Oleh :
MAULIA HINDUN A
18180100126
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karuniaNya sehingga kami diberi kesempatan untuk dapat
menyelesaikan proposal ini. Proposal ini dibuat untuk sebagai syarat sebelum
melakukan penyuluhan kesehatan di keluarga Tn D RW 19 srengseng sawah
adapun judul proposal ini yaitu “Satuan Acara Penyuluhan Kompres Hangat
Rebusan Jahe untuk Merekana Nyeri Osteoarthritis Lutut pada Lansia”
Dalam proses pembuatan proposal ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dan dorongan baik materi atau moril dan dari semua pihak. Maka dari itu
kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan proposal ini dengan keadaan senang hati dan tepat waktu.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Osteoarthritis merupakan penyakit tipe paling umum dari arthritis dan
dijumpai khusus pada orang lanjut usia atau sering disebut penyakit degenarif.
Osteoarthritis merupakan penyakit persendian yang kasusnya paling umum
dijumpai di dunia (Bethesda, 2013). Prevalensi osteoarthritis lutut menurut
WHO (2004), mencapai 151,4 juta jiwa dan 27,4 juta jiwa berada di Asia
Tenggaradan di Indonesia mencapai 5 % pada usia < 40 tahun, 30 % pada usia
40-60 tahun, dan 65 % pada usia > 61 tahun. Menurut Atrhritis Reserch UK
(2012), memperlihatkan bahwa usia, jenis kelamin, obesitas, ras/genetic, dan
trauma pada sendi mempunyai kolerasi terhadap terjadinya osteoarthritis.
Kebanyakan penderita yang menderita osteoarthritis kebanyakan memilih
berobat ke rumah sakit lantaran lebih praktis. Tetapi mereka tidak memikirkan
dalam jangka panjang hal apa yang akan terjadi terhadap kesehatan organ yang
lain. Selain terapi farmakologi yang di tempuh penderita, ada satu terapi
tradisional yang dapat dilakukan untuk meredakan nyeri lutut pada penderita
osteoarthritis yaitu dengan menggunakan kompres hangat air rebusan jahe.
Kandungan jahe bermanfaat untuk mengurangi nyeri osteoarthritis karena
jahe memiliki sifat pedas, pahit dan aromatic dari oleoresin. Oleoresin
memiliki potensi antiinflamasi dan antioksidan yang kuat (swarbrick dan
Boylan, 2002). Komponen jahe mampu menekan inflamasi dan mampu
mengatur proses biokimia yang mengaktifkan inflamasi akut dan kronis seperti
osteoarthritis dengan menekan pro-inflamasi sitokinin dan cemokin dan jahe
ditemukan secara efektif mengahambat ekspresi cemokin (Phan, 2005).
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian
kompres hangat rebusan jahe dapat dijadikan salah satu terapi komplementer
pereda nyeri karena dalam jahe terkandung zat alami bernama oleoresin. Zat
alami jahe memiliki antiinflamasi dan antioksidan yang tinggi sehingga
mampu mengatur proses biokimia dalam tubuh untuk meredakan peradangan
sendi. Selain itu zat ini member sifat pedas, hangat dan aromatic pada jahe
yang bila dikombinasikan dengan air hangat akan membuat peleberan
pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran darah untuk mendapatkan efek
anti nyeri, relaksasi otot dan menambah kelenturan sendi sehingga proses
peradangan berkurang yang kemudian dapat memberikan efek penurunan
sensasi nyeri.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan peserta dapat memahami serta mampu
menerapkan kompres hangat rebusan jahe untuk meredakan nyeri
osteoarthritis lutut pada lansia.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui apa pengertian osteoarthritis
2. Untuk mengetahui tanda gejala pada osteoarthritis
3. Untuk mengetahu apa saja manfaat yang terkandung dalam rimpang
jahe
4. Untuk mengetahui hasil penelitian kompres hangat rebusan jahe
terhadap nyeri osteoarthritis lutut pada lansia
5. Untuk mengetahui cara pembuatan dan pemberian kompres hangat
rebusan jahe
1.4 Manfaat
Agar masyarakat khususnya lansia dapat mengetahui bahwa terdapat cara
alternative untuk menurunkan nyeri lutut yang disebabkan penyakit
osteoarthritis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan
dengan kerusakan kartilago sendi biasanya yang paling sering terkena yaitu
bagian vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki (Sudoyo dkk, 2009 dalam
Huda A & Kusuma H, 2016)