipacu dan ditransmisikan. Untuk memperbaiki interpretasi pasien
terhadap pesan, perawat harus tidak terburu-buru dan mengurangi kebisingan dan
distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai untuk menyampaikan
pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau ada kesulitan dalam
mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang berurutan dan
sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering sangat membantu.
(Bruner & Suddart, 2001: 188).
Mengingat usia individu tidak dapat dielakkan terus bertambah dan
berlangsung konstan dari lahir sampai mati, sedangkan penuaan dalam masyarakat
tidak seperti itu, proporsi populasi lansia relatif meningat di banding populasi usia
muda. Pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia tercatat
sebagai paling pesat di dunia. Jumlah lansia yang kini sekitar 16 juta orang, akan
menjadi 25,5 juta pada tahun 2020, atau sebesar 11,37 persen dari jumlah
penduduk. Itu berarti jumlah lansia di Indonesia akan berada di peringkat empat
dunia, di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat. Terdapat banyak bukti bahwa
kesehatan yang optimal pada pasien lanjut usia tidak hanya bergantung pada
kebutuhan biomedis akan tetapi juga tergantung dari perhatian terhadap keadaan
sosial, ekonomi, kultural dan psikologis pasien tersebut. Walaupun pelayanan
kesehatan secara medis pada pasien lanjut usia telah cukup baik tetapi mereka
tetap memerlukan komunikasi yang baik serta empati sebagai bagian penting
dalam penanganan persoalan kesehatan mereka. Komunikasi yang baik ini akan
sangat membantu dalam keterbatasan kapasitas fungsional, sosial, ekonomi,
perilaku emosi yang labil pada pasien lanjut usia (William et al., 2007).
Seseorang yang mengalami kepikunan, mungkin mengalami kesulitan untuk
mengerti apa yang dikatakan orang lain atau untuk mengatakan apa yang pasien
pikirkan dan inginkan. Hal ini sangat mengecewakan dan membingungkan pasien
dan pemberi asuhan. oleh karena itu, perawat perlu menciptakan komunikasi yang
mudah. (Wahjudi Nugroho, 2008)
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas, dalam pembahasan makalah Komunikasi Dalam
Keperawatan 1 ini, kita akan membahas tentang Komunikasi Terapeutik Pada
Lansia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Komunikasi pada lansia membutuhkan perhatian khusus. Perawat harus
waspada terhadap perubahan fisik psikologi, emosi, dan social yang mempengaruhi
pola komunikasi. Perubahan pada telinga bagian dalam dan telinga menghalangi
proses pendengaran pada lansia sehingga tidak toleran terhadap suara.
Komunikasi yang biasa dilakukan lansia bukan hanya sebatas tukar menukar
perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman, tetapi juga hubungan intim yang
terapeutik. Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan
menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat
dan pasien serta mengidentifikasi. mengungkap perasaan dan mengkaji masalah
dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat.
Teknik komunikasi yang baik akan memperbaiki outcome pasien lanjut usia
dan caregiver-nya. Bukti mengindikasikan bahwa outcome perawatan kesehatan
untuk orang tua tidak hanya tergantung pada perawatan kebutuhan biomedis tetapi
juga tergantung pada hubungan perawatan yang diciptakan melalui komunikasi
yang efektif. Dengan komunikasi yang efektif antara perawat – pasien lanjut usia :
1) Pasien dan keluarganya dapat menceritakan gejala dan masalahnya, yang
akan memungkinkan perawat memberikan pelayanan sesuai dengan
masalah dan kebutuhan pasien lansia.
2) Instruksi dan saran perawat akan lebih mungkin untuk ditaati.
B. SARAN
Bagi perawat harus memahami tentang aplikasi komunikasi terapeutik pada
lansia agar pemeriksaan pasien lansia di rumah sakit berjalan dengan lancar dan
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini sangat banyak sekali
kesalahan. Besar harapan kami kepada para pembaca untuk bisa memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA