Anda di halaman 1dari 3

ASPEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN JIWA

Pokok bahasan aspek legal dan etis dalam keperawatan jiwa diawali dengan
pembahasan peran fungsi perawat jiwa, domain aktivitas keperawatan jiwa, standar praktik
keperawatan jiwa, dan penerapan konsep etika dalam keperawatan jiwa.

Peran dan fungsi perawat jiwa saat ini telah berkembang secara kompleks dari elemen
historis aslinya (Stuart, 2002). Peran perawat jiwa sekarang mencakup parameter
kompetensi klinik, advokasi pasien, tanggung jawab fiskal (keuangan), kolaborasi
profesional, akuntabilitas (tanggung gugat) sosial, serta kewajiban etik dan legal.

Dengan demikian, dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa perawat dituntut


melakukan aktivitas pada tiga area utama yaitu:

 aktivitas asuhan langsung.

 aktivitas komunikasi, dan

 aktivitas pengelolaan/penatalaksanaan manajemen keperawatan.

Domain Aktivitas Keperawatan Jiwa

Aktivitas Asuhan Langsung Aktivitas Komunikasi Aktivitas Penatalaksanaan

Advokasi Mengembangkan rencana Alokasi sumber dan anggaran


penanggulangan

Tindak lanjut setelah Dokumentasi asuhan Kolaborasi


keperawatan

Penyuluhan komunitas Umpan balik sejawat Tindakan komunitas

Konseling kepatuhan Menyiapkan laporan Perencanaan program

Penyuluhan kesehatan Laporan verbal tentang asuhan Aktivitas peningkatan kualitas

Peningkatan kesehatan Jaringan kerja perawat Pengkajian dan perkiraan


professional kebutuhan

Peningkatan kesehatan Pertemuan staf Koordinasi pelayanan


mental

Meskipun tidak semua perawat berperan serta dalam semua aktivitas, mereka tetap
mencerminkan sifat dan lingkup terbaru dari asuhan yang kompeten dari perawat jiwa.
Selain itu, perawat jiwa harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:

 Membuat pengkajian kesehatan biopsikososial yang peka terhadap budaya.

 Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan untuk pasien dan keluarga


dengan masalah kesehatan yang kompleks dan kondisi yang dapat menimbulkan sakit.

 Berperan serta dalam aktivitas pengelolaan kasus, seperti mengorganisasi, mengkaji,


negosiasi, koordinasi, dan mengintegrasikan pelayanan serta perbaikan bagi individu
dan keluarga.

 Memberikan pedoman pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, dan kelompok


untuk menggunakan sumber yang tersedia di komunitas kesehatan mental termasuk
pemberi pelayanan terkait, teknologi, dan sistem sosial yang paling tepat.

 Meningkatkan, memelihara kesehatan mental, serta mengatasi pengaruh penyakit


mental melalui penyuluhan dan konseling.

 Memberikan asuhan kepada mereka yang mengalami penyakit fisik dengan masalah
psikologik dan penyakit jiwa dengan masalah fisik.

 Mengelola dan mengoordinasi sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan


pasien, keluarga, staf, dan pembuat kebijakan.

Dalam menjalankan peran fungsinya, perawat jiwa harus mampu mengidentifikasi,


menguraikan, dan mengukur hasil asuhan yang mereka berikan pada pasien, keluarga, dan
komunitas. Hasil adalah semua hal yang terjadi pada pasien dan keluarga ketika mereka
berada dalam sistem pelayanan kesehatan, dapat meliputi status kesehatan, status fungsional,
kualitas kehidupan, ada atau tidaknya penyakit, jenis respons koping, serta kepuasan
terhadap tindak penanggulangan. Evaluasi hasil dapat berfokus pada kondisi klinik,
intervensi, dan proses pemberian asuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, A., Fitryasari R., Nihayati N., 2015, Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Salemba Medika, Jakarta.
Videbeck, S.J. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai