Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA TAHAP PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH
Disusun Untuk Tugas Kelompok Mata Kep. Keluarga Semester VIIB
Dosen Pengampuh : Ibu Ns. Wahyuni Maria P. Hutomo S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh :
KELOMPOK I
1. Flora Riska Arobaya (202114201116B)
2. Shafira Almanda (202114201125B)
3. Novalina Tatuta

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN
SORONG
2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga
Pada Tahap Perkembangan Anak Usia Prasekolah” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas kelompok pada mata kuliah Keperawatan Keluarga. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan terhadap asuhan keperawatan keluarga
pada tahap perkembangan anak usia prasekolah bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Wahyuni Maria P.
Hutomo S.Kep., M.Kes selaku dosen pengampuh mata kuliah yang memberikan
tugas kepada kelompok kami, Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Sorong, 19 November 2022

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................3
A. Konsep Dasar Otitis Media Akut.............................................................3
1. Definisi..............................................................................................3
2. Anatomi Telinga ...............................................................................3
3. Etiologi..............................................................................................4
4. Faktor Resiko Otitis Media................................................................5
5. Patofisiologi.......................................................................................6
6. Klasifikasi..........................................................................................7
7. Manifestasi Klinis..............................................................................9
8. Komplikasi.......................................................................................10
9. Pemeriksaan Penunjang...................................................................10
10. Penatalaksanaan...............................................................................13
B. Konsep Asuhan Keperawatan................................................................15
1. Pengkajian Keperawatan.................................................................15
2. Diagnosa Keperawatan....................................................................17
3. Intervensi Keperawatan...................................................................17
4. Implementasi Keperawatan.............................................................20
5. Evaluasi Keperawatan.....................................................................20
BAB III PENUTUP............................................................................................21
A. Kesimpulan............................................................................................21
B. Saran......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak merupakan aset penting bagi masa depan suatu bangsa dan negara.
Keberhasilan mereka kelak yang akan memiliki pengaruh besar baik bagi
dirinya sendiri ataupun bangsa dan Negara. Untuk itu, pentingnya
membentuk generasi penerus bangsa dan negara yang cemerlang. Usaha yang
dapat dilakukan salah satunya yaitu mensejahterakan kesehatan anak.
Kesehatan anak dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam
mencegah penyakit dan pegobatan penyakit. Kondisi kesehatan anak
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak maka diperlukannya
layanan kesehatan, lingkungan yang sehat dan asupan gizi yang tepat dan
berkualitas, yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
(Suryaningsih et al., 2019).
Anak sehat, cerdas dan berakhlak mulia merupakan suatu keinginan orang
tua. Untuk mendapatkan hal tersebut maka diperlukannya kualitas
pertumbuhan dan perkembangan yang baik sesuai dengan usia anak. Kualitas
pertumbuhan dan perkembangan pada anak merupakan hasil interaksi antara
faktor genetik yaitu faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari
ibu dan ayah dan faktor lingkungan yaitu lingkungan biologis, fisik,
psikologis, dan sosial (Suryaningsih et al., 2019).
Pada usia pra sekolah atau disebut sebagai fase “Golden Age” sangat
penting untuk memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak karena
pada usia tesebut pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan
pesat yang akan berpengaruh pada periode berikutnya hingga anak menjadi
dewasa (Chamidah, 2014). Beberapa dampak akibat dari tumbuh kembang
anak yang tidak sesuai dengan usianya diantara lain dapat menghambat
perkembangan otak. Oleh karena itu diperlukannya pemantauan tumbuh
kembang pada anak (Merita, 2019).

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat di ambil dalam makalah yaitu “Bagaimana
Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak Usia Prasekolah ?”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memperoleh gambaran terhadap
asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia Prasekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat memahami konsep keperawatan keluarga
b. Mahasiswa dapat memahami konsep keluarga, perawatan keluarga,
dan konsep keluarga dengan anak usia Prasekolah
c. Mahasiswa dapat memahami penerapan asuhan keperawatan pada
keluarga dengan anak usia Prasekolah

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


1. Definisi Keperawatan Keluarga
Menurut (Depkes RI, 2016) dalam buku PPSDM Keperawatan
Keluarga dan Komunitas Komprehensif. Keperawatan keluarga
merupakan pelayanan holistik yang menempatkan keluarga dan
komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga
dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi (Widagdo, 2017).

2. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi
interaksi antara anak dan orang tuanya. Keluarga berasal dari bahasa
sansekerta kulu dan warga atau keluarga yang berarti anggota kelompok
kerabat (Padila, 2012).
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan
oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah
tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain
yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan
budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama (Yusuf Sukarno,
2017).

3. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga berkaitan dengan peran dari keluarga yang bersifat
ganda, menurut Padila (2012) yaitu :
a. Fungsi afektif merupakan fungsi internal berhubungan secara
langsung dan menjadi dasar dari keluarga tersebut. Fungsi ini berguna
untuk pemenuhan fungsi psikososial.

3
b. Fungsi sosialisasi, dimana keluarga merupakan tempat pertama
individu memulai sosialisasi. Individu belajar untuk disiplin dan
mematuhi norma yang ada sehingga mampu untuk melakukan
interaksi sosial dimasyarakat.
c. Fungsi reproduksi, dimana keluarga memiliki fungsi untuk
meneruskan keturunan dan meningkatkan sumber daya manusia, hal
ini dikatakan sebagai fungsi reproduksi.
d. Fungsi ekonomi, dimana untuk memenuhi kebutuhan setiap anggota
keluarganya seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal.
e. Fungsi perawatan kesehatan, dalam fungsi perawatan kesehatan,
keluarga memiliki peran untuk melakukan proteksi dikeluarganya
terhadap penyakit.

4. Tugas Keluarga
Adapun lima tugas pokok keluarga, antara lain :
a. Mengenali masalah kesehatan,
b. Mengambil keputusan masalah kesehatan terhadap keluarganya yang
sakit,
c. Merawat keluarganya yang sakit,
d. Memodifikasi lingkungan dalam dan luar rumah yang berdampak
terhadap kesehatan keluarga,
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan apabila ada anggota
keluarganya yang sakit
(Friedman, M., 2010) (Gama , Suardana , & Widjanegara, 2019)

5. Tahapan Perkembangan Keluarga


Tahapan perkembangan keluarga tahap perkembangan keluarga dibagi
sesuai dengan kurun waktu tertentu yang dianggap stabil, misalnya
keluarga dengan anak pertama berbeda dengan keluarga dengan remaja.
Menurut Rodgers (Friedman, M., 2010), meskipun setiap keluarga
melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh
keluarga mengikuti pola yang sama. Tiap tahap perkembangan

4
membutuhkan tugas atau fungsi keluarga agar dapat melalui tahap
tersebut dengan sukses. Pada makalah ini akan diuraikan perkembangan
keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman, M., 2010)
Tahapan – tahapan perkembangan keluarga yaitu :
a. Tahap I. Pasangan Baru (Keluarga Baru)
b. Tahap II. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)
c. Tahap III. Keluarga dengan Anak Prasekolah
d. Tahap IV. Keluarga dengan Anak Sekolah
e. Tahap V. Keluarga dengan Anak Remaja
f. Tahap VI. Keluarga dengan Anak Dewasa (pelepasan)
g. Tahap VII. Keluarga Usia Pertengahan
h. Tahap VIII. Keluarga Usia Lanjut

B. Konsep Anak Usia Prasekolah


1. Definisi
Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun. Pada masa
ini, diperlukan pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak, dimana panca indera dan sistem penerimaan rangsangan serta proses
memori harus siap sehingga anak mampu belajar dengan baik (Tri et al.,
2020).

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah


a. Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan perubahan yang bersifat kuantitatif
(dapat diukur) perubahan ukuran tubuh dan bagiannya seperti
peningkatan jumlah sel, jaringan, struktur, dan sistem. Sebagai contoh
pertumbuhan fisik seseorang dengan bertambahnya tinggi badan, berat
badan, kepadatan tulang, dan struktur gigi dan polanya dapat
diprediksikan (Mansur, 2019). Pertumbuhan fisik pada anak usai
prasekolah yaitu :
1) Tubuh anak usia prasekolah akan tumbuh 6,5 hingga 7,8 cm per
tahun. Tinggi rata-rata anak usia 3 tahun adalah 96,2 cm, anak-

5
anak usia 4 tahun adalah 103,7 cm dan rata-rata anak usia 5 tahun
adalah 118,5 cm.
2) Pertambahan berat badan selama periode usia prasekolah sekitar
2,3 kg per tahun. Rata-rata berat badan anak usia 3 tahun adalah
14,5 kg dan akan mengalami peningkatan menjadi 18,6 kg pada
usia 5 tahun. Tulang akan tumbuh sekitar 5 hingga 7,5 sentimeter
per tahun. Lemak bayi yang hilang dan pertumbuhan otot selama
tahun- tahun prasekolah menjadikan penampilan anak terlihat
lebih kuat dan dewasa. Panjang tengkorak juga bertambah sedikit,
dengan rahang bawah menjadi lebih jelas. Rahang atas melebar
selama tahun prasekolah sebagai persiapan untuk munculnya gigi
permanen, biasanya mulai sekitar usia 6 Tahun.
b. Perkembangan
Menurut (Taylor et al., 2011) dalam buku Tumbuh Kembang
Anak Usia Prasekolah perkembangan adalah struktur, pikiran,
perasaan, atau perilaku yang dihasilkan dari proses pematangan,
pengalaman, dan pembelajaran. Perkembangan adalah sebuah proses
yang dinamis dan berkesinambungan seiring berjalannya kehidupan,
ditandai dengan serangkaian kenaikan, kondisi konstan, dan
penurunan. Proses pertumbuhan dan perkembangan manusia berasal
dari efek yang saling terkait dari faktor keturunan dan lingkungan.
Manusia secara bersamaan mengalami proses tumbuh dan
berkembang secara fisik, kognitif, psikososial, dimensi moral dan
spiritual, dengan masing-masing dimensi menjadi bagian penting dari
keseluruhan pribadi.
1) Perkembangan Otak Anak
Penelitian Neuroscience menunjukkan bahwa perkembangan
otak selama 5 tahun pertama lebih cepat, intensif dan sensitif
terhadap pengaruh eksternal atau lingkungan. Tahun-tahun
pembentukan ini adalah ketika anak-anak membangun fondasi
mereka untuk belajar dan kesuksesan masa depan.

6
2) Perkembangan Psikososial
Tugas perkembangan psikososial pada usia prasekolah adalah
membangun rasa inisiatif versus rasa bersalah, anak usia
prasekolah adalah siswa yang ingin tahu, mereka sangat antusias
mempelajari hal-hal baru. Anak usia prasekolah merasakan suatu
perasaan prestasi ketika berhasil dalam melakukan suatu kegiatan,
dan merasa bangga dengan seseorang yang membantu anak untuk
menggunakan inisiatifnya.
Anak usia prasekolah ingin mengembangkan dirinya
melebihi kemampuannya, kondisi ini dapat menyebabkan dirinya
merasa bersalah. Tahap pengembangan hati nurani selesai selama
periode prasekolah, dan tahap ini merupakan dasar untuk tahap
perkembangan moral yaitu anak dapat memahami benar dan
salah.
3) Perkembangan Kognitif
Anak usia prasekolah berada di tahap praoperasi. Pemikiran
pra operasi mendominasi selama tahap ini dan didasarkan pada
pemahaman dunia yang mementingkan diri sendiri. Pada fase
prakonseptual pra operasi berpikir, anak tetap egosentris dan
mampu mendekati masalah hanya dari satu sudut pandang. Anak
usia prasekolah muda memahami konsep penghitungan dan mulai
terlibat dalam permainan fantasi atau khayalan. Mereka percaya
bahwa pikirannya sangat kuat, fantasi yang dialami melalui
pemikiran magis memungkinkan anak-anak prasekolah untuk
membuat ruang di dunianya yang nyata.
4) Perkembangan moral dan spiritual
Anak akan mengembangkan rasa moralitas, prinsip-prinsip
yang mempengaruhi cara memperlakukan orang lain dan
bagaimana anak memandang keadilan. Keyakinan inti,
temperamen, dan pengalaman hidupnya hanyalah beberapa hal
yang akan memengaruhi moralitasnya. Setiap hari, anak usia

7
prasekolah dikelilingi oleh teman-teman dan situasi yang akan
memandu perkembangan moralnya, diantaranya adalah teman
bermain di sekolahnya atau alur cerita di acara TV favorit akan
membentuk pandangan anak.
Sebagai orang tua, Anda mungkin ingin memiliki pengaruh
pada bagaimana ia mengembangkan rasa benar versus rasa
bersalah dan menanamkan nilai-nilai yang dianggap penting.
Namun, tidak selalu mudah untuk mengetahui pada usia berapa
yang tepat untuk membimbing anak Anda secara moral atau
bahkan bagaimana memulainya. Ketika pemahaman moral anak
Anda meningkat, mulailah memintanya untuk mengidentifikasi
pelajaran hidup dalam sebuah cerita. Baca buku dan saksikan
cerita dengan berbagai pelajaran moral dan periksa pemahaman
anak Anda tentang bagaimana dia bisa menggeneralisasikan
pelajaran itu ke dalam hidupnya sendiri.
5) Perkembangan Keterampilan Motorik Kasar
Keterampilan motorik kasar anak prasekolah gesit sambil
berdiri, berjalan, berlari, dan melompat. Dia bisa naik, turun
tangga dan berjalan maju dan mundur dengan mudah. Berdiri
berjinjit atau dengan satu kaki masih membutuhkan konsentrasi
ekstra. Anak usia prasekolah tampaknya berada pada gerakan
konstan. Anak juga menggunakan tubuh untuk memahami
konsep-konsep baru (seperti menggunakan lengan dalam gerakan
“menenggak”.
6) Keterampilan Motorik Halus
Keterampilan motorik halus berbeda dari keterampilan
motorik kasar, Keterampilan motorik halus diperlukan untuk
banyak aspek perawatan diri seperti anak-anak, misalnya:
mengenakan sepatu, makan sendiri, membersihkan gigi sendiri.
Perkembangan motorik halus merupakan komponen penting dari
kesejahteraan anak-anak. Sejak lahir hingga usia anak delapan

8
tahun, anak-anak secara terus- menerus mendapatkan,
memperbaiki, dan menggabungkan fungsi dan keterampilan
motorik mereka dan mengintegrasikan keterampilan mereka.
7) Perkembangan Sensorik
Pendengaran utuh saat lahir dan harus tetap demikian
sepanjang usia prasekolah. Indera penciuman dan sentuhan terus
berkembang sepanjang tahun-tahun prasekolah. Anak usia
prasekolah yang masih muda mungkin memiliki indera perasa
yang tidak terlalu membeda-bedakan daripada anak yang lebih
besar, mereka berisiko lebih tinggi untuk menelan benda asing
secara tidak sengaja. Ketajaman visual terus mengalami kemajuan
dan harus sama secara bilateral. Pada usia 5 tahun memiliki
ketajaman visual 20/40 atau 20/30. Penglihatan warna masih utuh
pada usia ini.
8) Perkembangan Komunikasi dan Bahasa
Akuisisi bahasa memungkinkan anak usia prasekolah untuk
mengekspresikan pikiran dan kreativitas. Periode usia prasekolah
merupakan masa penyempurnaan keterampilan bahasa. Anak
berusia 3 tahun menggunakan kalimat pendek yang hanya berisi
informasi penting. Kosakata pada anak usia 3 tahun terdiri dari
sekitar 900 kata. Anak usia prasekolah dapat memperoleh
sebanyak 10 hingga 20 kata baru per hari dan pada usia 5 tahun
biasanya memiliki kosakata 2.100 kata.

3. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembanga


Menurut (Nurlaila et al., 2018) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan yaitu :
a. Faktor Genetik
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung
dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan

9
kuantitas pertumbuhan. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat
berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga dapat diperoleh
hasil akhir yang optimal. Penyakit keturunan yang disebabkan oleh
kelainan kromosom seperti sindro down, sindrom turner, dan lain-lain.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan adalah lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal.
Lingkungan prenatal meliputi gizi ibu saat hamil adanya toksin atau
zat kimia, radiasi, stres, anoksia embrio, imunitas, infeksi, danlain-
lain.
c. Faktor Biologis
Faktor biologis meliputi ras (suku bangsa), jenis kelamin, umur,
gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit
kronis, fungsi metabolisme, hormon.
d. Faktor Fisik
Faktor fisik meliputi cuaca (musim, keadaan geografis), keadaan
rumah, sanitasi, radiasi.
e. Faktor Psikososial
Faktor psikososial meliputi stimulasi, ganjaran/hukuman yang
wajar, motivasi belajar, keluarga sebaya, sekolah, stres, cinta, dan
kasih sayang, kualitas interaksi anak dan orang tua.
f. Faktor Keluarga dan Adat Istiadat
Faktor keluarga dan adat istiadat meliputi pekerjaan/pendapatan
keluarga, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, jenis kelamin
dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah dan ibu,
adat istiadat, norma, agama dan lain-lain.

10
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga
pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan,
berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta
tanggung jawab keperawatan (WHO, 2019).
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan, agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai
dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian
dapat menggunakan metode wawancara keluarga, observasi fasilitas
rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder. Hal-
hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah (Nanda., 2018-2020) :
a. Pengkajian data umum :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak
tertua dari keluarga inti.
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan
mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.

11
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman –
pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Ukuran rumah, kondisi dalam rumah dan luar rumah, kebersihan
rumah, ventilasi rumah, saluran pembuangan air limbah,
pengolahan sampah, kepemilikan rumah, kamar mandi, denah
rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas
Menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan komunias
setempat dan meliputi kebiasaan, nilai dan norrma serta budaya
penduduk setempat.
3) Mobilisasi geografi keluarga
Menjelaskan mobilisasi keluarga dan anggota keluarga.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul dan berinteraksi dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Menjelaskan jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas
keluarga yang mendukung kesehatan.
d. Struktur Komunikasi Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga : Menjelaskan bagaimana komunikasi
dalam keluarga dan bagaimana anggota keluarga menciptakan
komunikasi.

12
2) Struktur kekuatan keluarga : Menjelaskan kemampuan keluarga
untuk mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk
mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
3) Struktur Peran : Menjelaskan tentang peran masing – masing
anggota keluarga secara formal maupun informal baik di
lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat
4) Nilai dan norma budaya : Menjelaskan mengenai sistem norma
yang dianut keluarga dan berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu :
1) Fungsi Afektif
Yaitu fungsi mempertahankan kepribadian memfsilitasi stabilisasi
kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan psikologis
anggota keluarga.
2) Fungsi Sosialisasi dan Status Sosial
Yaitu fungsi memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan
menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif, serta
memberikan status pada anggota keluarga.
3) Fungsi Reproduksi
Yaitu fungsi untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama
beberapa generasi untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
4) Fungsi Ekonomi
Yaitu fungsi menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan
alokasi efektifnya.
5) Fungsi Perawatan Kesehatan
Yaitu menyediakan kebutuhan fisik : makanan, pakaian, tempat
tinggal, perawatan kesehatan.
f. Stress dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang : Stressor jangka
pendek yaitu stressor yang dialami keluarga dan memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan. Sedangkan

13
stressor jangka panjang adalah stressor yang memerlukan
penyelesaian lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan situasi
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor dan
situasi.
3) Strategi koping yang digunakan : Menjelaskan strategi seperti apa
yang digunakan keluarga bila ada permasalahan.
4) Harapan keluarga : Menjelaskan harapan keluarga terhadap
kesehatan.
g. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaaan Umum Klien :
Lakukan inspeksi, palpasi, perkusi, maupun auskultasi dari kepala
(mata, hidung, khususnya telinga kaji secara detail cairan yang
keluar, bau dan warna cairan), leher, dada, jantung, perut,
genitouria, dan ekstermitas.
2. Kaji Nutrisi, eliminasi, aktivitas dan perawatan diri

2. Diagnosa Keperawatan dan Fokus Intervensi


Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia
terhadap gangguan kesehatan atau proses kehidupan atau kerentanan
respon dari seorang individu, keluarga, kelompok, atau komunitas. Beikut
adalah diagnosa keperawatan dan fokus intervensi keperawatan keluarga
(Esti Muharumsih, 2017) :
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
1) Keluarga mampu mengenal masalah : Mengembangkan materi
pendidikan sesuai dengan tingkat pengetahuan keluarga
2) Keluarga mampu mengambil keputusan, sesuai dengan informasi
yang diperoleh
3) Keluarga mampu merawat anggota yang sakit, meningkatkan
istirahat dan perawatan yang baik.

14
4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan : Menentukan sumber
daya keuangan, menentukan status pendidikan, merencanakan
kegiatan pencegahan resiko.
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan : Menentukan
apakah klien dan keluarga mempunyai pengetahuan mengenai
kondisi kesehatan.
b. Ketidakefektifan managemen kesehatan
1) Keluarga mampu mengenal masalah : Beri pengertian keluarga
resiko penyakit
2) Keluarga mampu mengambil keputusan
3) Keluarga mampu merawat anggota yang sakit, beri pendidikan
kesehatan mengenai penyakit dan penyebabnya.
4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan : Ciptakan lingkungan
yang bersih dan bebas dari baktei pencetus.
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan Menentukan
apakah keluarga sudah memahami tentang kesehatan, dan keluarga
memanfaatkan kesehatan.

3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan perawatan keluarga terdiri dari beberapa penetapan
tujuan, mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta
dilengkapi dengan rencana evaluasi yang membuat kriteria dan standar.
Tujuan dirumuskan secara spesifik (spesifik), dapat diukur (measurable),
dapat dicapai (achievable), rasional atau masuk akal (rasional) dan
menunjukkan waktu (time) yang disingkat menjasi SMART. Rencana
intervensi ditetapkan untuk mencapai tujuan (Padila, 2012).

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditunjukan oada Nursing Order untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karena itu

15
rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Implementasi pada
asuhan keperawatan (Nursalam, 2008).

5. Evaluasi Keperawatan
Tahap terakhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Tahap
penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan
klien dengan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk
melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan (Dion & Betan,
2013).
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberaapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. (Nursalam,
2008) Hasil evaluasi dapat dibentuk :
a. Tujuan tercapai, jika keluarga menunjukan perubahan sesuai dengan
standar fungsi pemeliharaan keluarga yang ditetapkan.
b. Tujuan tercapai sebagian, jika keluarga menunjukan perubahan
sebagian dari standar fungsi pemeliharaan keluarga yang ditetapkan.
c. Tujuan tidak tercapai, jika keluarga tidak menunjukan perubahan
sama sekali bahkan timbul masalah baru.

16
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. H
2. Alamat : JL. PERWIRA NO. G4 ASRAMA KODIM
3. Komposisi Keluarga :
No Nama Jenis Hub dg Umr Pddkn Status Imunisasi
Kelamin KK BCG Polio DPT Hepatitis Campak
1 Ibu H Perempuan Istri 35 SMA
2 An. A Laki – laki Anak 11 SD
3 An. R Perempuan Anak 5 -
4 An. P Perempuan Anak 2 bln -

a.

Keterangan :

= laki-laki = laki-laki meninggal = anggota keluarga yang sakit

= perempuan = perempuan meninggal = anggota yang tinggal serumah

17
4.    Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Bpk. H adalah keluarga dengan Nuclear Family, dimana dalam
keluarga hanya ada ayah, ibu dan anak.
5.    Suku Bangsa
Keluarga Bpk. H adalah suku Jawa. Kebiasaan dalam keluarga apabila ada
yang sakit berobat ke klinik ataupun langsung membeli obat ke apotik
6.    Agama
Keluarga menganut agama Islam dan menjalankan kewajiban shalat 5 waktu,
semua aktivitas yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan ajaran
agama.
7.    Status Sosial Ekonomi Keluarga
Ibu H mengatakan penghasilan suaminya sudah mencukupi untuk kebutuhan
sehari – hari dan setiap bulanannya ibu H mendapat penghasilan tambahan
dari bayaran / sewa kamar kos di rumah yang ditempati. Ibu H dan Bpk H
tinggal di perumahan TNI.
8.    Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi keluar
kota,salah satu disebabkan karma aktifitas suami ibu H yang sibuk sebagai
komandan di tempat kerja. Untuk berkunjung ke keluarga ibu H atau Bpk H
jarang di lakukan kecuali ada acara – acara penting.

II.        Riwayat dan Tahapan Perkembangan


9.    Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Keluarga dengan anak pra sekolah dengan tugas perkembangan keluarga :
menanamkan nilai dan norma agama, mengatur waktu bermain, bersosialisasi,
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan. Ibu mengatakan jarak
kelahiran anaknya cukup atau sesuai sehingga mereka jarang berantem dan
bisa bermain serta perhatian yang diberikan cukup oleh kedua orang tua.
10. Riwayat Keluarga Inti
Ibu H mengatakan bahwa dulu ibu H dengan Bpk H adalah pilihan sendiri
dan disetujui oleh orang tua dan akhirnya menikah

18
11. Riwayat Keluarga sebelumnya
Riwayat orang tua dan pihak suami atau istri tidak mempunyai kebiasaan
kawin cerai, pemabuk ataupun berjudi

III.           Lingkungan

12. Karakteristik Rumah

Rumah yang ditempati keluarga Bpk. H adalah rumah dinas TNI dengan luas
15 x 10 m2. rumah terdiri atas 1 lantai dengan tipe permanent, lantai semen di
lapisi karpet, keadaan bersih.

Ventilasi dan pencahayaan rumah baik, keluarga memiliki kamar mandi dan
jamban sendiri, keadaan bersih sumber air dari PDAM air tidak berasa,
berbau dan dalam keadaan bersih.

DENAH RUMAH
g
gudan

bagasi
makan
Ruang

Kamar 1
kios
Ruang
dapur

Ruang keluarga
Ruang tamu
2
Kamar

teras
3
Kamar

4
Kamar
Wc 1
Wc 2

Septic tank

13. Karakteristik Tetangga

19
Karna tinggal di perumahan dinas TNI tetangga ibu H merupakan anggota
TNI dan Pegawai negri di lingkungan TNI. Kehidupan antar tetangga dan
warga sekitar terjalin baik dan saling mengunjungi
14. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Bpk H pada awalnya tinggal di Bandung, kemudian pindah ke
Medan dan terakhir di Bukittinggi, karna penempatan dinas.
15. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Bpk H tidak aktif dalam kegiatan warga di wilayahnya karna sibuk bekerja.
Ibu H mengatakan mengikuti kegiatan seperti arisan dan olahraga Volly di
lingkungan tempat tinggal.
16. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Bpk H tinggal secara mandiri tanpa orang tua, dan menyewakan
kamar untuk kosan. Menurut ibu H bayaran uang kos menambah penghasilan
keluarganya.

IV.          Struktur Keluarga

17. Pola Komunikasi Keluarga


Dalam keluarga saling terbuka satu sama lain. Dalam permasalahan yang
dihadapi baik itu masalah keluarga maupun kantor, biasanya Bpk H selalu
membicarakan dengan ibu H.
18. Struktur Kekuatan keluarga
Keluarga Bpk H saling menghargai satu sama lain. Saling membantu, serta
saling mendukung. Bpk H dan Ibu H, mampu untuk merawat diri sendiri dan
memenuhi kebutuhan sehari – hari. Untuk An. R dan An. P masih balita
sehingga untuk pemenuhan kebutuhan sehari – hari ataupun apabila sedang
sakit dirawat oleh ibu H dan dibantu oleh Bpk H. Apabila ada masalah ibu H
diskusi dengan suami dan meminta nasehat kepadanya.
19. Struktur Peran

20
- Bpk H adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai Komandan di TNI di
salah satu kesatuan di Bukittinggi. Bpk H bekerja dari hari Senen –
Jum’at dan pada hari libur membantu mengasuh kedua anaknya di rumah
- Ibu H adalah seorang ibu RT dan merawat kedua anaknya yang masih
balita.
- Dalam pelaksanaan peran masing – masing tidak ada masalah
20. Nilai atau norma budaya
Keluarga Bpk H menerapkan aturan – aturan sesuai dengan ajaran agama
Islam dan mengharapkan ke tiga anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam
menjalankan agama. Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci
tangan sebelum makan.

V.           Fungsi Keluarga

21. Fungsi Afektif


Semua Anggota keluarga Bpk H saling menyayangi satu sama lain. Dan
apabila ada yang sakit mereka saling membantu
22. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Bpk H menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain.
Mereka membiasakan anak – anak mareka bermain denga temannya.
23. Fungsi Perawatan Kesehatan
Ibu. H mengatakan An, R serng demam dan batuk. Apabila demam biasanya
dikompres dan bila kondisi panas tidak turun maka Ibu H menebus obat
penurun panas yang diresepkan dokter.
Ibu mengatakan An R sudah diimunisasi lengkap pada waktu bayi. Ibu H
mengatakan An P belum lengkap imunisasinya. Imunisasi yang belum
adalah, hepatitis B3, campak, BCG. Ibu mengatakan An P pernah dibawa
keklinik karna sedang demam, sehingga tidak jadi imunisasi dan hanya diberi
obat. Ibu mengakui sejak itu tidak jadi membawa anaknya lagi untuk
diimunisasi dengan alasan takut. Ibu H mengatakan belum mengetahui secara
jelas manfaat imunisasi. Ibu H mengatakan bahwa Bpk H pernah mengalami
kecelakaan dan tangan Bpk H patah. Ibu mengatakan bapak berobat ke

21
tukang urut karena Bpk H takut dengan tindakan medis seperti injeksi, tetapi
Bpk H mau minum obat.

VI.          Stress dan koping keluarga

24. Stress jangka pendek dan jangka panjang

Ibu H mengatakan ingin sekali sering berkumpul dengan keluarga di pulau


Jawa, hal itu di rasa agak sulit di wujudkan karena kondisi pekerjaan / dinas
bpk H yang tidak memungkinkan sering cuti lama.

25. Kemampuan keluarga


Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama suami.
Keluarga bisanya mencoba mandiri dan menyelesaikan masalah tanpa
melibatkan keluarga di kampung halaman karna ibu H dan Bpk H tidak
mau membuat resah keluarga dengan keadaan mereka di rantau.
26. Strategi Koping
Ibu H mengatakan jika ada masalah selalau mendiskusikan dengan Bpk H
sehingga masukan satu sama lain dapat membantu menyelesaikan
masalahnya.
27. Strategi adaptasi fungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara – cara keluarga
mengatasi masalah secara mal adaptif
VII. Harapan keluarga

Keluarga menyatakan merasa sangat senang dengan kehadiran perawat


dan berharap sangat membantu keluarga mencegah penyakit keluarga.
Pengkajian yang berhubungan dengan anak prasekolah
1.    Identitas anak
Nama : An. R
2.    Riwayat kehamilan sampai kelahiran
Trimester I & II : ibu mengalami mual dan muntah, dari wawancara ibu
mengatakan selama kehamilan ibu jarang memakan nasi, kalaupun ada
dalam porsi sedikit itupun terkadang disertai mual dan muntah.

22
3.    Riwayat Kesehatan bayi sampai saat sekarang
Bayi R lahir dengan berat 3,8 Kg dan panjang 49 cm di rumah dibantu
dengan bidan. An. R mendapatkan imunisasi lengkap saat bayi.
Perkembangan An. R lebih cepat dan lincah disbanding dengan An A,
4.    Kebiasaan Saat ini
An. R bangun jam 7 pagi, biasanya bermain bersama teman di rumah atau
asrama tempat Ayahnya bekerja, An. R mempunyai kebiasaan susah untuk di
suruh tidur siang,
5.    Pertumbuhan dan perkembangan saat ini
Untuk pertumbuhan An R setiap posyandu mengalami kenaikan BB sesuai
dengan bertambahnya usia, untuk perkembangan dan kemampuan yang
dicapai An R sama dengan anak se usianya bisa menggambar dan berhitung 1
- 15

Pengkajian fokus anak prasekolah


a. Stimulasi yang diberikan oleh keluarga selama dirumah
Keluarga tidak memberikan stimulasi dan tidak menyediakan sarana
stimulasi untuk An. R, keluarga mengatakan pada saat sekolah nanti anak
akan mendapatkan stimulasi dan prasarana di sekolahnya nanti.
b. Sudahkah anak diikutkan kegiatan play group
Ibu H mengatakan An. R tidak diikutkan kegiatan play group, karena ibu
H yang hanya ibu RT jadi ibu H merasa An. R cukup di rumah saja
c. Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak
setiap hari
Karena ibu H yang hanya ibu RT jadi waktu ibu H ada 24 jam, kecuali
apabila ibu sedang mengikuti kegiatan di kantor suami, itupun hanya 2 – 3
dalam 1 bln. Untuk Bpk H biasanya hanya memliki waktu pada malam hari
sepulang kerja dan pada hari libur
d. Siapakah Orang – orang yang setiap hari dengan anak

23
Orang yang terdekat dengan anak – anak adalah ibu H yang seharian berada
di rumah, karena sekarang memiliki kosan, anak – anak kos juga menjadi
orang – orang yang dekat dengan An. R selain orang tua
e.    Bagaimana harapan keluarga terhadap anak saat ini
Ibu H mengatakan ingin melihat anaknya berhasil, dan disaat mulai sekolah
nanti, ibu H hanya ingin anaknya menjadi anak yang selalu patuh dan rajin
belajar.
f.     Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
Ibu H mengatakan tugas dan fungsi keluarga sudah sesuai dengan
peranannya masing - masing
III. Data tambahan
1. nutrisi
Keluarga mengkonsumsi makanan 3x sehari, menu makanan nasi sayuran
seperti bayam, sop, sayur asam, lauk pauk seperti ikan, telor,tahu, tempe,
dan buah. Untuk An r dan An P ditambah dengan susu. Minuman yang
dikonsumsi teh manis, air putih. Cara pengolahan makanan dicuci dulu
baru dipotong. Porsi makanan setiap anggota keluarga sudah memenuhi
makanan.
2. Eliminasi
Dalam keluarga tidak ada keluhan dalam buang air kecil dan buang air
besar
3. Istrirahat tidur : Dalam keluarga tidak ada keluhan dalam istirahat tidur.
4. Aktivitas sehari -hari
Bpk H bekerja dari pagi sampai sore, dan ibu H membereskan rumah
dan menjaga anak – anak. An R bermain dirumah atau bersama anak –
anak sesusianya diluar rumah.
5. Merokok
Bpk H mempunyai kebiasaan merokok ± 1 bungkus perhari. Ibu H
mengatakan suaminya juga suka merokok dirumah.

24
IX. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan An. R An. P Ibu. H Bpk. H


kepala Tidak ada Rambut lebat, Rambut lebat, Rambut lebat,
benjolan, hitam, ikal, LK : hitam, ikal, , hitam, ikal,
kulit kepala 35 cm, bersih bersih dan tidak bersih dan tidak
bersih, dan tidak ada ada benjolan ada benjolan
rambut ikal benjolan

Tanda – tanda N = 80 x/i N = 100 x/i TD = 120/ 90 TD = 140/ 80


vital R = 24 x/i R = 30 x/i N = 80 x/i N = 80 x/i
S = 360C S = 36,50C R = 23 x/i R = 23 x/i
S = 36,50C S = 360C
BB, TB, PJ BB = 16 kg BB = 5,2 kg BB = 56 kg BB = 68 kg
PJ = 100 cm, PJ = 80 cm, PJ = 160 cm, PJ = 170 cm,
kondisi normal kondisi normal kondisi normal kondisi normal
Mata mata tidak mata tidak mata tidak mata tidak
anemis, secret anemis, secret anemis anemis
tidak ada tidak ada
Hidung Tidak bersekret, Bersekret Tidak bersekret, Tidak ada
tidak ada warna bening, tidak ada kelainan
kelainan kelainan penciuman
penciuman penciuman
Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
lembab, lembab, lembab, lembab,
kesulitan kesulitan kesulitan kesulitan
menelen = - menelen = - menelen = - menelen = -
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak
ada pembesaran ada pembesaran ada pembesaran ada pembesaran
kelenjar linfe kelenjar linfe kelenjar linfe kelenjar linfe
Dada Bunyi jantung Bunyi jantung Bunyi jantung Bunyi jantung
dan paru normal dan paru normal dan paru normal dan paru normal
Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

25
kembung kembung kembung kembung
Tangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan,
turgor baik. turgor baik. turgor baik. turgor baik.
LLA = 15 cm LLA = 10 cm
Kaki Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan, pembengkakan,
turgor baik turgor baik turgor baik turgor baik
Keluhan umum Rewel

Analisa Data

No Data Dx. Masalah


1. Data subjektif Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
- ibu mengatakan anaknya sering pada An. R ( 5 th ) di keluarga Tn H
demam berhubungan dengan KMK merawat
- ibu mengatakan anaknya sering pilek anggota keluarga yang sedang sakit
- Ibu mengatakan mengapa anaknya khususnya An R ( 5 th )dengan ISPA.
demam dan pilek
- ibu mengatakan bila anaknya demam
dikompres
Data objektif
- kesadaran kompos mentis
- keadaan umum baik
- terdapat secret pada An. R
- N : 100 x/ mnt
- R : 30x/ mnt
2. Data subjektif Resiko terjadinya penyakit yang bisa
- ibu mengatakan An. P belum lengkap dicegah dengan imunusasi pada An. P (
imunisasinya 3 bln ) dikeluarga Tn. H berhubungan
- imunisasi yang belum didapat adalah dengan KMK memutuskan pemberian
hepatitis, BCG, campak imunisasi pada An. P ( 3 bln ).
- ibu tidak membawa lagi anaknya
imunisasi dengan alasan pernah
membawa anaknya tapi tidak jadi
imunisasi karena An. P demam.
- Ibu belum tahu manfaat imunisasi

Diagnosa keperawatan dan scoring

Diagnosa keperawatn yang muncul antara lain :

26
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada An. R ( 5 th ) di keluarga Tn H
berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga yang sedang sakit
khususnya An R ( 5 th )dengan ISPA.

No Kriteria Score Pembenaran


1. Sifat masalah aktual 3/3 x 1 Demam pilek dirasakan dengan tanda dan
gejala yang sesuai dengan penyakit ISPA,
belum dilakukan tindakan apapun jika tidak
ditangani akan berlanjut keinfeksi saluran nafas
bawah.
2. Kemungkinan masalah 2/2 x 2 Ibu mau tau tentang demam pilek, tapi masih
untuk diubah :mudah terlihat ragu – ragu. Dilihat dari jarak yankes
tidak terlalu jauh.
3. Potensial masalah 2/3 x 1 Masalah masih bias dicegah agar tidak
untuk dicegah : cukup berlanjut mengingat ispa merupakan penyakit
yang mudah untuk dicegah. Tetapi ibu masih
ragu – ragu dalam merawat anaknya.
4. Menonmjolnya ½x1 Masalah ispa pada An. R dirasakan betul oleh
masalah : tidak segera keluarga tetapi keluerga tidak ingin masalah
diatasi tersebut segera diatasi.
Total 41/6
2.        Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. P
( 3 bln ) dikeluarga Tn. H berhubungan dengan KMK memutuskan
pemberian imunisasi pada An. P ( 3 bln ).

No kriteria Score Pembenaran


1. Sifat masalah : 2/3 x 1 Masalah belum terjadi namun terdapat bahwa An. P
resiko tinggi belum diimunisasi polio, DPT 3, dan campak. Bila
kelurga tidak dimotivasi An. P untuk diimunisasi
maka waktu yang tepat untuk diimunisasi terlewat.
2. Kemungkinan ½x2 Masalah dapat diubah sebagian dilihat dari sumber
masalah untuk dana, jarak klinik dekat. Namun pemahaman
diubah : cukup keluarga beranggapan bahwa bila anak setelah
diimunisasi rewel maka keluarga tidak mendukung
untuk diimunisasi.
3. Potensial masalah 3/3 x 1 Dengan pemberian tentang imunisasi masalah
untuk dicegah : sangat tinggi untuk dicegah sehingga keluarga
tinggi mendukung serta kooperatif unutk kelengkapan
imunisasi.
4. Menonjolnya ½x1 Keluarga merasakan bahwa bila tidak diimunisasi
masalah : masalh An. P akan terjangkit berbagai penyakit terkait
dirasakan tapi dengan tidak lengkapnya imunisasi, tapi keluarga
tidak segera tidak ingin segera mengatasi
ditangani.

27
Prioritas diagnosa keperawatan

1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada An. R ( 5 th ) di keluarga Tn H berhubungan dengan KMK merawat anggota
keluarga yang sedang sakit khususnya An R ( 5 th )dengan ISPA.
2. Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. P ( 3 bln ) dikeluarga Tn. H berhubungan dengan
KMK memutuskan pemberian imunisasi pada An. P ( 3 bln ).

INTERVENSI

Diagnosa TUJUAN EVALUASI INTERVENSI


Keperawatan TUM TUK KRITE STANDAR
RIA
Tidak efektifnya bersihan Selama 3 kali 1. Selama 1 x 60 Respon ISPA adalah Iinfeksi saluran 1.1.1      Diskusikan bersama keluarga,
jalan nafas pada An. R ( 5 kunjungan menit , kunjungan verbal pernafasan akut yang pengertian ISPA dengan menggunakan
th ) di keluarga Tn H rumah, keluarga mampu ditandai dengan demam dan lembar balik
berhubungan dengan KMK kebersihan mengenal masalah pilek. 1.1.2      Tanyakan kembali pada
merawat anggota keluarga jalan nafas ISPA pada anggota keluarga tentang pengertian ISPA
yang sedang sakit efektif pada keluarga 1.1.3      Berikan pujian atas jawaban
khususnya An R ( 5 An R (5 th). yang tepat
th )dengan ISPA. Dengan cara :
1.1 Menyebutkan
pengertian ISPA
1.2 Menyebutkan Respon Menyebutkan 2 dari 4 1.2.1 Diskusikan bersama keluarga,

28
penyebab ISPA verbal penyebab ISPA penyebaba ISPA dengan menggunakan
- Tertular penderita batuk lembar balik
- Belum imunisasi lengkap 12.2 Motivasi keluarga untuk
- kurang gizi menyebutkan kembali penyebab ISPA
- lingkungan tempat tinggal 1.2.3 Beri reinforcemen positif atas
yang kurang sehat usaha yang dilakukan keluarga

1.3  Mengidentifikasi Respon - Menyebutkan penyebab 1.3.1      Dorong keluarga untuk


penyebab ISPA verbal ISPA pada anak mengidentifikasi penyebab ISPA pada
anak
1.3.2      Beri reinforcemen positif atas
kemampuan keluarga mengidentifikasi
penyebab ISPA pada anak
1.4  Menyebutkan Respon Menyebutkan 3 dari 5 tanda 1.4.1      Diskusikan dengan keluarga
tanda – tanda ISPA verbal ISPA tentang tanda – tanda ISPA
- Batuk 1.4.2      Motifasi keluarga untuk
- Pilek menyebutkan kembali tanda – tanda
- Nafas cepat ISPA
- Demam 1.4.3      Beri reinforcemen positif atas
- umur 1 – 5 th : 40x atau usaha yang dilakukan keluarga
lebih per menit
- Nafas sesak / tarikan
dinding dada
1.5  Menyebutkan 3 – 5 Respon Menyebutkan 3 dari 5 1.5.1      Dorong keluarga untuk
pencegahan ISPA verbal pencegahan ISPA : menyebutkan pencegahan ISPA
- Jauhkan anak dari 1.5.2      Berika reinforcemen positif atas
penderita batuk kemampuan keluarga cara mencegah
- Imunisasi lengkap ISPA
- Berikan makanan bergizi
tiap hari

29
- Jagalah kebersihan tubuh,
makanan serta lingkungan
1.6  Mengidentifikasi Respon Kondisi An R mengalami 1.6.1      Bantu keluarga membandingkan
masalah ISPA yang verbal ISPA apa yang telah dijelaskan dengan kondisi
terjadi pada anggota An R
keluarga 1.6.2      Motifasi keluarga untuk
mengidentifikasi masalah yang timbul
pada anggota keluarga An. R
1.6.3      Bersama keluarga
menyimpulkan masalah yang dihadapi
oleh anggota keluarga
1.6.4      Beri reinforcemen positif atas
usaha yang dilakukan keluarga
2. Selama 1 x 60 menit Respon Menyebutkan 1 dari 2 2.1.1 Jelaskan pada keluarga akibat
kunjungan, keluarga verbal Akibat Lanjut DARI ispa lanjut apabila ISPA telah diobati dengan
mampu mengambil yang tidak diobati : menggunakan lembar balik
keputusan untuk - Gangguan pertumbuhan 2.1.2 Motifasi keluarga untuk
merawat anggota dan perkembangan menyebutkan kembali akibat lanjut dari
keluarga yang - Bronchitis ISPA yang tidak di obati
menderita ISPA 2.1.3 Beri reinforcement positif atas
jawaban keluarga yang tepat
Dengan cara :
2.1 Menyebutkan
akibat lanjut tidak
diobatinya ISPA
2.2 Memutuskan untuk Respon Keluarga memutuskan untuk 2.1.4 Diskusikan kembali dengan
merawat An. R dengan verbal merawat anggota keluarga keluarga tentang keinginan keluarga
masalah ISPA dengan ISPA untuk merawat anggota keluarga dengan
ISPA
2.1.5 Beri reinforcemen positif atas
keputusan keluarga untuk merawat

30
anggota keluarga dengan ISPA
3. Setelah 1 x 60 Respon Menyebutkan 3 dari 5 3.13 Diskusikan dengan keluarga tentang
menitkunjungan, verbal pencegahan ISPA : pencegahan ISPA
keluarga mampu -Jauhkan anak dari penderita 3.1.2 Motifasi keluarga untu
merawat anggota batuk menyebutkan pencegahan ISPA
keluarga dengan ISPA -Imunisasi lengkap 3.1.3 Beri reinforcemen positif atas
-Berikan makanan bergizi usaha yang dilakukan keluarga
Dengan cara : tiap hari
3.1 Menyebutkan cara -Jagalah kebersihan tubuh,
perawatan ISPA di makanan serta
rumah lingkungan
-Jika hidung tersumbat karna
pilek, bersihkan lubang
hidung dengan sapu
tangan bersih
-Selama anak dirawat
dirumah, beri minum
lebih banyak dari
biasanya
-Jangan pakai selimut atau
pakaian tebal selama
badan anak masih panas
-Awasi tanda penyakit
bertambah parah, anak
tidak mau minum, nafas
sesak dan cepat
3.2 Melakukan Psikomo Keluarga dapat 3.2.1 Demonstrasikan kepada keluarga
kompres dingin tor mendemonstrasikan cara cara melakukan kompres dingin
melakukan kompres dingin 3.2.2 Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk mebncoba melakukan
kompres dingin

31
3.2.3 Beri reinforcemen positif atas
usaha keluarga
3.2.4 Pastikan keluarga akan melakukan
tindakan yang diajarkan jika diperlukan
3.3 Membersihkan Psikomo Keluarga dapat 3.3.1 Demonstrasikan kepada keluarga
hidung yang tersumbat tor mendemonstrasikan dan cara membersihkan hidung yang
karna pilek membersihkan hidung yang tersumbat
tersumbat karna pilek 3.3.2 Beri kesempatan keluarga untuk
mencoba membersihkan hidung yang
tersumbat karena pilek
3.3.3 Beri reinforcemen positif atas
usaha
Keluarga

3.3.4 Pastikan keluarga akan melakukan


tindakan yang diajarkan jika diperlukan
4. Setelah 1 x 60 menit Respon Menyebutkan 2 dari 3 cara 4.1.1 Jelaskan lingkungan yang dapat
kunjungan keluarga verbal memodifikasi lingkungan mencegah ISPA
mampu memodiofikasi untuk mencegah ISPA 4.1.2 Motifasi keluarga untuk
lingkungan yang dapat mengulangi penjelasan yang diberikan
mencegah ISPA 4.1.3 Beri reinforcemen positif atas
jawaban keluarga
4.1 Menyebutkan cara
– cara memodifikasi
lingkungan
4..2 Melakukan Respon Pada kunjungan tidak 4.1.4 Obserfasi lingkungan rumah pada
modifikasi lingkungan efektif, terencana keluarga kunjungan terencana
yang tepat bagi anak respon melakukan tindakan 4.1.5 Diskusikan dengan keluarga hal
psikomo modifikasi lingkungan positif yang sudah dilakukan keluarga

32
tor 4.1.6 Berikan reinforcemen positif atas
upaya yang dilakukan keluarga
1. Resiko terjadinya 5. Setelah 1 x 60 menit Respon Manfaat kunjungan ke 5.1.1 Informasikan mengenai pengobatan
penyakit yang bisa kunjungan keluarga Verbal fasilitas kesehatan : dan pendidikan kesehatan , yang dapat
dicegah dengan mampu memanfaatkan - Mendapatkan pelayanan diperoleh keluarga di klinik atau balai
imunusasi pada An. P pelayanan kesehatan kesehatan pengobatan ISPA pengobatan
- Mendapatkan pendidikan 5.1.2 Motifasi keluarga untuk
( 3 bln ) dikeluarga
Dengan cara kesehatan tentang ISPA menyebutkan kembali hasil diskusi
Tn. H berhubungan 5 .1 Menyebutkan 5.1.3 Beri reinforcemen positif atas hasil
dengan KMK kembali manfaat yang dicapai
memutuskan kunjungan ke fasilitas
pemberian imunisasi kesehatan
pada An. P ( 3 bln ).

Setelah dilakukan RV Fasilitas kesehatan yang 5.1.1 sebutkan kepada keluarga beberapa
intervensi selama 1x 45 dapat digunakan : fasilitas kesehatan yang dapat digunakan
menit pertemuan - rumah sakit / puskesmas 5.1.2 diskusikan bersama keluarga
diharapkan keluarga - perawat keluarga berbagai sarana pelayanan kesehatan
mampu : Praktek doter/ bidan yang tersedia yang dapat digunakan
   fasilitas yankes yang         Jelaskan akan pentingnya fasilitas
1.  memanfaatkan daspat dikunjungi pada jam pelayanan kesehatan tersebut
pelayanan kesehatan : kerja selain praktek dokter /         Dorong keluarga untuk
5.1 pelayanan bidanh pada sore hari mengunjungi fasilitas pelayanan
kesehatan yang dapat    fasilitas kesehatan yang kesehatan
dimanfaatkan mudah dijangkau akan
mengurangi biaya dan
kemudahan dalam
trasportasi
   biaya yang diperlukan 5.2.1 dukung keluarga untuk
sesuai dengan yankes yang memutuskan tindakan
digunakan 5.2.2 evaluasi adanya penurunan sakit

33
setelah menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan
dukungan kepada keluarga 5.2.3 beri reinforcement positif
untuk menggunakan yankes
dapat mendorong keluarga
menguragi / mengatasi sakit
ISPA

5.3.1 jelaskan kepada keluarga manfaat


pelayanan kesehatan
Pada kunjungan yang tidak 5.3.2 dorong keluarga unutk
direncanakan keluarga mengungkapkan persepsinya
mampu menunjukan kartu 5.3.3 minta keluarga menunjukan kartu
berobat atau obat – obatan berobat
yang diresepkan dari fasilitas 5.3.4 beri reinforcement positif.
pelayanan kesehatan

5.2 memberikan RV
dukungan kepada
keluarga untuk
menggunakan
pelayanan kesehatan

5.3 memanfaatkan Afektif


fasilitas pelayanan
kesehatan

34
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tujuan Implementasi Evaluasi

Keluarga mampu 1.   mengkaji pengetahuan keluarga tentang cara S:


merawat anggota perawatan ISPA : - ibu mengatakan cara perawatan ISPA di rumah dengan
keluarga dengan 2.menjelaskan tentang cara merawat anggota memberikan obat panas sesuai resep atau kompres dingin
masalah ISPA: keluarga dengan masalah ISPA: - ibu mengatakan jika anak pilek hidung di bersihklan
- jika panas berikan obet penurun panas / dengan kain bersih
kompres dingin, - Ibu mengatakan selama anak dirawat di rumah, makan
- jika hidung tersumbat bersihkan hidung sedikit tapi sering dan jangan memakai selimut jika anak
dengan kain bersih

35
- selama anak diwarat dirumah, beri makan panas
sedikit tapi sering O:
- minum lebih banyak dari biasanya -Keluarga menyebutkan cara merawat ISPA sesauai standar
- jangan pakaikan selimut selama anak masih -Keluarga mendemonstrasikan cara membersihkan hidung
panas tersumbat
- pemeriksaan kesehatan secara teratur pada A:
pelayanan kesehatan          Keluarga mampu menyebutkan cara perawatan
ISPA, mendemonstrasikan cara membersihkan hidung
tersumbat
P:
Intervensi dilanjutkan ke tupen 1 yaitu mengenal masalah
S:
-Ibu menyebutkan pengertian ISPA adalah infeksi saluran
pernafasan akut yang ditandai dengan batuk pilek
-Ibu mengatakan penyebab ISPA adalah tertular penderita
batuk, imunisasi tidak lengkap, kurang gizi, lingkungan
tempat tinggal yang tidak sehat
-Ibu mengatakan penyebab ISPA pada anaknya adalah
tertular penderita batuk
-Ibu mengatakan bahwa tanda – tanda ISPA adalah batuk,

36
pilek, demam, nafas cepat dan sesak
-Ibu mengatakan bahwa tanda – tanda ISPA yang sering
terjadi pd anaknya adalah pilek dan apabila demam akan
diberikan obat penurun panas
-Ibu mengatakan pada anaknya tidak pernah terjadi sesak
nafas
-Ibu mengatakan bahwa anaknya sering demam pilek
O:
- keluarga menyebutkan pengertian dan penyebab dari
ISPA sesuai standar
- keluarga mengidentifikasi penyebab ISPA yang ada pada
anggota keluarganya
- Keluarga menyebutkan tanda dan gejala ISPA sesuai
dengan standard dan menyebutkan tanda dan gejala yang
ada pada keluarga
A : keluarga dapat mengenal masalah ISPA
P:
- Lanjutkan ke TUK berikutnya yaitu memutuskan tindakan
yang tepat

1. Memndiskusikan bersama keluarga tentang

37
pengertian ISPA. Infeksi saluran pernafasan
Keluarga mengenal akut yang ditandai dengan pilek
masalah ISPA 2. Menanyakan kembali pada keluarga tentang
pengertian ISPA
3. Mendiskusikan dengan keluarg tentang
penyebab ISPA. Yaitu tertular penderita batuk,
imunisasi tidak lengkap, gizi buruk,
lingkungan yang tidak sehat.
4. Memotifasi keluarga untuk menyebutkan
kembali penyebab ISPA.
5. Mendorong keluarga unutk mengidentifikasi
penyebab ISPA.
6. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai
tanda – tanda ISPA yaitu : batuk, pilek,
demam, nafas cepat.
7. Mendorong keluarga untuk mengidentifikasi
tanda – tanda ISPA pada anak.
8. Memotifikasi keluarga untuk mengidentifikasi
masalah yang timbul pada anak
9. Bersama keluarga menyimpulkan masalah

38
yang dihadapi dalam keluarga
2. 10. Memberikan reinforcement positif atas
usaha yang dilakukan keluarga

Keluarga dapat 3. mengkaji pengetahuan keluarga tentang S:


memutuskan tindakan akibat lanjut dari ISPA - Ibu mengatakan akibat apabila tidak segera di obati
yang tepatdalam 4. Menjelaskan kepada keluarga akibat lanjut dapat menyebabkan kematian
mengatasi masalah apabila ISPA tidak diobati, yaitu gangguan - Ibu mengatakan akan merawat anaknya bila demam dan
ISPA pertumbuhan dan perkembangan, kematian pilek
5. memberi kesempatan kepada keluarga unutk O:
bertanya - keluarga menyebutkan akibat lanjut dari ISPA sesuai
6. meminta keluarga untuk mengulang kembali dengan standar
akibta lanjut dari ISPA - keluarga memutuskan tindakan unutk melakukan
7. memotivasi keluarga untuk memutuskan perawatan ISPA
tindakan merawat anggota keluarga dengan A:
ISPA Keluarga dapat memutuskan tindakan unutk melakukan
perawatan ISPA
P : intervensi dilanjutkan yaitu kunjungan tidak
direncanakan terhadap tindakan keluarga dalam perawatan

39
rematik

S:
Keluarga dapat 1. Mengkaji kemampuan keluarga tentang o Keluarga mengatakan lingkunagn yang sesuai dengan
memodifikasi lingkungan yang sesuai dengan masalah ISPA “ penderita ISPA adalah:
lingkungan yang Ny H mengatakan belum dapat untuk o Memberikan lingkungan yang bersih
sesuai dengan memodifikasi lingkungan yang sesuai dengan o Jendela dan pintu dibuka
masalah ISPA dan masalah ISPA o Ruangan tidak berbau ( asap )
memanfaatkan 2. Menjelaskan tentang lingkungan yang sesuai o Keluarga mengatakan bahwa fasilitas kesehatan yang
fasilitas kesehatan dengan maslah ISPA :
akan dikunjungi adalah poliklinik
yang ada - memberikan lingkungan yang bersih
O:
- jendela dan pintu dibuka
- Keluarga menyebutkan lingkungan yang sesuai dengan
- ruangan tidak berbau ( asap )
ISPA sesuai dengan standar
3. meminta keluarga untuk mengulang
- Keluarga memilih salah satu fasilitas kesehatan yang
lingkungan yang sesuai dengan ISPA
tersedia
4. mendiskusikan dengan keluarga tentang
A:
fasilitas kesehatan yang tersedia untuk
Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang sesuai
penderita ISPA
dengan masalh ISPA dan memanfaatkan fasilitas kesehatan
a. Puskesmas ( setiap hari senin s/d sabtu
yang ada
pukul 08.00 s/d 112.00 )

40
b. Rumah sakit atau poliklinik anak ( setiap P : intervensi dilanjutkan untuk kunjungan yang tidak
hari senin s/d sabtu pukul 08.00 s/d direncanakan
112.00 )
c. Bidan setiap hari kerja kecuali hari libur
pukul : 08.00 s/d 21.00)
d. Praktek dokter setiap hari kerja kecuali hari
libur pukul : 16.00 s/d 21.00 )
5.3 Meminta keluarga untuk memilih salah satu
fasilitas kesehatan yang dapat digunakan oleh
keluarga

Pada kunjungan yang 1. Menanyakan alasan ibu membawa AN. R ke S:


tidak direncanakan klinik. - ibu mengatakan membawa anaknya berobat karena
keluarga membawa 2. Menanyakan dan melakukan pemeriksaan demam, pilek.
An. R ke poliklinik kepda An. R - ibu mengatakan bahwa di lingkunagnnya banyak yang
3. Mengobservasi kartu berobat An. R pilek.
4. Memberikan reinforcement positif bahwa tepat - ibu mengatakan karena ada panas sehingga An. R
sekali membawa An. R ke klinik dibawa berobat.
O : An. R pilek dan demam.
A : masalah teratasi.

41
P : ingatkan kembali ibu untuk membawa An. P ke yankes
bila tidak dapat ditangani dirumah

42
BAB IV
PENUTUP
i. Kesimpulan
Prasekolah merupakan tahapan usia yang sangat penting, karena pada
usia ini daya serap anak luar biasa tingginya, maka pantas kalau orang
menyebutnya sebagai usia golden age/ usia keemasan. Anak usia prasekolah
adalah anak yang berusia 3-6 tahun. Pada masa ini, diperlukan pemantauan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana panca indera dan
sistem penerimaan rangsangan serta proses memori harus siap sehingga anak
mampu belajar dengan baik (Tri et al., 2020).

ii. Saran
Semoga makalah yang disusun ini dengan judul “Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Anak Usia Pra Sekolah “ dapat dimengerti dan dipahami
oleh pembaca dan bagi penyusun membutuhkan kritikan dan saran dalam
rangka perbaikan dikemudian hari.

43

Anda mungkin juga menyukai