Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh:
KELOMPOK 8
Atas karunia Allah SWT akhirnya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Kanker Kolon” untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Pencernaan.
Harapan kami semoga hasil yang telah dicapai dalam makalah ini dapat
bermanfaat. Untuk penyempurnaan penulisan, diharapkan saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan selanjutnya.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor usus halus jarang terjadi; sebaliknya tumor usus besar dan rectum
relatif umum. Pada kenyataannya, kanker dan rectum sekarang adalah tipe paling
umum kedua dari kanker internal di Amerika Serikat. Ini adalah penyakit Budaya
Barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis di
Negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih
besar dibandingkan kanker rektal.
Insidensnya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan pada pasien yang
berusia lebih dari 55 tahun) dan makin tinggi pada individu dengan riwayat
keluarga mengalami kanker kolon, penyakit usus inflamasi kronis atau polip.
Perubahan pada persentase distribusi telah terjadi pada tahun terakhir. Insidens
kanker pada sigmoid dan area rektal telah menurun, sedangkan insidens pada
kolon asenden dan desenden meningkat.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira-kira setengah dari
jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya meskipun sekitar tiga dari empat
pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka
kelangsungan hidup di bawah 5 tahun adalah 40% sampai 50%, terutama karena
terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis
dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka
menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal.
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor
risiko telah teridentifikasi, termasuk riwayat atau riwayat kanker kolon atau polip
dalam keluarga; riwayat penyakit usus inflamasi kronis; dan diet.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan anatomi Fisiologi Usus Besar ?
2. Jelaskan Definisi Kanker Colon?
3. Sebutkan etiologi dari Kanker Colon?
4. Jelaskan tanda dan gejala dari Kanker Kolon?
5. Sebutkan Klasifikasi Kanker Colon berdasarkan letak?
6. Sebutkan Komplikasi dari Kanker Kolon?
7. Jelaskan Patofisiologi dari Kanker Kolon?
8. Sebutkan Pemeriksaan Diagnostik untuk Kanker Kolon?
9. Sebutkan Penatalaksanaan dari Penyakit Kanker Kolon?
10. Jelaskan Nursing Care Plan dari Penyakit Kanker Kolon?
C. Tujuan
1. Jelaskan anatomi Fisiologi Usus Besar ?
2. Jelaskan Definisi Kanker Colon?
3. Sebutkan etiologi dari Kanker Colon?
4. Jelaskan tanda dan gejala dari Kanker Kolon?
5. Sebutkan Klasifikasi Kanker Colon berdasarkan letak?
6. Sebutkan Komplikasi dari Kanker Kolon?
7. Jelaskan Patofisiologi dari Kanker Kolon?
8. Sebutkan Pemeriksaan Diagnostik untuk Kanker Kolon?
9. Sebutkan Penatalaksanaan dari Penyakit Kanker Kolon?
10. Jelaskan Nursing Care Plan dari Penyakit Kanker Kolon?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi
Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rectum. Sekum
membentuk kantong buntu dibawah pertemuan antara usus halus dan usus besar
di katup ileosekum. Tonjolan kecil seperti jari didasara sekum adalah apendiks,
suatu jaringan limfoid yang mengandung limfosid. Kolon, yang membentuk
sebagian besar usus besar, tidak bergelung seperti usus halus tetapi terdiri dari
tiga bagian yang relativf lurus – kolon Asenden, kolon transversum, dan kolon
desenden. Bagian terakhir kolon desenden berbentuk huruf S, membentuk kolon
sigmoid (sigmoid artinya “berbentuk S”), dan kemudian melurus untuk
membentuk rectum (berarti”lurus”).
Kolon normalnya menerima sekitar 500 ml kimus dari usus halus perhari.
Karena sebagian besar pencernaan dan penyerapan telah diselesaikan di usus
halus, isi yang disaurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tak tercerna
(Misalnya Selulosa), komponen empedu yang tidak diserap, dan cairan. Kolon
mengekstraksi H2O dan garam dari isi lumennya untuk membentuk massa padat
yang disebut feses untuk dikeluarkan dari tubuh. Fungsi utama usus besar adalah
untuk menyimpan tinja sebelum defekasi. Selulosa dan bahan lain yang tak
tercerna didalam diet membentuk sebagian besar massa dan membentu
mempertahankan keteraturan pergerakan usus dengan berkontribusi pada volume
isi kolon.
C. Etiologi
Penyebab kanker usus besar (seperti kanker lainnya) masih belum diketahui,
namun telah dikenali beberapa faktor predisposisi. Hubungan antara Kolitis
ulseratif (yaitu tipe polip kolon tertentu) dengan kanker usus besar telah
dibicarakan.
Faktor predisposisi pnting lain mungkin berkaitan dengan kebiasaan makan.
Hal ini karena kanker usus besar (seperti juga diverticulosis) terjadi sekitar 10
kali lebih banyak pada penduduk wilayah barat yang mengonsumsi lebih banyak
makanan mengandung karbohidrat murni dan rendah serat, dibandingkan pada
penduduk primitifyang mengkonsumsi makanan tinggi serat. Diet rendah serat
dan tinggi karbohidrat murni mengakibatkan perubahan flora feses dan
perubahan degradasi garam empedu atau hasil pemecahan protein dan lemak,
sebagian zat ini bersifat karsinogenik. Diet rendah serat juga menyebabkan
pemekatan zat berpotensi karsinogenik ini menjadi feses yang bervolume lebih
kecil. Selain itu, masa transit feses meningkat. Akibatnya kontak zat berpotensi
karsinogenik dengan mukosa usus bertambah lama. Penelitian awal menunjukkan
bahwa diet makan tinggi bahan fitokimia kolon dan bersifat protektif dari
mutagen yang menyebabkan timbulnya kanker.
F. Komplikasi
G. Patofisiologi
Terlampir.
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes darah samar pada feses atau kotoran (Fecal Occult Blood Test-
FOBT)Terkadang kanker atau polip mengeluarkan darah dan FOBT
dapatmendeteksi jumlah darah yang sangat sedikit dalam kotoran karena tes
inihanya mendeteksi darah, tes-tes ini dibutuhkan untuk menemukan
sumberdarah tersebut. Kondisi jinak (seperti hemoroid) juga bisa
menyebabkandarah dalam kotoran.
2. Sigmoidoskopi
Merupakan pemeriksaan dengan suatu alat berupa kabel seperti kabelkopling
yang ujungnya ada alat petunjuk yang ada cahayanya dan bisateropong. Jika
ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang dapat menjadikanker) makan polip
bisa diangkat.
3. Endoskopi
Penting untuk dilakukan karena gambaran yang khas karsinoma atau
ulkusakan dapat dilihat dengan jelas pada endoskopi dan untuk
menegakkandiagnosis perlu dilakukan biopsi.
4. Radiologi
Terdiri dari : foto dada untuk melihat ada tidaknya metastase kanker keparu.
Dan foto kolon (barium enema) dapat terlihat suatu filling defectpada suatu
tempat atau suatu stitura.
5. Ultrasonografi (USG)
Berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis kanker kelenjar
getahbening di abdomen dan di hati.
6. Hispatologi
Gambaran hispatologi karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma danperlu
ditentukan differensiasi sel.
9. CT Scan
Dapat mengevaluasi abdominal cavity dan pasien kanker kolon preoperator.
Bisa mendeteksi metastase ke hepar, kelenjar adrenal, ovarium,kelenjar
limfa, dan organ lainnya di pelvis. CT Scan sangat berguna untuk mendeteksi
pada pasien dengan nilai CEA yang meningkat setelahpmbedahan kanker
kolon. CT Scan memegang peranan penting pada
pasien dengan kanker kolon karena sulitnya dalam menentukan stage darilesi
sbelum tindakan operasi.
10. Whole Body PET Scan Imaging Merupakan pemeriksaan diagnostik yang
paling akurat untuk mendeteksikanker kolorektal rekuren (yang timbul
kembali).
Positron Emission Tomography (PET) merupakan prosedur pencitraan
menunjukkan fungsi kimia dari sebuah organ atau jaringan daripada
strukturnya. Pemindai PET mendeteksi aktivitas pada organ-organ Anda dan
menberitahukan apakah itu normal atau tidak.
12. Proktosigmoidoskopi
Dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita karsinoma usus besar.Jika
tumor terletak dibawah bisa terlihat langsung. Karsinoma kolondibagian
proksimal sering berhubungan dengan adanya polip pada daerah rekto
sigmoid.
13. Sitoskopi
Indikasinya adalah adanya gejala atau pemeriksaan yang mencurigai
invasikeganasan ke kandung kemih.
14. Biopsi
Konfirmasi adanya malignansi dengan pemeriksaan biopsi sangat
penting.Jika terdapat sebuah obstruksi sehingga tidak
memungkinkandilakukannya biopsi maka sifat biopsi akan sangat berguna.
15. Imagingteknik
MRI, CT Scan, Transrectal Ultrasound merupakan bagian dari teknik
imaging yang digunakan untuk evaluasi, staging dan tindak lanjut
pasiendengan kanker kolon, tetapi teknik ini bukan merupakan screening test.
16. MRI
Sensitifitas MRI lebih tinggi daripada CT Scan. MRI dipergunakan untuk
mengidentifikasi metastasis ke hepar.
I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan
pengisapan nasogastrik. Apabila terdapat perdarahan yang cukup bermakna,
terapi komponen darah dapat diberikan. Terapi suportif dan terapi pelengkap
(mis;kemoterapi, terapi radiasi, imunoterapi) termasuk dalam
penatalaksanaan medis.
2. Penatalaksanaan Bedah
a. Pembedahan adalah terapi primer untuk sebagian besar kanker kolon dan
rektal ; jenis pembedahan bergantung pada lokasi dan ukuran tumor, dan
dapat bersifat kuratif dan paliatif.
b. Kanker yang terbatas pada satu tempat dapat diangkat melalui
kolonoskop.
c. Kolostomi laparoskospik dengan polipektomi meminimalkan luasnya
pembedahan yang diperlukan dalam beberapa kasus.
d. Neodinium : laser ittrium-aluminium-garnet efektif pada beberapalesi.
e. Reseksi usus dengan anastomosis dan kemungkinan kolostomi atau
ileostomy sementara atau permanen (kurang dari sepertiga pasien) atau
pembuatan kantung/wadah koloanal (Kantung J Kolonik).
1. Nadi saat
aktivitas dalam
batas normal (60-
2. Bantu klien untuk
100x/mnt)
melakukan 2. Melatih kekuatan
2. RR saat aktivitas
aktivitas/latihan dan irama jantung
dalam batas
fisik secara selama aktivitas.
normal (12-
teratur.
20x/mnt)
3. Tekanan darah 3. Monitor status
systole saat emosional, fisik 3. Mengetahui setiap
aktivitas dalam dan social serta perkembangan yang
batas normal spiritual klien muncul segera
(100-120mmHg) terhadap setelah terapi
4. Tekanan darah latihan/aktivitas. aktivitas.
diastole saat
aktivitas dalam
batas normal (60-
80mmHg) 4. Tentukan
pembatasan
aktivitas fisik 4. Mencegah
pada klien penggunaan energy
yang berlebihan
karena dapat
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan tentang pemahaman
dan pengetahuan tentang penyakit kanker kolon.kami selaku penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna .oleh karena itu,kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca,maupun dosen.agar makalah ini
dapat lebih baik lagi.
Presdisposisi Presipitasi
Usia Lanjut
Merokok Polip Rectal Makan rendah serat, kolesistektomi
tinggi karbohidrat,
↓Fungsi Organ lema, Protein
Zat nikotin, Tar, terpapar Asam Empedu
dengan sel Karsinogen Polip Jinak Jadi Mengalir Bebas
↓Peristaltik Usus Ganas Material
Masuk Ke Dalam Saluran Pembentukkan Feses ↑Ekspor Bakteri Usus
↓ Absorbsi Air, Vit, Na, ekskresi Pernapasan Tak Lembut
Menyusup Serta
Karbohidrat, Bikarbonat, mucus, dan Merusak Pemaparan Terus
Berdifusi Bersama O2 Jaringan Normal Bahan Makanan, Menerus
Tertampung dan Masuk ke dalam Mineral, cairan,
Dalam Kolon Tubuh elektrolit,menumpuk
Menyebar Ke di usus ↑Proporsi Kanker
Dalam Struktur Neurogenik
Terpapar dengan Menuju Kolon dan Terjadi Sekitar
Sel Karsinogen Perubahan Metaplasti Pada Obstruksi Usus
Dinding Kolon
Menggalakkan
Menekan Sel-Sel
Sel Karsinogen ↓Peristaltik Usus
Perubahan Metaplasia
↓Absorbsi, Vit, lemak, air, Na, Cl di Usus
KANKER
KOLON
Inflamasi Jaringan
dari Efek
Kompresi Tumor
Intoleransi Kematian
Peritonitis
Aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.