Volume
Wacana Kesehatan Vol. 4 , No.2 , Desember 4, Nomor 2, Desember 2019
2019
e-ISSN 2544-6251
ABSTRAK
Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat menimbulkan sensasi nyeri pada lansia.
Salah satu upaya menangani nyeri non farmakologis adalah dengan stimulasi kutaneus yaitu metode noninvasif
dalam mengatasi nyeri pada lansia,stimulasi kutaneus dapat menurunkan nyeri dengan cara mendorong pelepasan
endorphin, sehingga memblok transmisi stimulus nyeri serta memberikan block pada transmisi nyeri, serta
mengaktifkan endorphine, memperlancar peredaran darah dan membuat relaksasi otot sehinga nyeri berkurang.
Penelitianini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stimulasi kutaneus(foot massage) terhadap skala nyeri pada
lansia dengan rheumatoid arthritis.Metode penelitian menggunakan Pre Experimen dengan pendekatan one
grouppretest posttest dengan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 22 orang lansia. Teknik
pengumpulan data menggunakan skala nyeri numeric rating scale dan prosedur kerja foot massage dilakukan 1 kali
sehariselama 20 menit dalam waktu 5 hari. Analisa data menngunakan Wilcoxon Sign Rank Test.Hasil penelitian
menunjukan sebagian kecil lansia mengalami skala nyeri 5 sebelum dilakukan stimulasi kutaneus : foot massage dan
sebagian lansia mengalami skala nyeri 3 sesudah dilakukan pemberian stimulasi kutaneus : foot massage. Hasiluji
Wilcoxon menunjukan P-value 0.000 (P< 0.05) sehingga disimpulkan ada pengaruh stimulasi kutaneus(foot
massage) terhadap skala nyeri pada lansia dengan rheumatoid arthritis. Oleh karena itu, diharapkan pihak panti
untuk membuat SOP foot massage dan perawat dapat menerapkan foot massage sebagai terapi komplementer untuk
mengurangi nyeri pada lansia dengan rheumatoid arthritis.
ABSTRACT
Rheumatoid Arthritis (RA) is a chronic disease that can cause a sensation of pain in the elderly.One effort to deal
with non-pharmacological pain is by cutaneous stimulation, which is a noninvasive method in overcoming pain in
the elderly, cutaneous stimulation can reduce pain by encouraging the release of endorphins, thereby blocking the
transmission of pain stimulus and blocking the transmission of pain, and activating endorphins, accelerating blood
circulation.and makes muscle relaxation so that pain is reduced. The purpose of this study was to determine the
effect of cutaneous stimulation: foot massage on pain scale in the elderly with rheumatoid arthritis.This study used a
Pre Experiment with one group pretest-posttest. Add a hypen. approach with samples using purposive sampling as
many as 22 elderly people.Data collection techniques used a numerical rating scale and the foot massage procedure
was performed 1 time a day for 20 minutes in 5 days.Analysis of data using the Wilcoxon Sign Rank Test.Wilcoxon
test results showed a P-value of 0.000 (P <0.05) so that it was concluded there was an effect of cutaneous
stimulation: foot massage on the pain scale in the elderly with rheumatoid arthritis.Therefore, it is expected that the
institution to make SOP foot massage and nurses can apply foot massage as a complementary therapy to reduce
pain in the elderly with rheumatoid arthritis.
stimulasi kutan mempunyai keuntungan yaitu membantu dalam meningkatkan aliran darah,
intervensi ini dapat dilakukan pada beragam mengurangi tekanan darah dan kolesterol serta
area, sangat efektif dilakukan pada area distal, dapat mengurangi nyeri. Beberapa penelitian
proksimal, atau kontralateral terhadap area menggambarkan bahwa foot massage adalah
pemicu nyeri. Sedangkan penerapan intervensi salah satu metode yang paling umum dari terapi
perilaku kognitif pada lansia kurang efektif, komplementer yang dapat menurunkan nyeri12.
karena pada lansia terdapat faktor-faktor yang Manfaat footmassage dapat memberikan block
dapat mengganggu seperti defisit kognitif, pada transmisi nyeri, dan mengaktifkan
depresi berat 9. endorphine atau senyawa penawar alamiah
Terapi alternatif untuk mengurangi nyeri pada dalam sistem kontrol desenden dan membuat
rheumatoid arthritis dilakukan stimulasi relaksasi otot sehinga nyeripun berkurang.
kutaneus yang merupakan metode noninvasif METODE
dalam mengatasi nyeri pada lansia9. Stimulasi Jenis penelitian yang digunakan dalam
kutaneus merupakan stimulasi kulit yang penelitian ini adalah metode pre-eksperimental
dilakukan untuk menghilangkan nyeri, bekerja dengan pendekatan One Group Pretest-Posttest
dengan cara mendorong pelepasan endorphin, Design tanpa kelompok kontrol. Populasi dalam
sehingga memblok transmisi stimulus nyeri. penelitian ini adalahadalah lansia yang
Cara lainnya adalah dengan mengaktifkan mengalami Rheumatoid Arthritis di Panti Sosial
transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih Rehabilitasi Lanjut Usia dan Pemeliharaan
besar dan cepat, sehingga menurunkan transmisi Makam Pahlawan berjumlah 150 orang. Sampel
nyeri melalui serabut saraf C dan A-delta penelitian dari bulan januari- februari 2018
berdiameter kecil sehingga menutup gerbang sebanyak 38 orang. Pengambilan sampel pada
sinap untuk transmisi impuls nyeri11. penelitian ini menggunakan teknik purposive
Sentuhan dan Massage merupakan teknik sampling, Adapun kriteria yang ditentukan
integrasi sensori yang mempengaruhi aktifitas dalam penelitian ini adalah Lansia dengan
sistem saraf otonom. Apabila individu tingkat nyeri ringan dan sedang, belum
mempersepsikan sentuhan sebagai stimulus mengkonsumsi obat analgesik dan yang sudah
untuk relaks, maka akan muncul respon mengkonsumsi obat analgesik setelah 2 jam,
relaksasi. Relaksasi sangat penting dalam usia > 60 tahun, tidak mengalami penurunan
membantu klien untuk meningkatkan fungsi kognitif dan mental, tidak memiliki luka
11
kenyamanan dan nyeri yang tak berkesudahan . terbuka atau kerusakan pada kaki. Sehingga
Massage kaki (foot massage) pada kaki sampel dalam penelitian ini berjumlah 22 lansia.
membantu dalam pembangunan kembali Instrument yang digunakan untuk mengukur
keseimbangan pada tubuh, hal ini juga nyeri menggunakan kuesioner skala Numeric
Rating Scale (NRS) dan untuk massage mengalami rheumatoid arthritis sebelum
menggunakan prosedur kerja Foot Massage dilakukan foot massage memiliki skala nyeri 5,
Pengukuran skala nyeri dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan foot massage sebagian
dilakukan massage, kemudian dilakukan foot (45,5 %) lansia memiliki skala nyeri 3.
massage 1 kali sehari pada pagi hari dengan Tabel 2
Tingkat Nyeri Sebelum Dan Sesudah
durasi 20 menit selama 5 hari berturut-turut.
Dilakukan Tindakan Foot Massage
Setelah foot massage hari ke 5 dilakukan post n = 22
test untuk mengukur skala nyeri setelah
Tingkat Sebelum Sesudah
dilakukan foot massage. Nyeri F % F %
Analisa data menggunakan Wilcoxon sign rank Tidak 0 0,0 8 36,4
nyeri
test, karena hasil uji normalitas data Nyeri 9 40,9 13 59,1
menggunakan Shapiro wilk, didapatkan hasil pre ringan
Nyeri 13 59,1 1 4,5
test 0.000 dan post test 0.000 yang artinya data sedang
tidak berdistrusi normal. Nyeri 0 0,0 0 0
berat
Total 22 100,0 22 100,0
HASIL Sumber data primer, 2018
Hasil penelitian dapat dilihat melalui tabel Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa
menimbulkan peningkatan suhu di area gosokan Hal ini sebagaimana dengan penelitian yang
yang mengaktifkan sensor syaraf kaki sehingga dilakukan oleh13 dalam penelitiannya tentang
terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan getah efektifitas foot massage terhadap nyeri pada
bening yang mempengaruhi aliran darah pasien dengan masalah musculoskeletal hasil
meningkat, sirkulasi darah menjadi lancar, penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh
pasokan oksigen ke jaringan yang inflamasi foot massage terhadap nyeri . Penelitian tersebut
menjadi adekuat sehingga dapat menurunkan membuktikan bahwa terapi foot massage dapat
nyeri. Foot massage memperbaiki sirkulasi digunakan untuk menurunkan nyeri, termasuk
darah pada otot sehingga mengurangi nyeri dan nyeri kronis seperti nyeri punggung dan sendi
inflamasi. lutut.
Perubahan nyeri yang terjadi pada responden Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 diatas,
dalam penelitian ini menunjukan bahwa dapat diketahui bahwa ada pengaruh skala nyeri
penurunan nyeri sangat bervariasi. Hasil evaluasi sebelum dan sesudah dilakukan foot massage.
menyatakan bahwa lansia mengatakan lebih Diperoleh mean sebelum dilakukan foot
nyaman setelah di pijat, nyeri dan kaku massage3.73 sedangkan setelah dilakukan foot
berkurang. Pijat kaki adalah sebuah teknik massage didapatkan hasil mean 1.82, dengan
dimana kedua kaki orang yang akan dipijit nilai z -4.030 artinya terdapat penurunan yang
dipegang dengan beberapa posisi berbeda, signifikan.
dipijat-pijat dengan lembut dan beraturan untuk Mekanisme foot massage yang dilakukan pada
mengetahui respon relaksasinya. kaki bagian bawah dimulai dari pemijatan pada
Foot massage mampu memberikan efek kaki yang diakhiri pada telapak kaki diawali
relaksasi yang mendalam, mengurangi rasa sakit, dengan memberikan gosokan pada permukaan
ketidaknyamanan secara fisik, dan punggung kaki, dimana gosokan yang berulang
meningkatkan tidur pada seseseorang. Foot menimbulkan peningkatan suhu diarea gosokan
massage dapat memberikan efek untuk yang mengaktifkan sensor syaraf kaki sehingga
mengurangi rasa nyeri karena pijatan yang terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan getah
diberikan menghasilkan stimulus yang lebih bening yang mempengaruhi aliran darah
cepat sampai ke otak dibandingkan dengan rasa meningkat, sirkulasi darah menjadi lancar14.
sakit yang dirasakan, sehingga meningkatan Foot massage memperbaiki sirkulasi darah pada
sekresi serotonin dan dopamin. Sedangkan efek otot sehingga mengurangi nyeri dan inflamasi.
pijatan merangsang pengeluaran endorfin, Hal ini sejalan dengan patofisiologi nyeri
sehingga membuat tubuh terasa rileks karena rheumatoid arthritis, dimana nyeri rheumatoid
aktifitas saraf simpatis menurun. arthritis timbul karena adanya inflamasi.