Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA

DENGAN PRE SCHOOL

Disusun Oleh :
Siti Maryani (171141027)
Siti Ngaisah (171141028)
Siti Nurhalizah (171141029)
Ulfatin Erika (171141030)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulisan makalah Keperawatan Keluarga, dapat terselesaikan dengan waktu yang telah
ditentukan. Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk membahas mengenai ”Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Anak Pra-sekolah”. Untuk itu, kami menyusun makalah ini
dengan harapan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca. Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat. Dengan ini, kami
memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan. Akhir kata dari kami,
semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Surabaya, 11 Juni 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ..................................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .......................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................2

1.3. Tujuan ....................................................................................................2

1.4. Manfaat ..................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Keluarga ....................................................................................3

2.2. Konsep Keperawatan Keluarga Dan Model Konseptual Keluarga..........8

2.3. Anak Prasekolah ....................................................................................10

2.4. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Dengan Pre School .......11

2.5. Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.A Dan Ny.B dengan Perkembangan Anak Usia

Sekolah ..................................................................................................14

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.............................................................................................17

3.2. Saran.......................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998). Keluarga sebagai pranata social
terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan pimpinan
atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak kejadian merisaukan sekarang ini,
seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan makin kurang
berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam memfasilitsi tumbuh kembang anak dan
menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling menghormati, cinta kasih, toleransi, dan
empati.
Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran
dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan
individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang
setelah usia bertambah.
Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan.
Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah
ini sedang dalamproses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang tidak ada,
sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yag rentan berbagai
penyakitbdan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak
jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga
usaha-usaha pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan.
Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan
dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu
keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga
yang optimal.
Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran pengasuhan
(parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi
oleh faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan anak, latar
belakang pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress
yang dialami orang tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan perawatan anak di
rumah sakit, keluarga punya tugas adaptif, yaitu meneriama kondisi anak, mengelola
kondisi anak, memnuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan
perkembangan keluarga, menghadapi stressor dengan positif, membatu keluarga untuk
mengelola perasaanyang ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak
yang sedang sakit, dan mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak
prasekolah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi keluarga?
2. Bagaimana proses dan strategi koping keluarga?
3. Bagaimana tugas keluarga dalam bidang kesehatan?
4. Bagaimana peran dalam asuhan keperawatan kesehatan keluarga?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mempelajari lebih dalam tentang asuhan keperawatan terhadap anak usia
prasekolah di samping itu, penulisan juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang
bertujuan untuk menerapkan konsep materi keperawatan keluarga.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk menjelaskan definisi keluarga
2. Untuk menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah
3. Untuk menjelaskan tugas keluarga dalam bidang kesehatan
4. Untuk mengetahui konsep keperawatan keluarga dan model konseptual keluarga
5. Untuk mengetahui ciri pada anak usia prasekolah
6. Untuk menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan anak prasekolah

1.4 Manfaat
Untuk menambah wawasan dan informasi penulis mengenai anak usia prasekolah sebagai
pertimbangan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak prasekolah dan
meningkatkan ketrampilan penulis mengenai asuhan keperawatan pada keluarga dengan
prasekolah.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keluarga


1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyaiperan masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga. Keadaan ini perlu disadari sepenuhnya
bahwa setiap individu merupakan bagiannya dan di keluarga juga semua dapat
diekspresikan tanpa hambatan yang berarti (Friedman, 2010). Keluarga menurut
Burges (1963) dan Friedman (2010) adalah sekumpulan yang disatukan oleh ikatan
perkawinan darah dan ikatan adopsi atau ikatan sebuah keluarga yang hidup bersama-
sama dalam satu rumah tangga dan adanya interkasi dan komunikasi satu sama lain
dalam peran sosial keluarga seperti suami, istri, ayah, ibu, anak laki-laki, saudara
perempuan, saudara dan saudari.
Jadi, dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga
merupakan sekumpulan orang yang terdiri dari satu atau lebihindividu yang diikat
oleh hubungan perkawinan dimana anggota keluarga saling berinterksi dan
berkomunikasi antara satu sama lain yang masing-masing mempunyai peran sosial
untuk mencapai tujuan hidup yang sama.
2. Fungsi Keluarga
Friedman, (2010) mengidentifikasi 5 fungsi dasar keluarga, yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Fungsi afektif berhubungan fungsi internal keluarga
diantaranya perlindungan psikososial dan dukungan terhadap anggotanya.
Sejumlah penelitian penting dilakukan untuk memastikan pengaruh positif
kepribadian yang sehat dan ikatan keluarga pada kesehatan serta kesejahteraan
individu.
b. Fungsi sosialisasi dan status sosial
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai
anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada anggota
keluarga.

c. Fungsi reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan
untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi sandang, papan, pangan maka keluarga memerlukan sumber
keuangan. Fungsi ini sulit dijalankan pada keluarga dibawah garis kemiskinan.
Perawat bertanggung jawab mencari sumber-sumber masyarakat yang dapat
digunakan untuk meningkatkan status kesehatan klien.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Yaitu menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan. Fungsi keperawatan kesehatan bukan hanya fungsi esensial
dan dasar keluarga namun fungsi yang mengemban fokus sentral dalam keluarga
yang berfungsi dengan baik dan sehat. Akan tetapi, memenuhi fungsi perawatan
kesehatan bagi semua anggota keluarga dapat sulit akibat tantangan eksternal dan
internal.
Pratt (1976, 1982) menunjukan bahwa alasan keluarga mengalami kesulitan
memberikan perawatan keluarga bagi anggota mereka terletak pada
a) Struktur keluarga dan
b) Sistem pelayanan kesehatan.

Pratt menemukan bahwa saat keluarga memiliki asosiasi yang luas dengan
organisasi, terlibat dalam aktivitas umum, dan menggunakan sumber komunitas,
mereka memanfaatkan pelayanan perawatan kesehatan dengan lebih cepat. Selain
itu praktik kesehatan personal meningkat saat suami secara aktif terlibat dalam
urusan internal keluarga, termasuk masalah yang berkenaan dengan sistem
pelayanan kesehatan.

3. Tipe dan Bentuk Keluarga


Bentuk keluarga menurut Friedman (2010) adalah Berikut ini akan
disampaikan berbagai tipe keluarga :
1) Tipe keluarga tradisional
a. Keluarga inti
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, anak (kandung
atau angkat). Dua bentuk variasi yang sedang berkembang dalam keluarga-
keluarga inti adalah keduanya pekerja/berkarier dan keluarga tanpa anak.
Keluarga adoptif merupakan satu tipe lain dari keluarga inti yang tercatat
dalam literatur karena memliki keadaan dan kebutuhan yang khusus.
b. Keluarga besar
Yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga yang lain yang
mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, keponakan, paman, bibi.
Tipe keluarga ini lebih sering terdapat di kalangan kelas pekerja dan keluarga
imigran. Karena manusia hidup lebih lama, perceraian, hamil dikalangan
remaja, lahir diluar perkawinan semakin meningkat pula, dan rumah menjadi
tempat tinggal bagi beberapa generasi, biasanya hanya bersifat sementara.
c. Keluarga “Dyad”
Yaitu satu rumah tangga yang terdiri dari suami,istri dan tanpa anak.
d. “Single parent”
Yaitu suatu rumah tagga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu)
dengan anak (kandung /angkat ). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian
atau kematian.
2) Tipe keluarga non tradisonal
Tipe keluarga nontradisional menurut Friedman (2010) antara lain keluarga
dengan orang tua yang tidak pernah menikah dan anak biasanya ibu dan anak,
keluarga pasangan yang tidak menikah dengan anak, pasangan heteroseksual
cohabiting (kumpul kebo), keluarga homoseksual, agugmented family, keluarga
komuni, keluarga asuh.
4. Tahap dan Perkembangan Keluarga
Menurut Friedman (2010) Perkembangan keluarga terbagi menjadi beberapa
tahap dan perkembangan diantaranya yaitu :
a. Tahap I
Pasangan baru atau keluarga baru (berginning family). Keluarga baru dimulai
pada saat masing-masing individu, yaitu suami dan istri yang membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing.
b. Tahap II
Keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family). Keluarga yang
menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun).

c. Tahap III
Keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool). Dimulai saat
kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.
d. Tahap IV
Keluarga dengan anak usia sekolah (families with schoolchildren). Dimulai pada
saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia
12 tahun.
e. Tahap V
Keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).Dimulai pada saat anak
pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun,
pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.
f. Tahap VI
Keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching centerfamilies). Yaitu
dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah..
g. Tahap VII
Keluarga usia pertengahan (middle age families). Dimulai pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau salah satu pasangan
meninggal. Tugas Perkembangan yaitu menyediakan lingkungan yang
meningkatkan kesehatan, memepertahankan hubungan antara orang tua, lansia dan
anak-anak yang memuaskan, dan umtuk memperkuat hubungan pernikahan.
Menurut Friedman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang
dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :Kebutuhan promosi
kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang dan tidur yang
kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak teratur, masalah-
masalah hubungan perkawinan, Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak dan
orang tua yang berusian lanjut, masalah yang berhubungan dengan perawatan :
membantu perawatan orang tua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
Peran perawat dalam menghadapi masalah kesehatan: memotivasi orang tua
usia pertengahan untuk mengatur pola makan,istirahat dan olahraga,
menganjurkan mengatasi masalah keluarga dengan cara berembug dengan anak-
anaknya, memotivasi keluarga untuk membantu perawatan orang tua yang lanjut
usia.

h. Tahap VIII
Keluarga usia lanjut. Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai pada saat
salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal, sampai
keduanya meninggal.
5. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2010) struktur keluarga terdiri atas:
1) Pola dan proses komunikasi
2) Pola interaksi keluarga yang berfungsi bersifat terbuka dan jujur, selalu
menyelesaikan konflik keluarga, berpikiran positif.
3) Struktur peran: Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi social yang diberikan.
4) Struktur kekuatan: Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain kearah positif.
6. Struktur Peran Keluarga
Peran-peran keluarga sangat penting, dan merupakan peran sentral yang setiap
orang harus dipelajari agar dapat dimainkan secara sukses, sedangkan untuk
berfungsinya individu secara sukses melainkan juga keberhasilan fungsi keluarga.
1) Peran formal
Yaitu sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogeny keluarga membagi
peran secara mereka kepada anggota keluarga seperti cara masyarakat membagi
peran-perannya. Peran formal yang biasa dalam keluarga yaitu peran sebagai
peran pencari nafkah, ibu rumah tangga pengasuh dan lain-lain.
2) Peran informal
Peran informal mempunyai tuntuan yang berbeda tidak terlalu didasarkan pada
atribut-atribut /kepribadian anggoata keluarga ondividual. Dengan demikian,
seorang anggota keluarga mungkin menjadi penengah, berupaya mencari
penyelesaian apabila ada anggota keluarga yang konflik.
3) Nilai dan norma
Nilai adalah keyakinan abadi yang berfungsi sebagai pedoman umum bagi
perilaku dan dalam keluarga nialiu-nilai tersebut membimbing perkembangan
aturan-aturan dan nilai-nilai keluarga yang lebih spesifik daripada norma-norma
keluarga. Norma adalah rasa perilaku yang dianggap menjadi tahu dari
masyarakat tertentu dan pola-pola perilaku semacam ini didasarkan pada nilai-
nilai keluarga dan itu merupakan modal perilaku.
7. Proses dan Strategi Koping Keluarga
a. Proses dan strategi koping keluarga Strategi koping perilaku, kognitif, dan
emosional keluarga serta individu diartikan sebagai masalah atau situasi khusus.
Perbedaan situasi dan masalah membutuhkan pemecahan yang berbeda: yaitu,
respon koping yang berbeda perlu diterapkan.
b. Strategi koping keluarga internal Dalam strategi ini , tiga jenis strategi koping
intra-keluarga yang umum dibahas yaitu strategi hubungan keluarga, kognitif, dan
komunikasi. Strategi hubungan: Mengandalkan kelompok keluarga, kebersamaan
yang lebih besar, fleksibilitas peran. Strategi kognitif: Normalisasi, pengendalian
makna masalah dengan pembingkaian ulang dan penilaian pasif, pemecahan
masalah bersama, mendapatkan informasi dan pengetahuan. Strategi komunikasi :
Terbuka dan jujur, menggunakan humor dan tawa.
c. Strategi koping keluarga eksternal
Strategi koping keluarga eksternal dalam memelihara jalinan komunitas yang aktif
dan menggunakan sistem dukungan sosial serta strategi spiritual.
8. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Hal-hal terpenting untuk dicermati bahwa dalam kaitanya dengan perawatan
kesehatan adalah sejauh mana keluarga secara mandiri mampu melakukan tugas
kesehatannya.
Pada dasarnya menurut Friedman (2010) ada 5 yang terkait dengan
pelaksanaan asuhan keprawatan jika diterapka pada keluarga Diabtes mellitus yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan setiap keluarga yang terkena penyakit diabetes
mellitus yaitu untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan,mengkaji sejauhmana keluarga mengenal tanda dari masalah kesehatan
yang meliputi pengertian, tanda gejala, dan penyebab.
b. Mengambil keputusan untuk tindakan keperawatan yang tepat bagi anggota
keluarga yang menderita diabetes mellitus meliputi cara mengatasi masalah
kesehatan.
c. Memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus
yang meliputi cara perawatan kepada anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan rumah yang memenuhi syarat kesehatan untuk
penderita diabetes mellitus meliputi memelihara lingkungan yang menguntungkan
bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan Yaitu untuk mengetaui sejauh mana
kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan masyarakat
meliputi cek kesehatan rutin untuk mengetahui kondisi anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan.
9. Peran Dalam Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga
Ada banyak peran perawat dalam membantu keluarga dalam menyelesaikan
masalah atau melakukan perawatan kesehatan keluarga,diantaranya sebagai berkut:
a. Pendidik
Dengan diberikan pendidikan kesehatan / penyuluhan diharapkan keluarga mampu
mengatasi dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatannya.
b. Kordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang
komprehensif dapat tercapai.
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik dalam rumah,klinik maupun
di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung.
d. Pengawas Kesehatan
Sebagai pengawasan kesehatan perawat harus melakukan home visit atau
kunjungan rumah teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian
tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.
Agar keluarga mau meminta nasehat pada perawat maka hubungan perawat dan
keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat
dipercaya.
f. Kolaborasi
Sebagai perawat di komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah
sakit,puskesmas,dan anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
kesehatan.

g. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga dalam menghadapi
kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.Kendala yang sering
dialami keluarga adalah keraguan didalam menggunakan pelayanan
kesehatan,masalah ekonomi,dan sosial budaya.
h. Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengidentifikasi
kesehatan secara dini,sehingga tidak terjadi ledakan atau kejadian luar biasa
(KLB).
i. Modifikasi lingkungan
Perawat momunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan,baik lingkungan
rumah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekitarnya gar dapat tercipta
lingkungan yang sehat.

2.2 Konsep Keperawatan Keluarga Dan Model Konseptual Keluarga


Keperawatan keluarga merupakan kekhususan spesialisasi yang terdiri dari
ketrampilan berbagai bidang keperawatan. Praktek keperawatan keluarga didefinisikan
sebagai pemberian perawatan menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan
anggotaanggotanya dlam situasi sehat dan sakit. Penekanan praktik keperawatan keluarga
adalah berorientasi pada kesehatan,bersifat holistik,,dan interaksional, kekuatan keluarga.
Tingkatan keperawatan keluarga: Ada empat tingkatan keperawatan keluarga yaitu :
1. Level 1
Keluarga menjadi latar belakang individu/anggota keluarga dan fokus pelayanan
keperawatan di tingkat ini adalah individu yang akan dikaji dan diintervensi.
2. Level 2
Keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya, masalah kesehatan/
keperawatan yang sama dari masing-masing anggota akan diintervensi bersamaan,
masing-masing anggota dilihat sebagai unit yang terpisah.
3. Level 3
Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah su-sistem dalam keluarga,
anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang berinteraksi, fokus intervensi :
hubungan ibu dengan anak:hubungan perkawinan,dll.

4. Level 4
Seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama dari pengkajian
dan perawatan, keluarga menjadi fokus dan individu sebagai latar belakang. Keluarga
dipandang sebagai interaksional system, fokus intervensi: dinamika internal
keluarga;struktur dan fungsi keluarga; hubungan sub-system keluarga dengan
lingkungan luar.
Model Konseptual Keperawatan Keluarga Konsep model “self care”
Dorothea E. Orem (1971) dikutip dalam Friedman (2010) beranggapan bahwa asuhan
keperawatan dibutuhkan jika seorang dewasa tidak mampu melaksanakan perawatan
diri secara memadai untuk mempertahankan kehidupan, memelihara kesehatan, pulih
dari penyakit atau cedera, atau mengatasi efek penyakit atau cedera. Model Orem juga
mengakomodasi keadaan saat asuhan keperawatan mungkin ditujukan untuk orang tua
atau wali yang merawat anak yang sedang sakit. Sebagai contoh asuhan keperawatan
dapat ditujukan untuk orang tua atau wali yang merawat anak yang sedang sakit.
Enam konsep utama dalam konsep Orem adalah perawatan diri, agensi perawatan diri,
kebutuhan keperawatan diri secara terapeutik, deficit perawatan diri, institusi dan
sistem keperawatan. Sebuah konsep sekunder, tetapi penting adalah konsep faktor
pengondisian landasan yang membahas beragam karakteristik personal dan keadaan
klien.
Gray (1996) dalam Friedman (2010) menyatakan bahwa setiap individu
anggota keluarga dapat dipandang sebagai agena perawtan diri yang memberi
konstribusi pribadi berkelanjutan bagi kesehatannya sendiri. Anggota keluarga baik
secara individu atau kelompok, dapat melakukan atau menjalankan keharusan
perawatan diri yang meliputi sikap mengabai kesehatan mereka dan kemampuan
mereka untuk melaksanakan perilaku perawatan diri. Perawatan diri dapat digunakan
untuk membantu perkembangan promosi kesehatan dalam keluarga dan untuk
mengenali serta mengevaluasi beberapa area yang mungkin mengalami penurunan
kesehatan.

2.3 Anak Prasekolah


Adalah anak dengan usia 3-5 tahun, ciri fisik anak prasekolah penampilan maupun
gerak-gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan
sebelumya:

a. Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan dan control
terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
b. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang
cukup, sering kali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup.
c. Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari control terhadap jari
dan tangan. Oleh karna itu biasanya anak belum terampil, belum biasa melakukan
kegiatan yang rumit misalnya mengikat tali sepatu.
d. Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan
pandangannya pada objek-objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi
tangan masih belum sempurna.
e. Walaupun tubuh anak lentur tapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih
lunak.
f. Walaupun anak laki-laki lebih besar, anak perempuan lebih terampil dalam tugas
yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus.
1. Ciri Sosial Anak Prasekolah
a. Umumnya anak pada tahap ini memiliki satu atau dua sahabat, sahabat yang
dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang
sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
b. Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi dengan baik, oleh
karena kelompok tersebut cepat berganti-ganti.
c. Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar.
2. Ciri Emosional Pada Anak Prasekolah
a. Anak prasekolah cenderung mengekpresikan emosinya dengan bebas dan
terbuka., sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
b. Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan
perhatian guru.
3. Ciri Kognitif Anak Prasekolah
a. Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari mereka
senang berbicara khususnya dalam kelompoknya.
b. Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi minat, kesempatan,
interaksi, mengagumi dan kasih sayang.
Cara yang dilakukan agar anak berkembang menjadi kompeten dengan cara
sebagai berikut:
1. Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
2. Tunjukan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak
3. Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan
kesempatan dalam banyak hal.
4. Berikan kesempatan dan dorongan untuk melakukan kegiatan secara mandiri.
5. Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperoleh oleh lingkungannya.
6. Kagumilah apa yang dilakukan anak.

2.4 Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Dengan Pre School


A. Pengkajian
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep
keluarga).
2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
a. Identitas anak
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
c. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
d. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari
e. Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang
telah dicapai)
f. Pemeriksaan fisik
g. Lengkapi dengan pengkajian focus
1) Bagaimana karakteristik teman bermain
2) Bagaimana lingkungan bermain
3) Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah
4) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana
yang dimilikinya
5) Bagaimana temperamen anak saat ini
6) Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang
7) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak
8) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini
9) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah
10) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah
11) Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat
bermain
12) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini
13) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya
14) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya
15) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu:
1. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak.
2. Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas
keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi
perkembangan anak.

Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu:

1. Masalah aktual/risiko
a. Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh.
b. Menarik diri dari lingkungan social
c. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
d. Mudah dan Sering marah
e. Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan
f. Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga
g. Keengganan melakukan kewajiban agama
h. Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal
i. Gangguan komunikasi verbal
j. Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan
untuk bermain).
2. Potensial atau sejahtera
a. Meningkatnya kemandirian anak
b. Peningkatan daya tahan tubuh
c. Hubungan dalam keluarga yang harmonis
d. Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
e. Pemeliharaan kesehatan yang optimal
C. Rencana Asuhan Keperawatan
1. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anak yang sakit.
Tujuan: Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan
yang adekuat
Intervensi:
a. Diskusikan tentang tugas keluarga
b. Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota
keluarga sakit
c. Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga
d. Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya
pertolongan yang telah dilakukan
e. Ajarkan cara merawat anak dirumah
f. Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga
2. Risiko/risiko tinggi
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya.
Tujuan: ketidakharmonisan keluarga menurun.
Intervensi:
a. Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga
b. Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga
c. Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani.
d. Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak
e. Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikanmasalah.
f. Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
g. Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut
alternative.
3. Potensial atau sejahtera
Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga
Tujuan: Dipertahankanya hubungan yang harmonis
Intervensi:
a. Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga
b. Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas
kemampuannya
c. Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah)
d. Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan
masalah.

2.5 Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.A Dan Ny.Bdengan Perkembangan Anak Usia
Sekolah
A. Pengkajian
1. Indentitas Umum Keluarga
a. Indentitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. A
Umur : 31 tahun
Agama : islam
Suku : melayu
Pendidikan : SMA
Perkerjaan : swasta
Alamat : Jln. Kutilang B E 5
No. Telpon :
2. Komposisi keluarga
No. Nama L/P Umur Hub.Klg Pekerjaan Pendidikan

1 Tn.A L. 31 Suami Swasta SMA

2 Ny.B P 30. Istri Swasta SMA

3 An C L 6 anak Pelajar SD

3. Genogram
Ket :

Perempuan
Laki – laki
Hubungan perkawinan dan satu rumah
Yang mengalami masalah
4. Type keluarga
Jenis Type Keluarga : keluarga “Nuclear Family”
Masalah Yang terjadi dengan type tersebut: keluarga saat ini belum bisa
sepenuhnya mengajarkan anak bagaimana cara bersosialisai dengan lingkungan
dan membantu anak menyelesaikan tugas sekolahnya.
5. Suku bangsa
a. Asal Suku Bangsa : Tn. A dan Ny. B sama-sama berasal dari suku melayu.
Mereka bisa menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai
kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok
untuk memicu perselisihan.
b. Budaya Yang berhubungan dengan Kesehatan
Ketika sakit keluarga percaya tidak boleh untuk potong kuku.
6. Agama Dan Kepercayaan Yang Memepengaruhi Kesehata
Agama Tn. A dan Ny. B adalah Islam, TnA dan Ny. B selalu berusaha untuk
memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah dengan anak
mereka An C, yang sebelumnya sudah di masukkan ke TPA untuk belajar agama,
seperti sholat dan baca tulis Al-Quran, kecuali jika Tn. A dan Ny. B sedang kerja,
mereka melakukan shalat sendiri-sendiri di tempat kerja.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah: Tn. A Ny B
b. Penghasilan : Rp. 1.500.000,00 – Rp 3.000.000,00 / bulan
c. Upaya lain : tidak ada
d. Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : motor 2 buah.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan setiap bulannya sekitar 2
juta, sudah termasuk untuk kebutuhan makan sehari hari,dan jajan An C juga
pembayaran sekolah An C.

8. Aktivitas Rekreasi Keluarga


Keluarga kadang-kadang berekreasi diakhir pekan, dengan mengunjungi rumah
orang tua yang berbeda kota, dari mempawah ke pontianak.
9. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga Tn. A dan Ny. B memiliki
satu orang anak berumur 6 tahun yang baru masuk SD tahun ini, dan
berencana untuk memiliki anak lagi, jadi keluarga Tn. A dan Ny. B berada
pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Saat ini
keluarga Tn. A dan Ny B sebagai keluarga yang memiliki satu anak yang baru
saja masuk SD belum tahu bagaimana cara yang tepat dalam mengajarkan
anak bergaul, karena Ny B selalu khawatir jika anaknya ingin bermain diluar
rumah, dan Ny B serta Tn A, juga jarang sekali memiliki waktu untuk
membantu anak dalam mengerjakan PR dari sekolah, karena waktu kerja
mereka yang kadang jika lembur sampai larut malam. kadang anak dititipkan
dirumah tetangga yang sudah dianggap sebagai keluarga jika Tn A dan Ny B
ada kerja lembur, yang kadang pulangnya pukul 21.00.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn A , dan Ny B serta An C tidak ada yang menderita penyakit berat,
hanya kadang terkena flu, atau pusing kepala biasa.
b) Riwayat penyakit keturunan
Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang
memerlukan perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan di rumah yang
lama. Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. A tidak ada yang memilki
penyakit kronis maupun penyakit keturunan.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang terdiri dari satu atau lebihindividu yang
diikat oleh hubungan perkawinan dimana anggota keluarga saling berinterksi dan
berkomunikasi antara satu sama lain yang masing-masing mempunyai peran sosial untuk
mencapai tujuan hidup yang sama.

Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran
dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan
individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah
usia bertambah.

3.2 Saran

Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah yang di susun oleh kelompok kami
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Dengan Presekolah” ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan, tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah
diatas.

Daftar Pustaka

Hamidah,dkk.2017. BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI,


BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH.Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Suryaningsih,Sofi.2017. Makalah ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA


TAHAP PERKEMBANGAN USIA ANAK PRASEKOLAH DENGAN MASALAH
KETIDAKMAMPUAN MENJADI ORANG TUA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GOMBONG II: STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Sulthan, Rham Hakim,dkk.2019. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN


TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA ANAK USIA PRASEKOLAH: STIKes Kusuma
Husada Surakarta

Saputro, Heri, dkk.2017. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Perkembangan


Psikososial Pada Anak Prasekolah: Journal Of Nursing Practice http://jurnal.strada.ac.id/jnp

Anda mungkin juga menyukai