Anda di halaman 1dari 20

KANKER KOLON

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Pencernaan

Dosen Pembimbing :

Nina Gartika, S.Kep., Ners, M. Kep.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 8

Fikri Rizki F NIM. 032015018

Nurrani Sri Rahayu NIM. 032015035

Oktaviani Putri Fatimah NIM. 032015037

Rika Aryanti NIM. 032015042

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

TAHUN AJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Atas karunia Allah SWT akhirnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Kanker Kolon” untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Pencernaan.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari keterbatasan kemampuan baik


dalam pengalaman maupun pengetahuan serta waktu yang tersedia sehingga kami
yakin dalam penyajian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun demikian
kami telah berusaha secara maksimal dengan melaksanakan kelompok belajar.

Harapan kami semoga hasil yang telah dicapai dalam makalah ini dapat
bermanfaat. Untuk penyempurnaan penulisan, diharapkan saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan selanjutnya.

Bandung, 10 Maret 2017

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi...............................................................................................3
B. Definsi Kanker Kolon.........................................................................................4
C. Etiologi...............................................................................................................4
D. Tanda dan Gejala................................................................................................5
E. Klasifikasi Berdasarkan Letak............................................................................5
F. Komplikasi..........................................................................................................5
G. Patofisiologi........................................................................................................6
H. Pemeriksaan Diagnostik.....................................................................................6
I. Penatalaksanaan..................................................................................................9
J. Nursing Care Plan (NCP).................................................................................11
BAB III : PENUTUP
A. Simpulan...........................................................................................................14
B. Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tumor usus halus jarang terjadi; sebaliknya tumor usus besar dan rectum
relatif umum. Pada kenyataannya, kanker dan rectum sekarang adalah tipe paling
umum kedua dari kanker internal di Amerika Serikat. Ini adalah penyakit Budaya
Barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis di
Negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih
besar dibandingkan kanker rektal.
Insidensnya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan pada pasien yang
berusia lebih dari 55 tahun) dan makin tinggi pada individu dengan riwayat
keluarga mengalami kanker kolon, penyakit usus inflamasi kronis atau polip.
Perubahan pada persentase distribusi telah terjadi pada tahun terakhir. Insidens
kanker pada sigmoid dan area rektal telah menurun, sedangkan insidens pada
kolon asenden dan desenden meningkat.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira-kira setengah dari
jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya meskipun sekitar tiga dari empat
pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka
kelangsungan hidup di bawah 5 tahun adalah 40% sampai 50%, terutama karena
terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis
dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka
menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal.
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor
risiko telah teridentifikasi, termasuk riwayat atau riwayat kanker kolon atau polip
dalam keluarga; riwayat penyakit usus inflamasi kronis; dan diet.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan anatomi Fisiologi Usus Besar ?
2. Jelaskan Definisi Kanker Colon?
3. Sebutkan etiologi dari Kanker Colon?
4. Jelaskan tanda dan gejala dari Kanker Kolon?
5. Sebutkan Klasifikasi Kanker Colon berdasarkan letak?
6. Sebutkan Komplikasi dari Kanker Kolon?
7. Jelaskan Patofisiologi dari Kanker Kolon?
8. Sebutkan Pemeriksaan Diagnostik untuk Kanker Kolon?
9. Sebutkan Penatalaksanaan dari Penyakit Kanker Kolon?
10. Jelaskan Nursing Care Plan dari Penyakit Kanker Kolon?

C. Tujuan
1. Jelaskan anatomi Fisiologi Usus Besar ?
2. Jelaskan Definisi Kanker Colon?
3. Sebutkan etiologi dari Kanker Colon?
4. Jelaskan tanda dan gejala dari Kanker Kolon?
5. Sebutkan Klasifikasi Kanker Colon berdasarkan letak?
6. Sebutkan Komplikasi dari Kanker Kolon?
7. Jelaskan Patofisiologi dari Kanker Kolon?
8. Sebutkan Pemeriksaan Diagnostik untuk Kanker Kolon?
9. Sebutkan Penatalaksanaan dari Penyakit Kanker Kolon?
10. Jelaskan Nursing Care Plan dari Penyakit Kanker Kolon?
BAB II

PEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi
Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rectum. Sekum
membentuk kantong buntu dibawah pertemuan antara usus halus dan usus besar
di katup ileosekum. Tonjolan kecil seperti jari didasara sekum adalah apendiks,
suatu jaringan limfoid yang mengandung limfosid. Kolon, yang membentuk
sebagian besar usus besar, tidak bergelung seperti usus halus tetapi terdiri dari
tiga bagian yang relativf lurus – kolon Asenden, kolon transversum, dan kolon
desenden. Bagian terakhir kolon desenden berbentuk huruf S, membentuk kolon
sigmoid (sigmoid artinya “berbentuk S”), dan kemudian melurus untuk
membentuk rectum (berarti”lurus”).

Kolon normalnya menerima sekitar 500 ml kimus dari usus halus perhari.
Karena sebagian besar pencernaan dan penyerapan telah diselesaikan di usus
halus, isi yang disaurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tak tercerna
(Misalnya Selulosa), komp onen empedu yang tidak diserap, dan cairan. Kolon

3
4

mengekstraksi H2O dan garam dari isi lumennya untuk membentuk massa padat
yang disebut feses untuk dikeluarkan dari tubuh. Fungsi utama usus besar adalah
untuk menyimpan tinja sebelum defekasi. Selulosa dan bahan lain yang tak
tercerna didalam diet membentuk sebagian besar massa dan membentu
mempertahankan keteraturan pergerakan usus dengan berkontribusi pada volume
isi kolon.

B. Definsi Kanker Kolon


Kolon merupakan tempat keganasan saluran cerna yang paling sering. Kanker
kolon merupakan penyebab ketiga dari semua kematian akibat kanker di
Amerika Serikat baik pada pria maupun wanita.

C. Etiologi
Penyebab kanker usus besar (seperti kanker lainnya) masih belum diketahui,
namun telah dikenali beberapa faktor predisposisi. Hubungan antara Kolitis
ulseratif (yaitu tipe polip kolon tertentu) dengan kanker usus besar telah
dibicarakan.
Faktor predisposisi pnting lain mungkin berkaitan dengan kebiasaan makan.
Hal ini karena kanker usus besar (seperti juga diverticulosis) terjadi sekitar 10
kali lebih banyak pada penduduk wilayah barat yang mengonsumsi lebih banyak
makanan mengandung karbohidrat murni dan rendah serat, dibandingkan pada
5

penduduk primitifyang mengkonsumsi makanan tinggi serat. Diet rendah serat


dan tinggi karbohidrat murni mengakibatkan perubahan flora feses dan
perubahan degradasi garam empedu atau hasil pemecahan protein dan lemak,
sebagian zat ini bersifat karsinogenik. Diet rendah serat juga menyebabkan
pemekatan zat berpotensi karsinogenik ini menjadi feses yang bervolume lebih
kecil. Selain itu, masa transit feses meningkat. Akibatnya kontak zat berpotensi
karsinogenik dengan mukosa usus bertambah lama. Penelitian awal menunjukkan
bahwa diet makan tinggi bahan fitokimia kolon dan bersifat protektif dari
mutagen yang menyebabkan timbulnya kanker.

D. Tanda dan Gejala


1. Perubahan Kebiasaan Defekasi.
2. Pasase darah dalam Feses.
3. Anemia.
4. Anoreksia.
5. Penurunan Berat Badan.
6. Keletihan.

E. Klasifikasi Berdasarkan Letak


1. Sekum dan Kolon Asenden Bawah
2. Kolon desenden dan Sigmoid Atas
3. Sigmoid Bawah dan Rektum Atas
4. Reseksi Sigmoid Rektal.

F. Komplikasi

Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap


pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon
6

yang menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi, dan mengakibatkan


pembentukan abses. Peritonitis atau sepsis dapat menimbulkan syok.

G. Patofisiologi
Terlampir.

H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes darah samar pada feses atau kotoran (Fecal Occult Blood Test-
FOBT)Terkadang kanker atau polip mengeluarkan darah dan FOBT
dapatmendeteksi jumlah darah yang sangat sedikit dalam kotoran karena tes
inihanya mendeteksi darah, tes-tes ini dibutuhkan untuk menemukan
sumberdarah tersebut. Kondisi jinak (seperti hemoroid) juga bisa
menyebabkandarah dalam kotoran.

2. Sigmoidoskopi
Merupakan pemeriksaan dengan suatu alat berupa kabel seperti kabelkopling
yang ujungnya ada alat petunjuk yang ada cahayanya dan bisateropong. Jika
ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang dapat menjadikanker) makan polip
bisa diangkat.

3. Endoskopi
Penting untuk dilakukan karena gambaran yang khas karsinoma atau
ulkusakan dapat dilihat dengan jelas pada endoskopi dan untuk
menegakkandiagnosis perlu dilakukan biopsi.

4. Radiologi
Terdiri dari : foto dada untuk melihat ada tidaknya metastase kanker keparu.
Dan foto kolon (barium enema) dapat terlihat suatu filling defectpada suatu
tempat atau suatu stitura.
7

5. Ultrasonografi (USG)
Berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis kanker kelenjar
getahbening di abdomen dan di hati.

6. Hispatologi
Gambaran hispatologi karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma danperlu
ditentukan differensiasi sel.

7. Pemeriksaan rektal dengan jari (Digital Rectal Exam)Pemeriksaan keadaan


dinding rektum sejauh mungkin dengan jari,pemeriksaan ini tidak selalu
menemukan adanya kelainan, khususnyakanker yang terjadi di kolon saja dan
belum menyebar ke rektum8.

8. Pemeriksaan darah dalam tinja

9. CT Scan
Dapat mengevaluasi abdominal cavity dan pasien kanker kolon preoperator.
Bisa mendeteksi metastase ke hepar, kelenjar adrenal, ovarium,kelenjar
limfa, dan organ lainnya di pelvis. CT Scan sangat berguna untuk mendeteksi
pada pasien dengan nilai CEA yang meningkat setelahpmbedahan kanker
kolon. CT Scan memegang peranan penting pada
pasien dengan kanker kolon karena sulitnya dalam menentukan stage darilesi
sbelum tindakan operasi.

10. Whole Body PET Scan ImagingMerupakan pemeriksaan diagnostik yang


paling akurat untuk mendeteksikanker kolorektal rekuren (yang timbul
kembali).
8

11. Pemeriksaan DNA tinja

12. Proktosigmoidoskopi
Dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita karsinoma usus besar.Jika
tumor terletak dibawah bisa terlihat langsung. Karsinoma kolondibagian
proksimal sering berhubungan dengan adanya polip pada daerah rekto
sigmoid.

13. Sitoskopi
Indikasinya adalah adanya gejala atau pemeriksaan yang mencurigai
invasikeganasan ke kandung kemih.

14. Biopsi
Konfirmasi adanya malignansi dengan pemeriksaan biopsi sangat
penting.Jika terdapat sebuah obstruksi sehingga tidak
memungkinkandilakukannya biopsi maka sifat biopsi akan sangat berguna.

15. Imagingteknik
MRI, CT Scan, Transrectal Ultrasound merupakan bagian dari teknik
imaging yang digunakan untuk evaluasi, staging dan tindak lanjut
pasiendengan kanker kolon, tetapi teknik ini bukan merupakan screening test.

16. MRI
Sensitifitas MRI lebih tinggi daripada CT Scan. MRI dipergunakan untuk
mengidentifikasi metastasis ke hepar.

17. Colok dubur


Merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan bila ada tumor di rektumakan
teraba dan diketahui dengan pemerksaan ini.
9

18. CEA (Carcio Embryonic Antigen)


Untuk pemeriksaan organ spesifik maupun tumor spesifik, CEA
dapatmeninggi pada :
a. Tumor epitelia dan mesenkima
b. Emfisema pulmonom
c. Sirosis hati
d. Hepatitis
e. Perlemakan hati
f. Pankreatitis
g. Kolitis ulserosa
h. Penyakit chron
i. Divertikulitis
j. Tukak peptik
k. Orang sehat yang perokok
Peranan CEA penting misalnya pada diagnosis karsinoma kolon yangsudah
ditegakkan CEA meninggi yang kemudian menurun setelahdioperasi. Bial
dikemudian hari CEA meninggi lagi, kemungkinan residif dan metastasis
menjadi besar sekali. Tetapi kadang-kadang ada juga residif dan metastasis
tanpa meningginya kadar CEA. Berdasarkan penelitianCEA tidak bisa
digunakan untuk mendeteksi dini karsinoma kolorektal,sebab ditemukan titer
lebih dari 5 gr/ml hanya pada sepertiga kasusstadium III.
19. Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasienmengalami
perdarahan

I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan
pengisapan nasogastrik. Apabila terdapat perdarahan yang cukup bermakna,
10

terapi komponen darah dapat diberikan. Terapi suportif dan terapi pelengkap
(mis;kemoterapi, terapi radiasi, imunoterapi) termasuk dalam
penatalaksanaan medis.

2. Penatalaksanaan Bedah
a. Pembedahan adalah terapi primer untuk sebagian besar kanker kolon dan
rektal ; jenis pembedahan bergantung pada lokasi dan ukuran tumor, dan
dapat bersifat kuratif dan paliatif.
b. Kanker yang terbatas pada satu tempat dapat diangkat melalui
kolonoskop.
c. Kolostomi laparoskospik dengan polipektomi meminimalkan luasnya
pembedahan yang diperlukan dalam beberapa kasus.
d. Neodinium : laser ittrium-aluminium-garnet efektif pada beberapalesi.
e. Reseksi usus dengan anastomosis dan kemungkinan kolostomi atau
ileostomy sementara atau permanen (kurang dari sepertiga pasien) atau
pembuatan kantung/wadah koloanal (Kantung J Kolonik).
11

J. Nursing Care Plan (NCP)


No Diagnosa Tujuan dan criteria Intervensi Rasional
Keperawatan hasil
1 Ketidakseimbangan Tujuan : dalam 1. Anjurkan 1. makanan dapat lewat
nutrisi kurang dari waktu…x 24 jam pasien makan dengan mudah ke
kebutuhan pada pasien dengan perlahan lambung
nonbedah intake dan megunyah
nutrisi dapat optimal makanan dengan
dilaksanakan. seksama
Criteria hasil: 2. Sajikan 2. membantu
1. Pasien dapat makanan dengan meranfsang nafsu
menunjukkan cara yang menarik makan
metode menelan 3. Fasilitasi 3. kndungan serat tinggi
makanan yang pasien dapat membentuk
tepat memperoleh diet massa feses yang
biasa dengan optimal dan
2. Terjadi kandungan serat menurunkan kondisi
penurunan gejala tinggi. diverkulosis menjadi
refluks esophagus diverticulitis.
Komponen buah-
buahan dan sayuran
dapat menigkatkan
asupan tinggi serat.
4. Berguna dalam
4. pantau mengukur
intake dan output, keefektifan nutrisi
anjurkan timbang dan dukungan cairan
berat badan secara
periodic (sekali
semingu)
2 Nyeri akut Setelah diberikan 1.Kaji secara 1. Untuk mengetahui
asuhan keperawatan komprehensip tingkat nyeri pasien
selama …x 24 jam, terhadap nyeri
nyeri yang termasuk lokasi,
dirasakan klien karakteristik,
berkurang dengan durasi, frekuensi,
Kriteria hasil : kualitas, intensitas
nyeri dan faktor
12

presipitasi
1. Klien 2.Observasi reaksi
melaporkan nyeri ketidaknyaman
berkurang secara nonverbal 2. Untuk mengetahui
2. Klien dapat tingkat
menggunakan ketidaknyamanan
teknik non dirasakan oleh
farmakologis pasien
3. Klien
3.Gunakan strategi
menggunakan
komunikasi
analgesic sesuai
terapeutik untuk 3. Untuk mengalihkan
instruksi
mengungkapkan perhatian pasien dari
4. Klien tidak
pengalaman nyeri rasa nyeri
gelisah
dan penerimaan
klien terhadap
respon nyeri
4.Ajarkan cara
penggunaan terapi 4. Agar klien mampu
non farmakologi menggunakan teknik
(distraksi, guide nonfarmakologi
imagery,relaksasi) dalam
5.Kolaborasi memanagement
pemberian nyeri yang dirasakan
analgesic 5. Pemberian analgetik
dapat mengurangi
rasa nyeri pasien

3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Bantu klien 1. Aktivitas yang


intervensi selama… memilih aktivitas teralau berat dan
x24 jam diharapkan yang sesuai tidak sesuai dengan
kondisi klien stabil dengan kondisi. kondisi klian dapat
saat aktivitas memperburuk
dengan Kriteria toleransi terhadap
hasil: latihan.

1. Nadi saat
13

aktivitas dalam
batas normal (60-
100x/mnt) 2. Bantu klien untuk
2. RR saat aktivitas melakukan
aktivitas/latihan 2. Melatih kekuatan
dalam batas
fisik secara dan irama jantung
normal (12-
teratur. selama aktivitas.
20x/mnt)
3. Tekanan darah
systole saat 3. Monitor status
aktivitas dalam emosional, fisik
3. Mengetahui setiap
batas normal dan social serta
perkembangan yang
(100-120mmHg) spiritual klien
muncul segera
4. Tekanan darah terhadap
setelah terapi
diastole saat latihan/aktivitas.
aktivitas.
aktivitas dalam
batas normal (60-
80mmHg) 4. Tentukan
pembatasan
aktivitas fisik 4. Mencegah
pada klien penggunaan energy
yang berlebihan
karena dapat
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan

Kolon (termasuk rectum) merupakan tempat keganasan saluran cerna yang


paling sering dan kanker kolon. Kanker kolon ialah penyebab ketiga dari semua
kematian akibat kanker di Amerika Serikat baik pada pria maupun wanita.
biasanya di tandai dengan gejala Perubahan Kebiasaan Defekasi,Pasase
darah dalam,Feses.Anemia.
komplikasi dari kanker kolon yaitu Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan
obstruksi usus parsial atau lengkap pertumbuhan dan ulserasi dapat juga
menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan hemoragi

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan tentang pemahaman
dan pengetahuan tentang penyakit kanker kolon.kami selaku penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna .oleh karena itu,kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca,maupun dosen.agar makalah ini
dapat lebih baik lagi.

14
Usia Lanjut
Merokok Polip Reltal Makan rendah serat, kolesistektomi
tinggi karbohidrat,
↓Fungsi Organ lema, Protein
Zat nikotin, Tar, terpapar Asam Empedu
dengan sel Karsinogen Polip Jinak Jadi Mengalir Bebas
↓Peristaltik Usus Ganas Material
Masuk Ke Dalam Saluran Pembentukkan Feses ↑Ekspor Bakteri Usus
↓ Absorbsi Air, Vit, Na, ekskresi Pernapasan Tak Lembut
Menyusup Serta
Karbohidrat, Bikarbonat, mucus, dan Merusak Pemaparan Terus
Berdifusi Bersama O2 Jaringan Normal Bahan Makanan, Menerus
Tertampung dan Masuk ke dalam Mineral, cairan,
Dalam Kolon Tubuh elektrolit,menumpuk
Menyebar Ke di usus ↑Proporsi Kanker
Dalam Struktur Neurogenik
Terpapar dengan Menuju Kolon dan Terjadi Sekitar
Sel Karsinogen Perubahan Metaplasti Pada Obstruksi Usus
Dinding Kolon
Menggalakkan
Menekan Sel-Sel
Sel Karsinogen ↓Peristaltik Usus

Perubahan Metaplasia
↓Absorbsi, Vit, lemak, air, Na, Cl di Usus

Sekresi Kalsium, Bikarbonat, mucus, feses ↓ Sel-Sel Ganas Dalam


Usus Besar Terinfasif

Tertumpuk Dalam Kolon

Terpapar Dengan Sel Karsinogen

Menggalakkan Sel Kanker

KANKER
KOLON
Inflamasi Jaringan
dari Efek
Kompresi Tumor

Kerusakan Komprosi Anoreksia Metastase Melalui Obstruksi Pada Kolon Sigmoid


Jaringan Saraf Local Vena Porta
Vascular Local Intake Nutrisi
Tidak adekuat Feses Tertahan
Nyeri Saat Kerusakan
Pendarahan Defekasi Jaringan Hati
Internal Feses Konstipasi
Ketidakseimba
Bercampur ↓Fungsi Hati
ngan Nutrisi
Darah Nyeri
Kurang Dari Feses Obstruksi Sekum
Kebutuhan
Sel Bertambah di
Anemia Tubuh
Hati Distensi Sekum

Kelemahan CA Hati Perforasi

Intoleransi Kematian
Peritonitis
Aktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &


Suddarth Edisi 8 Vol.2: Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi Konsp Klinis Proses-Proses Penyakit


Edisi 6 Vol.1. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Smeltzer, Suzanne. 2016. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi


12. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran


EGC.

Kowalak-Wels-Mayer.2013.Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta. Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Muttaqin, Arif. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan


Medikal Bedah. Jakarta. Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai