BAYI PREMATUR
A. DEFINISI
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau
sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir.
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelu minggu ke 37, dihitung dari
mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan
memendek.
Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berasarkan
kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu :
a. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
b. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34
minggu.
c. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28
minggu.
Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,
terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya
berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui. 15% dari
kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim terdapat
lebih dari 1 janin). Di negeri maju angka kejadian kelahiran bayi prematur ialah
sekitar 6% - 7%, sedangkan di negeri yang sedang berkembang angka kematian
ini kurang lebih 3X lipat.
a. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes
mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana
uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan
premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda,
cidera radiasi (Sacharin. 1996).
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
a. Kehamilan
1. Malformasi Uterus
2. Kehamilan ganda
3. TI. Servik Inkompeten
4. KPD
5. Pre eklamsia
6. Riwayat kelahiran premature
7. Kelainan Rh
b. Penyakit
1. Diabetes Maternal
2. Hipertensi Kronik
3. UTI
4. Penyakit akut lain
c. Sosial Ekonomi
1. Tidak melakukan perawatan prenatal
2. Status social ekonomi rendah
3. Mal nutrisi
4. Kehamilan remaja
Faktor Resiko Persalinan Prematur :
a. Resiko Demografik
1. Ras
2. Usia (40 tahun)
3. Status sosio ekonomi rendah
4. Belum menikah
5. Tingkat pendidikan rendah
b. Resiko Medis
1. Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
2. Abortus trimester kedua (lebihdari 2x abortus spontan atau elektif)
3. Anomali uterus
4. Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
5. Resiko kehamilan saat ini :
6. Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil,
7. masalah-masalah plasenta (misal :plasentaprevia, solusioplasenta),
pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI),
inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin.
c. Resiko Perilaku dan Lingkungan
1. Nutrisi buruk
2. Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
3. Penyalah gunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
4. Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
d. Faktor Resiko Potensial
1. Stres
2. Iritabilitas uterus
3. Peristiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
4. Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
5. Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
6. Defisiensi progesteron
7. Infeksi
Permasalahan pada ibu saat kehamilan :
a. Penyakit/kelainan seperti hipertensi, toxemia, placenta previa, abruptio
placenta, incompetence cervical, janin kembar, malnutrisi dan diabetes
mellitus.
b. Tingkat sosial ekonomi yang rendah dan prenatal care yang tidak adekuat
c. Persalinan sebelum waktunya atau induced aborsi
d. Penyalahgunaan konsumsi pada ibu seperti obat-obatan terlarang, alkohol,
merokok dan caffeine
C. KLASIFIKASI
a. Persalinan prematur murni sesuai dengan definisi WHO
BATASAN KRITERIA KETERANGAN
Sangat Usia kehamilan 24-30 Sangat sulit untuk hidup,
premature minggu kecuali dengan inkubator
BB bayi 1000-1500 g canggih
Dampak sisanya
menonjol,terutama pada IQ
nerologis dan pertumbuhan
fisiologis
Prematur Usia kehamilan 31-36 Dengan perawatan cangih
Sedang minggu masih mungkin hidup tanpa
BB bayi 1501-2000 g dampak sisa yang berat
Premuatur Usia kehamilan 36-38 Masih sangat mungkin
borderline mingu hidup tampa dampak sisa
Berat bayi 2001-2499 g yang berat
Lingkaran kepala 33 cm Perhatikan kemungkinan :
Lingkaran dada 30 cm - Ganguan napas
Panjang badan sekitar - Daya isap lemah
45cm - Tidak tahan terhadap
hipotermia
- Mudah terjadi infeksi
b. Persalinan prematur berdasarkan pengolangan faktor penyebab
PENGOLONGA
CRITERIA KETERANGAN
N
Golongan 1 Dapat terjadi prematur Kejadian persalinan
teratur tidak prematur sangat jarang
menimbulkan berulang dengan sebab
proses “rekuren” yang sama
- solusio plasenta
- plasenta previa
- hidramnion
/oligohidromnion
- kehamilan ganda
Golongan 2 resiko kejadian persalinan sebagian masih
prematur tidak dapat dapat diupayakan
dikontrol oleh penderita untuk dikendalikan
sendiri anomali alat
hamil usia muda ,tua reproduksi sebagian
(umur kurang 18 tahun sulit dikendalikan
atau diatas 40tahun ) sekalipun dengan
terdapat anomali alat tindakan operasi
reproduksi
Golongan 3 faktor yang menimbulkan Permasalahan yang
pesalinan prematur dihadapi golongan 3,
dapat dikendalikan sebagian besar
sehinga kejadian beraspek sosial
prematur dapat sehingga perannya
diturunkan : sebagai faktor
1. KEBIASAAN :
pemicu persalinan
- Merokok ketagin
prematur dapat
obat
- Kebiasaan kerja dikendalikan:
- Kemampuan
keras ,kurang
pengendalian
tdur dan istirahat
2. Keadaan social faktor sosial
ekonomi yang yang berada
menyebabkan ditengah
konsumsi gizi masyarakat
nutrisi rendah ,merupakan
3. Kenali berat badan
program
ibu hamil yang
obstetr social
kurang - Keberhasilann
4. Anomali serviks,
ya akan dapat
serviks inkompeten
dirasakan
masyarakan
dan
mempunyai
nilai untuk
meningkatkan
kemampuan
memberikan
pelayanan
bermutu dan
menyeluruh ,
sebagai stategi
sosial.
D. PATOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prmatur belum diketahui secara jelas.
Data statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang
memiliki sosial ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya perawatan pada
ibu hamil karena tidak melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan
nutrisi yang tidak adekuat selama kehamilan, infeksi pada uterus dan komplikasi
obstetrik yang lain merupakan pencetus kelahiran bayi prematur. Ibu hamil
dengan usia yamg masih muda, mempunyai kebiasaan merokok dan
mengkonsumsi alkohol juga menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor
tersebut bisa menyebabkan terganggunya fungsi plasenta menurun dan memaksa
bayi untuk keluar sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa gestasi
yang cukup maka organ tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir prematur
memerlukan perawatan yang sangat khusus untuk memungkinkan bayi
beradaptasi dengan lingkungan luar.
Neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat
menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolisme. Hal ini disebabkan karena
respon menggigil bayi tidak ada atau kurang, sehingga tidak dapat menambah
aktivitas. Sumber utama kalori bila ada stress dingin atau suhu lingkungan rendah
adalah thermogenesis nonshiver. Sebagai respons terhadap rangsangan dingin,
tubuh bayi akan mengeluarkan norepinefrin yang menstimulus metabolisme lemak
dari cadangan lemak cokelat untuk menghasilkan kalori yang kemudian dibawa
oleh darah ke jaringan. Sterss dingin dapat menyebabkan hipoksia, metabolisme
asidosis dan hipoglikemia. Peningkatan metabolisme sebagai
respons terhadap stress dingin akan meningkatkan kebutuhan kalori dan oksigen.
Bila oksigen yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan, tekanan oksigen
berkurang ( hipoksia) dan keadaan ini akan menjadi lebih buruk karena volume
paru menurun akibat berkurangnya oksigen darah dan kelaina paru (paru yang
imatur). Keadaan ini dapat sedikit terolong oleh haemoglobin fetal ( HbF) yang
dapat mengikat oksigen lebih banyak sehingga bayi dapat bertahan lebih lama
pada kondisi tekanan oksigen yang kurang.
Stress akan direspons oleh bayi dengan melepas norepinefrin yang
menyebabkan vasokontriksi paru. Akibatnya, menurunkan keefektifan ventilasi
paru sehingga kadar oksigen darah berkurang. Keadaan ini menghambat
metabolisme glukosa dan menimbulkan glikolisis anaerob yang menyebabkan
peningkatan asam laktat, kondisi ini bersamaandengan metabolisme lemak cokelat
yang menghasilkan asam sehingga meningkatkan konstribusi terjadinya asidosis.
Kegiatan metabolisme anaerob menghilangkan glikogen lebih banyak dari
pada metabolisme aerob sehingga mempercepat terjadinya hipoglikemia. Kondisi
ini terjadi terutama bila cadangan glikogen saat lahir sedikit, sesudah kelahiran
pemasukan kalori rendah atau tidak adekuat.
Termoregulasi. Bayi prematur umurnya relatif kurang mampu untuk
bertahan hidup karena struktur anatomi atau fisiologi yang imatur dan fungsi
biokimianya belum bekerja seperti bayi yang lebih tua. Kekurangan tersebut
berpengaruh terhadap kesanggupan bayi untuk mengatur dan mempertahankan
suhu badannya dalam batas normal. Bayi prematur dan imatur tidak dapat
mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal, karena pusat pengatur suhu
pada otak yang belum matur, kurangnya cadangan glikogen dan lemak cokelat
sebagai sumber kalori. Tidak ada atau kurangnya lemak subkutan dan permukaan
tubuh yang relatif lebih luas akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang
lebih banyak. Respons menggigil pada bayi kurang atau tidak ada, sehingga bayi
tidak dapat meningkatkan panas tubuh melalui aktivitas. Selain itu kontrol refleks
kapiler kulit juga masih kurang.
E. PATHWAY
G. KOMPLIKASI
a. Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera menangis secara
spontan dan teratur stelah lahir(Aminullah,2006, hal 709).
b. Hipotermia
Hipotermia adalah peristiwa kehilangan panas yang terjadi bila suhu tubuh
bayi turun di bawah suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,5oC - 37oC
(suhu aksila).Gejala hipotermia apabila suhu < 36 oC atau kedua kaki dan
tangan teraba dingin.Hipotermia menyebabkan terjadinya penyempitan
pembuluh darah, yang mengakibatkan terjadinya metabolik anerobik,
meningkatkan kebutuhan oksigen, mengakibatkan hipoksemia dapat
berlanjut dengan kematian (Prawirohardjo, 2006, hal 373).
c. Infeksi
Bayi prematur mudah sekali diserang infeksi.Ini disebabkan oleh karena
daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relatifbelum sanggup
membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan
belum baik(Budjang, 2006, hal 780).
d. Sindrom Gawat Napas (RDS)
Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis,
peningkatan usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan
syok
e. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan
faring. (Whaley & Wong, 1995)
f. Duktus Arteriosus Paten (PDA)
g. Necrotizing Enterocolitas (NEC)
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
b. Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
c. Pemantauan gas darah arteri
d. Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 – 70 mmHg dan
kadar PaCO2 35 – 45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 – 94 %.
e. Kimia darah sesuai kebutuhan
1. Hb (Hemoglobin)
Hb darah lengkap bayi 1 – 3 hari adalah 14,5 – 22,5 gr/dl
2. Ht (Hematokrit)
Ht normal berkisar 45% - 53%
3. LED darah lengkap untuk anak – anak
Menurut :
Westerfreen : 0 – 10 mm/jam
Wintrobe : 0 – 13 mm/jam
4. Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm³. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi
dari 6.000 – 225.000/ mm³.
5. Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000 – 100.000/ mm³.
6. Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu)
Adalah 14 – 27 mEq/ L
7. Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 – 3 hari)
Adalah 4,0 – 6,6 juta/mm³.
8. MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
MCH darah lengkap : 31 – 37 pg/ sel
MCV darah lengkap : 95 – 121 µm³
9. Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 – 7,5
f. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan
g. Penyimpangan darah tali pusat
I. PENATALAKSANAAN
a. Perawatan di Rumah Sakit
Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan
hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan,
pemberian makanan dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi
sertamencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
1. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila
berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan
oleh permukaan tubuh bai yang relative lebih luas bila
dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di
bawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown flat). Untuk
mencegah hipotermia perlu diusahakan lingkunagn yang cukup
hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat konsumsi okigen
paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi di
rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat badan
kurang dari 2 kg adalah 35 ˚C dan untuk bayi dengan berat badan 2
– 2,5 kg adalah 34 ˚C agar ia dapta mempertahankan suhu tubuh
sekitar 37 ˚C. Kelembapan incubator berkisar antara 50% - 60%.
Kelembapan yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan
sindroma gangguan pernafasan. Suhu incubator dapat diturunkan
1˚C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan secara
berangsur – angsur ia dapat di letakkan di dalam tempat tidur bayi
dengan suhu lingkungan 27˚C - 29˚C. Bila incubator tidak ada,
pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan
meletakkan botol – botol hangat disekitarnya atau dengan
memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain
untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36˚C - 37˚C adalah
dengan memakai alat “perspexheat shield” yang diselimutkan pada
bayi dalam incubator. Alat ini digunakan untuk menghilangkan
panas karena radiasi. Akhir – akhir ini telah mulai digunakan
incubator yang dilengkapi dengan alat temperature sensor
(thermistor probe). Alat ini ditempelkan di kulit bayi. Suhu
incubator dikontrol oleh alat servomechanism. Dengan cara ini
suhu kulit bayi dapat dipertahankan pada derajat yang telah
ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk bayi
dengan lahir yang rendah.
Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini mungkin
untuk pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah
laku, warna kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga
penyakit yang diderita dapat dikenal sedini – dininya dan tindakan
serta pengobatan dapat dilaksanakan secepatnya.
2. Pemberian ASI pada bayi premature
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat
diberikan oleh ibu pada bayinya, juga untuk bayi premature.
Komposisi ASI yang dihasilkan ibu yang melahirkan premature
berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan oleh ibu yang
melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini berlangsung selama
kurang lebih 4 minggu. Jadi apabila bayi lahir sangant premature.
Sering kali terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang melahirkan
premature. Hal ini disebabkan oleh karena ibu stres, ada perasaan
bersalah, kurang percaya diri, tidak tahu memerah ASI pada bayi
prematur refleks hisap dan menelan belum ada atau kurang, energi
untuk menghisap kurang, volume gaster kurang, sering terjadi
refluks, peristaltik lambat.
Agar ibu yang melahirkan prematur dapat berhasil memberikan
ASI perlu dukungan dari keluarga dan petugas, diajarkan cara
memeras ASI dan menyimpan ASI perah dan cara memberikan ASI
perah kepada bayi prematur dengan sendok, pipet ataupun pipa
lambung.
Bayi prematur dengan berat lahir >1800 gram (> 34 minggu
gestasi) dapat langsung disusukan kepada ibu. Mungkin
untuk hari – hari pertama kalau ASI belum mencukupi dapat
diberikan ASI donor dengan sendok / cangkir 8 – 10 kali
sehari.
Bayi prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram (32 – 34
minggu), refleks hisap belum baik, tetapi refleks menelan
sudah ada, diberikan ASI perah dengan sendok / cangkir, 10 –
12 kali sehari. Bayi prematur dengan berat lahir 1250 – 1500
gram (30 – 31 minggu), refleks hisap dan menelan belum
ada, perlu diberikan ASI perah melalui pipa orogastrik 12X
sehari.
Bayi prematur dengan berat lahir <1250>
3. Makanan bayi
Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna,
kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama
lipase masih kurang disamping itu kebutuhan protein 3 – 5 gram/
hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/ hari), agar berat badan
bertambah sebaik – baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang
diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada
waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia
dan hiperbilirubinemia.
Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan penghisapan
cairan lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya
atresia esophagus dan mencegah muntah. Penghisapan cairan
lambung juga dilakukan setiap sebelum pemberian minum
berikutnya. Pada umumnya bayi denagn berat lahir 2000 gram atau
lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang
dari 1500 gram kurang mampu menghisap air susu ibu atau susu
botol, terutama pada hari – hari pertama, maka bayi diberi minum
melalui sonde lambung (orogastrik intubation).
Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1 – 5
ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap
12 jam. Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60mg/kg/hari dan
setiap hari dinaikkan sampai 200mg/kg/hari pada akhir minggu
kedua.
4. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh
karena daya tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum
sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi
terhadap peradangan belum baik oleh karena itu perlu dilakukan
tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal
memperbaiki keadaan sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi,
kebersihan dan kesehatan, keluarga berencana, perawatan antenatal
dan post natal), screening (TORCH, Hepatitis, AIDS), vaksinasi
tetanus serta tempat kelahiran dan perawatan yang terjamin
kebersihannya. Tindakan aseptik antiseptik harus selalu digalakkan,
baik dirawat gabung maupun dibangsal neonatus. Infeksi yang
sering terjadi adalah infeksi silang melalui para dokter, perawat,
bidan, dan petugas lain yang berhubungan dengan bayi.
Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan :
Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan
bayi yang tidak terkena infeksi
Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang
bayi
Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai
lagi (paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama
1 minggu untuk kemudian dibersihkan dengan cairan
antisptik)
Membersihkan ruangan pada waktu – waktu tertentu
Setiap bayi memiliki peralatan sendiri
Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian
yang telah disediakan
Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat
bayi
Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik – baiknya
Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang
kaca
5. Minum cukup
Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi
mengkonsumsi susu sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum
bisa menghisap denagn benar, minum susu dilakukan dengan
menggunakan pipet.
6. Memberikan sentuhan
Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada
bayinya. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu
menurut penelitian menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih
cepat daripada jika si bayi jarang disentuh.
7. Membantu beradaptasi
Bila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS bertujuan
membantu bayi beradaptasi dengan limgkungan barunya. Setelah
suhunya stabil dan dipastikan tidak ada infeksi, bayi biasanya
sudah boleh dibawa pulang. Namunada juga sejmlah RS yang
menggunakan patokan berat badan. Misalnya bayi baru boleh
pulang kalau beratnya mencapai 2kg kendati sebenarnya berat
badan tidak berbanding lurus dengan kondisi kesehatan bayi secara
umum.(Didinkaem, 2007).
b. Perawatan di rumah
1. Minum susu
Bayi prematur membutuhkan susu yang berprotein tinggi. Namun
dengan kuasa Tuhan, ibu – ibu hamil yang melahirkan bayi
prematur dengan sendirinya akan memproduksi ASI yang
proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan
bayi cukup bulan. Sehingga diusahakan untuk selalu memberikan
ASI eksklusif, karena zat gizi yang terkandung didalamnya belum
ada yang menandinginya dan ASI dapat mempercepat pertumbuhan
berat anak.
2. Jaga suhu tubuhnya
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh
yang belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan
supaya lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau
penurunan suhu tubuh bayi. Bisa dilakukan dengan menempati
kamar yang tidak terlalu panas ataupun dingin.
3. Pastikan semuanya bersih
Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi.
Karenanya orang tua harus berhati – hati menjaga keadaan si kecil
supaya tetap bersih sekaligus meminimalisir kemungkinan
terserang infeksi. Maka sebaiknya cuci tangan sebelum
memberikan susu, memperhatikan kebersihan kamar.
4. BAB dan BAK
BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah
disusui lalu dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak
wajar apabila tanpa diberi susu pun bayi terus BAB dan BAK.
Untuk kasus seperti ini tak ada jalan lain kecuali segera
membawanya ke dokter.
5. Berikan stimulus yang sesuai
Bisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai, memijat,
mengajak bermain, menimang, menggendong, menunjukkan
perbedaan warna gelap dan terang, gambar – gambar dan mainan
berwarna cerah.
Faktor yang
berhubungan:
Hipovolemi
Hipervolemi
aliran arteri terputus
exchange problems
Aliran vena terputus
Hipoventilasi
Kerusahan transport
oksgen melalui alveoler
atau membran kapiler
Tidak sebanding antara
ventilasi dengan aliran
darah
Keracunan enzim
Perubahan ikatan O2
dengan Hb
Penurunan konsentasi Hb
dalam darah
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
Berhubungan dengan : Self Care : ADLs
Observasi adanya pembatasan klien dalam
Tirah Baring atau Toleransi aktivitas
Konservasi energi melakukan aktivitas
imobilisasi
Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
Kelemahan menyeluruh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
Ketidakseimbangan Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan
…. Pasien bertoleransi terhadap aktivitas dengan
antara suplei oksigen
Kriteria Hasil : emosi secara berlebihan
dengan kebutuhan Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis,
Gaya hidup yang
RR pucat, perubahan hemodinamik)
dipertahankan.
DS: Mampu melakukan aktivitas sehari hari Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat
Melaporkan secara pasien
(ADLs) secara mandiri
verbal adanya Keseimbangan aktivitas dan istirahat Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi
kelelahan atau Medik dalam merencanakan progran terapi yang
kelemahan. tepat.
Adanya dyspneu atau Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
ketidaknyamanan saat yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang
beraktivitas.
DO : sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan
sosial
Respon abnormal dari Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
tekanan darah atau nadi sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
terhadap aktifitas diinginkan
Perubahan ECG : Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas
aritmia, iskemia seperti kursi roda, krek
Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang
disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
beraktivitas
❖ Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
❖ Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
DAFTAR PUSTAKA