Anda di halaman 1dari 39

ANALISA JURNAL KEPERAWATAN GERONTIK

Disusun Oleh:

REZA ERLINA CRISTY 201711026

STIKES JAYAKARTA
JL. Raya PKP Kelapa Dua Wetan, Kel. Kelapa Dua, Kec. Ciracas, Jakarta Timur,
13730, Telp & Fax 021 22852216.
Email : stikesjayakarta@gmail.com
2020
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid III No.79 Januari 2018

PENGARUH KOMPRES HANGAT MEMAKAI PARUTAN JAHE


TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI GOUT ARTHRITIS PADA
LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BEGALUNG TAHUN
2017

Abri Madoni
STIKes Indonesia
Padang

ABSTRAK
Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2016 melaporkan angka kejadian gout
arthritis sebanyak 1.356 orang. Angka tertinggi terdapat di Puskesmas Lubuk
Begalung sebanyak 273 orang dengan jumlah lansia 15.194. Penatalaksanaan gout
dapat dilakukan dengan kompres hangat memakai parutan jahe.Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh kompres hangat memakai parutan jahe terhadap
intensitas nyeri gout arthritis pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung
Padang tahun 2017.Desain penelitian ini menggunakan Quasi-eksperimen dengan
rancangan One Group Pretest-posttest design, populasi penelitian semua lansia gout
arthritis dengan sampel 10 lansia penderita gout arthritis dengan teknik purposive
sampling. Data dikumpulkan dengan metode observasi dan pengukuran skala nyeri
pada lansia gout arthritis. Analisa univariat menggunakan mean dan standar deviasi.
Analisa bivariat menggunakan Paired Sample T-test.Hasil penelitian menunjukkan
ada pengaruh kompres hangat memakai parutan jahe terhadap penurunan intensitas
nyeri gout arthritis pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Padang
Tahun 2017 dengan p value 0,000 dimana p < α 0,05.Disarankan kepada institusi
pendidikan agar dapat memberikan informasi dan dimanfaatkan dengan baik bagi
mahasiswa kesehatan. Kepada petugas Puskesmas melalui pimpinan,untuk
memberikan informasi dan pengarahan tentang terapi kompres hangat memakai
parutan jahe sebagai terapi lain selain terapi obat. Disarankan untuk peneliti
selanjutnya agar di manfaatkan dengan baik sebagai bahan pembanding untuk
pengembangan penelitian sejenis dan meneliti faktor lain yang dapat mencegah gout
arthritis. Kata Kunci: gout arthritis, nyeri, kompres hangat jahe, lansia

ABSTRAK
Dinas Kesehatan Kota Padang in 2016 reported the incidence of 1,356 gout
arthritis. The highest number is found in Lubuk Begalung Health Center with 273
people with 15,194 elderly. Gout management can be done with a warm compress
using grated ginger. The aim of this research is to know the influence of giving warm
compress that uses grated ginger toward arthritic goout pain intencity for elderly in
working area of puskesmas Lubuk Begalung Padang in 2017. The design of this
research uses quasi experiment with one group pretest posttest design. The population
of this reserch is all elderly arthritic gout and the sample is ten of elderly arthritic gout
patients with the technic purposive sampling. The data is collected by using
observation method and measurement of pain scale toward elderly arthritic gout
patients. Unvariat analysis uses mean and standard deviation. Bivariat analysis uses
Paired Sample T-test.Research results show that there is influence of warm compress
by using grated ginger toward the decline of arthritic gout pain intencity for elderly in

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 1


E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid III No.79 Januari 2018

working area of puskesmas Lubuk Begalung Padang in 2017 with P value 0,000 in
which p < α 0,05.It is suggested to educational institutions to be able to provide
information and be used well for health students. To Puskesmas officers through the
leadership, to provide information and guidance on the therapy of warm compress
using ginger grater as a therapy other than drug therapy. It is recommended for
further researchers to be well utilized as a benchmark for the development of similar
research and to examine other factors that may prevent gout arthritis. Key words
: arthritic gout, pain, warm grated ginger compress, elderly

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 2


E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid III No.79 Januari 2018

PENDAHULUAN
Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran
dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu (Akhmadi,
2009 dalam Susi 2011). Badan kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa 60 tahun
adalah usia permula antua (Nugroho, 2008).
Usia lansia ini biasanya seseorang akan mengalami kehilangan jaringan otot, susunan
saraf dan jaringan lain sehingga tubuh akan “mati” sedikit demi sedikit. Pengaruh proses
menua dapat menimbulkan sosial-ekonomi, mental, maupun fisik-biologik
(Mujahidullah, 2012 dalam Vira, 2015). Dari aspek perubahan kondisi fisik pada lansia
diantaranya adalah menurunnya kemampuan muskuloskeletal ke arah yang lebih buruk.
Masalah kesehatan yang sering dialami oleh lansia salah satunya adalah penyakit Asam
urat/Gout, selain Hipertensi dan Diabetes Melitus (Darmojo, 2006).
Asam urat (Gout Arthritis) adalah penyakit yang disebabkan oleh tumpukan asam urat
pada sendi-sendi tubuh. Asam urat merupakan produk alami yang dibentuk dalam
kerusakan sel; namun, ketika terdapat kelebihan asam urat pada aliran darah dan
jumlahnya lebih dari yang dapat dikeluarkan, asam urat tersebut merembes ke dalam
jaringan sendi sehingga menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan. (Brunner &
Suddarth, 2013).
Asam urat (Gout Arthritis) lebih sering menyerang laki-laki, terutama yang berumur di
atas usia 30 tahun karena umumnya sudah mempunyai kadar asam urat yang tinggi
dalam darahnya. Kadar asam urat pada wanita rendah dan baru meningkat setelah
menopause. Umumnya, wanita yang belum menopause tidak terserang gout arthritis
karena masih memiliki hormon esterogen yang membantu mengeluarkan asam urat dari
darah dan dibuang melalui urin (Wijayakusuma, 2006).
Serangan gout timbul secara mendadak (kebanyakan menyerang pada malam hari). Jika
gout menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak merah, mengilat, bengkak, kulit di
atasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang hebat, dan persendian sulit digerakkan.
Gejala lain adalah suhu badan meningkat, kepala terasa sakit, nafsu makan berkurang,
dan jantung berdebar. Serangan pertama gout pada umumnya berupa serangan akut yang
terjadi pada pangkal ibu jari kaki. Seringkali hanya satu sendi yang diserang. Namun,
gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain, seperti pada tumit, lutut, dan
siku (Wijayakusuma, 2006).
Penatalaksanaan gout dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara farmakologis dan
secara non farmakologis. Pengobatan secara farmakologis dilakukan dengan pemberian
kelompok obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) untuk mengatasi nyeri dan
peradangan sendi, kemudian kelompok obat inhibitor xanthine oxidiase (IXO) untuk
meningkatkan pengeluaran asam urat, dan untuk menghambat produksi asam urat
digunakan kelompok obat Urikosurik.Pengobatan non farmakologis dilakukan dengan
beberapa cara yang pertama dengan terapi diet makanan yang merupakan sumber purin
seperti jeroan, daging merah, daging (bebek,angsa,burung) yang dimasak dengan
kulitnya, ikan laut tidak bersirip dan bersirip (sarden, makarel, salem, tuna, ikan mas),
cokelat, kopi, daun melinjo, rebung, jantung pisang, kacang panjang, kecipir, sawi pahit,
pakcoy, asparagus, talas dan daunnya (Lingga, 2012).Terapi selanjutnya adalah
kompres, baik itu kompres hangat maupun kompres dingin.
Pemberian kompres hangat merupakan mekanisme penghambat reseptor nyeri pada
serabut saraf besar dimana akan mengakibatkan terjadinya perubahan mekanisme yaitu
gerbang yang akhirnya dapat memodifidikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang
sebelum sampai ke korteks serebri menimbulkan persepsi nyeri dan reseptor otot
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 3
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid III No.79 Januari 2018

sehingga nyeri dapat berkurang (Perry &Potter, 2005).Selain itu, terapi non
farmakologis yaitu menggunakan tanaman jahe (Zingiber Officinale) (Wijayakusuma,
2006).
Jahe (Zingiber Officinale) merupakan salah satu tanaman dengan akar atau batang
bawah digunakan untuk kebutuhan kuliner maupun pengobatan (Vallerie, 2009). Dalam
pengobatan tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati selesma, batuk, diare dan
penyakit radang sendi seperti arthritis (Nulfitri, 2013).

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 4


E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid III No.79 Januari 2018

Jahe mempunyai banyak khasiat yaitu menurunkan rasa nyeri pada penyakit nyeri sendi
atau asam urat. Banyaknya penelitian tentang manfaat dan khasiat jahe yang terbukti
ampuh untuk meredakan/menurunkan skala nyeri asam urat/nyeri sendi, maka jahe
digunakan sebagai kompres pada penderita asam urat atau nyeri sendi (Tim Lentera,
2015).
Jahe yang digunakan yaitu jenis jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti/jahe
emprit. Karena kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe putih/kuning
besar atau disebut juga jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya
tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk ekstrak oleoresin dan
minyak atsirinya (Dayyat, 2016)
Penelitian ini serupa yang dilakukan oleh Samsudin (2016) diperoleh bahwa
terdapat perbedaan nyeri pada pasien gout arthtritis sebelum diberikan kompres hangat
memakai parutan jahe merah dan sesudah diberikan kompres hangat memakai parutan
jahe merah. Nilai p value yang diperoleh melalui uji Wilcoxon Signed Rank Test adalah
(p value = 0,000) dimana p value < á (0,05), maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang disignifikan pemberian kompres hangat memakai parutan
jahe merah (Zingiber officinale roscoe var rubrum)terhadap penurunan skala nyeri pada
penderita gout arthritis di Desa Tateli Dua, Kecamatan Mandolang, Kabupaten
Minahasa.
Hasil penelitian Dina (2015) menemukan bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah
pemberian kompres air rendaman jahe terhadap penurunan skala nyeri pada lansia
penderita gout arthritis. Nilai P value yang diperoleh melalui uji Wilcoxon Signed Rank
Test adalah p value = 0,000 nilai p < 0,01, maka dapat disimpulkan bahwa Hο ditolak
atau ada pengaruh kompres air rendaman jahe terhadap penurunan skala nyeri pada
lansia gout arthritis di wilayah kerja Puskesmas Cengkalsewu.
Hasil penelitian Wuranguan (2012) diperoleh bahwa terdapat perbedaan nyeri pada
pasien gout arthritis sebelum diberikan kompres hangat dengan sesudah diberikan
kompres hangat. Nilai p <á (0,05), maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan pemberian kompres hangat terhadap penurunan skala
nyeri pada pasien gout arthritis di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 355 juta orang di
dunia mengidap penyakit gout arthritis. Jumlah ini sesuai dengan pertambahan manusia
usia lanjut dan beragam faktor kesehatan lainnya yang akan terus mengalami
peningkatan di masa depan. Diperkirakan 75% penderita gout arthritis akan mengalami
kecacatan akibat kerusakan pada tulang dan gangguan pada persendian (Junaidi, 2013).
Indonesia menempati peringkat pertama di Asia Tenggara dengan angka prevalensi
655.745 orang (0,27%) dari 238.452.952 orang (Right Diagnostik Statistik, 2010).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia Tahun 2013, prevalensi penderita gout
arthritis yang paling tinggi yaitu di Bali yang mencapai 19,3%. Di Sulawesi Utara juga
merupakan salah satu prevalensi tertinggi penderita gout arthritis yaitu mencapai 10,3%.
Data pelayanan kesehatan tahun ketahun menunjukkan proporsi kasus gout di Provinsi
Sumatera Barat mengalami peningkatan dibandingkan dengan kasus penyakit menular.
Secara keseluruhan pada tahun 2011 proporsi kasus gout sebesar 17,34%, meningkat
menjadi 39,35% ditahun 2012. Kemudian pada tahun 2013 mengalami peningkatan
menjadi 29,35%. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 39,47% (Seksi
PZTM, 2014). Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2016 penderita gout
arthritis sebanyak 1.356 orang diseluruh Puskesmas Kota Padang. Dari 22 Puskesmas di
Kota Padang penderita Gout Arthritis terbanyak terdapat di Puskesmas Lubuk Begalung
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 5
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid III No.79 Januari 2018

273 orang, di susul Puskesmas Air Tawar sebanyak 168 orang dan Puskesmas Andalas
sebanyak 145 orang (Dinkes Kota Padang, 2016). Survei awal yang dilakukan pada
tanggal 23-24 Maret 2017 di Puskesmas Lubuk Begalung terdapat 15.194 lansia dari 10
Kelurahan dan lansia umur >60 penderita Gout yang berobat/berkunjung berjumlah 52
orang. Melalui wawancara dengan lima orang lansia dengan gout yang berkunjung ke
Puskesmas Lubuk Begalung di dapatkan empat orang mempunyai keluhan nyeri dan
sulit berjalan. Hasil pemeriksaan laboratorium dari lima orang tersebut

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 6


E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid III No.79 Januari 2018

mempunyai kadar asam urat di atas batas normal yaitu 8,0 mg/dl, 9,4 mg/dl, 10,6 mg/dl,
7,6 mg/dl, 9,3 mg/dl. Lima orang lansia yang menderita gout mengatakan tidak
mengetahui bahwa kompres hangat memakai parutan jahe dapat menurunkan nyeri gout.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Quasi-eksperimen dengan rancangan One Group Pretes-
posttes design, yaitu penelitian yang memberikan perlakuan terhadap responden
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dimulai Februari sampai Agustus 2017.
Dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung.Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah non probality sampling yakni purposive sampling. Sampel
berjumlah 10 orang. Penelitian ini menggunakan uji statistic paired T-Test (digunakan
untuk menguji beda mean dari 2 hasil pengukuran pada kelompok yang sama) dengan
tingkat kepercayaan dan batas kemampuan 95% (p-value=0.05)

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian

1. AnalisaUnivariat
a. Nyeri Pretest
Tabel 4.1
Data-data Skala Nyeri Sebelum Pemberian Kompres HangatMemakai
Parutan Jahe Pada Lansia Gout Arthritisdi Wilayah Kerja Puskesmas
Lubuk BegalungTahun 2017
Variabel Mea Standar Min -
n Deviasi Maks
(SD)
Nyeri 4,800 1,03 3-6
Pretest 3
Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata skala nyeri responden (pretest)adalah 4,80
dengan standar deviasi 1,033. Skala nyeri tertinggi adalah 6 dan terendah adalah 3.

b. Nyeri Posttest
Tabel 4.2
Data-data Skala Nyeri Setelah Pemberian Kompres Hangat
Memakai Parutan Jahe Pada Lansia Gout Arthritis
di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun 2017
Variabel Mea Standa Min -
n r Maks
Deviasi
(SD)
Nyeri 1,800 0,788 1-3
Posttest
Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata skala nyeri responden (posttest) adalah 1,800
dengan standar deviasi 0,788. Skala nyeri tertinggi adalah 3 dan terendah 1.

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 7


E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid III No.79 Januari 2018

2. AnalisaBivariat
Tabel 4.3
Data-data Skala Nyeri Sebelum Dan Sesudah Pemberian
Kompres Hangat Memakai Parutan Jahe Pada Lansia Gout
Arthritis
di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun 2017
Variabel Mean Std. Std. 95% P
Devias Error CI Value
i
(SD) Mean
Nyeri Pretest 3,000 0,667 0,2108 2,5231 0,000
dan Posttest 3 0

3,4769
0
p- Tabel4.3 menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata skala nyeri responden adalah
3,000 dengan standar deviasi 0,667. Berdasarkan hasil uji statistik paired t-testdi
dapatkan Value 0.000 berarti ada pengaruh kompres hangat memakai parutan jahe
terhadap nyeri gout arthritis responden di Wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Begalung.

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 8


E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid III No.79 Januari 2018

PEMBAHASAN
1. AnalisaUnivariat
Hasil penelitian yang dilakukan pada 10 lansia yang mengalami gout arthritis
dengan pemberian kompres hangat memakai jahe, di dapatkan pengukuran rata-rata
nyeri sebelum diberikan kompres hangat memakai parutan jahe adalah 4,800 dan
rata-rata nyeri setelah diberikan kompres hangat memakai parutan jahe adalah
1,800.
Berdasarkan hasil penelitian Samsudin (2016) dengan judul pengaruh
pemberian kompres hangat memakai parutan jahe merah terhadap penurunan skala
nyeri gout arthritis menunjukkan rata-rata nyeri sebelum diberikan kompres hangat
memakai parutan jahe merah yaitu 3,73 dan setelah diberikan kompres hangat
memakai parutan jahe merah yaitu 2,50. Hasil penelitian Igirisa (2015) dengan judul
pengaruh kompres air hangat terhadap penurunan nyeri gout arthritis menunjukkan
rata-rata nyeri sebelum dilakukan kompres air hangat adalah 5,53 dan setelah
dilakukan kompres air hangat adalah 2,67.
Analisa peneliti factor lain yang menyebabkan terjadinya nyeri gout arthritis adalah
tidak patuhnya lansia terhadap penatalaksanaan dietnya. Dilihat dari masih
banyaknya lansia di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung yang mengkonsumsi
makanan tinggi purin seperti kacang panjang, rebung, kopi, sawi pahit, jeroan dll.
2. AnalisaBivariat
Berdasarkan Tabel 4.3 dari hasil uji statistic menggunakan Paired Sample T-test
didapatkan data ada pengaruh kompres hangat memakai parutan jahe terhadap
penurunan rata-rata tingkat nyeri pada lansia gout arthritis dengan p value = 0,000.
Penelitian Dina (2015) di dapatkan adanya pengaruh air rendaman jahe terhadap
penurunan nyeri gout arthritis pada lansia berdasarkan uji Wicolxon Sign Rank Test
dengan p value 0,001. Hasil penelitian Wurangian (2012) di dapatkan adanya
pengaruh kompres hangat terhadap penurunan skala nyeri penderita gout arthritis
berdasarkan uji Wicolxon Sign Rank Test dengan p value 0,000. Hasil penelitian
Nora (2016) di dapatkan adanya pengaruh pemberian air daun rebus ansirsak
terhadap nyeri gout arthritis pada lansia berdasarkan uji Paired Sample T-test
dengan p value 0,000.
Pemberian kompres jahe hangat merupakan mekanisme penghambat reseptor
nyeri pada serabut saraf besar dimana akan mengakibatkan terjadinya perubahan
mekanisme yaitu gerbang yang akhirnya dapat memodifidikasi dan merubah sensasi
nyeri yang dating sebelum sampai ke korteks serebri menimbulkan persepsi nyeri
dan reseptorotot sehingga nyeri dapat berkurang.
Analisa peneliti penurunan nyeri pada lansia setelah diberikan kompres
hangat memakai parutan jahe terjadi perubahan, karena kandungan senyawa yang
ada dalam jahe di antaranya minyak asiri, fenol, kalsium, vitamin C, magnesium dll
yang bersifat pedas dan hangat sehingga membantu meredakan nyeri, dan
perubahan tersebut tergantung pada respon lansia masing-masing karena nyeri yang
dirasakan individu bersifat pribadi yang artinya antara individu satu dengan lainnya
mengalami nyeri yang berbeda.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan intensitas nyeri berupa
pemilihan makanan dan menghindari makanan yang tinggi purin yang bias memicu
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 9
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid III No.79 Januari 2018

tingginya kadar asam urat. Karena, tingginya kadar asam urat akan menyebabkan
peningkatan intensitas nyeri.

SIMPULAN
1. Rata-rata tingkat nyeri gout arthritis pada lansia sebelum diberikan kompres
hangat memakai parutan jahe di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung
Tahun 2017 adalah 4,80.
2. Rata-rata tingkat nyeri gout arthritis pada lansia sesudah diberikan kompres
hangat memakai parutan jahe di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung
Tahun 2017 adalah 2,70.
3. Ada pengaruh pemberian kompres hangat memakai parutan jahe terhadap
penurunan skala nyeri lansia dengan gout arthritis (p-Value = 0.000, α = 0,05).

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 1


E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid III No.79 Januari 2018

DAFTAR PUSTAKA
Adipedia. 2010. Khasiat Tanaman Jahe Bagi Kesehatan. http://khasiatjahe.blog-
spot.com Brunner & Suddarth ; alih bahasa, Agung Waluyo ... [et.al.]. 2001.
KeperawatanMedikal-
Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth ; alih bahasa, Devi Yulianti, Amelia Kimin. 2013. Keperawatan
Medikal- Bedah Edisi 12. Jakarta : EGC
Darmojo-Boedhi dan Martono H Hadi. 2006. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut)
Edisi ke-
3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Dayyat. 2016. Nama Latin Dari Jahe. https://caramenyembuhkanpenyakit-
asma.wordpress.com/tag/nama-latin-dari-jahe/
Digiulio Mary, dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah.Yogyakarta : Rapha Publising
Dinas Kesehatan Kota Padang. 2016. Data Penderita Penyakit Gout Arthritis.
Diperoleh Pada Tanggal 10 Maret 2017
Dina Siti, dkk.2015. Kompres Air Rendaman Jahe Dapat Menurunkan Nyeri Pada
Lansia Dengan Asam Urat di Desa Cengkalsewu Kecamatan Sukililo
Kabupaten Pati: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Vol 1 No 4
STIKes Cendikia Utama Kudus
Gerry F. Karundeng, dkk. 2015. Pengaruh Mengkonsumsi Rebusan Daun Sirsak
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pineleng: eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2
Universitas Sam Ratulangi
Herliana Esri. 2013. Penyakit Asam Urat Kandas Berkat Herbal. Jakarta : Fmedia
Igirisa Vira J, dkk. 2015. Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Nyeri
Penderita Gout Arthritis Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pilolodaa
Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo : Jurnal FIKK Universitas Negeri
Gorontalo
Junaidi Iskandar. 2013. Reumatik dan Asam Urat. Jakarta : Buana Ilmu
Lingga Lanny, 2012. Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat. Jakarta : Agro Media
Pustaka Mooney. 2006. Manfaat Terapi Panas Untuk Nyeri Punggung Bawah.
www.spine-health.com Murdiati Agnes dan Amaliah. 2013. Panduan Penyiapan
Pangan Sehat Untuk Semua.
Nora Selvia E. 2016. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Sirsak Terhadap Nyeri
Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun 2016 : Jurnal Stikes
Indonesia
Notoatmodjo Soekidjo.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Asdi
Mahasatya Noormindhawati, Lely. 2013. Jus Sakti Tumpas Penyakit Asam Urat :
Pustaka Makmur Noviyanti. 2015. Hidup Sehat Tanpa Asam Urat. Yogyakarta :
Perpustakaan Nasional RI Nulfitri Retno. 2013. Budidaya Tanaman dan Tumbuhan
Herbal. Bekasi : CV Mitra Utama Nursalam. 2011.Konsep Dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Nugroho Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3. Jakarta : EGC
Perry & Potter; alih bahasa, Yasmin Asih... [et al.];. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan. Jakarta : EGC
Prasetyo, S.N. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu
Right Diagnostik Statistik. 2010. Prevalensi Gout di Asia Tenggara. https://www.-
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 1
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid III No.79 Januari 2018

unifr.ch/ztd/ems/doc/Bericht17.pdf
Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar Tentang Penyakit Sendi. Di akes
dari www.litbang.depkes.go.id
Samsudin Anna R.R. 2016. Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Memakai Parutan
Jahe Merah Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis di
Desa Tateli

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 1


E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII Jilid III No.79 Januari 2018

Dua Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa : ejournal Keperawatan (e-


Kp) Volume 4 No 1 Universitas Sam Ratulangi
Seran Ribka, dkk. 2016. Hubungan Antara Nyeri Gout Arthritis Dengan Kemandirian
Lansia di Puskesmas Towuntu Timur Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa
Tenggara : ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 No 1 Universitas Sam
Ratulangi
Smart Aqila. 2014. Rematik dan Asam Urat. Yogyakarta : A’Plus Books
Stanhope Marcia, Knollmueller N Ruth.2007. Buku Saku Keperawatan Komunitas.
Jakarta : EGC
Syahrullah Andrean, dkk. 2013. Pengaruh Konsumsi Jus Buah Sirsak Terhadap
Penurunan Kadar Asam Urat Dalam Darah Pada Penderita Gout Arhtritis Pria
Usia 46-50 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Peterongan Jombang : Jurnal
STIKES Pemkab Jombang
Tim Lentera. 2015. Khasiat dan Manfaat Jahe. Jakarta : Agro Media Pustaka
Utami Prapti. 2012. Antibiotik Alami Untuk Mengatasi Aneka Penyakit.Jakarta : PT
Agro Media Pustaka
Utami Prapti, dkk. 2013. The Miracle Of Herbs. Jakarta : Agro Media
Pustaka Vallerie Norman. 2009. Empat Pilar Kesehatan. Jakarta : PT.
Pustakaraya Wijayakusuma Hembing. 2006. Atasi Asam Urat &
Rematik.Jakarta : Puspa Swara
Wurungian Mellynda. 2012. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Skala
Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu
Manado : Jurnal Keperawatan Fakultas KedokteranUniversitas Sam Ratulangi
Manado
Ynianto. 2010. Meracik Sendiri Ramuan Herbal Nabi. Solo : Pustaka Arafah

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 1


E-ISSN 2528-7613
14

Panduan Laporan Analisa Artikel Ilmiah

Petunjuk analisa artikel:


1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.
Nama Mahasiswa : Mata kuliah S1: Keperawatan Gerontik
1. Reza Erlina Cristy

Nama Jurnal, volume, isu, dan tahun terbit:


 Nama Jurnal : Menara Ilmu

 Volume : Vol. XII Jilid III No.79

 Isu : Penulis Tidak mencantumkan Isu

 Tahun Terbit : 2018

Judul Penelitian:
Ya, Judul sesuai dengan penelitian karena isi dalam penelitian tersebut membahas mengenai
judul yang tertera yaitu dengan judul “PENGARUH KOMPRES HANGAT MEMAKAI
PARUTAN JAHE TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI GOUT ARTHRITIS
PADA LANSIA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BEGALUNG TAHUN 2017”
Penulis (Author):
 Abri Madoni : ” Ya, peneliti mempunyai rekam jejak pada area yang sama yaitu
tentang pengaruh obat non farmakologi pada penyakit tertentu”

Lokasi dan Tahun Penelitian:


 Lokasi : Ya, Peneliti mencantumkan lokasi peneliian yaitu di Wilayah Kerja
Puskesmas Lubuk Begalung Padang

 Tahun : Ya, Penelitian dilaksakan dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun. Dan
Peneliti mencatumkan tahun dilakukanya penelitian yaitu Agustus 2017

A. Analisa Kualitas Penelitian:


1. Masalah dan tujuan penelitian
Ya, peneliti menyampaikan masalah penelitian yaitu menurut Data dari Dinas
Kesehatan Kota Padang tahun 2016 penderita gout arthritis sebanyak 1.356 orang
diseluruh Puskesmas Kota Padang. Dari 22 Puskesmas di Kota Padang penderita
Gout Arthritis terbanyak terdapat di Puskesmas Lubuk Begalung 273 orang, di susul
Puskesmas Air Tawar sebanyak 168 orang dan Puskesmas Andalas sebanyak 145
orang (Dinkes Kota Padang, 2016). Survei awal yang dilakukan pada tanggal 23-24
Maret 2017 di Puskesmas Lubuk Begalung terdapat 15.194 lansia dari 10 Kelurahan
dan lansia umur >60 penderita Gout yang berobat/berkunjung berjumlah 52 orang.
Melalui wawancara dengan lima orang lansia dengan gout yang berkunjung ke
Puskesmas Lubuk Begalung di dapatkan empat orang mempunyai keluhan nyeri dan

Draft adopted and made by Melati Fajarini and Sri Rahayu 07/11/2018
15

sulit berjalan. Hasil pemeriksaan laboratorium dari lima orang tersebut, mempunyai
kadar asam urat di atas batas normal yaitu 8,0 mg/dl, 9,4 mg/dl, 10,6 mg/dl, 7,6
mg/dl, 9,3 mg/dl. Lima orang lansia yang menderita gout mengatakan tidak
mengetahui bahwa kompres hangat memakai parutan jahe dapat menurunkan nyeri
gout.

Masalah dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian dan ditetapkan untuk
menyelesaiakan masalah penelitian, dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui
pengaruh kompres hangat memakai parutan jahe terhadap intensitas nyeri gout
arthritis pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Padang tahun 2017.

2. Metode Penelitian
a. Desain Penelitian
 Ya, desain penelitian sesuai dengan tujuan penelitian, Penelitian ini menggunakan
Quasi-eksperimen dengan rancangan One Group Pretesposttes design, yaitu
penelitian yang memberikan perlakuan terhadap responden (Notoatmodjo,2010).
 Metode : penelitian ini menggunakan metode observasi observasi dan pengukuran
skala nyeri pada lansia gout arthritis.
 Penelitian ini menggunakan uji statistic paired T-Test (digunakan untuk menguji
beda mean dari 2 hasil pengukuran pada kelompok yang sama)

b. Populasi dan sampel


 Ya, populasi dijelaskan dengan rinci, jelas dan sebanding dengan populasi yang
diminati, dan sesuai dengan penelitian yang diambil di wilayah kerja Puskesmas
Lubuk Begalung Padang. Jumlah populasi penelitian adalah semua lansia gout
arthritis dengan sampel 10 lansia penderita gout arthritis, dengan teknik purposive
sampling.
 Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probality, sampling yakni
purposive sampling.

- Kriteria Inklusi dan Eklusi

Draft adopted and made by Melati Fajarini and Sri Rahayu 07/11/2018
16

Tidak, penulis tidak memberikan kriteria inklusi dan ekslusi yang jelas. Peneliti
hanya memberikan penjelasan bahwa kriteria penelitian ini adalah lansia dengan
gout arthritis.

c. Instrumen
 Ya, Instrumen pada penelitian ini jelas dan mengukur apa yang seharusnya diukur,
yaitu menggunakan pengukuran skala nyeri untuk melihat perbedaan skala nyeri
sebelum dan sesudah pemberian kompres hangat menggunakan parutan jahe

d. Analisis Data Yang Digunakan


Ya, Metode analisis data sesuai dengan jenis data yang didapatkan, analisis
peneitian ini menggunakan Analisa univariat menggunakan mean dan standar deviasi
serta Analisa bivariat menggunakan Paired Sample T-test dimana

3. Hasil Penelitian
Ya, hasil penelitian menjawab tujuan penelitian dari hasil penelitian ini adalah
pada Analisa Univariat didapatkan Hasil penelitian yang dilakukan pada 10 lansia
yang mengalami gout arthritis dengan pemberian kompres hangat memakai jahe, di
dapatkan pengukuran rata-rata nyeri sebelum diberikan kompres hangat memakai
parutan jahe adalah 4,800 dan rata-rata nyeri setelah diberikan kompres hangat
memakai parutan jahe adalah 1,800. Skala nyeri tertinggi adalah 3 dan terendah 1.
Sedangkan Analisa Bivariatdari hasil uji statistic menggunakan Paired Sample T-test
didapatkan data ada pengaruh kompres hangat memakai parutan jahe terhadap
penurunan rata-rata tingkat nyeri pada lansia gout arthritis dengan p value = 0,000.
berarti ada pengaruh kompres hangat memakai parutan jahe terhadap nyeri gout
arthritis responden di Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung.

4. Diskusi
Ya, terdapat argumentasi yang tepat dan sesuai antara hasil dan teori yaitu :
 Menurut Samsudin (2016) Penelitian ini serupa bahwa terdapat perbedaan nyeri pada
pasien gout arthtritis sebelum diberikan kompres hangat memakai parutan jahe merah
dan sesudah diberikan kompres hangat memakai parutan jahe merah. Nilai p value

Draft adopted and made by Melati Fajarini and Sri Rahayu 07/11/2018
17

yang diperoleh melalui uji Wilcoxon Signed Rank Test adalah (p value = 0,000)
dimana p value < á (0,05), maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang disignifikan pemberian kompres hangat memakai parutan jahe merah
(Zingiber officinale roscoe var rubrum)terhadap penurunan skala nyeri pada penderita
gout arthritis di Desa Tateli Dua, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa.

 Menurut Hasil penelitian Dina (2015) menemukan bahwa ada pengaruh sebelum dan
sesudah pemberian kompres air rendaman jahe terhadap penurunan skala nyeri pada
lansia penderita gout arthritis. Nilai P value yang diperoleh melalui uji Wilcoxon
Signed Rank Test adalah p value = 0,000 nilai p < 0,01, maka dapat disimpulkan
bahwa Hο ditolak atau ada pengaruh kompres air rendaman jahe terhadap penurunan
skala nyeri pada lansia gout arthritis di wilayah kerja Puskesmas Cengkalsewu.

 Menurut Hasil penelitian Wuranguan (2012) diperoleh bahwa terdapat perbedaan


nyeri pada pasien gout arthritis sebelum diberikan kompres hangat dengan sesudah
diberikan kompres hangat. Nilai p <á (0,05), maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian kompres hangat terhadap
penurunan skala nyeri pada pasien gout arthritis di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu
Manado

 Menurut hasil penelitian Samsudin (2016) dengan judul pengaruh pemberian kompres
hangat memakai parutan jahe merah terhadap penurunan skala nyeri gout arthritis
menunjukkan rata-rata nyeri sebelum diberikan kompres hangat memakai parutan jahe
merah yaitu 3,73 dan setelah diberikan kompres hangat memakai parutan jahe merah
yaitu 2,50. Hasil penelitian Igirisa (2015) dengan judul pengaruh kompres air hangat
terhadap penurunan nyeri gout arthritis menunjukkan rata-rata nyeri sebelum
dilakukan kompres air hangat adalah 5,53 dan setelah dilakukan kompres air hangat
adalah 2,67

 Penelitian Dina (2015) di dapatkan adanya pengaruh air rendaman jahe terhadap
penurunan nyeri gout arthritis pada lansia berdasarkan uji Wicolxon Sign Rank Test
dengan p value 0,001. Hasil penelitian Wurangian (2012) di dapatkan adanya

Draft adopted and made by Melati Fajarini and Sri Rahayu 07/11/2018
18

pengaruh kompres hangat terhadap penurunan skala nyeri penderita gout arthritis
berdasarkan uji Wicolxon Sign Rank Test dengan p value 0,000. Hasil penelitian

 Nora (2016) di dapatkan adanya pengaruh pemberian air daun rebus ansirsak
terhadap nyeri gout arthritis pada lansia berdasarkan uji Paired Sample T-test dengan
p value 0,000.

5. Kesimpulan dan rekomendasi


Ya, kesimpulan merangkum penelitian, yaitu :
 Rata-rata tingkat nyeri gout arthritis pada lansia sebelum diberikan kompres hangat
memakai parutan jahe di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun 2017
adalah 4,80
 Rata-rata tingkat nyeri gout arthritis pada lansia sesudah diberikan kompres
hangatmemakai parutan jahe di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun
2017 adalah 2,70.
 Ada pengaruh pemberian kompres hangat memakai parutan jahe terhadap penurunan
skala nyeri lansia dengan gout arthritis (p-Value = 0.000, α = 0,05).

Terdapat rekomendasi yang disarankan oleh peneliti, yaitu :


 Disarankan kepada institusi pendidikan agar dapat memberikan informasi dan
dimanfaatkan dengan baik bagi mahasiswa kesehatan.
 Kepada petugas Puskesmas melalui pimpinan,untuk memberikan informasi dan
pengarahan tentang terapi kompres hangat memakai parutan jahe sebagai terapi lain
selain terapi obat.
 Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar di manfaatkan dengan baik sebagai bahan
pembanding untuk pengembangan penelitian sejenis dan meneliti faktor lain yang
dapat mencegah gout arthritis.

6. Keterbatasan
Ya, terdapat keterbatasan penelitian, yaitu :
 Dalam penelitian ini tidak mencantumkan isu pada jurnal
 Peneliti juga tidak mencatumkan kriteria inkulsi dan eklusi yang jelas dan rinci
 Dalam penelitian ini peneliti tidak menjelaskan manfaat penelitian ini bagi perawat

Draft adopted and made by Melati Fajarini and Sri Rahayu 07/11/2018
19

B. Level Artikel
Level 2

Kesimpulan Kualitas Artikel


Lihat John Hopkins Nursing Evidence-based Practice Appendix C.
□ Kualitas sangat baik
√ Kualitas baik
□ Kualitas rendah

Manfaat Bagi Keperawatan


Ya, Artikel ini layak untuk diterapkan di area klinis, karena cara ini efektif yang dapat
mengurangi efek pengobatan dari farmakologi dan dapat menurunkan tingkat nyeri dari gout
arthritis.

Draft adopted and made by Melati Fajarini and Sri Rahayu 07/11/2018
Vol. 10 No. 1 Juni 2019 ISSN : 2087-1287

PENGARUH TERAPI STRETCHING DAN AKUPRESSURE TERHADAP NYERI


SENDI PADA LANSIA DENGAN GOUT

Widyasih Sunaringtyas1 Nian Afrian Nuari2 Widhianto3


STIKES Karya Husada
Kediri Email:
sihwidya123@gmail.com

ABSTRACT
Gout is a joint disease due to the high uric acid in the blood which can cause joint
pain. The purpose of this study was to analyze the influence of stretching and acupressure
combination therapy on joint pain in the elderly with gout. This research used Pre
experiment research design with One group pre test post test without control method, the
sample consists of 15 subjects selected by Purposive sampling technique. The variable
measured in this study is the level of joint pain in elderly gout. The measuring instrument
of this study used pain observation sheets. This study used the Wilcoxon Signed Ranks Test
statistical test with significance (α = 0.05). The results showed that pain before
intervention mostly experienced moderate-scale pain (4-6), while after intervention most
experienced mild-scale joint pain (1-3), and there were effects of stretching and
acupressure combination therapy on elderly joint pain with gout (p value = 0,000). This is
because stretching and acupressure can improve fitness, facilitate the transportation of
substances, accelerate blood circulation and increased levels of endorphins that can
increase the level of health in the joints. Thus stretching and acupressure can be used as
alternative therapies to reduce pain to improved the quality of life for the elderly.

Keywords: Elderly Gout, Joint Pain, Stretching, Acupressure

ABSTRAK

Gout merupakan penyakit persendian akibat tinggginya asam urat di dalam darah
yang bisa menyebabkan nyeri sendi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis adanya
pengaruh terapi kombinasi stretching dan akupressure terhadap nyeri sendi pada lansia
dengan gout. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pre eksperiment dengan
metode One group pre test post test without control, sampel terdiri dari 15 subyek yang
dipilih dengan teknik Purposive sampling. Variabel yang diukur dalam penelitian ini
adalah tingkat nyeri sendi pada lansia gout. Alat ukur penelitian ini menggunakan lembar
observasi nyeri. Penelitian ini menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test
dengan signifikansi (α = 0.05). Hasil penelitian menunjukkan nyeri sebelum intervensi
sebagian besar mengalami nyeri skala sedang (4-6), sedangkan sesudah intervensi
sebagian besar mengalami nyeri sendi skala ringan (1-3), dan ada pengaruh terapi
kombinasi stretching dan akupressure terhadap nyeri sendi lansia dengan gout (p value =
0,000).

Kata Kunci: Lansia Gout, Nyeri sendi, Stretching, Akupresur

Draft adopted and made by Melati Fajarini and Sri Rahayu 07/11/2018
Vol. 10 No. 1 Juni 2019 ISSN : 2087-1287

PENDAHULUAN Angka kejadian nyeri sendi pada usia


lebih dari
Cita-cita suatu bangsa salah satunya 60 tahun mencapai 73% dari seluruh
yaitu keberhasilan pembangunan yang populasi lansia (WHO, 2010), sedangkan
dapat dilihat dari peningkatan taraf hidup di Indonesia menurut Kementerian
dan Umur Harapan Hidup (UHH) atau Kesehatan RI (2013), sebanyak 4,1 juta
Angka Harapan Hidup (AHH). Namun lansia atau 63% dari seluruh populasi
peningkatan UHH ini dapat lansia mengalami permasalahan nyeri
mengakibatkan terjadinya transisi sendi. Data yang dimiliki oleh Puslitbang
epidemiologi dalam bidang kesehatan Dinkes Jatim (2013), lansia yang
akibat meningkatnya jumlah angka mengalami nyeri sendi adalah 67% untuk
kesakitan karena penyakit degeratif lansia di perkotaan dan 63% untuk lansia
(Kemenkes RI, 2013). Umur harapan di pedesaan. Berdasarkan hasil studi
hidup menjadi salah satu ukuran pendahuluan data lansia di Posyandu
keberhasilan suatu negara, khususnya di Lansia Sedap Malam wilayah kerja
bidang kesehatan (Nurdianningrum, Puskesmas Bendo Kabupaten Kediri Jawa
Purwoko, & Tera, 2016). Hal itu dapat Timur pada tahun 2018 sampai bulan
dilihat melalui adanya peningkatan September tercatat yang mengalami nyeri
jumlah orang lanjut usia (lansia) di negara sendi dari 8 responden lansia sebesar
tersebut. 100%

Permasalahan yang sering terjadi pada


lansia salah satunya adalah nyeri. Nyeri
sendi menyerang penderita berusia lanjut
pada sendi- sendi penopang berat badan,
terutama sendi lutut, panggul (coxae),
lumbal dan cervikal. Nyeri jika tidak
diatasi akan mengakibatkan efek sistemik
yang tidak jelas tetapi dapat menimbulkan
kegagalan organ dan kematian atau
mengakibatkan masalah seperti mudah
lelah, perubahan citra diri serta gangguan
tidur seseorang (Azizah, 2011).

Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 46


Vol. 10 No. 1 Juni 2019 ISSN : 2087-1287

mengalami nyeri sendi, yang mengalami farmakologi dan non farmakologi. Pada
nyeri sedang sebanyak 6 responden dan penatalaksanaan nyeri dengan teknik non
yang mengalami nyeri ringan 2 farmakologi perawat berperan besar
responden. Dari 8 responden semua dalam penanggulangan nyeri karena
mengalami nyeri sendi akibat gout merupakan tindakan ketrampilan mandiri
dengan tingkat yang berbeda. seorang perawat. Manajemen non
farmakologi dapat menurunkan nyeri
Nyeri sendi disebabkan oleh
dengan resiko yang rendah bagi pasien,
kombinasi dari faktor genetik,
tidak membutuhkan biaya banyak seperti
lingkungan, hormonal dan faktor sistem
penatalaksanaan pada teknik farmakologi
reproduksi. Namun faktor pencetus
dan harapannya pasien bias mengatasi
terbesar adalah faktor infeksi seperti
nyeri sendi tanpa mengandalkan obat
bakteri, mikroplasma dan virus. Ada
terus-menerus. Teknik non farmakologi
beberapa teori yang dikemukakan
dapat dilakukan dengan beberapa cara
sebagai penyebab nyeri sendi yaitu
yaitu dengan stretching dan akupressure.
mekanisme imunitas, faktor metabolik,
faktor genetic, faktor pemicu lingkungan Beberapa penelitian menunjukkan
dan faktor usia. Penyakit nyeri sendi bahwa stretching bermanfaat untuk
yang sering dijumpai pada lansia adalah mengurangi nyeri secara signifikan.
Gout. Gout merupakan penyakit Peregangan statis dan dinamis terhadap
persendian akibat tingginya asam urat di perubahan intensitas nyeri sendi lutut
dalam darah yang bisa menyebabkan
nyeri sendi. Penyebab dari penyakit ini
salah satunya pola makan yang salah
dimana banyak mengkonsumsi protein
baik hewani maupun nabati. Pada
keadaan ini bisa terjadi over sekresi asam
urat atau defek renal yang
mengakibatkan penurunan eskresi asam
urat, atau kombinasi keduanya (Aspiani,
2014)

Penatalaksanaan nyeri dapat


dilakukan tindakan dengan teknik

Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 47


Vol. 10 No. 1 Juni 2019 ISSN : 2087-1287

pada lansia dengan Osteoartritis (Mertha normal menyebabkan penumpukan asam


dan Swedarma tahun, 2014). Selain dapat urat didalam persendian dan organ tubuh
mengurangi nyeri sendi stretching juga lainnya. Organ-organ persendian yang
bermanfaat untuk meningkatkan suhu sering menjadi target serangan penyakit
tubuh beserta jaringan- jaringannya, gout adalah ujung jari- jari, ibu jari, sendi
menaikkan aliran darah melalui otot- otot lutut, pergelangan kaki, siku- siku, bahu,
aktif, dapat meningkatkan detak jantung. pergelangan tangan, dan punggung kaki
Oleh karena itu dua puluh menit (Noviyanti, 2015). Stretching atau
melakukan stretching setiap hari terutama peregangan adalah istilah umum yang
di pagi hari sangat dianjurkan. Sedangkan digunakan untuk menggambarkan suatu
Akupressure merupakan terapi dengan maneuver terapeutik yang bertujuan untuk
memberikan tekanan ke titik khusus pada memanjangkan struktur jaringan lunak
tubuh untuk mengurangi nyeri dan yang memendek scara patologis maupun
menghasilkan relaksasi. Terapi non patologis sehingga dapat
akupressure dapat meningkatkan kadar meningkatkan lingkup gerak sendi
endorfin dalam darah maupun sistemik. (Wismanto, 2011 dalam Reni, 2016).
Endorfin memiliki fungsi utama dalam Menurut (Ari, 2007) stretching yang
memodifikasi neurotransmiter, teratur akan membuahkan hasil-hasil
mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan sebagai berikut: Mengurangi ketegangan
kenikmatan. Selain itu endorfin juga otot dan nyeri pada
mempunyai peran yang besar didalam
pengaturan respon terhadap stres (Wade
& Tavris, 2007). Jadi pada intinya
stretching yang mengandalkan kekuatan
fisik akan dikombinasikan dengan
akupressure supaya mampu
meningkatkan relaksasi. Sehingga
kombinasi dari stretching dan
akupressure akan saling melengkapi.

Gout adalah penyakit sendi yang


disebabkan oleh tingginya asam urat
didalam darah. Kadar asam urat yang
tinggi di dalam darah melebihi batas
Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 48
Vol. 10 No. 1 Juni 2019 ISSN : 2087-1287

persendian.meningkatkan produksi titik pada tubuh atau sistem otot untuk


cairan synovial yang berfungsi melumasi merangsang energi dari tubuh sendiri.
sendi (penting untuk mencegah radang Rangsangan tersebut menyingkirkan
sendi),menjadikan tubuh terasa lebih sumbatan energi dan rasa lelah. Ketika
relaks, memperluas semua jalur energi terbuka dan aliran
rentang gerak,meningkatkan energi tidak lagi terhalang oleh
aliran darah (mencegah pengerasan ketegangan otot atau hambatan yang lain,
pembuluh darah)membuat aktivitas yang maka energi tubuh akan menjadi
berat menjadi lebih mudah dilakukan. seimbang. Keseimbangan membawa
kesehatan yang baik dan perasaan
Akupressure merupakan terapi dengan
sejahtera. Jika salah satu dari jalurnya
memberikan penekanan dan pemijatan
terhambat/ tersumbat, maka perlu aplikasi
pada titik tertentu pada tubuh yang
dengan tekanan yang tepat menggunakan
didasarkan pada prinsip ilmu
jari untuk mengendurkan ketegangan otot,
akupressure (Fengge, 2012). Penekanan
membuat sirkulasi darah lancar, dan
ujung-ujung jari tangan pada daerah
menstimulasi atau menyeimbangkan
tertentu dipermukaan kulit yang
aliran energi.
berdampak positif terhadap kondisi fisik,
mental dan sosial (Hartono, 2012). Lansia sering mengalami masalah pada
Akupressure bermanfaat dalam sistem muskuloskeletal diantaranya yaitu
memperbaiki fungsi ektremitas melalui gout. Tanda dan
efeknya untuk melancarkan pergerakan
aliran qi (energi vital) di dalam tubuh
(Sebastian, 2009). Akupressure sangat
bermanfaat mengurangi nyeri sendi,
meningkatkan kekuatan otot dan rentang
gerak, memberikan rasa tenang dan
nyaman Serta mampu menurunkan
tekanan darah dan meningkatkan
sirkulasi darah sendi (Yuda, 2004). Cara
kerja akupressure, adalah merangsang
kemampuan tubuh dalam
menyembuhkan diri sendiri. Sang terapis
akan memegang atau menekan berbagai
Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 49
Vol. 10 No. 1 Juni 2019 ISSN : 2087-1287

gejala gout salah satunya adalah nyeri, responden sebagai ibu rumah tangga
yang mengakibatkan menurunnya sebanyak 7 responden (47%); pendidikan
kemampuan sendi dalam melakukan responden SD/SMP
gerak, untuk mengurangi rasa nyeri pada 8 responden(54%) dan responden yang
sendi dan untuk meningkatkan relaksasi sering konsumsi Jeroan 5 orang (33%).
maka teknik stretching dan akupressure
ini sangat diperlukan untuk penurunan Tabel 2. Distribusi Tingkat Nyeri Sendi
nyeri sendi pada lansia. Pre Test dan Post Test Dilakukan
Stretching Dan Akupressure.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini Pre eksperiment,


dengan sampel 15 responden lansia Post

dengan gout yang memenuhi kriteria Tidak Nyeri Nyeri


Nyeri Ringan Sedang
inklusi. Menggunakan teknik Non
Pre Tidak 0 0 0
Probability Sampling jenis Purposive Nyeri
Sampling. Teknik pengumpulan data Nyeri 3 1 0
Ringan
dalam penelitian ini menggunakan lembar
Nyeri 0 9 2
observasi dengan skala Bourbanis. Data di Sedang
analisis menggunakan Wilcoxon Matched Jumlah 3 10 2

Test.

HASIL PENELITIAN P value : 0,000


Hasil penelitian disajikan dalam tabel
berikut. Sumber: Data
Primer
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan Data Umum
Berdasarkan data pada Tabel 2
didapatkan setelah diberikan intervensi
Variabel n
% responden yang
Jenis Laki-laki 1 7 mengalami nyeri ringan 9 responden
( 60%). Hasil
Kelam Perempuan 14 93
uji analisis statistik dengan menggunakan
in 45-50 tahun 7 47
uji statistik Wilcoxon, dengan tingkat
signifikansi 5%
Usia Tahun 8 53
51-59
Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 50
Vol. 10 No. 1 Juni 2019 ISSN : 2087-1287

Petani 5 33 (0,05) ditemukan p value = 0,000, karena


p value < α, maka dapat disimpulkan
adanya penerimaan
Pekerja Pedagang 3 20 H1, yang berarti ada pengaruh terapi
an
IRT 7 47 stretching dan akupressure terhadap
Tidak sekolah 5 33 penurunan nyeri sendi pada lansia dengan
SD/SMP 8 54 gout.
Pendidik
an Diploma/S1 2 13
Jeroan 5 33
PEMBAHASAN
Jenis kacang 3 20
1. Identifikasi nyeri sendi sebelum
Sering Telur 4 27
dilakukan stretching dan akupressure
konsum
pada lansia dengan gout .
si
makanan
Lain lain 3 20
Sebagian besar lansia dengan gout di
Sumber: Data Primer Posyandu Sedap Malam Desa Bendo
(73%) mengalami nyeri sendi dengan
Berdasarkan data pada Tabel 1
skala sedang (4-6), Dari data umum
didapatkan bahwa responden berjenis
didapatkan sebagian besar responden
kelamin perempuan sejumlah 14
berjenis kelamin perempuan (93%),
responden (93%); responden berusia
berusia 51-59 tahun (53%). Sebagian
antara 51-59 tahun sebanyak 8 responden
(53%); besar

Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 51


Vol. 10 No. 1 Juni 2019 ISSN : 2087-1287

dengan pendidikan dasar (SD/SMP) merupakan pendidikan dasar sekolah


(54%). Hampir setengahnya dengan dengan informasi-informasi yang dasar
pekerjaan swasta/ibu rumah tangga pula. Tingkat pendidikan yang ada pada
(47%). Hampir setengah dari responden responden sangat mempengaruhi mereka
sering mengonsumsi jeroan (33%). dan dalam menyelesaikan permasalahan yang
sebagian besar responden memiliki kadar dihadapi (Nuari, NA, 2014). Pengetahuan
asam urat dengan hasil 8,0-9,5 mg/dl atau yang kurang tentang penyakit yang diderita
(53%). Tingkat nyeri sendi sebelum bisa menyebabkan para lansia kurang
dilakukan stretching dan akupressure mengetahui apa yang harus dilakukan saat
pada lansia dengan gout sebagian besar nyeri muncul, sehingga manajemen nyeri
(73% responden) mengalami nyeri sedang yang dilakukan kurang efektif. Pekerjaan
juga dapat berpengaruh bagi lansia. Pada
Penyakit asam urat atau dalam dunia
umumnya lansia sudah tidak punya
medis disebut penyakit gout adalah
pekerjaan tetap, tetapi masih mempunyai
penyakit sendi yang disebabkan oleh
aktivitas rutin yang memerlukan
tingginya asam urat didalam darah.
konsentrasi melakukannya sehingga untuk
Menurut WHO usia diatas 40 tahun
berobat akan memerlukan waktu, akan
memiliki kadar asam urat normal 2-8,5
tetapi lansia
mg/dl untuk yang berjenis kelamin laki -
laki dan 2-8,0 mg/dl untuk yang berjenis
kelamin perempuan. Nyeri sendi
disebabkan karena beberapa faktor diatas
yakni faktor usia, jenis kelamin, faktor
pendidikan, faktor pekerjaan, faktor
makanan dan tingginya kadar asam urat.
Pada usia lanjut terjadi penurunan
kondisi fisik/biologis terutama pada
bagian tulang, otot dan persendian, fungsi
organ ginjal juga mengalami penurunan
yang kemudian dapat mengakibatkan
penumpukan kristal urat di persendian
( Nuari, NA, 2018). Pendidikan juga
berpengaruh dengan nyeri sendi yang
dirasakan usia lanjut. Pendidikan SD/SMP
Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 52
Vol. 10 No. 1 Juni 2019 ISSN : 2087-1287

cenderung lebih fokus pada aktivitas yang berfungsi melumasi sendi (penting
rutinnya. Sering mengkonsumsi jeroan untuk mencegah radang sendi),
juga dapat mempengaruhi nyeri sendi menjadikan tubuh terasa lebih relaks,
karena jeroan termasuk dalam bahan memperluas rentang gerak, meningkatkan
makanan yang memiliki kandungan aliran darah (mencegah pengerasan
purin sangat tinggi, purin yang sangat pembuluh darah), membuat aktivitas yang
tinggi ini akan menyebabkan berat menjadi lebih mudah dilakukan.
penumpukan kristal asam urat di Terapi akupressure dapat meningkatkan
persendian. kadar endorfin dalam darah maupun
sistemik. Endorfin memiliki fungsi utama
2. Identifikasi nyeri sendi sesudah
dalam memodifikasi neurotransmiter,
dilakukan stretching dan akupressure
mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan
pada lansia dengan gout.
kenikmatan. Selain itu endorfin juga
mempunyai peran yang besar didalam
Sebagian besar lansia dengan gout di
pengaturan respon terhadap stres (Wade
Posyandu Sedap Malam Desa Bendo
& Tavris, 2007).
(67%) mengalami nyeri sendi dengan
Terapi Stretching dan akupressure
skala ringan (1-3) sesudah dilakukan
yang sudah dilakukan selama 7 kali
stretching dan akupressure. Gout
selama 7 hari dapat menurunkan nyeri
ditandai dengan nyeri yang terjadi secara
sendi pada lansia dengan gout,
berulang-ulang (Nurdianningrum 2016).
Rasa nyeri merupakan mekanisme
pertahanan tubuh, timbul bila ada
jaringan yang rusak dan hal ini akan
menyebabkan reaksi dengan
memindahkan nyeri tersebut. Sedangkan
nyeri yang dirasakan penderita adalah
nyeri yang menusuk. Kristal asam urat
yang berbentuk seperti jarum di sendi.
Stretching dan akupressure sangat
dibutuhkan untuk semua orang.
Stretching dapat mengurangi ketegangan
otot dan nyeri pada persendian,
meningkatkan produksi cairan synovial

Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 53


Vol. 10 No. 1 Juni 2019 ISSN : 2087-1287

hal ini dikarenakan salah satu faktor dan akupressure sebagian besar
penyebab terjadinya penurunan skala (67%) responden mengalami nyeri dengan
nyeri dipengaruhi oleh pengetahuan skala 1-3 (nyeri ringan). Hasil
tentang managemen nyeri dengan penelitian pengaruh terapi
stretching dan akupressure. Selain itu kombinasi stretching dan
stretching dan akupressure dapat akupressure terhadap nyeri sendi pada
mempengaruhi kadar asam urat dalam lansia dengan gout di Posyandu Sedap
darah. Kadar asam urat yang tidak terlalu Malam Desa Bendo, dengan Uji analisis
tinggi akan lebih mudah mengalami Wilcoxon diperoleh hasil bahwa terdapat
penurunan skala nyeri karena jumlah penurunan nyeri setelah dilakukan terapi
purin dalam darah yang tidak terlalu kombinasi stretching dan akupressure.
tinggi maka jumlah kristal yang tingkat signifikan (p) = 0,000 dan α = 0,05
mengendap pun sedikit. Berbeda dengan dari hasil analisa didapatkan (p) = 0,000 <
nilai kadar asam urat yang sangat tinggi, α = 0,05 yaitu H1 diterima yang berarti ada
dapat menyebabkan nyeri yang berat pengaruh terapi kombinasi stretching dan
karena banyaknya kristal monosodium akupressure terhadap nyeri sendi pada
urat yang mengendap. Kristal ini lansia dengan gout.
merupakan hasil akhir metabolisme Hasil penelitian menunjukkan bahwa
protein. Sehingga dengan ini responden sebagian besar responden merasakan nyeri
dapat menjaga asupan makan yang dengan skala ringan (1-3) dihari ke-7. Hal
mengandung protein untuk mencegah ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
tingginya asam urat dalam darah. tentang efektivitas

3. Analisa Pengaruh Terapi Kombinasi


Stretching dan Akupressure terhadap
nyeri sendi pada lansia dengan gout.

Dari hasil penelitian diperoleh


sebagian besar (73%) responden
sebelum dilakukanterapi
kombinasi stretching dan akupressure
mengalami nyeri dengan skala 4-6 (nyeri
sedang). Sesudah dilakukan terapi
kombinasi stretching
Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 54
Vol. 10 No. 1 Juni 2019 ISSN : 2087-1287

stretching terhadap penurunan nyeri mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan


sendi lutut pada lansia. Mekanisme kenikmatan. Selain itu endorfin juga
peregangan meningkatkan kebugaran mempunyai peran yang besar didalam
fisik dengan cara memperlancar pengaturan respon terhadap stres (Wade
transportasi zat-zat yang diperlukan & Tavris, 2007).
tubuh dan pembuangan sisa-sisa zat yang Berdasarkan pemaparan hasil
tidak dipakai oleh tubuh, penelitian di atas dapat diketahui bahwa
mengoptimalkan gerakan dengan cara terapi kombinasi stretching dan
mengulur otot-otot ligament, tendon, dan akupressure lebih efektif digunakan
persendian sehingga dapat bekerja sebagai terapi alternatif untuk mengatasi
dengan optimal, meningkatkan relaksasi nyeri sendi dengan gout. Hal ini dapat
fisik dengan cara penguluran otot-otot dilihat dari diagram garis sebelum dan
tubuh yang tegang menjadi lebih rileks, sesudah intervensi. Perbandingan sebelum
mengurangi risiko cedera sendi dan otot dan sesudah intervensi didapatkan bahwa
karena gerak persendian dan otot skala nyeri sesudah intervensi lebih
menjadi lebih luas dan lebih elastis rendah dari sebelum intervensi. Selain
sehingga kemungkinan terjadinya cedera dari efektifnya stretching dan akupressure
pada sendi dan otot menjadi lebih kecil. dapat dilakukan mandiri dan tidak
Menurut penelitian Arif Rakhman dkk menimbulkan ketergantungan seperti
(2015) menyebutkan bahwa akupressure halnya obat-obatan.
mampu menurunkan kadar asam urat Stretching dan akupressure dapat
dalam darah. Mekanisme Akupressure
yaitu dapat meningkatkan fungsi ginjal,
dapat menurunkan kadar asam urat
dalam darah melalui mekanisme
pengeluaran hormon endorfin. Terapi
akupressure juga dapat meningkatkan
kadar endorfin dalam darah maupun
sistemik, tetapi mempunyai daerah
tangkap yang berbeda dari masing-
masing titik akupresur. Endorfin
memiliki fungsi utama dalam
memodifikasi neurotransmiter,

Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 55


Vol. 10 No. 1 Juni 2019 ISSN : 2087-1287

mempengaruhi terhadap penurunan skala responden dapat terus menggunakan


nyeri pada lansia dengan gout. Upaya stretching dan akupressure sebagai terapi
tersebut adalah sebagai salah satu pilihan alternatif yang bukan hanya untuk
penanganan terhadap nyeri sendi dengan mengurangi nyeri sendi tetapi juga untuk
gout. Dalam bidang keperawatan stretching meningkatkan kesehatan dan kebugaran
dan akupressure dapat dijadikan sebuah jasmani pada lansia.
intervensi perawatan komplementer yang
dapat diterapkan dalam edukasi khususnya. Daftar Rujukan
Masyarakat juga dapat menerapkan Ari. 2007. Peregangan otot dan mobilisasi
stretching dan akupressure sebagai tambahan saraf setelah latihan olah raga .
wawasan dan informasi mengenai manfaat Tesis. Bali. Universitas Udayana
stretching dan akupressure untuk bersumber dari
menurunkan skala nyeri khususnya lansia http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pd
dengan gout. f_thesi s/unud-710-isithesisari2.pdf
Dengan demikian, stretching dan diakses
akupressure lebih efektif dalam tanggal 20 September 2018
penurunan skala nyeri dengan gout dilihat
dari mekanisme, efisiensi, ketejangkauan
dan ketersediaan di lingkungan
masyarakat, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu terapi alternatif untuk
mengatasi nyeri sendi. Penurunan nyeri
ini mempunyai manfaat yang sangat besar
bagi penderita gout, karena akan
merasakan kenyamanan dan dapat
melakukan aktifitas seperti biasa.

Simpulan Dan Saran


Berdasarkan penelitia n didapatkan
ada pengaruh terapi kombinasi stretching
dan akupressure terhadap nyeri sendi
pada lansia dengan gout di Posyandu
Sedap Malam Desa Bendo.
Hasil penelitian ini diharapkan agar
Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 56
Vol. 10 No. 1 Juni 2019 ISSN : 2087-1287

Barrier Dengan Pemberdayaan


Aspiani,R. Y. 2014. Buku Ajar Asuhan Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe
Keperawatan Gerotik : Aplikasi II Berbasis Teori Health Promotion
NANDA, NIC, dan NOC. CV. Model. Jurnal Kesehatan Gaster
Trans Info Media, Jakarta Stikes Aisyiyah Surakarta 2014.
http://
Azizah, L. M. 2011. Keperawatan Lanjut www.jurnal.stikesaisyiyah.ac.id/
Usia. Salemba Medika, Jakarta
index.php/gaster/article/view/76

Rujukan Hartono, R. I. W. 2012. Nuari,NA, Widayati,D,, LP Lestari, C


Akupresur Untuk Berbagai Destri, H Mawarti. 2018. Diabetes
Penyakit. Yogyakarta: Rapha Burnout Syndrome And Its
Publishing Relationship To The Recilliency
of Efficacy Diabetes Mellitus
Kemenkes RI. 2013. Gambaran Kesehatan Type 2 Patients. International
Lanjut Usia di Indonesia, Jakarta Journal Of

Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. 2015. Pelayanan Dan
Peningkatan Kesehatan Usia
Lanjut. Www Kemkes.Go.Id.
Diakses Tanggal
16 Oktober 2018.

Mertha P.I.A., Swedarma, I.K.E., 2014.


Pengaruh Peregangan Statis Dan
Dinamis Terhadap Perubahan
Intensitas Nyeri Sendi Lutut
Dengan Osteoarthritis. Bali.
Universitas Udayana diakses
tanggal 13 September 2018.

Nuari, Nian Afrian. 2014. Analisis


Korelasi Personal Factor,
Perceived Benefit Dan Perceived
Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 57
Vol. 10 No. 1 Juni 2019 ISSN : 2087-1287

Pharmaceutical Research Vol 10, Issue 4

Nurdianningrum, B., Purwoko, Y., &


Tera, S. L. 2016. Pengaruh senam
lansia terhadap kualitas tidur pada
lansia. Jurnal Kedokteran
Diponegoro, 5, 587–598

Rakhman, Arif. Purnawan,Iwan. Purwadi,


Arikh Ratna. 2015. Pengaruh
Terapi Akupressure Terhadap
Kadar Asam Urat Darah Pada
Lansia. Jurnal Skolastik
Keperawatan. Vol. 1, No.2.
Wade, C & Tavris, C. 2007. Psikologi edisi 9 jilid 1.
Surabaya : Penerbit Erlangga

Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 58


59

Panduan Laporan Analisa Artikel Ilmiah

Petunjuk analisa artikel:


1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.
Nama Mahasiswa : Mata kuliah S1:
Reza Erlina Cristy Keperawatan Gerontik

Nama Jurnal, volume, isu, dan tahun terbit:


 Nama Jurnal : Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan)

 Volume : Volume 10, no.1

 Isu : Penulis tidak mencantumkan Isu

 Tahun Terbit : 2019

Judul Penelitian:
Ya, judul sesuai dengan penelitian dan isi penelitian juga membahas mengenai judul ini,
yaitu “PENGARUH TERAPI STRETCHING DAN AKUPRESSURE TERHADAP
NYERI SENDI PADA LANSIA DENGAN GOUT”
Penulis (Author):
 Widyasih Sunaringtyas : Ya, peneliti mempunyai rekam jejak, tetapi tidak pada
satu area yang sama

 Nian Afrian Nuari : Ya, peneliti mempunyai rekam jejak, tetapi tidak pada satu area
yang sama

 Widhianto : Ya, peneliti mempunyai rekam jejak, tetapi tidak pada satu area yang
sama

Lokasi dan Tahun Penelitian:


• Lokasi : Ya, Lokasi penelitian dicantumkan oleh penulis, dan spesifik, yaitu di
Posyandu Sedap Malam Desa Bendo
• Tahun Penelitian : Ya, tahun penelitian dilaksanakan dalam waktu kurun waktu 5
tahun terkahir, yaitu pada tahun 2019

C. Analisa Kualitas Penelitian:


7. Masalah dan tujuan penelitian
Ya, peneliti menyampaikan masalah penelitian yaitu : Manajemen non farmakologi
dapat menurunkan nyeri dengan resiko yang rendah bagi pasien, tidak membutuhkan
biaya banyak seperti penatalaksanaan pada teknik farmakologi dan harapannya pasien
bisa mengatasi nyeri sendi tanpa mengandalkan obat terus-menerus. Teknik non
farmakologi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan stretching dan
akupressure. pada intinya stretching yang mengandalkan kekuatan fisik akan
dikombinasikan dengan akupressure supaya mampu meningkatkan relaksasi. Sehingga
kombinasi dari stretching dan akupressure akan saling melengkapi. untuk mengurangi
rasa nyeri pada sendi dan untuk meningkatkan relaksasi maka teknik stretching dan

Draft adopted and made by Melati Fajarini and Sri Rahayu 07/11/2018
60

acupressure ini sangat diperlukan untuk penurunan nyeri sendi pada lansia.
Masalah dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian dan ditetapkan untuk
menyelesaiakan masalah penelitian yaitu untuk menganalisis adanya pengaruh terapi
kombinasi stretching dan akupressure terhadap nyeri sendi pada lansia dengan gout

8. Metode Penelitian
e. Desain Penelitian
Ya, Desain penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yaitu Pre eksperiment
Menggunakan teknik Non Probability Sampling jenis Purposive Sampling, dimana
dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi
dengan skala Bourbanis. Data di analisis menggunakan Wilcoxon Matched Test.

f. Populasi dan sampel


• Ya, sampel penelitian dijelaskan dengan rinci dan sebanding dengan populasi
yang diminatinya yaitu di Puskesmas Sedap Malam Desa Bendo Sampel terdiri
dari 15 subyek yang dipilih dengan teknik Purposive sampling, dimana Purposive
sampling adalah
- Kriteria Inklusi dan Eklusi
Tidak, penulis tidak memberikan kriteria inklusi dan ekslusi yang jelas. Peneliti
hanya memberikan penjelasan bahwa penelitian ini hanya yang memenuhi
kriteria inklusi.

g. Instrumen
Ya, penelitian ini menggambarkan instrument yang jelas yaitu Alat ukur penelitian
ini menggunakan lembar observasi nyeri.

h. Analisis Data Yang Digunakan


Ya, metode analisis data sesuai dengan jenis data yang didapatkan, yaitu dengan Data
di analisis menggunakan Wilcoxon Matched Test, dimana

9. Hasil Penelitian
Ya, hasil penelitian sesuai, dan menjawab tujuan penelitian, hasil penelitian yaitu
sebagian besar (73%) responden sebelum dilakukan terapi kombinasi stretching dan
akupressure mengalami nyeri dengan skala 4-6 (nyeri sedang). Sesudah dilakukan terapi
kombinasi stretching dan akupressure sebagian besar (67%) responden mengalami nyeri
dengan skala 1-3 (nyeri ringan), terdapat penurunan nyeri setelah dilakukan terapi
kombinasi stretching dan akupressure. Hal ini dapat dilihat dari diagram garis sebelum
dan sesudah intervensi. Perbandingan sebelum dan sesudah intervensi didapatkan bahwa
skala nyeri sesudah intervensi lebih rendah dari sebelum intervensi

Draft adopted and made by Melati Fajarini and Sri Rahayu 07/11/2018
61

10. Diskusi
Ya, terdapat argumentasi yang tepat dan sesuai antara hasil dan teori yaitu :
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasakan nyeri
dengan skala ringan (1-3) dihari ke-7. Hal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya tentang efektivitas stretching terhadap penurunan nyeri sendi lutut
pada lansia.
• Menurut penelitian Arif Rakhman dkk (2015) menyebutkan bahwa akupressure
mampu menurunkan kadar asam urat dalam darah. Mekanisme Akupressure yaitu
dapat meningkatkan fungsi ginjal, dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah
melalui mekanisme pengeluaran hormon endorfin.
• Menurut (Wade & Tavris, 2007) Terapi akupressure juga dapat meningkatkan
kadar endorfin dalam darah maupun sistemik, tetapi mempunyai daerah tangkap
yang berbeda dari masing-masing titik akupresur. Endorfin memiliki fungsi utama
dalam memodifikasi neurotransmiter, mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan
kenikmatan. Selain itu endorfin juga mempunyai peran yang besar didalam
pengaturan respon terhadap stres

11. Kesimpulan dan rekomendasi


Ya, kesimpulan merangkum penelitian, yaitu :
• Berdasarkan penelitian didapatkan ada pengaruh terapi kombinasi stretching
dan akupressure terhadap nyeri sendi pada lansia dengan gout di Posyandu
Sedap Malam Desa Bendo.

Terdapat rekomendasi penelitian, yaitu :


• Hasil penelitian ini diharapkan agar responden dapat terus menggunakan
stretching dan akupressure sebagai terapi alternatif yang bukan hanya untuk
mengurangi nyeri sendi tetapi juga untuk meningkatkan kesehatan dan
kebugaran jasmani pada lansia.

12. Keterbatasan
Ya, terdapat keterbatasan yang sesuai yaitu :
 Dalam penelitian ini tidak mencantumkan isu pada jurnal
 Peneliti juga tidak mencatumkan kriteria inkulsi dan eklusi yang jelas

D. Level Artikel
Level 2
Kesimpulan Kualitas Artikel
Lihat John Hopkins Nursing Evidence-based Practice Appendix C.
□ Kualitas sangat baik
√ Kualitas baik
□ Kualitas rendah

Draft adopted and made by Melati Fajarini and Sri Rahayu 07/11/2018
62

Manfaat Bagi Keperawatan


Ya, artikel ini layak untukditerapkan diarea klinis, karena seperti manfaat yang tertera pada
isi artikel yaitu dalam bidang keperawatan stretching dan akupressure dapat dijadikan sebuah
intervensi perawatan komplementer yang dapat diterapkan dalam edukasi khususnya.

Draft adopted and made by Melati Fajarini and Sri Rahayu 07/11/2018
Kesimpulan yang didapat dari kedua jurnal

Kedua jurnal yang dianalisis adalah tentang perbandingan dua cara yang berbeda
dalam menurunkan nyeri pada lansia dengan gout arthritis.
Jurnal 1 yang berjudul ”Pengaruh kompres hangat memakai parutan jahe terhadap penurunan
intensitas nyeri gout arthritis pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begaluk Tahun
2017” dan Jurnal 2 yang berjudul “Pengaruh terapi stretching dan acupressure terhadap nyeri
sendi pada lansia dengan gout”
Pada jurnal pertama yang di terbitkan pada tahun 2018 masalah penelitianya adalah
karena banyaknya lansia di Kota Padang yang menderita gout arthritis sebanyak 1.356 orang
pada tahun 2016, dan untuk mengurangi efek dari pengoabatn secara farmakologis peneliti
tertarik untuk melakukan tindakan secara non farmakologis berupa pemberian kompres
hangat menggunakan parutan jahe. Hal ini memiliki kesamaan pada jurnal ke dua yang
diterbitkan pada tahun 2019 peneliti tertarik pada tindakan non farmakologi karena
menurutnya tindakan ini tidak membutuhkan biaya banyak seperti penatalaksanaan pada
teknik farmakologi dan harapannya pasien bisa mengatasi nyeri sendi tanpa mengandalkan
obat terus-menerus.
Dalam metode yang digunakan pada kedua jurnal memiliki kesamaan yaitu
menggunakan teknik pre-post Test, membandingkan responden sebelum dan sesudah
diberikan intervensi.
Hasil yang didapat dari jurnal satu, adalah adanya pengaruh pemberian kompres
hangat memakai parutan jahe terhadap penurunan skala nyeri lansia dengan gout arthritis
sebelum dan sesudah tindakan, menunjukan rata-rata tingkat nyeri gout arthritis pada lansia
sebelum diberikan Intervensi adalah 4,80 dan rata-rata tingkat nyeri gout arthritis pada lansia
sesudah diberikan Intervensi adalah 2,70. Sedangkan pada jurnal dua sebagian besar (73%)
responden sebelum dilakukan terapi kombinasi stretching dan akupressure mengalami nyeri
dengan skala 4-6 (nyeri sedang). Sesudah dilakukan terapi kombinasi stretching dan
akupressure sebagian besar (67%) responden mengalami nyeri dengan skala 1-3 (nyeri
ringan), terdapat penurunan nyeri setelah dilakukan terapi kombinasi stretching dan
acupressure, Perbandingan sebelum dan sesudah intervensi didapatkan bahwa skala nyeri
sesudah intervensi lebih rendah dari sebelum intervensi.
Hal ini menunjukan adanya persamaan antara jurnal satu dan dua dimana kompres hangat
menggunakan parutan jahe dan terapi stretching dan acupressure dapat menurunkan skala
nyeri lansia dengan gout arthritis, tetapi jika dilihat dari keefektifan, dan kemudahan untuk
bisa dilakukan dirumah adalah menggunakan kompres hangat dengan parutan jahe, karena
jika menggunakan teknik akrupresur harus memiliki pengetahuan dan keterampilan tersendiri
tentang terapi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai