Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN NYERI MENGGUNAKAN KOMPRES JAHE

Untuk Memenuhi Tugas Makalah Analisis Jurnal Dengan Metode PICOT


Dosen Mata Kuliah Keperawatan Paliatif Lingling M. P. S.Kep. Ns. M.Kep.

DISUSUN OLEH :
1. Anggita Kusuma Pertiwi
2. Mochammad Faqih Fatchur
3. Muhammad Ikhwan
4. Yuniarti

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan

makalah yang bertema Analisias Jurnal (metode Pico ) Menejemen Nyeri

menggunakan Terapi Komplementer. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas

mata kuliah Keperawatan Paliatif.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang

bersifat membangun kami harapkan demi semakin baiknya sajian makalah ini.

Semoga makalah ini memberi informasi dan bermanfaat untuk

pengembangan wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Malang, 17 Juli 2019

Penyusun
Analisis Jurnal dan PICOT

Judul : Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Jahe Terhadap Tingkat


Nyeri Subakut dan Kronis pada Lanjut Usia dengan
Osteoarthtritis Lutut di Puskesmas Arjuna Kecamatan Klojen
Malang Jawa Timur
Penulis : Hadi Masyhurrosyidi*, Kumboyono*, Yulian Wiji Utami*,
Tahun : Volume 1, Nomer 1, Maret 2014
1. Population : Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 20 orang yang
berusia 55-70 tahun.
2. Intervention : Dalam penelitian ini melihat adakah pengaruh kompres hangat
rebusan jahe terhadap tingkatan nyeri subakut dan kronis pada lanjut usia
dengan osteoarthritis lutut di Puskesmas Arjuna Klojen Malang Jawa Timur,
responden diobservasi tingkat nyeri sendi lutut sebelum dan setelah diberikan
kompres hangat rebusan jahe. Penelitian dilakukan dengan mengobservasi
tingkat nyeri pada osteoarthritis lutut sebelum dan setelah pemberian kompres
hangat rebusan jahe selama 4 hari berturut-turut selama 20 menit. dengan
menggunakan visual analog scale (VAS).
3. Comparisson : Dalam jurnal utama ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Izza tahun 2014 tentang perbedaan efektifitas pemberian
kompres air hangat dan pemberian kompres jahe terhadap penurunan nyeri
sendi pada lansia di unit rehabilitasi sosial wening wardoyo ungaran dari
hasil penelitian yang didapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
pemberian terapi kompres air hangat dan kompres jahe terhadap penurunan
nyeri sendi lansia di unit rehabilitasi sosial wening wardoyo ungaran, dimana
pemberian terapi kompres jahe lebih efektif dibandingkan pemberian terapi
kompres air hangat. Dalam penelitian jurnal pembanding yang dilakukan oleh
widyastutik tahun 2012 tentang pengaruh terapi kompres hangat rebusan jahe
terhadap penurunan nyeri osteoarthritis studi di unit pelayanan teknis panti
sosial lanjut usia jombang. Dari hasil terjadi penurunan intensitas nyeri
sehingga terdapat pengaruh terapi kompres hangat rebusan jahe terhadap
nyeri osteoarthritis.
4. Outcomes : Skala nyeri sebelum kompres hangat rebusan jahe pada lanjut
usia dengan osteoarthritis lutut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia,
jenis kelamin, merokok, basal metabolic index (BMI), jenis pekerjaan, lama
penyakit, riwayat terapi, dan riwayat trauma lutut. Tingkat skala nyeri
tertinggi sebelum tindakan adalah skala 8 sedangkan skala nyeri tertinggi
setelah tindakan adalah skala 5. Secara keseluruhan rata-rata penurunan skala
nyeri sebesar 2,75. Pengukuran skala nyeri, didapatkan skala nyeri rendah
yaitu sejumlah 1 respoden (5 %). Nyeri sedang menjadi nyeri rendah
sejumlah 12 responden (10 %) dan tetap sebanyak 2 responden (10 %). Nyeri
berat menjadi nyeri rendah sebanyak 2 responden (10 %), nyeri sedang
sebanyak 3 responden (15 %). Dari hasil uji statistik dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh kompres hangat rebusan jahe terhadap penurunan
tingkat nyeri sendi pada klien lanjut usia dengan osteoarthritis lutut
5. Times : Penelitian pengaruh kompres hangat rebusan jahe terhadap tingkat
nyeri pada lanjut usia dengan osteoarthritis lutut di RT 03 Posyandu
Penanggungan Puskesmas Arjuna Kecamatan Klojen Malang Jawa Timur
dilaksanakan pada tanggal 3-7 Desember 2012.

Hasil Analisa

Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompres rebusan jahe


terhadap tingakat nyeri pada lanjut usia dengan ostheoarthritis (asam urat).

Penggunaan alat dan bahan kompres hangat rebusan jahe yang dikontrol
ketat seperti penggunaan kain kompres yang mampu mempertahankan suhu terapi
pada suhu 40 0C sehingga efek terapi hangat dan perpindahan panas akibat
paparan langsung kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh menjadi
lebih efektif dan efisien. Pemberian terapi farmakologi menyebabkan tingkat
efektifitas kompres hangat rebusan jahe pada lanjut usia dengan osteoarthritis
lutut menjadi tidak jelas. Jadi pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan
metode perbandingan tingkat efektivitas terapi farmakologi dengan kompres
hangat rebusan jahe terhadap tingkat nyeri pada lanjut usia dengan osteoarthritis
lutut.
Analisis Jurnal dan PICOT

Judul : Efektifitas Terapi Rendam Kaki Dengan Air Jahe Hangat


Terhadap Nyeri Arthritis Gout Pada Lansia
Penulis : Yunita Liana

Tahun : 2016

1. Population : Lansia yang menderita asam urat pada tahun 2016


sebanyak 26 lansia, pada tahun 2017 sebanyak 30 lansia, sedangkan pada
tahun 2018 tercatat sebanyak 32 lansia.
2. Intervention : Dalam penelitian ini melihat efektifitas terapi rendam kaki
dengan air jahe hangat terhadap tingkatan nyeri pada lanjut usia dengan
osteoarthritis responden diobservasi sebelum dan setelah diberikan rendam
kaki air jahe hangat rebusan jahe. Eksperimen diberikan terapi rendaman
kaki menggunakan air jahe hangat selama 15 menit. Pada kelompok kontrol
diberikan terapi rendam kaki menggunakan air hangat selama 15 menit
3. Comparisson : Dalam jurnal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rusnoto dkk, 2015 dengan judul Pemberian kompres hangat memakai
jahe untuk meringankan skala nyeri pada pasien asam urat Di Desa
Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan.
4. Outcomes :
a. Rerata skor nyeri sebelum diberikan terapi rendam kaki dengan
jahe hangat 5,40 ± 0,73 dengan skor minimum 4 dan skor
maksimum 6 sedangkan rerata skor nyeri sebelum diberikan terapi
rendam kaki dengan air hangat 5,33 ± 0,61 dengan skor minimum
4 dan skor maksimum 6.
b. Rerata skor nyeri setelah diberikan terapi rendam kaki dengan jahe
hangat 3,60 ± 0,91 dengan skor minimum 2 dan skor maksimum 5
sedangkan rerata skor nyeri setelah diberikan terapi rendam kaki
dengan air hangat 4,06 ± 0,79 dengan skor minimum 3 dan skor
maksimum 5.
c. Ada perbedaan rerata skor nyeri arthritis gout antara sebelum dan
setelah diberikan terapi rendam kaki dengan jahe hangat
didapatkan p value = 0,000
d. Ada perbedaan rerata skor nyeri arthritis gout antara sebelum dan
setelah diberikan terapi rendam kaki dengan air hangat didapatkan
p value = 0,002
e. Tidak ada perbedaan rerata skor nyeri arthritis gout sebelum dan
setelah diberikan terapi rendam kaki dengan jahe hangat dan terapi
rendam kaki dengan air hangat didapatkan p value = 0,217, hal ini
dapat disimpulkan bahwa terapi rendam kaki dengan jahe hangat
dan terapi rendam kaki dengan air hangat mempunyai efektifitas
yang sama dalam menurunkan nyeri arthritis gout.
5. Times : Penelitian Efektifitas Terapi Rendam Kaki Dengan Air
Jahe Hangat Terhadap Nyeri Athritis Gout Pada Lansia dilaksanakan di
Palembang

Hasil Analisa
Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompres rebusan jahe
terhadap tingakat nyeri pada lanjut usia dengan ostheoarthritis (asam urat).
Penggunaan alat dan bahan kompres hangat rebusan jahe yang dikontrol
ketat seperti penggunaan kain kompres yang mampu mempertahankan suhu terapi
pada suhu 40 0C sehingga efek terapi hangat dan perpindahan panas akibat
paparan langsung kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh menjadi
lebih efektif dan efisien. Pemberian terapi farmakologi menyebabkan tingkat
efektifitas kompres hangat rebusan jahe pada lanjut usia dengan osteoarthritis
lutut menjadi tidak jelas. Jadi pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan
metode perbandingan tingkat efektivitas terapi farmakologi dengan kompres
hangat rebusan jahe terhadap tingkat nyeri pada lanjut usia dengan osteoarthritis
lutut.
Analisa Jurnal dan PICOT

Judul : Kompres Air Rendaman Jahe Dapat Menurunkan Nyeri Pada Lansia
Dengan Asam Urat Di Desa Cangkalsewu Kecamatan Sukolilo Kabupaten
Pati

Penulis : Siti Dina Ita Purnamasari, Anita Dyah Listyarini

Tahun : Vol. 1, No. 4 - Oktober, 2015

1. Population : Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 62 orang


responden lansia
2. Intervension : Peneliti melakukan terapi kompres durasi 20
menit/responden, yaitu 2100 ml air untuk 6 orang responden (5 menit)
kemudian air kompres diganti dengan yang baru lalu diberikan pada 6
responden lain dan begitu seterusnya selang 14 hari dilakukan sehari sekali
bagi kelompok perlakuan dengan dibantu 10 pembantu perawat
(Enumerator). Kemudian responden dilakukan observasi wawancara untuk
skala nyeri setelah aplikasi kompres.
3. Comparisson : Dalam jurnal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh I Komang Agus Nopik W (2013) yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan (p-value 0,026 < α (0,05) pengaruh
pemberian rebusan daun sirsak terhadap nyeri pada penderita gout di
kelurahan genuk barat kecamatan ungaran barat kabupaten semarang.
Penelitian yang dilakukan Devi Susanti (2014) p-value sebesar 0,001 yang
membuktikan adanya pengaruh kompres hangat jahe terhadap penurunan
skala nyeri artritis remhatoid pada lansia di pstw kasih sayang ibu batu
sangkar tahun 2014, hal ini ditunjukkan dengan nilap p-value 0,000 <
0,05.
4. Outcomes : Hasil penelitian dari 31 responden kelompok treatment
menggunakan uji wilcoxon signed ranks test dimana hasilnya yaitu skala
nyeri pada 31 sampel mengalami penurunan dibuktikan pada keterangan
positive ranks = 31b. Berdasarkan hal inilah disimpulkan bahwa pada
semua kelompok treatment mengalami penurunan skala nyeri setelah
diberikan treatment (obat dan kompres air rendaman jahe). Sedangkan
pada sampel 31 responden kelompok kontrol ditemukan 29 yang
mengalami penurunan (positive ranks) dan 2 responden yang tetap (ties)
dengan intervensi obat saja tanpa terapi kompres. Didapatkan nilai p =
0,000, nilai p < 0,01, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak atau ada
pengaruh kompres air rendaman jahe terhadap penurunan skala nyeri pada
lansia dengan asam urat di Wilayah Kerja Puskesmas Cengkalsewu.
Sedangkan hasil perhitungan statistik berdasarkan hasil uji mann withney
test, diperoleh saat pre (treatment-kontrol) nilai p > 0,01 jadi disini pada
saat pre (sebelum treatment) tidak ada perbedaan. Sedangkan untuk post
(treatment-kontrol) nilai p < 0,01 berarti terdapat perbedaan. Dari
perbedaan inilah maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
kompres air rendaman jahe terhadap penurunan skala nyeri pada lansia
dengan asam urat.
5. Times : Penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober 2015

Hasil Analisis

Penurunan skala nyeri pada pasien yang diberikan kompres air rendaman
jahe tergantung pada masing-masing lansia. Lansia yang mampu berrespon
dengan baik terhadap kompres air rendaman jahe yang diberikan akan mengalami
penurunan yang lebih tinggi dibandingkan lansia yang tidak mampu. Hal ini
sesuai dengan mekanisme gate control, dimana kurangnya konsentrasi
menyebabkan pintu gerbang yang mentransmisikan nyeri, sehingga sampai
stimulus nyeri ke otak yang seharusnya berkurang akibat kompres stimulasi
kutaneus. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti berpendapat bahwa
selama kompres air rendaman jahe dilakukan pada lansia, tidak semua lansia
mampu berkonsentrasi terhadap kompres air rendaman jahe yang diberikan,
meskipun telah mendapat penjelasan yang jelas dari peneliti. Keefektifan
stimulasi kutaneus tergantung pada kemampuan lansia untuk menerima input
sensori selain nyeri.
Berdasarkan hasil uraian diatas dapat diartikan bahwa pemberian kompres
air rendaman jahe terbukti mampu menurunkan skala nyeri pada lansia dengan
asam urat di Desa Cengkalsewu.
Pada peneliti selanjutnya dapat digunakan atau diaplikasikan oleh perawat
terhadap klien dengan asam urat yang mengalami kekambuhan nyeri.
Rekomendasi pada penelitian ini yaitu, kiranya kompres air rendaman jahe dapat
diterapkan pada penderita asam urat secara mandiri di rumah.
PEMBAHASAN

Dari beberapa hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa


terdapat perbedaan rerata skala nyeri sendi yang bermakna antara klien
osteoarthritis lutut sebelum pemberian kompres hangat rebusan jahe dengan
setelah diberikan kompres hangat rebusan jahe.

Penanganan yang sering dilakukan untuk mengurangi nyeri asam urat


umumnya dilakukan dengan memakai obat, yaitu kelompok salisilat dan
kelompok obat anti inflamasi nonsteroid. Obat-obat non opioid kerap kali untuk
penanganan nyeri, khususnya pada tahap dalam program terapi. Salah satu efek
yang serius dari obat anti inflamasi nonsteroid adalah pendarahan saluran cerna.
Risiko tersebut akan semakin besar dengan semakin tingginya dosis, pemakaian
campuran, dan tingginya usia penderita (Smeltzer & Bare, 2001).

Senyawa yang terkandung dalam jahe memiliki sifat anti inflamasi.


Ekstrak gingerol mempunyai aktivitas penghambat yang kuat terhadap pelepasan
histamine dan sintesis prostaglandin E2 sebagai mediator inflamasi dan ekstrak
oleoresin dari jahe juga mempunyai efek meredam nyeri yang terjadi pada
penyakit asam urat (Shabella, 2011).

Kompres hangat bagian dari teknik stimulasi kutaneus yang merupakan


salah satu intervensi non farmakologi dalam penanganan nyeri. Teknik stimulasi
kutaneus dapat dapat mengatasi nyeri karena menurun kan persepsi dengan
stimulasi nyeri yang di transmisikan ke otak (Smelzer & Bere, 2001). Stimulasi
kulit yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri. Mandi air hangat, kompres, dan
stimulasi syaraf elekrik transkutan merupakan langkah-langkah sederhana dalam
upaya menurunkan skala nyeri (Potter & Perry, 2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh I


Komang Agus Nopik W (2013) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan (p-value 0,026 < α (0,05) pengaruh pemberian rebusan daun sirsak
terhadap nyeri pada penderita gout di kelurahan genuk barat kecamatan ungaran
barat kabupaten semarang. Penelitian yang dilakukan Devi Susanti (2014) p-value
sebesar 0,001 yang membuktikan adanya pengaruh kompres hangat jahe terhadap
penurunan skala nyeri artritis remhatoid pada lansia di pstw kasih sayang ibu batu
sangkar tahun 2014, hal ini ditunjukkan dengan nilap p-value 0,000 < 0,05.

Menurut asumsi peneliti penurunan skala nyeri pada pasien yang


diberikan kompres air rendaman jahe tergantung pada masing-masing lansia.
Lansia yang mampu berrespon dengan baik terhadap kompres air rendaman jahe
yang diberikan akan mengalami penurunan yang lebih tinggi dibandingkan lansia
yang tidak mampu. Hal ini sesuai dengan mekanisme gate control, dimana
kurangnya konsentrasi menyebabkan pintu gerbang yang mentransmisikan nyeri,
sehingga sampai stimulus nyeri ke otak yang seharusnya berkurang akibat
kompres stimulasi kutaneus. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti
berpendapat bahwa selama kompres air rendaman jahe dilakukan pada lansia,
tidak semua lansia mampu berkonsentrasi terhadap kompres air rendaman jahe
yang diberikan, meskipun telah mendapat penjelasan yang jelas dari peneliti.
Keefektifan stimulasi kutaneus tergantung pada kemampuan lansia untuk
menerima input sensori selain nyeri.

Berdasarkan hasil uraian diatas dapat diartikan bahwa pemberian


kompres air rendaman jahe terbukti mampu menurunkan skala nyeri pada lansia
dengan asam urat.
DAFTAR PUSTAKA
Fitriana, P., Handayani, L.T., Huda, M.A. (2017). Pengaruh Rendam Kaki Air
Hangat Terhadap Pemenuhan Tidur Pada Pasien Preoperatif Di RSU Dr.
H. Koesnadi. Jurnal Kesehatan Vol. 5. No. 2. Mei-Agustus 2017.
http://fikes.unmuhjember.ac.id/index.hp/id/

Hidayat, A.A.A. (2015), Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta: Salemba


Medika

Junaidi, I. (2013). Rematik dan Asam Urat. Jakarta: Bhuana Ilmu Popule.

Kurniawati, N. (2010). Sehat dan Cantik Alami Berkat Khasiat Bumbu Dapur.
Bandung: Qanita

Maryam, R. Siti & dkk (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.
Jakarta : Salemba Medika.

Mumpuni & Wulandari, (2016), Cara Jitu Mengatasi Asam Urat, Yogyakarta:
Rapha publishing

Fajriyah, N., Sani, A.T.K & Winarsih. (2013). Efektifitas Kompres Hangat
Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien Gout Prodi Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Pekajangan . Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol V, No 2,
September 2013.

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2006). Fundamentl Keperawatan Edisi 4 Volume
2. Jakarta: EGC

Padila. (2013), Keperawatan Gerontik, Yogyakarta :Nuha Medika

Riskesdas. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.


Kementrian Kesehatan RI. http://www.depkes.go.id (diakses 23 Mei
2018)
Rusnoto, Noor Cholifah, Indah Retnosari. 2015. Pemberian Kompres Hangat
Memakai Jahe Untuk Meringankan Skala Nyeri Pada Pasien Asam Urat
Desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan. JIKK Vol. 6
No. 1 Januari 2015.

Santoso, Hanna dan Ismail, A. 2009. Memahami krisis lanjut usia : uraian
medis dan pedagogis-pastoral, Jakarta: Gunung Mulia.

Sani, A.T & Winarsih. (2013). Perbedaan Efektifitas Kompres Hangat dan
Kompres Dingin Terhadap Skala Nyeri pada Klien Gout di Wilayah Kerja
Puskesmas Batang III Kab Batang. Diakses dari:
www.eskripsi.stikesmuhpkj.ac.id. Pada tanggal 24 Mei 2018

Setyaningrum, H.D., & Saparinto, C. (2013). Jahe. Jakarta: Penebar swadaya


Selawati, Lestari Eko Darwati, Santoso Tri Nugraha. Kompres hangat jahe
atau tanpa jahe menurunkan nyeri sendi lutut lansia. Jurnal Ilmiah Permas:
Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 6 No2, Ha l45-53,Oktober2016

Sukarmin. 2015. Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Asam Urat
Dalam Darah Pasien Gout di Desa Kedungwinong Sukolilo Pati
Yogyakarta.http://download.portalgaruda.org/article.php? (diakses pada
tanggal 22 Mei 2018 jam 10.40 wib)

Suparni & Wulandari (2013), Manfaat dan khasiat sehat –Yogyakarta : Rapha
Publishing.

Tamsuri, A. (2007). Konsep & Penatalaksanaan Nyeri, Jakarta : EGC

Tjay, Tan H & Kirana Rahardja. 2002. Obat-obat penting edisi 5, Jakarta:
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai