Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AQIDAH KETUHANAN YANG MAHA ESA

DISUSUN OLEH:
Noviyanti Nur Ramadhani
Nurul Ilma Ridwan
Nur Hidayatul Umrah
Muhammad Faras Resky

Poltekkes Muhammadiyah Makassar


Teknologi Laboratorium Medis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aqidah Islam berpangkal pada keyakinan “Tauhid” yaitu keyakinan tentang wujud Allah,
Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada yang menyekutuinya, baik dalam zat, sifat-sifat maupun
perbuatannya. Akhlak mulia berawal dari aqidah, jika aqidahnya sudah baik maka dengan
sendirinya akhlak mulia akan terbentuk. Iman yang teguh pasti tidak ada keraguan dalam hatinya
dan tidak tercampuri oleh kebimbangan. Beriman kepada Allah pasti akan melaksanakan segala
perintahnya dan menjauhi larangannya. Beriman kepada Allah juga harus beriman kepada
Malaikat, Nabi, kitab, hari akhir, qada dan qadar Allah.
Aqidah dalam Al-Qur’an dapat di jabarkan dalam surat (Al-Maidah, 5:15-16) yang
berbunyi “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan.
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan dengan kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita
kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang
lurus”.
Pembentukan aqidah sangat penting bagi manusia. Ruang lingkup aqidah yang dapat
membentuk akhlak mulia akan mengantarkan manusia sebagai manusia yang mampu dalam
segala aspek kehidupan. Ruang lingkup dari aqidah yaitu: Ilahiyat, nubuwat, ruhaniyat, dan
sam’iyyat. Dari ruang lingkup aqidah yang dijadikan rujukankan terbentuknya manusia
berakhlakul karimah, berarti manusia dapat menghindari akhlak tercela sebagai manifestasi dari
ajaran-ajaran aqidah Islam.
Dan salah satu ciri orang yang bertauhid adalah mempunyai aqidah yang baik. Karena
jika seseorang itu mempunyai aqidah yang baik, maka orang itu pasti memiliki komitmen utuh
kepada Allah SWT, menolak pedoman yang datang bukan dari Allah SWT, tujuan hidupnya
jelas hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT, dan masih banyak lagi ciri orang yang memiliki
aqidah yang baik. Tapi sebuah aqidah itu bisa rusak oleh beberapa hal, diantaranya adalah: syirik
dan nifaq, kufur, murtad, khurafat, tahayul, munafiq, dan bid’ah.
Berdasarkan uraian diatas, maka disusunlah makalah ini dengan judul “Aqidah
Ketuhanan yang Maha Esa”. Untuk mengetahui sumber dan pokok-pokok aqidah islam, aplikasi
tauhid dalam kehidupan ketaatan dan ketaqwaan, dan amalan-amalan yang merusak aqidah.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Apa sajakah sumber dan pokok-pokok aqidah islam?
2. Bagaimana mengaplikasikan tauhid dalam kehidupan sehari-hari?
3. Apa saja amalan-amalan yang merusak aqidah?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sumber dan pokok-pokok aqidah islam
2. Mengetahui cara mengaplikasikan tauhid dalam kehidupan sehari-hari
3. mengetahui amalan-amalan yang merusak aqidah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Aqidah
Secara umum, pengertian Aqidah adalah sebuah ikatan atau kepercayaan kuat dalam diri
seseorang terhadap apa yang diimaninya. Di dalam islam, Aqidah meliputi keimanan kepada
Allah SWT beserta sifat-sifatNya.
Secara bahasa, Aqidah bisa diartikan sebagai ikatan atau keyakinan. Sedangkan secara
istilah Aqidah merupakan sebuah keimanan yang kuat terhadap suatu dzat tanpa ada keraguan
sedikitpun.
Secara garis besar, Aqidah islam meliputi semua rukun iman yaitu iman kepada Allah,
Malaikat, Kitab-Kitab, Rasul, Hari Kiamat serta iman kepada Qada dan Qadar. Intinya,
pengertian Aqidah adalah sebuah keimanan yang pasti tanpa ada keraguan sama sekali. Oleh
karena itu, berpegang pada Aqidah yang benar merupakan sebuah kewajiban bagi umat Islam.
Aqidah Islam berawal dari keyakinan zat mutlak yang Maha Esa yang disebut Allah,
Allah Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan dan wujud-Nya. Kemaha-Esaan Allah dalam zat,
sifat, perbuatan dan wujudnya itu disebut Tauhid. Tauhid menjadi inti rukun Iman dan prima
Causa seluruh keyakinan Islam. Aspek pengajaran Tauhid dalam dunia pendidikan Islam pada
dasarnya merupakan proses pemenuhan fitrah bertauhid merupakan unsur hakiki yang melekat
pada manusia mengikrarkan ketauhidannya itu sebagaimana ditegaskan dalam surat Al-A’raf
Ayat 172 yang berbunyi “Pendidikan Islam pada akhirnya ditujukan untuk menjaga dan
mengaktualisasikan potensi ketauhidan melalui berbagai upaya edukatif yang tidak bertentangan
dengan ajaran Islam”.

B. Sumber dan pokok-pokok aqidah islam


1. Sumber aqidah islam
a. AL-Quran Sebagai Sumber Akidah
Al-Qur’an adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah saw melalui
perantara Jibril. Bahkan jika dicermati, akan ditemui banyak ayat dalam Al Qur’an yang
menjelaskan tentang akidah, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Oleh karena itu, menjadi
hal yang wajib jika kita mengetahui dan memahami akidah yang bersumber dari Al Qur’an
karena kitab mulia ini merupakan penjelasan langsung dari Rabb manusia, yang hak dan tidak
pernah sirna dit elan masa.
b. As Sunnah
Seperti halnya Al Qur’an, As Sunnah adalah satu jenis wahyu yang datang dari Allah
SWT walaupun lafadznya bukan dari Allah tetapi maknanya datang dari-Nya. Hal ini dapat
diketahui dari firman Allah “Dan dia (Muhammad) tidak berkata berdasarkan hawa nafsu, ia
tidak lain kecuali wahyu yang diwahyukan”(Q.S An Najm : 3-4)
c. Ijma’ Para Ulama
Ijma’ adalah sumber akidah yang berasal dari kesepakatan para mujtahid umat
Muhammad saw setelah beliau wafat, tentang urusan pada suatu masa. Mereka bukanlah orang
yang sekedar tahu tentang masalah ilmu tetapi juga memahami dan mengamalkan ilmu.
d. Akal Sehat Manusia
Selain ketiga sumber akidah di atas, akal juga menjadi sumber hukum akidah dalam
Islam. Hal ini merupakan bukti bahwa Islam sangat memuliakan akal serta memberikan haknya
sesuai dengan kedudukannya. Termasuk pemuliaan terhadap akal juga bahwa Islam memberikan
batasan dan petunjuk kepada akal agar tidak terjebak ke dalam pemahaman-pemahaman yang
tidak benar. Hal ini sesuai dengan sifat akal yang memiliki keterbatasan dalam memahami suatu
ilmu atau peristiwa.
2. Pokok-pokok aqidah islam
Pokok-pokok aqidah terdiri dari tiga bagian yaitu Islam, Iman dan Ihsan. Menurut bahasa
Iman mempunyai arti yaitu percaya atau kepercayaan dan secara syar’i iman adalah
membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota tubuh.
Islam menurut bahasa artinya patuh atau kepatuhan. Sedangkan secara istilah islam yaitu
patuh dan taat serta menyerahkan diri sepenuhnya kehadirat Robbul ‘Alamiin.
Ikhsan secara bahasa artinya berbuat baik sedangkan menurut istilah ikhsan yaitu
hendaknya kamu beribadah kepada Allah SWT seakan- akan kamu melihat pada-Nya dan jika
kamu tidak mampu ma’rifat kepada Allah atau melihat kepada Allah, maka kamu harus merasa
dilihat dan didengar oleh Allah SWT.

C. Aplikasi tauhid dalam kehidupan ketaatan dan ketaqwaan


Aplikasi secara sederhana dari kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” adalah keyakinan yang
mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam hal mencipta dalam
penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan tanpa ada sesuatu pun yang sepadan
dengan-Nya kemudian menerima dengan Ikhlas akan apa-apa yang berasal dari-Nya baik berupa
perintah yang mesti dilaksanakan ataupun larangan yang mesti di tinggalkan semua itu akan
mudah ketika hati ikhlas mengakui bahwa Allah SWT itu Maha Esa.
Sesungguhnya wajib bagi kita untuk mengenal Allah ( tauhid ) sebelum kita beribadah &
beramal karena suatu ibadah itu diterima jika Tauhid kita benar & tidak tercampur dengan
kesyirikan ( menyekutukannya dalam peribadatan ) , maka tegaknya ibadah & amalan kita harus
didasari terlebih dahulu dengan At Tauhid.
Contoh penerapan tauhid dalam kehidupan sehari hari adalah dengan selalu mentaati
perintah Nya dan menjauhi larangan Nya, seperti beribadah, puasa, nadzar, berdoa hanya kepada
Allah, ibadah apapun yg dilakukan semata mata diniatkan hanya karna Allah, tidak berlebih-
lebihan dalam mencintai sesuatu, tawakal dan bersabar dalam menghadapi musibah.

D. Amalan-amalan yang merusak aqidah


Hal-hal yang bisa merusak aqidah diantaranya adalah : Syirik, Nifaq, Kufur, Murtad,
Khurafat, Tahayul, dan Munafik.
 Syirik
Syirik adalah menyekutukan Allah dengan yang lain.
Syirik dibagi 2:
a.Syirik akbar/ syirik jalyy: menyekutukan Allah. Seperti menyembah berhala. Penyembahan
berhala dalam sejarah nabi sudah ada sejak Nabi Nuh.
b.Syirik asghar/ syirik khafiyy: perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan amalan
keagamaan bukan atas dasar keikhlasan untuk mencari ridha Allah, melainkan untuk tujuan
lain.
 Nifaq
Secara bahasa, nifaq berarti lobang tempat keluarnya yarbu ( binatang sejenis tikus ) dari
sarangnya, di mana jika ia dicari dari lobang yang satu, maka ia akan keluar dari lobang yang
lain. Dikatakan pula, kata nifaq berasal dari kata yang berarti lobang bawah tanah tempat
bersembunyi. Adapun nifaq menurut syara’ artinya : menampakkan Islam dan kebaikan, tetapi
menyembunyikan kekufuran dan kejahatan.
 Kufur
Kufur merupakan kata kerja lampau (fi`il madhi) yang secara bahasa berarti menutupi.
Sedang kata kafir merupakan bentuk kata benda pelaku (isim fa’il) yang terbentuk dari kata
ka-fa-ra yang berarti menutupi. Dalam al-Quran kata kufur terulang sebanyak 525 kali.
Penyebab terjadinya kekafiran diantaranya :
Faktor Internal
a. Kepicikan dan kebodohan
b. Kesombongan dan keangkuhan
c. Keputusasaan dalam hidup
d. Kesuksesan dan kesenangan dunia
Faktor Eksternal
Faktor lingkungan Lahir dalam keluarga muslim merupakan pemberian Allah di luar
kehendak manusia. Jika selanjutnya menjadi muslim juga merupakan hidayah di luar ikhtiar
manusia. Hal ini bisa berubah sebaliknya, karena faktor pendidikan, dakwah dsb.
Jenis-jenis kufur :
1. Kufur inkar: pengingkaran terhadap eksistensi Tuhan, Rasul dan seluruh ajarannya. Ciri
mereka: orientasi hidupnya hanya terfokus pada dunia saja.
2. Kufur Juhud: Pengingkaran terhadap ajaran-ajaran Tuhan dalam keadaan tahu bahwa yang
diingkari adalah kebenaran/ meyakini dalam hati mengingkari dengan lidah. Beda antara
keduanya terletak pada posisi pengingkarnya. Kufur inkar penolakannya didasarkan pada
ketidak- percayaan terhadap kebenaran. Kufur juhud penolakannya dilandaskan semata-mata
karena kesombongan.
3. Kufur Nifaq: orangnya disebut munafiq, yakni pengakuan akan keyakinan kepada Allah
dengan lidah tetapi mengingkari dalam hati (kebalikan dari kufur juhud).
4. Kufur syirik: orangnya disebut musyrik, yakni mempersekutukan Tuhan dengan sesuatu
yang lain.
5. Kufur nikmat: penyalahgunaan atas nikmat yang telah diperoleh. Dalam al-Quran
diibaratkan dengan manusia yang sedang berlayar di tengah laut lalu ada amukan badai, lalu
berdoa.
6. Kufur riddat: artinya kembali ke kekafiran setelah beriman. Pada masa Nabi terjadi 3
riddat. Murtadnya Banu Mudlaj pimpinan al-Aswad (dibunuh di Yaman oleh al-Fairus ad-
dailamy), Bani Hanifah pimpinan Musaylamah al-Kadhdhab (dibunuh pada masa Abu Bakar)
dan Bani Asad pimpinan Tulayhat bin Khuwailid (kembali masuk Islam setelah ditaklukkan
pasukan Abu Bakar di bawah pimpinan Khalid bin Walid.
 Murtad
Kata murtad berasal dari kata irtadda menurut wazan ifta’ala, berasal dari kata riddah yang
artinya:berbalik. Kata riddah dan irtidad dua-duanya berarti kembali kepada jalan, dari mana
orang datang semula. Tetapi kata Riddah khusus digunakan dalam arti kembali pada
kekafiran, sedang kata irtidad digunakan dalam arti itu, tapi juga digunakan untuk arti yang
lain, dan orang yang kembali dari Islam pada kekafiran, disebut murtad.
 Khurafat
Khurâfat secara bahasa berarti takhayul, dongeng atau legenda sedangkan khurâfy adalah hal
yang berkenaan dengan takhayul atau dongeng. Khurâfat ialah semua cerita sama ada rekaan
atau khayalan, ajaran-ajaran, pantang-larang, adat istiadat, ramalan-ramalan, pemujaan atau
kepercayaan yang menyimpang dari ajaran Islam .
 Tahayul
Secara bahasa, berasal dari kata khayal yang berarti: apa yang tergambar pada seseorang
mengenai suatu hal baik dalam keadaan sadar atau sedang bermimpi. Dari istilah takhayul
tersebut ada dua hal yang termasuk dalam kategori talhayul, yaitu:
1. Kekuatan ingatan yang terbentuk berdasarkan gambar indrawi dengan segala jenisnya,
(seperti: pandangan, pendengaran, pancaroba, penciuman) setelah hilangnya sesuatu yang
dapat diindera tersebut dari panca indra kita.
2. Kekuatan ingatan lainnya yang disandarkan pada gambar idrawi, kemudian satu dari
unsurnya menjadi sebuah gambar yang baru. Gambar baru tersebut bisa jadi satu hal yang
benar-benar terjadi, atau hal yang diluar kebiasaan (kemustahilan). Seperti kisah seribu satu
malam, Nyai Roro Kidul dan cerita-cerita khurafat lainnya. "Kami tidak menyembah mereka
melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya"... (QS.
39:3).
 Munafik
Munafiq merupakan apabila berjanji mengingkari, apabila berkata dusta, dan apabila dipercaya
mengkhianati. Nabi saw bersabda : “Buatkanlah jaminan enam hal kepadaku tentang dirimu,
maka aku akan menjamin kamu masuk surga, (yaitu) : Jujurlah bila kamu berkata, tepatilah bila
kamu berjanji, tunaikanlah bila kamu dipercaya, peliharalah kemaluanmu, pejamkanlah matamu,
dan jagalah kedua tanganmu” Dari dalil diatas terlihat bahwa orang yang bisa melakukan enam
hal diatas akan dijamin masuk surga. Sedangkan orang munafik adalah orang yang mengabaikan
tiga dari enam hal diatas sehingga orang yang munafik jaminannya adalah kebalikan dari surga
yaitu neraka. Diriwayatkan dari Hudzaifah bin Al-Yaman ra., bahwasannya ia berkata : “Ada
seseorang pada masa Rasulullah saw. yang mengucapkan satu perkataan lantas ia menjadi orang
munafiq, dan kini saya mendengar perkataan itu diucapkan seseorang sepuluh kali dalam satu
hari”. Pernyataan diatas memberikan penjelasan bahwa apabila seseorang itu suka berdusta,
maka ia adalah orang munafik. Oleh karena itu, setiap muslim wajib untuk menjaga dirinya dari
tanda-tanda orang munafik, karena apabila seseorang terbiasa untuk berdusta, maka ia akan
ditulis disisi Allah sebagai orang munafik, dan ia akan dibebani dosa dirinya dan dosa orang-
orang yang meniru perbuatannya. Aplikasi tauhid kehidupan sehari hari adalah dengan selalu
mentaati perintah Nya dan menjauhi larangan Nya, seperti beribadah, puasa, nadzar, berdoa
hanya kepada Allah, ibadah apapun yg dilakukan semata mata diniatkan hanya karna Allah, tidak
berlebih-lebihan dalam mencintai sesuatu, tawakal dan bersabar dalam menghadapi musibah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Sumber aqidah islam yaitu Al Qur’an sebagai sumber aqidah islam, As Sunnah, Ijma para
ulama dan akal sehat manusia. Pokok-pokok aqidah islam terdiri dari tiga bagian yaitu Islam,
Iman dan Ihsan.
2. Aplikasi tauhid kehidupan sehari hari adalah dengan selalu mentaati perintah Nya dan
menjauhi larangan Nya, seperti berib adah, puasa, nadzar, berdoa hanya kepada Allah, ibadah
apapun yg dilakukan semata mata diniatkan hanya karna Allah, tidak berlebih-lebihan dalam
mencintai sesuatu, tawakal dan bersabar dalam menghadapi musibah.
3. Hal-hal yang bisa merusak aqidah diantaranya adalah: Syirik, Nifaq, Kufur, Murtad, Khurafat,
Tahayul, dan Munafik.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rohman,Roli dan M.Khamzah.2009.Menjaga Aqidah dan Akhlak.Solo:Tiga Serangkai Pustaka


Mandiri
Bamuallim , Mubarak. “MAKNA dan PERAN AQIDAH dalam ISLAM”.
http://www.minangforum.com/Thread-MAKNA-dan-PERAN-AQIDAH-dalam-ISLAM. Sabtu. (10
November 2012). Jam 12.28 WIB.
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah (Yogyakarta: LPPI, 2000),
http://cgeduntuksemua.blogspot.com/2012/04/bab-i-pendahuluan-aqidah-adalah-bentuk.html

Anda mungkin juga menyukai