Anda di halaman 1dari 7

STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan

DOI: 10.30994/sjik.v10i1.784
ISSN: 2252-3847 (cetak); 2614-350X (online) Vol.10 No.1 Mei 2021 Hal. 1280-1286

Efektivitas Penggunaan Terapi Akupresur Terhadap


Penurunan Skala Nyeri Artritis Gout Pada Lansia di
Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti
Krisman Harapan Ziliwu, Fitri kristianis Zalukhu, Mhd Luthfi Rifai,
Desman Hosada Halawa, Mesy Gultom, Elis Anggeria*
Universitas Prima Indonesia, Indonesia
* Koresponden Penulis: elisanggeria@unprimdn.ac.id

ABSTRAK
Akupresur merupakan pengobatan tradisional yang dapat mengurangi rasa sakit dengan
cara merangsang sel saraf dan mengontrol tekanan darah secara teratur. Artritis gout
disebabkan oleh asupan purin yang tinggi disertai dengan pola konsumsi yang tidak
seimbang. Kadar asam urat yang tinggi menyebabkan asam urat yang memicu terbentuknya
bekuan asam urat yang mengeras di dalam tubuh, ditandai dengan peradangan dan nyeri
hebat pada persendian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan
terapi akupresur terhadap skala nyeri artritis gout pada lansia. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif dengan desain eksperimen semu dengan one group pre-test post-test
design. Populasi adalah seluruh responden lansia penderita gout arthritis. Pengambilan
sampel menggunakan sampling jenuh. Analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mayoritas berusia 60-69 tahun adalah perempuan. Hasil
data sebelum intervensi sebagian besar nyeri berat, dan setelah intervensi sebagian besar
nyeri ringan. Berdasarkan efektifitas penggunaan intervensi terapi akupresur yang diberikan
pada lansia dengan nyeri gout arthritis didapatkan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,00 artinya
terdapat perbedaan nyeri sebelum dan sesudah terapi akupresur.

Kata kunci: Artritis Gout, Pereda Nyeri, Terapi Akupresur

Diterima 18 April 2021; Direvisi 27 April 2021; Diterima 1 Mei 2021


STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, situs webnya, dan artikel yang diterbitkan di dalamnya dilisensikan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons
Attribution-ShareAlike 4.0 International.

Situs web: https://sjik.org/index.php/sjik | Email: publikasistrada@gmail.com 1280


STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan
DOI: 10.30994/sjik.v10i1.784
ISSN: 2252-3847 (cetak); 2614-350X (online) Vol.10 No.1 Mei 2021 Hal. 1280-1286

LATAR BELAKANG
Penuaan merupakan proses alami pada setiap manusia yang ditandai dengan
gangguan psikis, penurunan kemampuan fisik dan sosial (Priastana, 2018). Semua sistem
dalam tubuh mengalami gangguan atau penurunan fungsi sistem organ termasuk sistem
muskuloskeletal dimana lansia akan merasakan nyeri pada persendian (Idris & Astarani,
2017). Menurut American College of Rheumatology, gout arthritis adalah penyakit radang
sendi dengan keluhan nyeri hebat di daerah radang. Asam urat adalah nyeri sendi kronis
dengan pembengkakan yang terjadi di sekitar lokasi nyeri, penderita biasanya sering
mengeluh nyeri pada persendian jari kaki dan daerah persendian lainnya akibat gangguan
metabolisme dengan peningkatan kadar asam urat yang dapat berdampak buruk jika tidak
segera diobati (Asrizal, 2019).
Berdasarkan data World Health Organization (2017), prevalensi gout arthritis di dunia
sebesar 34% dan di Amerika sebesar 26,3% dari total penduduk. Peningkatan jumlah
penderita gangguan sendi di Indonesia (7,3%) sebagian besar terjadi pada usia >70 tahun
(18,9%). Penderita penyakit ini sering terjadi pada wanita (8,5%) dibandingkan pria (6,1%)
(Riset Kesehatan Dasar [Riskesdas], 2018).
Peningkatan kejadian gout arthritis disebabkan oleh berbagai faktor risiko seperti
asupan purin, obesitas, dan penyakit penyerta antara lain hipertensi dan diabetes mellitus.
Asupan purin adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung purin. Asupan purin dapat
mempengaruhi terjadinya artritis gout dan akan bertambah berat jika dibarengi dengan pola
konsumsi yang tidak seimbang (Angriani et al., 2018). Asam urat yang tinggi berdampak
buruk bagi kesehatan tubuh jika kadar asam urat tidak dikurangi atau dihilangkan. Dampak
yang terjadi pada seseorang dengan kadar asam urat berlebih biasanya akan merasakan
nyeri terutama pada persendian, merasa tidak nyaman dengan kondisinya saat melakukan
aktivitas. Kadar asam urat yang tinggi dapat membentuk asam urat, yaitu bekuan darah
yang tersumbat yang ditandai dengan kemerahan akibat peradangan yang menyebabkan
nyeri hebat pada daerah persendian. Terapi akupresur akan merangsang sel-sel saraf dengan
mengontrol tekanan darah secara teratur dan melakukan pengobatan komplementer untuk
mengatasi dan mengurangi rasa sakit (Haryani & Misniarti, 2020).
Penelitian Utomo dan Yogi (2018) menyatakan bahwa pemberian terapi akupresur
dapat menurunkan kadar asam urat. Penelitian Rakhman dan Purnawan (2015), menyatakan
bahwa terapi akupresur dapat mengatasi asam urat yang tinggi dalam darah.
Akupresur adalah teknik pengobatan tradisional yang dilakukan dengan memberikan
tekanan pada titik-titik pada tubuh yang telah ditentukan sebagai tempat peredaran energi
yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, mengobati penyakit dan cedera. Teknik
akupresur ini bersifat non-invasif, efektif, dan tidak berbahaya bagi kesehatan (Priastana,
Apriyanto, Akasyah, Juanamasta, & Basuki, 2017). Akupresur sangat bermanfaat dalam
mengatasi nyeri pada persendian, meningkatkan kemampuan kekuatan otot dan rentang
gerak, menciptakan rasa nyaman, dan memperlancar peredaran darah pada persendian
(Sunaringtyas & Nuari, 2019). Nyeri dapat menciptakan kondisi subjektif yang menjadi
tidak nyaman yang meliputi pengalaman sensorik dan emosional seseorang (Aswitami &
Mastiningsih, 2018).
Keluhan nyeri yang biasanya dirasakan oleh lansia bermacam-macam sehingga
banyak kendala dalam mengatasinya. Manajemen nyeri yang buruk merugikan status
kesehatan lansia seperti depresi, isolasi sosial, disabilitas, dan gangguan tidur (Aisyah,
2017). Cara kerja akupresur adalah dengan merangsang tubuh untuk menyembuhkan
dirinya sendiri. Terapis akan menahan dan menekan titik-titik tertentu untuk merangsang
aliran energi dalam tubuh. Stimulasi ini menghilangkan penyumbatan energi dan kelelahan.
Energi dalam tubuh akan seimbang jika semua jalur energi terbuka tanpa adanya
ketegangan sehingga dapat menciptakan keadaan dan perasaan yang nyaman. Jika salah
satu
Website: https://sjik.org/index.php/sjik | Email: publikasistrada@gmail.com 1281
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan
DOI: 10.30994/sjik.v10i1.784
ISSN: 2252-3847 (cetak); 2614-350X (online) Vol.10 No.1 Mei 2021 Hal. 1280-1286

jalur terhambat, perlu ditekankan untuk mengendurkan ketegangan otot, meningkatkan


sirkulasi darah dan menyeimbangkan aliran energi (Sunaringtyas & Nuari, 2019). Terapi
kombinasi peregangan dan akupresur lebih efektif digunakan sebagai terapi alternatif untuk
mengobati nyeri sendi dengan asam urat (Sunaringtyas & Nuari, 2019). Penelitian Idris dan
Astarani (2017) menyatakan bahwa dari 44 responden, 39 responden mengalami penurunan
nyeri setelah diberikan terapi akupresur dan 5 responden tidak mengalami penurunan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medis Yayasan Guna Budi Bakti Medan
pada Desember 2020, jumlah lansia sebanyak 67 orang. Jumlah lansia yang mengeluhkan
nyeri sendi sebanyak 44 orang. Pemberian obat analgetik merupakan terapi utama dalam
manajemen nyeri. Namun, hanya bersifat sementara untuk menghilangkan rasa sakit sesaat
akibatnya para lansia sangat bergantung pada obat-obatan tersebut. Dalam hal ini peneliti
berharap terapi akupresur dapat mengurangi nyeri sendi yang disebabkan oleh gout arthritis
sehingga terapi akupresur dapat dijadikan sebagai solusi dalam mengatasi keluhan yang
dialami lansia dengan gout arthritis.

METODE
a. Desain
penelitian Desain penelitian ini adalah quasi-experimental, one group pre-test
approach post-test design memberikan pre-test sebelum intervensi dan post-test setelah
intervensi. Perancangan ini bertujuan untuk melihat efektivitas penggunaan terapi
akupresur untuk menurunkan skala nyeri artritis gout pada lansia.
b.Populasi dan Sampel
Populasi terdiri dari 67 orang lansia dan 44 orang penderita gout arthritis. Teknik
pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh, dimana seluruh anggota populasi
dijadikan sampel (Anshori & Iswati, 2017). Sampel penelitian sebanyak 44 orang. C.
Instrumen Penelitian Alat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan skala penilaian
(skala intensitas nyeri numerik).
d. Prosedur Pengumpulan Data dan Analisis
Data Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2021. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis data univariat
dilakukan untuk menguji data demografi responden penelitian yang ditampilkan dalam
distribusi frekuensi dan persentase. Sedangkan analisis data bivariat dilakukan untuk
menguji skala nyeri sebelum dan sesudah pada lansia dengan menggunakan uji
Wilcoxon.

HASIL
Univariat
yang dilakukan terhadap efektivitas penggunaan terapi akupresur untuk menurunkan skala
nyeri artritis gout pada lansia, hasil yang diperoleh karakteristik responden dapat dilihat
pada tabel berikut: Tabel
1.Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Usia
60-69 tahun 20 46 70-79 tahun 16 36

Website: https://sjik.org/index.php/sjik | Email: publikasistrada@gmail.com 1282


STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan
DOI: 10.30994/sjik.v10i1.784
ISSN: 2252-3847 (cetak); 2614-350X (online) Vol.10 No.1 Mei 2021 Hal. 1280-1286

80-89 tahun 8 18
Jumlah 44 100 2 Jenis Kelamin
Pria 20 45 Gadis 24 55 Jumlah 44 100

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 1 diketahui bahwa mayoritas usia 60-69 tahun
sebanyak 20 orang (46%), dan minoritas usia 80-89 tahun sebanyak 8 orang (18%).
Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa mayoritas perempuan adalah 24 orang (55%),
dan minoritas adalah laki-laki dengan jumlah 20 orang (46%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Sebelum Terapi Akupresur pada Lansia
Penderita Gout Arthritis
No Skala Nyeri (Pretest) Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Tidak Nyeri 0 0 2 Nyeri Ringan 7 16 3 Nyeri Sedang 10 23 4 Nyeri Berat 27 61


5 Nyeri Sangat Berat 0 0 Jumlah 44 100

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 2 diketahui skala nyeri sebelum dilakukan
terapi akupresur pada 44 responden, didapatkan nyeri ringan sebagian kecil sebanyak 7
orang (16%), dan nyeri berat mayoritas 27 orang (61%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Setelah Terapi Akupresur Pada Lansia
Penderita Gout Arthritis
No Skala Nyeri (Posttest) Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Tidak Nyeri 0 0 2 Nyeri Ringan 23 52 3 Nyeri Sedang 17 39 4 Nyeri Berat 4 9


5 Nyeri Sangat Berat 0 0 Jumlah 44 100

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 3 diketahui skala nyeri setelah dilakukan terapi
pada 44 orang, nyeri ringan mayoritas 23 orang (52%) sedangkan skala nyeri berat
minoritas 4 orang (9%). ).

Situs web: https://sjik.org/index.php/sjik | Email: publikasistrada@gmail.com 1283


STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan
DOI: 10.30994/sjik.v10i1.784
ISSN: 2252-3847 (cetak); 2614-350X (online) Vol.10 No.1 Mei 2021 Hal. 1280-1286

Analisis
Tabel 4. Efektivitas penggunaan terapi akupresur dalam mengurangi nyeri artritis gout
pada lansia
Variabel Mean N Std. Deviasi Tanda Z (2-tailed)

Pre test 6.52 44 1.886-5.354 0.00


Post-test 3.14 44 1.887

Berdasarkan hasil analisis dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa antara variabel skala nyeri
pre test dan post test dilakukan dengan terapi akupresur nilai Z sebesar -5.354 dengan nilai
Sig. (2-tailed), yaitu 0,00 < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya perubahan intensitas nyeri
sebelum dan sesudah terapi akupresur.

PEMBAHASAN
Skala Nyeri Sebelum Terapi Akupresur Pada Pasien Lanjut Usia Dengan Artritis
Gout Hasil penelitian skala nyeri sebelum terapi akupresur menunjukkan bahwa sebagian
besar nyeri berat dan sebagian kecil nyeri ringan ditemukan. Dalam penelitian ini, rata-rata
responden berusia 60-69 tahun dan didominasi oleh perempuan. Penelitian Anggreini dan
Yanti (2019), ditemukan mayoritas responden mengalami nyeri hebat. Menurut
Sunaringtyas dan Nuari (2019), nyeri sendi pada lansia disebabkan oleh asam urat karena
asam urat yang tinggi dalam darah.
Nyeri sendi adalah peradangan pada area sendi yang membuat penderitanya merasa
nyeri dan merasa tidak nyaman (Djamal et al, 2015). Menurut asumsi peneliti pada saat
penelitian, lansia dengan nyeri hebat tampak cemas akibat nyeri sehingga sulit beraktivitas
dengan baik dan mengalami kesulitan berjalan, mandi, makan, buang air besar, dan buang
air kecil. Hal ini sependapat dengan penelitian Seran (2016) yang menyatakan bahwa
adanya nyeri sendi berhubungan dengan kemandirian lansia.
Terapi akupresur diberikan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) selama 7 hari.
Hari pertama pengukuran skala nyeri, dilanjutkan dengan penerapan terapi akupresur pada
hari berikutnya selama 10-15 menit, dan posttest pada hari ketujuh. Sebelum melakukan
tindakan, perlu diperhatikan dua prinsip kerja, yaitu PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) dan K3 (Kebersihan, Kenyamanan, dan Keamanan). Kegiatan diawali dengan
persetujuan responden, menginformasikan tujuan dan manfaat, kesiapan alat dan bahan,
konsep dasar pemijatan dilakukan dengan 6 teknik yaitu menggosok, meremas, menekan,
menggetarkan, memukul dan memanipulasi, menggunakan krim atau minyak gosok untuk
melumasi lokasi pemijatan dan akan dilakukan pengepresan. sebanyak 30 kali searah jarum
jam sebagai penguatan yang dan redaman yin dilakukan 40 kali berlawanan arah jarum
jam,

Skala Nyeri Setelah Terapi Akupresur pada Lansia dengan Gout Arthritis Setelah
intervensi, hasil menunjukkan bahwa sebagian besar nyeri ringan dan sebagian kecil berat.
Terjadinya penurunan intensitas nyeri menunjukkan bahwa penggunaan terapi akupresur
sangat efektif dalam menurunkan skala nyeri sendi pada lansia. Hasil observasi
menunjukkan lansia tidak mengalami penurunan nyeri karena responden tidak sepenuhnya
melaksanakan prosedur yang diberikan termasuk lansia lelah, tidak mau melakukan
aktivitas dan latihan.
Menurut Aswitami dan Mastiningsih (2018), akupresur dapat memberikan
rangsangan yang merangsang kesadaran darah akan energi chi untuk mengurangi intensitas
nyeri. Terapi akupresur merupakan salah satu bentuk fisioterapi yang menyeimbangkan
energi qi dalam tubuh sehingga dapat menghilangkan dan
Website: https://sjik.org/index.php/sjik | Email: publikasistrada@gmail.com 1284
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan
DOI: 10.30994/sjik.v10i1.784
ISSN: 2252-3847 (cetak); 2614-350X (online) Vol.10 No.1 Mei 2021 Hal. 1280-1286

menurunkan intensitas nyeri akut dan kronis (Haryani & Misnia rti, 2020). Hal ini sejalan
dengan penelitian Sunaringtyas dan Nuari (2019), bahwa pengaruh terapi akupresur
terhadap penurunan intensitas nyeri pada lansia.
Menurut Kurniyawan (2016), penekanan pada titik akupresur akan mengalirkan
energi qi melalui meridian ke organ target sehingga rangsangan yang dihasilkan dapat
meningkatkan kadar endorfin, fisiologis (aliran darah dan aktivitas oksigen), dan persepsi
(penurunan intensitas nyeri). Stimulasi titik akupresur pada tubuh dapat menurunkan
ketegangan otot, meningkatkan sirkulasi darah, dan mengaktifkan energi qi untuk
mengurangi intensitas nyeri (Sukeksi et al, 2018).
Efektivitas Penggunaan Terapi Akupresur dalam Mengurangi Nyeri Gout Arthritis
pada Lansia
Berdasarkan paparan hasil penelitian ditemukan perbedaan skala nyeri sebelum dan
sesudah pelaksanaan terapi akupresur. Menurut pengamatan peneliti lanjut usia yang
menderita sakit parah menunjukkan gejala seperti kesulitan melakukan aktivitas secara
mandiri, pembengkakan pada persendian, rasa sakit yang terjadi saat ada gerakan
persendian akibat penumpukan asam urat di dalam tubuh. Penurunan bertahap dalam
intensitas nyeri setelah menekan titik-titik akupresur. Hal ini dikarenakan terapi akupresur
dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri dengan memperbaiki aliran darah dan oksigen
serta lansia dapat mengikuti prosedur dan petunjuk dari peneliti dengan baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian Aswitami dan Mastiningsih (2018), terdapat
pengaruh terapi akupresur yang signifikan terhadap penurunan frekuensi nyeri. Pemberian
terapi akupresur disesuaikan dengan kondisi fisik yang dialami lansia dengan menggunakan
tekanan pada bagian tubuh tertentu, tindakan ini diyakini mampu mengatasi berbagai
macam keluhan seperti nyeri akibat gangguan muskuloskeletal (Haryani & Misniarti,
2020).

KESIMPULAN
Berdasarkan intervensi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebelum
dilakukan terapi akupresur pada responden sebagian besar datanya adalah nyeri berat dan
sebagian kecil ringan. Setelah diberikan terapi akupresur pada responden didapatkan
mayoritas nyeri ringan dan minoritas nyeri berat. Ada pengaruh penggunaan terapi
akupresur terhadap penurunan nyeri artritis gout pada lansia. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam melakukan terapi akupresur dalam menangani
nyeri sendi pada lansia dan sebagai sumber referensi bagi peneliti selanjutnya untuk
mengetahui tingkat efektifitas efektifitas penggunaan terapi akupresur dalam mengurangi
nyeri pada orang tua.

KONFLIK KEPENTINGAN
Penulis tidak memiliki konflik kepentingan untuk diungkapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Anggreini, SN, & Yanti, NF (2019). Efektifitas Kompres Ekstrak Jahe Terhadap Nyeri
Sendi Lansia Dengan Arthritis Gout di Panti Sosial Tresna Werda Khusnul
Khotimah Pekanbaru Riau. Kesehatan : Jurnal Kesehatan, 7(2), 69–76.
https://doi.org/10.36763/healthcare.v7i2.31
Aswitami, GAP, & Mastiningsih, P. (2018). Pengaruh Terapi Akupresur terhadap Nyeri
Punggung Bawah pada Ibu Hamil TM III di Wilayah Kerja Puskesmas Abian Semal
Situs Web: https://sjik.org/index.php/sjik | Email: publikasistrada@gmail.com 1285
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan
DOI: 10.30994/sjik.v10i1.784
ISSN: 2252-3847 (cetak); 2614-350X (online) Vol.10 No.1 Mei 2021 Hal. 1280-1286

1. Strada Jurnal Ilmiah Kesehatan, 7(2), 47–51.


https://doi.org/10.30994/sjik.v7i2.171
Djamal, R., Rompas, S., & Bawotong, J. (2015). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Skala
Nyeri Pada Pasien Fraktur Di Irina a Rsup Prof. Dr. RD Kandou Manado. Jurnal
Keperawatan UNSRAT, 3(2), 113549.
Haryani, S., & Misniarti. (2020). Efektifitas Akupresur dalam Menurunkan Skala Nyeri
Pasien Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas Perumnas. Jurnal Keperawatan
Raflesia, 2(1), 21–30. https://doi.org/10.33088/jkr.v2i1.491
Kurniyawan, HE (2016). Terapi Komplementer Alternatif Akupresur Dalam Menurunkan
Tingkat Nyeri. Jurnal NurseLine, 1(2), 246–256.
Muslich anshori, sri iswati. (2017). Metodologi Penelitian KuantitatiF (1st ed.). Surabaya:
Pers Universitas Airlangga.
Priastana, IKA (2018). Pengembangan Model Keperawatan Manajemen Berduka Kronis
Lansia yang Mengalami Kehilangan Pasangan di Komunitas Menggunakan
Pendekatan Teori Chronic Sorrow (Universitas Airlangga). Diperoleh dari
http://repository.unair.ac.id/73363/
Priastana, IKA, Apriyanto, BS, Akasyah, W., Juanamasta, IG, & Basuki, HO (2017).
Tinjauan Sistematis tentang Efektivitas Akupresur Auricular untuk Nyeri. 8th
International Nursing Conference Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Surabaya: Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Seran, R., Bidjuni, H., & Onibala, F. (2016). Hubungan Antara Nyeri Gout Arthritis
Dengan Kemandirian Lansia Di Puskesmas Towuntu Timur Kecamatan Pasan
Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 4(1), 107451.
Sukeksi, NT, Kostani, G., & Emy, S. (2018). Pengaruh Teknik Akupressure Terhadap
Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Jogonalan I Klaten. Jurnal
Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, 3–1, 1–7.
Widyasih Sunaringtyas, Nian Afrian Nuari, W. (2019). Pengaruh Terapi Stretchig dan
Akupressure Terhadap Nyeri Sendi Pada Lansia Dengan Gout. Jurnal ILKES
(Jurnal Ilmu Kesehatan), 10(1), 45–52.

Situs web: https://sjik.org/index.php/sjik | Email: publikasistrada@gmail.com 1286

Anda mungkin juga menyukai