DISUSUN OLEH
Penyusun
i
ii
LAPORAN PENDAHULUAN
Definisi Lansia Lansia merupakan salah satu fase hidup yang dimna akan dialami oleh
setiap manusia, meskipun umur bertambah dengan diiringi proses penurunan fungsi
organ tubuh tetapi lanjut usia akan tetap dapat menjalani hidup sehat. Salah satu yang
pengertian lanjut usia secara umum, seseorang dapat dikatakan lanjut usia apabila
usianya telah mencapai 65 tahun keatas (Effendi dan Makhfudli, 2009 dalam Zulfiana
2019).
Lansia merupakan seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik pria ataupun wanita
yang masih aktif dalam beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang telah tidak
berdaya untuk mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang lain untuk
menghidupi dirinya. (Thamer 2009). Lanjut usia didefinisikan sebagai orang telah tua
yang menunjukkan ciri fisik seperti kerutan kulit, hilangnya gigi, dan rambut beruban.
Dalam hidup bermasyarakat tidak bisa lagi dapat melaksanakan fungsi peran sebagai
orang dewasa, seperti halnya pria yang tidak lagi terikat dalam kegiatan ekonomi
produktif, dan untuk wanita tidak dapat memenuhi tugas yang terkait dalam rumah
tangga. Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung dari model
mengarah pada kemunduruan kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan
berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. (Stanley dan Beare, 2007
dalam Stela Involata Dehe, Adisti A.Rumayar, 2016). Dari beberapa teori diatas penulis
menyimbulkan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia diatas 60 tahun.
Lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit tetapi merupakan proses lanjutan
yang pasti akan dijalani sebuah individu, yang ditandai dengan penurunan fungsi
1
kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.
menua merupakan proses yang dialami tiap individu disertai dengan adanya
penurunann fisik, yaitu ditandai dengan adanya penurunann fungsi organ tubuh
indiviidu. Penurunan fungsi tubuh juga diikuti dengan perubahan emosi seorang
individ secara psikologis, kognitif, sosial dan kondisi biologis, yang saling berkaitan
perubahan tersebut mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang akan
menimbulkan pengaruh pada aktivitas ekonomi dan sosialnya (Setiawan, 2009 dalam
Zulfiana 2019)
Terdapat beberapa perubahan pada kondisi fisik lansia yang dapat dilihat, (Setiawan,
2009): 1. Perubahan bagian dalam tubuh seperti sistem saraf: otak, isi perut, limpa dan
Menurut dr. H. Sudradjat, Msc., dalam buku “Menembus Dunia Lansia” (2012)
menjelaskan bahwa factor penuaan secara internal antara lain hormon yang berkurang,
radikal bebas, diabetes mellitus, apoptosis (kerusakan sel oleh sel itu sendiri), imunitas
menurun dan gen. sedangkan yang eksternal adalah gaya hidup yang tidak sehat, dirt
tidak sehat, olahraga tidak sehat, polusi lingkungan, stress, dan kemiskinan. Gejala
penuaan menurut dr. Sudradjat pula, akan terlihat dari fisik seperti kulit kering
keriput, otot mata berkurang, dayan ingat menurun, lemak meningkat, sakit tulang dan
daya seksual menurun. Lalu segi psikis akan tampak merunnya gairah hidup, mudah
cemas, sulit tidur, mudah tersinggung, dan merasa tidak berarti lagi. Secara umum
proses menua diidentifikasi sebagai perubahan yang tekait waktu, bersifat universal,
kesehatan pada lanjut usia sehingga terjadi tingkat ketergantungan pada lanjut usia
juga akan meningkat dan selanjutnya akan mempengaruhi kualitas hidup pada lanjut
usia. Kesehatan psikologis lansia dikatakan baik apabila lansia memiliki sifat seperti
Menurut Siti Bandiyah (2009) penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan patologis.
Penuaan yang terjadi akan sesuai dengan kronologis usia. Faktor yang mempengaruhi
yaitu nutrisi atau makanan, stress, hereditas atau genetik, pengalaman hidup,
lingkungan, dan status kesehatan (Muhith & Sandu Siyoto 2016). 1. Nutrisi atau
Makanan Mengkonsumsi makan yang mengandung nutrisi berlebih atau pun yang
(Muhith & Sandu Siyoto 2016). 2. Stress Tekanan dalam kehidupan sehari-hari baik
lingkungan rumah, pekerjaan, ataupun masyarakat yang tercermin dalam bentuk gaya
hidup akan mempengaruhi proses penuaan (Muhith & Sandu Siyoto 2016). 3. Hereditas
atau Genetik 10 Kematian sel adalah seluruh program kehidupan yang dikaitkan
dengan peran serta DNA yang penting dalam mekanisme pengendalian fungsi sel.
Secara genetik, laki-laki ditentukan oleh kromosom Y dan perempuan ditentukan oleh
menjadikan perempuan berumur lebih panjang dari pada laki-laki (Muhith & Sandu
memperbesar pembuluh darah kecil pada kulit dan menyebabkan peningkatan aliran
matahari: kulit yang tidak terlindungi akan mudah ternoda oleh flek, kerutan, dan
3
menjadikan kulit kusam (Muhith & Sandu Siyoto 2016). 5. Lingkungan Proses menua
pada umumnya secara bilogik berlangsung secara alami dan tidak dapat kita hindari,
melainkan seharusnya dapat tetap dipertahankan dalam status sehat jasmani maupun
rohani (Muhith & Sandu Siyoto 2016). 6. Status Kesehatan 11 Penyakit yang selama ini
selalu dikaitkan dengan proses penuaan, sebenarnya bukan disebabkan oleh proses
penuaan itu sendiri melainkan disebabkan oleh faktor luar yang merugikan yang
2.1 Definisi
akut, kronik, difus atau lokal. Menurut penelitian sebagian besar gastritis
2.2 Klasifikasi
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar
4
a. Gastritis akut erosive, disebut erosive apabila kerusakan yang
pelapisan lambung).
5
b. Gastritis akut hemoragic, disebut hemoragic karena pada
2. Gastritis Kronis
hemoragik.
2.3 Etiologi
berikut :
6
1. Pemakaian obat anti inflamasi
2. Konsumsi alkohol
7
langsung mencerna mukosa lambung bukan makanan karena tidak
4. Uremia
lambung.
6. Infeksi sistemik
8
Konsumsi asam maupun basa yang kuat seperti etanol, thiner, obat-
obatan serangga dan hama tanaman, jenis kimia ini dapat merusak
perdarahan.
9. Trauma mekanik
9
2.4 Manifestasi Klinis
Lusiabah, 2010).
1. Gastritis Akut
pasca perdarahan.
2. Gastritis Kronis
2.5 Patofisiologi
10
perlindungan ini ketika mukosa barier rusak maka timbul peradangan
dalam mucus dan menyebabkan lika pada pembuluh yang kecil, dan
intrinsiknya hilang. Vitamin B12 tidak dapat terbentuk lebih lama, dan
mungkin terjadi setelah satu episode gastritis akut atau dengan luka
11
yang disebabkan oleh gastritis kronis (Dermawan & Rahayuningsih,
2010).
gastritis meliputi :
feses.
pylori.
lambung.
2.7 Komplikasi
lain :
medis.
12
2. Ulkus peptikum, jika prosesnya hebat.
2.8 Pencegahan
(2009) , yaitu :
1. Makan secara teratur, mulai makan pagi pukul 07.00 WIB. Atur
tiga kali makan makanan lengkap dan tiga kali makan makanan
ringan.
lambung.
untuk dicerna.
13
5. Tidak makan makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin
dan cuka.
teh kental.
8. Menghindari rokok.
2.9 Penatalaksanaan
14
alumunium hidroksida maka suasana asam dalam lambung dapat
vagus.
15
ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kanker atau
ulkus diusus.
stress.
16
2.10 Pathway
Helycobacter Zat-zat korosif Stress
pylori
Stimulus Nervus
Infeksi mukosa Gangguan difus
lambung barier mukosa Vagus
Refleks enterik
dinding lambung
Hormon gastrin
Nyeri
Hiperemis epigastrum
Ansietas
Hipotalamus
Atrofi gaster/mukosa menipis
Kurang informasi
Aktivitas lambung
Kurang Nyeri Akut meningkat
Kehilangan fungsi
kelenjar fundus Pengetahuan
Kontraksi otot
lambung
Faktor instrinsik
Masukan Anoreksia,
Penurunan absorbsi nutrient mual,
vitamin B12 inadekuat muntah
Anemia pernisiosa Ketidakseimbangan Nutrisi Masukan
Kurang dari Kebutuhan cairaninadekuat/
Tubuh k ehilangan
cairan
Penurunan volume Kekurangan volume cairan
darah merah
17
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Pada Tn. MS
DI RT 04/RW VII KELURAHAN GAMBUT
A. Pengkajian Keluarga
Pengkajian dilakukan pada hari Minggu, tanggal 28 November 2021 di rumah keluarga Tn. MS pukul 15.30 WITA.
1. Data Umum
e. Komposisi keluarga
No Nama Jenis Hub. Umur Pend Pekerjaan Status IMUNISASI Ket
Aggota Kelami dg kel (Thn) Kesehat B DTP POLIO Campak Hepatitis B
keluarg n an C I II III I II III IV I II III
a G
1 Tn. MS L Kakek 77 S1 Petugas Sehat Lengkap
Kebersihan
2 Ny. HR P Nenek 69 S1 IRT Sehat Lengkap
3 Tn. MR L Anak 34 S1 Karyawan Sehat Lengkap
Swasta
4 Tn. F L Anak 31 S1 Karyawan Sehat Lengkap
swasta
5 Ny. H P Anak 28 S1 PNS Sehat Lengkap
18
Genogram
= Laki-laki
= Perempuan
19
Tipe keluarga Tn. NS adalah Nuclear Family keluarga kecil dimana tempat tinggal Tn. MS dan anaknya berbeda, untuk anak pertama berada di
Bandung, sedangkan anak ke II dan ke III berada dibanjarmasin. Tn. MS sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan taman di SMAN 1
Banjarbaru, sedangkan Ny. HR sebagai IRT semenjak pensiun pada tahun 2012 lalu dari pekerjaannya di sekretariat PWRI.
1.4 Agama
Keyakinan yang di anut keluarga Tn. MS adalah Agama Islam. Tidak ada perbedaan diantara anggota keluarga. Keluarga Tn. MS setiap hari
selalu menjalankan ibadah sholat walaupun tidak 5 waktu. Di sekitar tempat tinggalnya terdapat 1 mushola.
Status ekonomi keluarga Tn. MS yaitu menengah kebawah. Dilihat dari keadaan rumah Tn. MS merupakan keluarga prasejahtera karena
dinding rumah terbuat dari tembok dan lantai terbuat dari keramik. Tn. MS menempuh pendidikan sampai Akademik, kini Tn. MS bekerja
sebagai petugas kebersihan taman. Tiap hari Tn. MS bekerja dari pagi sampai sore, tapi bila Tn. MS merasa lelah Tn. MS pulang untuk
20
istirahat. Penghasilan Tn. MS per bulan kurang lebih Rp 1.500.000,- . Kebutuhan sehari-hari semua yang membiayai adalah Tn. MS seperti
Karena Tn. MS hidup di kelas ekonomi menengah kebawah, mereka tidak mampu mengadakan rekreasi keluarga. Mereka menganggap
berkumpul dengan keluarga dan tetangga sudah termasuk rekreasi. Jika ada waktu luang keluarga Tn. MS melihat TV dan istirahat atau kumpul
dengan keluarga.
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah dimana tahap keluarga usia lanjut.
Dimana Tn. MS harus berusaha untuk mempersiapkan diri menjadi orang tua dan bisa beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan
anaknya.
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga : Peran interaksi, hubungan seksual dan kegiatan.
21
Dimana orang tua mampu berinteraksi dengan pasangannya dan merawat anaknya serta bagaimana cara berespon
Pada tahap perkembangan keluarga tidak ada atau belum di ketahua apa saja tahapan yang belum terpenuhi.
- Tn. MS mempunyai riwayat penyakit keturunan Gastritis dan tidak ada keturunan penyakit menular, pernah di rawat di RS ketika mengalami
kecelakaan.
- Ny. HR tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan dan menular dan tidak pernah di rawat di RS.
Pada keluarga Tn. MS tidak diketahui adanya riwayat penyakit keturunan maupun menular. Sedangkan dari keluarga Ny. HR juga tidak
diketahui adanya penyakit keturunan dan menular. Tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat perceraian.
22
3. Data Lingkungan
Rumah Tn. MS berukuran 6 x 17 m². Terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi. Rumah bentuk semi
permanent, lantai dari plester, 2 ventilasi dan 1 jendela kaca. Didalam rumah pencahayaan dari luar kurang karena ada tanaman yang menutupi. Jadi
Perabotan tertata rapi. Didepan rumah terdapat banyak tanaman hias yang tuannya memper indah sekaligus hobi. Air yang digunakan untuk
R. Tidur : Tempat tidur terbuat dari kayu dan kasur terbuat dari kapas.
Jendela : Jendela dirumah hanya ada 3, ventilasi kurang dan jendela terbuat dari kaca sehingga tidak bisa dibuka
Denah rumah
23
KAMAR
MANDI
DAPUR
TERAS
RUANG
TAMU
KAMAR
TERAS
Keluarga Tn. MS berada pada lingkungan yang bermata pencaharian berbeda beda, seperti wiraswsta, PNS, mayoritas penduduk RW 7 adalah
orang asli gambut dam mayoritas agamanya yaitu islam. Keluarga Tn. MS mengikuti kegiatan yang diadakan di kampungnya seperti pengajian,
arisan. Di daerah tersebut ada larangan yang tidak boleh dilanggar yaitu minum alkohol, berjudi. Selain dapat merugikan orang lain juga dapat
24
3.3 Mobilitas geografis keluarga
Tn. MS beserta keluarganya dari kecil sudah tinggal di RW 7, karena orang tua asli penduduk situ. Jarak antara rumah Tn. MS dan puskesmas
lumayan jauh, Biasanya Tn. MS bila mau ke puskesmas menggunakan alat transportasi angkutan umum karena Tn. MS tidak mempu membawa
Keluarga Tn. MS setiap hari kumpul dengan tetangga, antara tetangga satu dengan yang lainnya saling menghormati. Tidak ada permusuhan
diantara mereka, Tn. MS mengajari keluarganya untuk bertutur kata yang sopan, ramah tamah kepada orang lain.
Pada saat pengkajian di keluarga Tn. MS yang tampak sakit adalah Tn. MS mengeluh perutnya kembung. Biasanya kalau ada keluarga yang sakit
hanya di belikan obat di warung terdekat, itu karena keluarga Tn. MS tidak mampu memeriksakan ke puskesmas karena tidak ada biaya. Tetapi
kalau dirasa penyakitnya sudah parah maka fasilitas kesehatan yang digunakan adalah puskesmas.
4. Struktur Keluarga
Komunikasi sehari hari yang biasa digunakan di keluarga Tn. MS adalah Sunda, itu karena keluarga Tn. MS seorang pendatang. Komunikasi
diantara mereka sangat terbuka. Bila ada masalah selalu di diskusikan bersama untuk mendapatkan jalan keluar.
25
4.2 Struktur kekuatan keluarga
Antar anggota keluarga saling menghormati dan menghargai, bila ada masalah keluarga selalu mendiskusikan bersama
a. Tn. MS
Tn. MS berperan sebagai kepala keluarga, suami dan pencari nafkah. Tn.S bekerja sebagai petugas kebersihan taman.
b. Ny. HR
Ny. HR berperan sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai ibu dari anaknya, yang dilakukan Ny. HR sehari-hari adalah memasak dan
Kebiasaan makan keluarga Tn. MS biasanya menggunakan sendok dan kadang menggunakan tangan. Keluarga Tn. MS jarang mencuci tangan
sebelum makan karena kadang lupa. Keluarga Tn. MS sangat santun dan ramah.
5. Fungsi Keluarga
26
Antar anggota keluarga sangat ramah dan menghormati. Keluarga Tn. MS memperhatikan Tn. MS yang sedang sakit, mereka memenuhi kebutuhan
Antar keluarga, tetangga tidak ada masalah dalam bersosialisasi. Karena tiap hari mereka selalu berkumpul sehingga terjalin keakraban diantara
mereka. Keluarga biasa dengan lingkungan sekitar, saling membantu bila ada masalah.
Dari pengkajian keluarga tidak mampu mengenal masalah yang terjadi pada Tn. MS, itu terbukti bahwa saat ditanya penyakit Tn. MS
Dari observasi didapat bahwa keluarga tidak mampu merawat Tn. MS yang sakit. Itu terbukti kembung berlangsung sampai dengan 1
minggu.
Keluarga tidak mampu mengambil keputusan, itu terbukti saat keluarga hanya membelikan obat di warung.
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan, itu terbukti saat observasi lingkungan rumah tampak rapi dan bersih.
27
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan.
Keluarga belum memanfaatkan fasilitas kesehatan, itu terbukti bahwa keluarga tidak memeriksakan langsung penyakit Tn. MS ke
puskesmas.
5.4 Fungsi reproduksi
Pernikahan Tn. MS, merencanakan mempunyai anak 3, Ny. HR menggunakan alat kontrasepsi pil KB.
Keluarga Tn. MS menggunakan penghasilan yang diperoleh untuk membiayai kebutuhan sehari hari dan untuk memeriksakan kesehatan,
Untuk saat ini keluarga Tn. MS tidak memeriksakan ke puskesmas karena faktor biaya tetapi Keluarga Tn. MS mengatakan sangat takut kalau
penyakit Tn. MS tidak sembuh sembuh dan menjadi fatal karena tidak dibawa ke puskesmas.
Keluarga Tn. MS menyadari bahwa Tn. MS kembung, untuk itu Keluarga membelikan obat di warung.
28
Strategi yang biasa di gunakan untuk menghadapi masalah adalah musyawarah bersama anggota keluarga.
7. Pemeriksaan Fisik
TD 130/80mmHg 120/80mmHg
29
Nadi 105x/mnt 82x/mnt
Hidung Bersih, fungsi penciuman baik, tidak ada sekret, Bersih, fungsi penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada
tidak ada pernafasan cuping hidung pernafasan cuping hidung
Telinga Bersih, simetris, tidak ada serumen, fungsi Bersih, simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran
pendengaran baik baik
Mulut Bersih, sietris, mukosa bibir lembab Bersih, sietris, mukosa bibir lembab
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada Pergerakan paru simetris, tidak ada penggunaan Pergerakan paru simetris, tidak ada penggunaan otot bantu
Paru-paru otot bantu pernafasan. Auskultasi paru vaskuler pernafasan. Auskultasi paru vaskuler
Jantung Ictus cordis tidak tampak, konfigurasi jantung Ictus cordis tidak tampak, konfigurasi jantung DBN, ictus
DBN, ictus cordis teraba, bunyi jantung I,II murni cordis teraba, bunyi jantung I,II murni
Abdomen Datar, simetris, terdapat ada nyeri tekan pada area Datar, simetris, tidak ada nyeri tekan
epigastrium
Ekstrimitas Tidak ada varises, tidak ada udema Tidak ada varises, tidak ada udema
Genitalia Bersih, jenis kelamin laki-laki Bersih, jenis kelamin perempuan
8. Harapan Keluarga
Tn. MS berharap adanya tindak lanjut setelah pemeriksaan ini, terutama dalam membantu kesembuhan Tn. MS
Analisa Data
30
DO :
1. Meringis, karena terdapat nyeri
tekan area epigastrium
2. Skala Nyeri 6 (0-10)
3. TD = 120/90 mmHg
4. Nadi = 108 x/menit
2 DS : Klien mengatakan : Masukan nutrisi yang tidak Tidak seimbangan nutrisi kurang dari
1. Kurang nafsu makan adekuat kebutuhan tubuh
2. Ketika makan tidak bisa
banyak dan sering mual
DO :
Konjungtiva anemis
1.
Lemas
2.
Turgor < 3dtik
3.
3 DS : ketidakmampuan keluarga Kerusakan penatalaksanaan
mengenal masalah higine pemeliharaan rumah
1. Tn.MS mengatakan luas rumahnya 6 rumah
x 9 m2
31
DO : ketidaktahuan keluarga
mempertahankan suasana
1.ventilasi kurang rumah yang sehat.
2.terdapat 7 jendela rumah namun
ditutupi oleh tanaman sehingga
rumah terasa pengap dan lembap.
3.pencahayaan kurang
4.R. Tamu, R. Depan, R. Tidur dan
dapur tampak kotor
1.5. perabotan 5rumah yang tidak rapi
tata letaknya
32
A. Diagnosa keperawatan
Skoring dan Prioritas Masalah
kesehatan
Jumlah 4
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrisi yang tidak adekuat
Kriteria Sko Bobot Nilai Pembenaran
r
1. Sifat masalah 3/3 1 1 Terlihat jelas dari kondisi fisik pasien yang lemas dan
IMT tidak seimbang.
2. 2. Kemungkinan masalah 2/2 1 1 - Keluarga belum mengetahui tentang gejala gastritis
untuk diubah - Keluarga tidak bisa memodifikasi lingkungan
- Perawat memberikan penkes tentang cara mencegah
terjadinya gastritis
- Kader setempat tidak memberitahukan tanda gejala dari
diare
3. 3. Potensi masalah untuk 2/3 1 2/3 Masalah dapat dicegah bila keluarga dapat diberi
dicegah pengetahuan tentang cara pencegahan gastritis
4. 4. Menonjolnya 2/2 1 1 Keluarga merasa masalah dapat dicegah bila keluarga
masalah mendapatkan informasi
Jumlah 3 2/3
3. kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b.d tidak tahuan keluarga mengenal masalah higine rumah
Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. sifat masalah 3/3 1 1 Masalah sedang terjadi.
2. kemungkinan masalah 2/2 1 1 Masalah dapat doiubah dengan cara menganjurkan
untuk di ubah keluarga untuk menjaga dan memelihara kebersihan rumah
3. potensi masalah untuk 3/3 1 1 Maslah dapat dicegah dengan cara meningkatkan
dicegah pengetahuan tentang syarat-syarat higine rumah yang sehat
33
4. menonjolnya masalah 0/2 1 0 Masalah tidak dapat di rasakan karena keluarga tidak
mengerti tentang higine rumah sehat.
3
34
B. Perencanaan
Keperawatan Tabel 3.4
Rencana Keperawatan pada Tn.
MS
2
d. Anjurkan
penggunaanfarmako
logi untuk
menurunkan nyeri
yaitu: Antasid satu
35
sendok takar 3x/hari
36
1 2 3 4 5
2 Ketidakseimbangan nutrisi Dalam 3x24 1. Status nutrisi : Food and fluid intake Nutrision
kurang dari kebutuhan tubuh ketidakseimbanga 2. Status nutrisi : Nutrient intake Manajement
b.d masukan nutrisi tidak n nutrisi kurang 3. Weitght control
adekuat dari kebutuhan 1. Kaji adanya alergi
tubuh dapat Dengan kriteria hasil : makanan
DS : Klien mengatakan : teratasi a. Adanya peningkata berat badan dengan 2. Kolaborasi
1. Kurang nafsu makan tujuan dengan ahli gizi
2. Ketika makan b. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi untuk menentukan
tidak bisa banyak badan jumlah kalori dan
dan sering mual c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang
nutrisi dibutuhkan
DO : d. Tidak ada tanda-tanda mall nutrisi pasiern
1. Konjungtiva anemis e. Menunjukkan peningkatan fungsi 3. Anjurkan pasien
2. Lemas pengecapan dan menelan
untuk
3. Turgor < 3dtik f. Tidak terjadi penurunan berat badan
meningkatkan
yang berarti
intake Fe
4. Anjurkan pasien
untuk
meningkatkan
protein dan Vit C
5. Berikan substansi
gula
6. Yakinkan diet
yang dimakan
2
mengandung
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
7. Berikan makanan
37
yang terpilih
(hasil konsultasi
dengan ahli gizi)
8. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandunga kalori
9. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
10. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrision
Monitoring
1. BB pasien dalam
batas normal
2. Monitor adanya
penurunan berat
badan
3. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang
biasa dilakukan
4. Monitor interaksi
anak atau
orangtua
selama makan
5. Monitor
lingkungan
selama makan
38
6. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan
tidak selama jam
makan
7. Monitor kulit
kering dan
perubahanPigment
asi
8. Monitor turgor
kulit
9. Monitor
kekeringan,
rambut kusam,
dan mudah patah
10. Monitor mual dan
muntah
11. Monitor kadar
albumin, total
protein,Hb, dan
kadar Ht
12. Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
13. Monitor pucat,
kemerahan,
dankekeringan
jaringan
konjungtiva
14. Monitor kalori
dan intake nuntrisi
15. Catat adanya
edema,
hiperemik,hiperto
39
nik papila lidah
dan cavitas oral.
16. Catat jika lidah
berwarna
magenta, scarlet
40
1 2 3 4 5
3 Defisiensi Dalam 3x24 1.Knowledge : disease process Teaching : disease
2.Knowledge : health Behavior Process
pengetahuan b.d tidak
1. Berikan penilaian
tidak mampuan mampuan Dengan Kriteria Hasil : tentang tingkat
keluarga mengambil keluarga pengetahuan pasien
a. Pasien dan keluarga menyatakan
tentang proses penyakit
keputusan mengambil pemahaman tentang penyakit,
yang spesifik
kondisi, prognosis dan program
DS : keputusan 2. Jelaskan
pengobatan
Keluarga mengatakan: patofisiologi dari
dapat terasi b.Pasien dan keluarga mampu
1. Tidak tahu penyakit penyakit dan bagaimana
melaksanakan prosedur yang
apa yang dialami hal ini berhubungan
oleh Tn. MS dijelaskan secara benar
dengan anatomi dan
2. Tidak tahu apa yang Pasien dan keluarga mampu
fisiologi, dengan cara
harus dilakukan menjelaskan kembali apa yang
yang tepat.
terhadap Tn. MS dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya 3. Gambarkan tanda
dan gejala yang biasa
muncul pada penyakit,
dengan cara yang tepat
4. Gambarkan
proses penyakit, dengan
cara yang tepat
5. Identifikasi
kemungkinan
penyebab,
2
dengan cara yang tepat
6. Sediakan
informasi pada pasien
tentang kondisi, dengan
41
cara yang tepat
7. Diskusikan
perubahan gaya hidup
yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang dan
atau proses
pengontrolan penyakit
8. Diskusikan
pilihan terapi atau
penanganan
9. Dukung pasien
untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan
second
second opinion
dengan cara yang tepat
atau
diindikasikan
10. Rujuk pasien
pada grup atau agensi di
komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
11. Instruksikan
pasien mengenai tanda
dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi
perawatan kesehatan,
42
dengan cara yang tepat.
43
C. Pelaksanaan dan
evaluasi tabel 3.5
Catatan perkembangan hari pertama pada
Ny. M
2
x/menit
N : 98
x/menit T
: 36,6˚C
A : Masalah belum teratasi
- Nyeri akut
44
P : Lanjutkan intervensi :
Manajemen nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif : lokasi,
durasi,frekuensi, kualitas, skala
b. Berikan informasi mengenai nyeri,
dan Penyebab
c. ajarkan penggunaan tehnik non
farmakologi (relaksasi, nafas
dalam, terapi musik, pijatan)
d. Anjurkan penggunaanfarmakologi
untuk menurunkan nyeri yaitu:
Antasid satu sendok takar 3x/hari
45
2 Sabtu , 27 November 2021 Nutrision Manajement Pkl: 16.00
Pkl: 15.30 WITA WITA
a. Kaji adanya alergi makanan S:
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Klien mengatakan:
menentukan jumlah kalori dan a. klien tidur 5 jam/hari
nutrisi yang dibutuhkan pasiern b. tidak pernah tidur siang
c. Anjurkan pasien untuk c. tidur sering terjaga
meningkatkan intake Fe d. Masih belum bisa tidur
d. Anjurkan pasien untuk karena nyeri masih ada
meningkatkan protein dan Vit C O:
Klien terlihat lelah karna
kurang tidur A : Masalah belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
a. Kaji pola tidur klien
b. Catat pola tidur klien dan
jumlah jam tidur klien
2
46
3 Sabtu , 27 November 2021 Manajemen Nutrisi Pkl: 16.25
Pkl: 15.30 WIB a. menentukan gizi klien dan WITA S:
kemampuan untuk memenuhi Klien mengatakan:
kebutuhan gizi: a. Asupan gizi belum tercukupi:
1) diit makanan lunak porsi makan tidak habis
b. hindari makanan asam, pedas b. Asupan makanan belum
maupun panas melalakukan terpenuhi
observasi dan catat asupan c. Asupan cairan kurang:
makanan klien: hanya 4 gelas/hari
1) klien makan 2x sehari d. Mual
2) porsi makan 5 sendok A : Masalah belum teratasi
c. menganjurkan klien untuk makan - Risiko defisit
sedikit tapi sering misalnya nutrisi P : lanjutkan
makan menjadi 4-5 x/sehari intervensi
d. menawarkan makanan yang a. Lakukan observasi dan catat
ringan padat gizi: biskuit asupan makanan klien
e. menganjurkan klien minum 8 b. menganjurkan klien untuk
gelas/hari makan sedikit tapi sering
c. menawarkan makanan yang
ringan padat gizi: biscuit
d. menganjurkan klien
minum 8 gelas/hari
2
47
DAFTAR PUSTAKA
Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V.Jakarta: Interna Publishing.
Rico JS, Suharyo H, dan Endang K. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stroke pada
Usia Muda Kurang dari 40 Tahun. Jurnal Epidemiologi.2008:1-13
Brunner & suddarth. (2013). Keperawatan Medikal – Bedah Edisi 12 . Jakarta: EGC
Lynda Juall Carpenito. 1999. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Monica Ester, Skp. 2009. Klien Gangguan Endokrin : Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8.
Vol. 2. Jakarta : EGC.
48