Disusun Oleh :
Siti Maryani (171141027)
Siti Ngaisah (171141028)
Siti Nurhalizah (171141029)
Ulfatin Erika (171141030)
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulisan makalah Keperawatan Keluarga, dapat terselesaikan dengan waktu yang telah
ditentukan. Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk membahas mengenai ”Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Anak Pra-sekolah”. Untuk itu, kami menyusun makalah ini
dengan harapan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca. Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat. Dengan ini, kami
memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan. Akhir kata dari kami,
semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
2.4. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Dengan Pre School .......11
2.5. Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.A Dan Ny.B dengan Perkembangan Anak Usia
Sekolah ..................................................................................................14
3.1. Kesimpulan.............................................................................................17
3.2. Saran.......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mempelajari lebih dalam tentang asuhan keperawatan terhadap anak usia
prasekolah di samping itu, penulisan juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang
bertujuan untuk menerapkan konsep materi keperawatan keluarga.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk menjelaskan definisi keluarga
2. Untuk menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah
3. Untuk menjelaskan tugas keluarga dalam bidang kesehatan
4. Untuk mengetahui konsep keperawatan keluarga dan model konseptual keluarga
5. Untuk mengetahui ciri pada anak usia prasekolah
6. Untuk menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan anak prasekolah
1.4 Manfaat
Untuk menambah wawasan dan informasi penulis mengenai anak usia prasekolah sebagai
pertimbangan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak prasekolah dan
meningkatkan ketrampilan penulis mengenai asuhan keperawatan pada keluarga dengan
prasekolah.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
c. Fungsi reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan
untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi sandang, papan, pangan maka keluarga memerlukan sumber
keuangan. Fungsi ini sulit dijalankan pada keluarga dibawah garis kemiskinan.
Perawat bertanggung jawab mencari sumber-sumber masyarakat yang dapat
digunakan untuk meningkatkan status kesehatan klien.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Yaitu menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan. Fungsi keperawatan kesehatan bukan hanya fungsi esensial
dan dasar keluarga namun fungsi yang mengemban fokus sentral dalam keluarga
yang berfungsi dengan baik dan sehat. Akan tetapi, memenuhi fungsi perawatan
kesehatan bagi semua anggota keluarga dapat sulit akibat tantangan eksternal dan
internal.
Pratt (1976, 1982) menunjukan bahwa alasan keluarga mengalami kesulitan
memberikan perawatan keluarga bagi anggota mereka terletak pada
a) Struktur keluarga dan
b) Sistem pelayanan kesehatan.
Pratt menemukan bahwa saat keluarga memiliki asosiasi yang luas dengan
organisasi, terlibat dalam aktivitas umum, dan menggunakan sumber komunitas,
mereka memanfaatkan pelayanan perawatan kesehatan dengan lebih cepat. Selain
itu praktik kesehatan personal meningkat saat suami secara aktif terlibat dalam
urusan internal keluarga, termasuk masalah yang berkenaan dengan sistem
pelayanan kesehatan.
c. Tahap III
Keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool). Dimulai saat
kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.
d. Tahap IV
Keluarga dengan anak usia sekolah (families with schoolchildren). Dimulai pada
saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia
12 tahun.
e. Tahap V
Keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).Dimulai pada saat anak
pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun,
pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.
f. Tahap VI
Keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching centerfamilies). Yaitu
dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah..
g. Tahap VII
Keluarga usia pertengahan (middle age families). Dimulai pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau salah satu pasangan
meninggal. Tugas Perkembangan yaitu menyediakan lingkungan yang
meningkatkan kesehatan, memepertahankan hubungan antara orang tua, lansia dan
anak-anak yang memuaskan, dan umtuk memperkuat hubungan pernikahan.
Menurut Friedman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang
dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :Kebutuhan promosi
kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang dan tidur yang
kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak teratur, masalah-
masalah hubungan perkawinan, Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak dan
orang tua yang berusian lanjut, masalah yang berhubungan dengan perawatan :
membantu perawatan orang tua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
Peran perawat dalam menghadapi masalah kesehatan: memotivasi orang tua
usia pertengahan untuk mengatur pola makan,istirahat dan olahraga,
menganjurkan mengatasi masalah keluarga dengan cara berembug dengan anak-
anaknya, memotivasi keluarga untuk membantu perawatan orang tua yang lanjut
usia.
h. Tahap VIII
Keluarga usia lanjut. Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai pada saat
salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal, sampai
keduanya meninggal.
5. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2010) struktur keluarga terdiri atas:
1) Pola dan proses komunikasi
2) Pola interaksi keluarga yang berfungsi bersifat terbuka dan jujur, selalu
menyelesaikan konflik keluarga, berpikiran positif.
3) Struktur peran: Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi social yang diberikan.
4) Struktur kekuatan: Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain kearah positif.
6. Struktur Peran Keluarga
Peran-peran keluarga sangat penting, dan merupakan peran sentral yang setiap
orang harus dipelajari agar dapat dimainkan secara sukses, sedangkan untuk
berfungsinya individu secara sukses melainkan juga keberhasilan fungsi keluarga.
1) Peran formal
Yaitu sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogeny keluarga membagi
peran secara mereka kepada anggota keluarga seperti cara masyarakat membagi
peran-perannya. Peran formal yang biasa dalam keluarga yaitu peran sebagai
peran pencari nafkah, ibu rumah tangga pengasuh dan lain-lain.
2) Peran informal
Peran informal mempunyai tuntuan yang berbeda tidak terlalu didasarkan pada
atribut-atribut /kepribadian anggoata keluarga ondividual. Dengan demikian,
seorang anggota keluarga mungkin menjadi penengah, berupaya mencari
penyelesaian apabila ada anggota keluarga yang konflik.
3) Nilai dan norma
Nilai adalah keyakinan abadi yang berfungsi sebagai pedoman umum bagi
perilaku dan dalam keluarga nialiu-nilai tersebut membimbing perkembangan
aturan-aturan dan nilai-nilai keluarga yang lebih spesifik daripada norma-norma
keluarga. Norma adalah rasa perilaku yang dianggap menjadi tahu dari
masyarakat tertentu dan pola-pola perilaku semacam ini didasarkan pada nilai-
nilai keluarga dan itu merupakan modal perilaku.
7. Proses dan Strategi Koping Keluarga
a. Proses dan strategi koping keluarga Strategi koping perilaku, kognitif, dan
emosional keluarga serta individu diartikan sebagai masalah atau situasi khusus.
Perbedaan situasi dan masalah membutuhkan pemecahan yang berbeda: yaitu,
respon koping yang berbeda perlu diterapkan.
b. Strategi koping keluarga internal Dalam strategi ini , tiga jenis strategi koping
intra-keluarga yang umum dibahas yaitu strategi hubungan keluarga, kognitif, dan
komunikasi. Strategi hubungan: Mengandalkan kelompok keluarga, kebersamaan
yang lebih besar, fleksibilitas peran. Strategi kognitif: Normalisasi, pengendalian
makna masalah dengan pembingkaian ulang dan penilaian pasif, pemecahan
masalah bersama, mendapatkan informasi dan pengetahuan. Strategi komunikasi :
Terbuka dan jujur, menggunakan humor dan tawa.
c. Strategi koping keluarga eksternal
Strategi koping keluarga eksternal dalam memelihara jalinan komunitas yang aktif
dan menggunakan sistem dukungan sosial serta strategi spiritual.
8. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Hal-hal terpenting untuk dicermati bahwa dalam kaitanya dengan perawatan
kesehatan adalah sejauh mana keluarga secara mandiri mampu melakukan tugas
kesehatannya.
Pada dasarnya menurut Friedman (2010) ada 5 yang terkait dengan
pelaksanaan asuhan keprawatan jika diterapka pada keluarga Diabtes mellitus yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan setiap keluarga yang terkena penyakit diabetes
mellitus yaitu untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan,mengkaji sejauhmana keluarga mengenal tanda dari masalah kesehatan
yang meliputi pengertian, tanda gejala, dan penyebab.
b. Mengambil keputusan untuk tindakan keperawatan yang tepat bagi anggota
keluarga yang menderita diabetes mellitus meliputi cara mengatasi masalah
kesehatan.
c. Memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus
yang meliputi cara perawatan kepada anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan rumah yang memenuhi syarat kesehatan untuk
penderita diabetes mellitus meliputi memelihara lingkungan yang menguntungkan
bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan Yaitu untuk mengetaui sejauh mana
kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan masyarakat
meliputi cek kesehatan rutin untuk mengetahui kondisi anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan.
9. Peran Dalam Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga
Ada banyak peran perawat dalam membantu keluarga dalam menyelesaikan
masalah atau melakukan perawatan kesehatan keluarga,diantaranya sebagai berkut:
a. Pendidik
Dengan diberikan pendidikan kesehatan / penyuluhan diharapkan keluarga mampu
mengatasi dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatannya.
b. Kordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang
komprehensif dapat tercapai.
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik dalam rumah,klinik maupun
di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung.
d. Pengawas Kesehatan
Sebagai pengawasan kesehatan perawat harus melakukan home visit atau
kunjungan rumah teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian
tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.
Agar keluarga mau meminta nasehat pada perawat maka hubungan perawat dan
keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat
dipercaya.
f. Kolaborasi
Sebagai perawat di komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah
sakit,puskesmas,dan anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
kesehatan.
g. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga dalam menghadapi
kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.Kendala yang sering
dialami keluarga adalah keraguan didalam menggunakan pelayanan
kesehatan,masalah ekonomi,dan sosial budaya.
h. Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengidentifikasi
kesehatan secara dini,sehingga tidak terjadi ledakan atau kejadian luar biasa
(KLB).
i. Modifikasi lingkungan
Perawat momunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan,baik lingkungan
rumah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekitarnya gar dapat tercipta
lingkungan yang sehat.
4. Level 4
Seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama dari pengkajian
dan perawatan, keluarga menjadi fokus dan individu sebagai latar belakang. Keluarga
dipandang sebagai interaksional system, fokus intervensi: dinamika internal
keluarga;struktur dan fungsi keluarga; hubungan sub-system keluarga dengan
lingkungan luar.
Model Konseptual Keperawatan Keluarga Konsep model “self care”
Dorothea E. Orem (1971) dikutip dalam Friedman (2010) beranggapan bahwa asuhan
keperawatan dibutuhkan jika seorang dewasa tidak mampu melaksanakan perawatan
diri secara memadai untuk mempertahankan kehidupan, memelihara kesehatan, pulih
dari penyakit atau cedera, atau mengatasi efek penyakit atau cedera. Model Orem juga
mengakomodasi keadaan saat asuhan keperawatan mungkin ditujukan untuk orang tua
atau wali yang merawat anak yang sedang sakit. Sebagai contoh asuhan keperawatan
dapat ditujukan untuk orang tua atau wali yang merawat anak yang sedang sakit.
Enam konsep utama dalam konsep Orem adalah perawatan diri, agensi perawatan diri,
kebutuhan keperawatan diri secara terapeutik, deficit perawatan diri, institusi dan
sistem keperawatan. Sebuah konsep sekunder, tetapi penting adalah konsep faktor
pengondisian landasan yang membahas beragam karakteristik personal dan keadaan
klien.
Gray (1996) dalam Friedman (2010) menyatakan bahwa setiap individu
anggota keluarga dapat dipandang sebagai agena perawtan diri yang memberi
konstribusi pribadi berkelanjutan bagi kesehatannya sendiri. Anggota keluarga baik
secara individu atau kelompok, dapat melakukan atau menjalankan keharusan
perawatan diri yang meliputi sikap mengabai kesehatan mereka dan kemampuan
mereka untuk melaksanakan perilaku perawatan diri. Perawatan diri dapat digunakan
untuk membantu perkembangan promosi kesehatan dalam keluarga dan untuk
mengenali serta mengevaluasi beberapa area yang mungkin mengalami penurunan
kesehatan.
a. Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan dan control
terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
b. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang
cukup, sering kali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup.
c. Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari control terhadap jari
dan tangan. Oleh karna itu biasanya anak belum terampil, belum biasa melakukan
kegiatan yang rumit misalnya mengikat tali sepatu.
d. Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan
pandangannya pada objek-objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi
tangan masih belum sempurna.
e. Walaupun tubuh anak lentur tapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih
lunak.
f. Walaupun anak laki-laki lebih besar, anak perempuan lebih terampil dalam tugas
yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus.
1. Ciri Sosial Anak Prasekolah
a. Umumnya anak pada tahap ini memiliki satu atau dua sahabat, sahabat yang
dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang
sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
b. Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi dengan baik, oleh
karena kelompok tersebut cepat berganti-ganti.
c. Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar.
2. Ciri Emosional Pada Anak Prasekolah
a. Anak prasekolah cenderung mengekpresikan emosinya dengan bebas dan
terbuka., sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
b. Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan
perhatian guru.
3. Ciri Kognitif Anak Prasekolah
a. Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari mereka
senang berbicara khususnya dalam kelompoknya.
b. Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi minat, kesempatan,
interaksi, mengagumi dan kasih sayang.
Cara yang dilakukan agar anak berkembang menjadi kompeten dengan cara
sebagai berikut:
1. Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
2. Tunjukan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak
3. Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan
kesempatan dalam banyak hal.
4. Berikan kesempatan dan dorongan untuk melakukan kegiatan secara mandiri.
5. Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperoleh oleh lingkungannya.
6. Kagumilah apa yang dilakukan anak.
1. Masalah aktual/risiko
a. Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh.
b. Menarik diri dari lingkungan social
c. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
d. Mudah dan Sering marah
e. Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan
f. Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga
g. Keengganan melakukan kewajiban agama
h. Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal
i. Gangguan komunikasi verbal
j. Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan
untuk bermain).
2. Potensial atau sejahtera
a. Meningkatnya kemandirian anak
b. Peningkatan daya tahan tubuh
c. Hubungan dalam keluarga yang harmonis
d. Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
e. Pemeliharaan kesehatan yang optimal
C. Rencana Asuhan Keperawatan
1. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anak yang sakit.
Tujuan: Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan
yang adekuat
Intervensi:
a. Diskusikan tentang tugas keluarga
b. Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota
keluarga sakit
c. Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga
d. Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya
pertolongan yang telah dilakukan
e. Ajarkan cara merawat anak dirumah
f. Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga
2. Risiko/risiko tinggi
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya.
Tujuan: ketidakharmonisan keluarga menurun.
Intervensi:
a. Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga
b. Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga
c. Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani.
d. Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak
e. Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikanmasalah.
f. Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
g. Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut
alternative.
3. Potensial atau sejahtera
Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga
Tujuan: Dipertahankanya hubungan yang harmonis
Intervensi:
a. Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga
b. Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas
kemampuannya
c. Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah)
d. Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan
masalah.
2.5 Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.A Dan Ny.Bdengan Perkembangan Anak Usia
Sekolah
A. Pengkajian
1. Indentitas Umum Keluarga
a. Indentitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. A
Umur : 31 tahun
Agama : islam
Suku : melayu
Pendidikan : SMA
Perkerjaan : swasta
Alamat : Jln. Kutilang B E 5
No. Telpon :
2. Komposisi keluarga
No. Nama L/P Umur Hub.Klg Pekerjaan Pendidikan
3 An C L 6 anak Pelajar SD
3. Genogram
Ket :
Perempuan
Laki – laki
Hubungan perkawinan dan satu rumah
Yang mengalami masalah
4. Type keluarga
Jenis Type Keluarga : keluarga “Nuclear Family”
Masalah Yang terjadi dengan type tersebut: keluarga saat ini belum bisa
sepenuhnya mengajarkan anak bagaimana cara bersosialisai dengan lingkungan
dan membantu anak menyelesaikan tugas sekolahnya.
5. Suku bangsa
a. Asal Suku Bangsa : Tn. A dan Ny. B sama-sama berasal dari suku melayu.
Mereka bisa menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai
kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok
untuk memicu perselisihan.
b. Budaya Yang berhubungan dengan Kesehatan
Ketika sakit keluarga percaya tidak boleh untuk potong kuku.
6. Agama Dan Kepercayaan Yang Memepengaruhi Kesehata
Agama Tn. A dan Ny. B adalah Islam, TnA dan Ny. B selalu berusaha untuk
memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah dengan anak
mereka An C, yang sebelumnya sudah di masukkan ke TPA untuk belajar agama,
seperti sholat dan baca tulis Al-Quran, kecuali jika Tn. A dan Ny. B sedang kerja,
mereka melakukan shalat sendiri-sendiri di tempat kerja.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah: Tn. A Ny B
b. Penghasilan : Rp. 1.500.000,00 – Rp 3.000.000,00 / bulan
c. Upaya lain : tidak ada
d. Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : motor 2 buah.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan setiap bulannya sekitar 2
juta, sudah termasuk untuk kebutuhan makan sehari hari,dan jajan An C juga
pembayaran sekolah An C.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang terdiri dari satu atau lebihindividu yang
diikat oleh hubungan perkawinan dimana anggota keluarga saling berinterksi dan
berkomunikasi antara satu sama lain yang masing-masing mempunyai peran sosial untuk
mencapai tujuan hidup yang sama.
Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran
dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan
individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah
usia bertambah.
3.2 Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah yang di susun oleh kelompok kami
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Dengan Presekolah” ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan, tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah
diatas.
Daftar Pustaka